Sumarry: Tidak memedulikan orang lain dan melakukan apapun sesuai apa yang ia inginkan. Gadis manis bersurai merah muda pucat yang ia temui di Shinkasen saat menuju sekolah membuatnya melakukan sejauh ini. Memanfaatkan sang adik yang memiliki jantung lemah ketika dirinya sendiri hampir tak tertolong. /"Kalau bisa aku ingin tetap hidup."/
.
.
.
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Story by: Akasuna Sakurai
Warning: OOC, GAJE, DLDR.
.
.
.
Between Us
.
.
.
Hate
.
.
.
Aku selalu berbuat sesukaku,
Sampai hari di mana aku bertemu gadis itu,
Aku bahkan rela melakukan hal jahat pada adikku sendiri,
Ya, semua ini karena aku tidak ingin meninggalkan dunia ini tanpanya.
.
.
.
Di dunia ini yang menang adalah yang berkuasa. Dan yang kuat yang membawa harapan. Setidaknya itu sudah tertanam di dalam dirinya sejak kecil. Ditambah lagi tunangannya juga dari keluarga yang memercayai hal yang sama. Meskipun belum ada cinta yang terpenting adalah tugas sebagai pewaris harus terpenuhi.
Pria tampan dari keluarga terpandang, Itachi Uchiha selalu menganggap kehidupannya terlalu mudah. Lahir sebagai anak pertama dengan keadaan yang normal dan sehat, juga tumbuh dalam lingkungan yang serba ada. Ayah dan ibu yang mengharapkannya, juga seorang adik yang tidak seberuntung dirinya. Dengan keadaan adiknya yang tidak seberuntung dirinya, ia tidak perlu bersaing lebih dengan sang adik apalagi ayah mereka sudah menunjuknya sebagai pewaris sah ketika adiknya divonis memiliki jantung lemah dan tidak boleh capek.
Semua berjalan lancar-lancar saja meskipun dirinya tahu bahwa sang adik membencinya. Karena dirinya jugalah sang adik tidak mendapat perhatian sang ayah. Ayah mereka hanya membiayai pengobatan tanpa pernah memandangnya. Mungkin terdengar kejam tapi pengakuan adalah segala-galanya dalam keluarga mereka dan Itachi bangga memilikinya.
Di sekolahnya, Itachi juga sangat populer dan memiliki fans club sendiri meskipun ia masih kelas dua. Prestasi gemilangnya dalam hal pelajaran dan olahraga juga membuat para guru bangga. Tunangannya memang masih bersekolah di sekolah dasar jika saja ia bersekolah di sekolah umum. Namun karena home schooling ia sudah memelajari pelajaran setingkat SMA sama seperti Itachi.
Itachi pernah bertemu beberapa kali dengan tunangannya, terutama di acara-acara penting seperti ulangtahunnya ataupun ulangtahun tunangannya sendiri. Atau mungkin pesta keluarga? Itachi tidak memersalahkan beda umur mereka yang lumayan jauh. Juga gadis itu cukup manis dengan rambut cokelatnya yang disanggul dengan yukata bermotif Sakura. Meskipun jika melihat kakak tunangannya yang lebih manis daripada tunangannya membuatnya sedikit kecewa, apa boleh buat?
Ah iya, karena hari ini hari minggu Itachi dapat menikmati hari liburnya dengan bermain basket di lapangan dekat rumahnya. Mengingat lapangan yang dibangun di perkomplekan keluarga Uchiha ini hanya Itachi yang memakainya, ia jadi sedikit kesepian karena tidak ada yang bisa diajak main.
"Itachi, dipanggil Tou-san."
Itachi yang merasa familiar dengan seseorang yang memanggilnya, menghentikan kegiatannya untuk melihat seseorang itu. Benar dugaannya, adiknya datang menjemputnya atas perintah ayah mereka. Kalau tidak salah ingat sih hari ini tunangannya akan datang untuk makan malam bersama. Itachi ingin tertawa tiap kali melihat ekspresi kesal adiknya yang lebih dulu berjalan meninggalkannya. Heh, panggilan nama tanpa embel-embel kakak juga membuatnya merasa terhibur.
