Di siang hari yang sangat panas, anggota mekakushidan mengadakan rapat. Pada saat itu hanya satu orang yang hanya dapat memperhatikan dari sebuah layar kacil, Ene. Sebuah program yang datang dari E-mail misterius dan ia tinggal di komputer Shintaro, seorang Hiki-Neet.
Tidak bisa melalukan apapun kecuali memberi dukungan. Kadang Ene hanya bisa percaya bahwa dirinya bisa membantu. Terus begitu sampai pada akhirnya sebuah masalah terjadi.
"Ene-chan ! kenapa kau bengong ?" tanya Momo yang menjadi adik shintaro.
"ah, tidak ! aku hanya…" ucapan Ene terpotong. Ia menatap Konoha yang selalu tidak mengerti. Konoha adalah Kokonose Haruka, teman Ene atau lebih tepatnya Enomoto Takane. Konoha mengalami Amnesia sehingga tidak bisa mengingat Ene lagi.
"Ene-chan…" Momo mulai berucap lagi.
"maaf… aku harus pergi dulu…" ujar Ene kemudian pergi dari layar Handphone Shintaro. Momo hanya bisa menghela nafas panjang.
"ada apa Momo ?" tanya Mary.
"sikap Ene akhir-akhir ini aneh…" jelas Momo. Shintaro yang tadinya hanya terdiam ikut membahas apa yang di bicarakan Momo.
"mungkin karena semalam ya ?" ucap Shintaro.
"ada apa ?" tanya Momo dan Mary berbarengan.
"tengah malam ia menangis setelah membuka sebuah E-mail yang entah apa itu." jelas Shintaro.
"E-mail ?" Momo mulai kebingungan. Konoha memperhatikan Momo, Shintaro, dan Mary yang sedang berbicara. Ia juga memperhatikan Handphone Shintaro. Tidak ada gadis berambut biru di dalamnya.
Sementara itu di dalam berbagai macam sirkuit dan program-program tempat Ene tinggal, Ene sedang menyendiri tanpa muncul kelayar mana pun. Pada tengah malam setelah ia membuka E-mail itu, ia tidak sengaja bertemu dirinya sendiri sebagai Enomoto Takane. Takane memarahi Ene karena ia telah merebut kehidupan Normal Takane dan Haruka. Ene hanya bisa terdiam.
Kembali kepada tempat mekakushidan, disaat itu Momo yang sedang di landa rasa khawatir terus mempertanyakan keadaan Ene, sahabatnya itu.
"Onii-chan, tidak bisakah kau panggil Ene-chan ?" Tanya Momo.
"jangan bodoh… aku berbicara kepada Handphone-ku sendiri adalah tindakan gila." Ujar Shintaro cuek.
"ada apa ribut-ribut ?" tanya Seto.
"Ene-chan bertingkah aneh…" ujar Momo.
"memangnya ada masalah apa ?" tanya Hibiya.
"gadis itu memang aneh, biarkan saja." Jelas Shintaro.
"mungkin ia sedang melakukan pencarian." Ujar Kano santai.
"jangan mempersulit masalah Kano." Ujar Kido. Konoha tetap terdiam sampai akhirnya ia memutuskan untuk mencari udara segar.
"aku… ingin cari udara segar." Ujar Konoha. Semua memperhatikan konoha.
"boleh saja." Ucap Kido. Konoha berdiri dan pergi dari ruangan itu. dan setelah Konoha keluar, anggota mekakushidan masih membicarakan Ene.
Konoha merasakan ada yang aneh setiap kali bertemu Ene. Entah itu suka, duka atau apalah. Itu membuat Konoha sedih setiap menatap gadis periang itu. seakan Konoha bisa melihat isi hati Ene. Kada Konoha bergumam "kenapa gadis itu terus tersenyum meski banyak masalah menimpanya ?" Kepada hatinya. Hari ini pun, konoha merasakan hal aneh juga.
"hei, kita bertemu lagi…" ucap seseorang.
"kau…" konoha menatap kesal orang yang mengajaknya bicara. Black Konoha itu adalah seseorang yang mengetahui masa lalunya tetapi ia menolak memberitahu.
"ada masalah apa ?" tanyanya.
"tidak ada." Tukas Konoha.
"kenapa kau seperti bersedih ?"
"bukan masalahmu."
