Tubuhmu membeku. Kau terus menggigil meski merengkuh kehangatan. Jari-jarimu menari tak tentu arah, lantas berteriak.
Mereka membenciku
Meski kau bodoh. Meski kau terkapar tak berdaya. Meski kau terus menangis hingga kedua bola matamu menggelinding di tanah.
Lihat aku! Lihat aku! lihat aku!
Kehangatan itu tabu bagi kelamnya dunia. Suara-suara bodoh yang terus terpecah di dunia yang luas namun begitu sempit ini mengiris jiwa. Kau takut akannya.
Karena aku tak bersamanya
Jika merenung lantas meraih pisau adalah rutinitasmu. Kenapa kau berlari begitu tangan hangat itu hendak menggenggam ujung nyawamu?
Aku masih menunggu ...
Suara mereka begitu memekakkan telinga. Kau hanya bisa menjerit-jerit tanpa suara. Siapapun tolong hentikan. Bungkam mulut mereka!
Aku membencinya ... namun
Ya, kau tahu itu.
karena aku tak bersamanya