"Sasuke, kau tidak akan bisa mengalahkanku!" Berniat memanasi sang adik, Itachi berteriak lalu tersenyum simpul setelah melihat langkah Sasuke terhenti. Segera saja ia susul adiknya yang lebih muda dua tahun darinya itu. Lalu berjalan mundur untuk melihat ekspresi adiknya secara langsung. "Untuk mengalahkanku, kau harus kuat. Tapi kau terlalu lemah, Sasuke."
"Teme! Suatu saat nanti aku pasti bisa mendapatkan donor jantung dan mengalahkanmu!" Sasuke terlihat sangat kesal dan meraih baju Itachi, menariknya dan meneriakan isi hatinya tepat di depan wajah sang kakak yang terkejut atas tindakannya. "Aku pasti mengalahkanmu, membalasmu sepuluh kali lipat dari ini, Itachi!"
Itachi segera menapik tangan Sasuke dan membetulkan bajunya yang menjadi kusut karena Sasuke. "Lakukan saja dan buktikan kau bisa, bodoh." Untuk menghindari amukan Sasuke, Itachi cepat-cepat berlari menjauh karena ia tahu adiknya tidak akan ikut berlari mengikutinya. Namun dugaannya salah ketika Sasuke hampir menangkapnya, akhirnya Itachi berlari sekencang yang ia bisa dan meninggalkan Sasuke yang tiba-tiba berhenti dan berlutut di jalan.
Melihat adiknya memegangi dadanya dengan sangat erat, Itachi mulai panik dan segera menghampirinya. Terlihat sekali keringat banyak mengalir dari pelipisnya, juga ekspresi kesakitan yang ditunjukan oleh Sasuke membuatnya merasa bersalah. "Ini bukan salahku. Kau sendiri yang mengejarku jadi terima saja akibatnya!"
"Sudah tahu jantungmu lemah, sok banget mau ngejar aku." Meskipun Itachi terus mengomel dan berusaha membela dirinya sendiri, ia tetap mencoba menghubungi keluarganya untuk menjemput mereka. Itachi tidak mau menggendong Sasuke, bisa-bisa Sasuke melakukan tindakan nekat padanya. Itachi kan selalu meledek Sasuke dan Itachi juga sadar kalau Sasuke membencinya. Akan sangat beresiko meskipun keadaannya memang lebih gawat di Sasuke sendiri.
Tak lama Ibu mereka datang bersama dokter dan perawat khusus yang ditugaskan khusus untuk memantau kesehatan Sasuke di rumah sehari-hari. Pertolongan pertama langsung dilakukan saat itu juga, di tengah jalan komplek. Melihat adiknya yang begitu kesakitan, hati kecil Itachi terasa tercubit, namun ia tidak mau mengakuinya.
"Itachi, apa yang kamu lakukan pada adikmu?" seperti biasa, Ibunya lebih memerhatikan Sasuke daripada Itachi sendiri. Diam-diam Itachi merasa iri pada adiknya yang mendapatkan perhatian lebih dari sang Ibu. Itachi tidak salah, ini semua salah Sasuke sendiri. Dalam hati Itachi ingin membela dirinya namun ia tetap diam karena percuma saja jika itu adalah Ibunya. Dengan mengalihkan wajahnya ke arah lain ia pikir bisa membuat Ibunya tidak terus-terusan menatapnya marah. Tapi yang ia dapat adalah tamparan dan itu menyakitkan.
"Kenapa Kaa-san selalu membela Sasuke? Aku kan juga anak Kaa-san!" Setelah mengatakannya Itachi berlari pulang lebih dulu meninggalkan Ibunya yang terlihat kaget atas apa yang baru saja terjadi.
Bagi Itachi, dirinya adalah anak sempurna yang seharusnya lebih diperhatikan daripada adiknya yang cacat. Itachi bisa melakukan apapun. Itachi bisa membuat bangga kedua orangtuanya dengan prestasinya di sekolah. Seharusnya Itachi lah satu-satunya yang mendapat perhatian dari semua orang dan orang lemah lebih baik mati saja!
"Hiks baka! Aku tidak menangis, aku kuat!" Sambil berlari Itachi menangis. Tangan kirinya ia tempelkan pada kening untuk menyembunyikannya dari para pelayan. Itachi juga sadar dirinya sudah enambelas tahun dan tidak pantas menangis. Jujur saja Itachi merasa kalah dari Sasuke dalam urusan menyembunyikan tangis.