"apaan sih ? bukan masalahmu ? tidak mungkin. Ini masalah kita berdua. Bahkan gadis berambut biru itu." ujar Black Konoha. Konoha membuka matanya lebar-lebar. Apa masalahnya dengan gadis bernama Ene itu ? apakah ia juga mengetahui masalah ini ? pandangan Konoha memutih ditengah pikirannya yang berputar-putar membicarakan Ene.
"apaan sih !" ucap seorang gadis berambut hitam dan di kuncir dua itu, Enomoto Takane. Konoha yang pada saat out Kokonose Haruka tersenyum geli.
"Ah, tidak kok !" jelasnya. Haruka menatap wajah Takane yang berubah merah. Dan ia tertawa pada saat itu.
Hembusan angin membelai rambut Haruka. Berbagai kata berada di otaknya. Haruka membuka matanya. Ia menatap seorang gadis, Takane, yang sedang tersenyum riang. Gadis ini meski pemarah tetap baik hati. Senyumannya yang bagai matahari telah memberikan semangat bagi Haruka.
"aku berharap kita terus seperti ini." Kata-kata itu terlintas di benak Haruka.
"Apa-apaan cowok itu !?" Takane sedang marah-marah sendiri dikoridor bersama Haruka. "dasar menyebalkan Cowok sinis itu (Shintaro) dia pikir siapa dirinya !?" lanjut Takane.
"sabar Takane." Ucap Haruka hanya bisa tersenyum. "tapi meski begitu, Takane hebat lho !"
"eh ! apa ?" Takane terkejut.
"bisa menciptakan Game yang sangat menyenangkan." Ujar Haruka.
"hem…" Takane Berdehem.
"bersenang-senang… itu sangat hebat.." kemudian Haruka melanjutkan. "tersenyum bercanda ria… bersama Takane." Haruka melipat tangannya di belakang punggungnya. "aku bahagia, itu sudah cukup." Jelas Haruka. Bagi Haruka, waktunya bersama Takane pasti akan terlewati dengan cepat. Ia ingin terus bersama Takane selamanya.
"jangan bodoh.." ucap Takane yang mulai tersenyum. "itu belum seberapa ! kebahagiaan lainnya masih menunggu !" jelas Takane tersenyum lebar. "ya, kan !?"
Haruka hanya bisa menatap gadis itu. selalu tersenyum dalam masalah apapun, sedangkan Haruka hanya bisa tersenyum untuk menjadi kenang-kenangan di masa-masa terakhirnya. Kadang kata-kata Takane tidak bisa ia mengerti, oleh karena itu Haruka selalu bersama Takane untuk mengetahui jawabannya.
"hei ?" Takane tetap tersenyum.
"yup ! kau benar. Ini adalah janji ! kita akan terus bersama dan juga terus bahagia bersama." Ujar Haruka. Ia melakukan janji jari kelingking bersama Takane. Jari mereka saling berkaitan tanda janji selamanya. Takane benar, banyak hal yang tidak boleh terlewatkan bahkan pada saat bersama Takane. Janji adalah janji. Mereka tersenyum dan bercanda ria bersama.
Haruka membuka matanya. Tangannya mencoba meraih sesuatu yang tidak bisa ia mengerti di ruangan itu. ia sedang berada di rumah sakit.
"aa, apa ? sesuatu apa itu ? masa- masa seperti apa itu ? aku tidak mengerti. Lebih baik lenyap." Jelasnya tetap memandang tangannya. Sedangkan sebelah tangannya yang lain mengepal kuat, Haruka mulai tersenyum. "apaan sih ? kok aku jadi aneh ? masa-masa yang tidak berguna lebih baik lenyap. Cukup lenyap dan tidak kembali lagi. Ya, kan ?" Haruka menurunkan tangannya kesebalh kepalanya dan senyumannya menghilang. "sakiit… sakiit… rasa sakit ini… tolong lenyapkan aku… tidak ada yang membutuhkanku… kan ….Takane. " Diakhir kata-katanya, Haruka membayangkan ucapan Takane.
"masih banyak keahagiaan lainnya." Takane tersenyum lebar dalam ingatan Haruka. "janji ?" tanya Takane.
"janji !" jawab Haruka tersenyum membalasnya. Haruka membuka lebar matanya dan menatap jari kelingkingnya yang menjadi tanda perjanjian bersama Takane. Haruka mulai menangis. Ia ingat bahwa banyak hal yang ingin ia ketahui bersama Takane. Tekadnya untuk lenyap menghilang digantikan dengan tekadnya untuk hidup. "aa, aku tidak ingin mati… aku masih ingin bersama Takane. Takane, Tolong." Ia berpikir begitu. "Takane… Tolong, aku ingin bersamamu." Tangan Haruka mulai bergetar. "Takane, bantu aku… Tolong… Takane…" tangisnya semakin menjadi-jadi. "…aku ingin bersamamu." Kata-kata itu adalah kata-kata terakhir Haruka di ruangan itu.
