Pada suatu hari, terlihatlah warna biru dan merah. Mereka berbincang-bincang tanpa ingat waktu. Sampai pada akhirnya sang merah berkata—
"Neng, abang eu*e mau, gak?" Tanya Akashi dengan percaya diri.
Yang diajak hanya diam saja. Bukannya ia tidak suka, malah ia sangat benci diperlakukan seperti tadi. Bukannya ini termasuk pelecehan seksual ya?
'Ganteng, sih, tapi kalau orangnya gini ya gak mau, dong.' Batin Tetsuya dalam hati.
"Bang, bukannya mau bikin php, ya, tapi saya itu laki-laki, bang." Tutur Tetsuya memperjelas jenis kelaminnya.
Muka datarnya makin datar sedatar pikiran penganut bumi datar. Intinya, Tetsuya kesal. Sebenarnya, Tetsuya lebih senang dikatai banci daripada perempuan. Katanya, kalau dikatai banci seenggaknya keliatan cowok karena banci gak terlalu mirip cewek.
/serah anying/
"Laki-laki? Bohong, ah, si eneng mah." Jawab Akashi tidak percaya.
Sebenarnya, Akashi mau-mau saja kalau si eneng di depannya ini perempuan atau jadi-jadian. Sama-sama punya lobang ini. Pasti bisa ditusuk, dong.
"Ya terus saya harus terlanjang dulu biar abang percaya?" Tetsuya mulai kesal manteman, buktinya matanya makin besar.
"Eneng mau striptease? Boleh, boleh."
Muka Akashi makin mesum sekarang. Dia ngebayangin se-anu apa Tetsuya kalau telanjang.
Akhirnya, dengan terpaksa Tetsuya mengiyakan, tapi dengan syarat harus ditempat yang Tetsuya mau.
5 bulan berlalu, Akashi keluar dari penjara.
Ternyata, Tetsuya bawa Akashi ke kantor polisi. Awalnya sih Tetsuya bilang mau ambil kunci rumah di kakaknya yang kerja di kantor polisi. Eh, ternyata kelakuan Akashi malah dilaporin ke polisi. Alhasil, Akashi dimasukin ke penjara.
Selama 5 bulan ini Akashi terus nungguin bapaknya yang bakal nebus Akashi. Rasanya lama banget. Ternyata, si bapak di rayu sama Tetsuya biar gak nebus Akashi— walau ujung-ujungnya tetap ditebus.
Sekarang, Akashi dan Tetsuya lagi berhadapan di depan kantor polisi.
"Nah, Tetsuya, sekali lagi berani masukin suami kamu ke penjara, kamu aku kurung sampai mati di rumah." Ujar Akashi yang baru keluar dari kantor polisi.
"Salah Sei-kun sendiri yang tiba-tiba ajak anuan padahal kita masih diluar." Setelah bilang begitu, Tetsuya cemberut.
"Sayang..." Suara Akashi melembut.
Akashi masih ingat dimana ia mengajak Tetsuya buat anu-anu. Pandangan Akashi makin melembut.
"Sekali lagi kamu bilang balkon kamar kita itu diluar, jangan harap bisa liat anime kesukaanmu lagi."
Suaranya lembut, manteman. Tapi sayang, auranya nyeremin tingkat kuadrat.
Dan begitulah, bagaimana keseharian pasangan AkaKuro. Selalu ada perselisihan, selalu ada kekacauan. Hal kecil bisa membuat mereka ribut besar. Mulai dari sempak yang salah posisi saat dijemur, sampai posisi tidur yang kurang efisien.
Intinya, mereka udah nikah.
Wassalam.