Begitu memasuki kamarnya, Itachi segera menguncinya rapat-rapat dan menghempaskan tubuhnya pada ranjang. Menangis sepuasnya, berteriak pada bantal dan terus melakukannya hingga tanpa sadar ia tertidur. Bangun-bangun ia mendapati Ibunya sedang membelai rambutnya dengan lembut. Lagi-lagi pintu kamarnya dapat dibuka dengan mudah. Mereka selalu siap kunci cadangan atau akan mendobraknya kalau memang perlu. Itachi tak suka itu meskipun saat-saat di mana sang Ibu membelai rambutnya adalah saat yang sangat dinantikannya.
Dengan duduk di atas kursi roda, adiknya menatapnya dengan tatapan kosong. Ayah mereka datang beberapa saat kemudian, mendorong kursi roda adiknya dan menyuruhnya meminta maaf. "Sasuke, minta maaf pada kakakmu."
"Kenapa ..."
"Sasuke." Ibu memanggil nama Sasuke dan membuatnya terlihat akan menangis di atas kursi rodanya.
"Hari ini ada makan malam penting. Kamu sudah merusak mood Itachi, minta maaf lah." Itachi merasa senang atas pembelaan dari sang ayah, meskipun dalam hatinya merasa sakit melihat adiknya yang kini sedang mengepalkan kedua tangannya.
"Nii-san, maaf." Suara Sasuke begitu kecil saat mengatakannya, namun ia sudah mengatakannya.
"Itachi." Saat sang ayah memanggil namanya, Itachi sadar bahwa ia harus merespon Sasuke.
"Aku memaafkanmu. Lain kali jangan memaksakan diri seperti tadi." Itachi mengalihkan pandangannya sekali lagi. "Kau merepotkanku."
"Aku mengerti." Gumam Sasuke yang semakin merunduk.
Keadaan akan hening kalau saja Ibunya tidak menghampiri Sasuke dan meninggalkan Itachi di ranjangnya. "Kamu masih demam, lebih baik di kamar saja."
Sedangkan sang ayah; "Bersiaplah untuk makan malam." Mengatakan tugasnya hari ini.
Meskipun perhatian sang ayah hanya tertuju pada dirinya tetap saja Itachi merasa jauh dari sosok itu. Apalagi sang ibu yang lebih memerhatikan Sasuke. Itachi benar-benar merasa kesepian namun berusaha ia tepis dengan kata-kata andalannya;
'Aku adalah satu-satunya harapan mereka.'
Dengan begitu Itachi merasa sedikit lebih baik. Mengabaikan para pelayan yang menunggu perintahnya, Itachi segera memasuki kamar mandinya. Mereka juga pasti tahu sendiri tugas mereka apa. Itachi tidak perlu repot mengatakan kebutuhannya untuk makan malam nanti. Lagipula guyuran air dari shower sedikit mendinginkan kepalanya.
Tugasnya bukan memikirkan apa pendapat oranglain. Tapi bersikap selayaknya seseorang yang pantas untuk menyandang hak waris di masa depannya. Ketika keluarga tunangannya datang Itachi hanya perlu tersenyum ramah dan menyambut mereka, dengan begitu mereka akan senang padanya.
"Sasuke-kun tidak ikut makan malam?" Mood Itachi kembali runtuh ketika kakak dari tunangannya menanyakan keberadaan Sasuke. Gadis manis bersurai biru kehitaman itu lebih memilih memerhatikan keabsenan Sasuke daripada keberadaan Itachi yang duduk berhadapan dengannya.
"Sasuke sedang demam, Hinata." Ibu menjelaskan keadaan Sasuke saat ini dan membuat Hinata ingin menjenguknya. Dan tunangannya, Hanabi juga menyetujui keinginan kakaknya itu. Setelah makan malam berakhir mereka mengunjungi kamar Sasuke. Itachi hanya membuntuti mereka tanpa banyak berkomentar.
Malam itu Itachi semakin merasa benci pada adiknya.
.
.
.
To Be Continue
.
.
Uhm, gomen na.. fanfic baru, ide ini udah dari 2012 sih, Cuma di rombak. Gimana menurut kalian? Itachi dan Sasukenya?
Chp 1-nya?
Kalo gak males chp 2nya update lusa mungkin :D yoroshiku!
.
Review?