"benarkan, Konoha ?!" Black Konoha mulai menekan Konoha. Konoha mengepalkan tangannya. "waktumu bersama mereka yang kau sayangi telah terlewatkan… kau memang payah… berusaha menolong mereka dengan cara seperti itu." ujar Black Konoha.
"Hentikan." Ucapan itu adalah ucapan Konoha dan Haruka. Black Konoha mulai terdiam, ia tercengang menatap Konoha. Konoha mulai menangis, ia menangis. Konoha yang tidak mengerti menatap tangannya yang basah terkena air mata. Tangannya terus gemetar.
"ke…kenapa ?" Konoha terus bertanya-tanya. "jawab aku ? tolong… Takane… Siapapun, jawab pertanyaanku…" ucapnya terus menangis tersedu-sedu. Ia terus mengingat dan mengingat, masa-masanya bersama Takane. Tersenyum bercanda ria, hanya bersama gadis itu. gadis yang telah membangkitkan semangat Hidup Haruka. "Takane…kau dimana ?" Konoha terjatuh dan masih terus menangis.
Black Konoha hanya bisa menatap Konoha yang bergumam sendiri bersama kesedihannya. Black Konoha mengepalkan tangannya dan menatapnya.
"kau benar… mungkin aku terlalu berlebihan… aku, akan membantumu." Ujar Black Konoha tersenyum sedih kepada Konoha. "aku terlalu egois, tetapi akhirnya aku berhasil mengingatkanmu kan ?" ucapan Black Konoha membuat Konoha menatapnya dengan terkejut. "terima kasih, karena telah mendengarkan kata-kata kasarku… Haruka."
Pandangan Konoha kembali memutih. Saat Konoha membuka mata, berbagai serpihan bermunculan dan membuatnya kembali menjadi Haruka. Disaat itu ia menatap Ene yang tersenyum kepadanya. Ene tahu bahwa sebenarnya Konoha adalah Haruka, dan Ene berubah menjadi Takane. Takane menatap Haruka dengan senyuman diwajahnya, ia memegang tangan Haruka. Haruka juga kaget dengan itu. sentuhan Takane yang hangat dan senyumannya yang membangkitkan semangat.
"Hei, ayo lihat kebahagiaan bersama-sama." Ucapan Takane terdengar. Haruka mulai Kembali menangis. Takane terus tersenyum. "Haruka." Ucap Takane. Dan mereka kembali bersama.
Konoha masih menangis dan menyebutkan sebuah kata-kata. "Taka…ne…" ucapnya. Sebuah kata terlintas di benaknya. "kau… melupakan memori waktumu."
Ene tahu alasannya selalu menjahili Shintaro. Ia tidak pernah melupakan bagaimana caranya ia bisa berada di Komputer Shintarou pada saat itu. dan tekad kuatnya itu, ia tidak pernah lupa.
"ini dimana ?" Ene mulai bertanya-tanya. Diruangan penuh angka dan kata-kata itu ia berada. Penuh bentuk dan tempat yang tidak bisa ia mengerti. "ini dimana ? aku dimana ?" Ene tetap bertanya-tanya. Ia menuju berbagai tempat yang tidak ia mengerti. Sampai pada akhirnya ia menemukan sebuah tulisan bertulis [ Jawaban Transparan ] di depannya. Ia menyentuh tulisan itu dan ia melihat seorang gadis membelakanginya.
"Ayano… Tateyama Ayano…" ucapnya.
"teruslah bersemangat, karena aku juga berjuang bersamamu." Itulah kata-kata terakhit Ayano yang bisa diingat Ene. Ayano adalah sahabat yang selalu mendukung Takane.
"kenapa ? ada apa ?" Ene hanya bisa menatap Ayano sedih. Ia melihat seluruh cerita ayano. Ia selalu bersama Shintaro layaknya Takane bersama Haruka. Bahagia dan terus tersenyum meski Shintaro salalu menolak keberadaannya. Ene menutup mata begitu melihat ayano yang sedang berada di atas gedung sekolahnya. Bersiap untuk mengakhiri penderitaan. Ene tersenyum. "hei, Ayano…kita selalu bersama kan ? bersama ?" Ene tersenyum sedih menatap gambaran ayano. Ia kemudian menutup mata mendengarkan kata-kata Ayano.
"aku tidak apa-apa. Meski keberadaanku di tolak, kau tetap terus bersamaku kan ?" ayano tersenyum manis. Ia terus bersama Shintaro. Dan dengan tatapan sdih Shintaro kadang menatap Ayano begitu.
"jadi, kau masih bisa tersenyum secerah itu ya…" ucap Ene sedih. Ene teringat Haruka yang selalu tersenyum manis kepadanya layaknya Ayano tersenyum kepada Shintaro.
"Takane." Haruka tersenyum kepadaku. Ene mulai merasa sesak dan akan menangis.
"Haruka…" Ene bergumam memanggil Haruka. "kau benar. Kita sama-sama berjuang." Ene menatap shintaro yang menangis karena kematian Ayano. "kita sama-sama bersedih… aku akan menghiburmu." Ucap Ene.
Shintaro menatap Layar Komputernya dengan Kaget begitu mendapati ada sebuah Program terinstall di komputernya. Ene tersenyum kearah Shintaro. Shintaro yang terkejut memegang layar Komputernya dan Ene juga menyentuh layar Komputer Shintaro sehingga mereka terlihat saling bersentuhan. Ene terus tersenyum. "kau tidak perlu bersedih lagi… aku bersamamu." Ucap Ene.
Gelembung-gelembung air itu bermunculan dari bawah dan Ene yang akan menuju kebawah membuka matanya. Di bawah sana sangat gelap. Dari salah satu gelembung itu ada yang terdiam tidak bergerak, Ene menyentuhnya. Dan berbagai Kata-kata Terserap Oleh Ene dan Ene semakin turun kedalah Kegelapan itu.
Terasa sesak. Black Konoha yang sedang berdiri di tengah jalan itu merasakan sesak yang sangat parah. Setelah masalahnya bersama Konoha selesai, ia merasakan sesuatu yang aneh. Ia mengangkat kepalanya dan mendapati Shintaro yang berdiri menatapnya kaget. Black Konoha terkejut begitu tahu Shintaro bisa melihatnya. Ia teringat Konoha yang membicarakan tentang mata itu. melihat berbagai kenangan mekakushidan dari Konoha, Black Konoha kemudian tersenyum.
"benar juga…"pikirnya. Ia hanya tersenyum mengingat bahwa mungkin saja Konoha telah kembali menjadi Haruka dan sekarang dirinya harus segera di lenyapkan.
"konoha… kau kenapa ?" tanya shintaro mulai khawatir. Black Konoha hanyalah sebuah kenangan masa lalu yang hanya bisa di lihat oleh Konoha. Black Konoha memunculkan sebuah pistol. Ia mengingat sosok Takane yang secerah mentari membangkitkan Tekad Haruka untuk terus hidup.
"hei, Konoha." Ucap Shintaro.
"aku sekarang sudah tidak di perlukan lagi…" Black Konoha mengarahkan pistolnya ke kepalanya. "bahkan gadis sirkuit itu…" ucapnya mengingat Ene yang adalah Takane yang membangkitkan Shintaro dari kesendiriannya.
"apa maksudmu ?" tanya Shintaro.
"tidakkah kau ingat !? gadis Sirkuit itu… Takane !?" Black Konoha berteriak kepada shintaro.
"Ene…" ucap Shintaro mencoba mengingat. "Takane… Ene…" ucapnya. Ia mengingat masa-masanya yang lalu. Disaat Takane Bersama Haruka, Ayano yang mencoba menemaninya, dan hari disaat ia ingin melenyapkan diri. "Konoha… tunggu…" ucapnya. " HARUKA… TUNGGU !" teriak Shintaro mencoba menghentikan Black Konoha.
"apa ?" Black Konoha terkejut. Ia tetap tidak bisa tinggal oleh karena itu ia tetap bertekad melenyapkan diri. DORR, cipratan darah itu mengenai wajah Black Konoha. Shintaro tertembak, dan ia terjatuh. Black Konoha hanya bisa menatapnya kemudian menangis. "shintaro… Maafkan aku…"
"Onii-chan !" Momo berteriak.
"Shintaro, kau tidak apa ?!" Kido bertanya.
"Hoi, sadarlah shintaro !" ujar Seto.
Sementara itu di tempat Ene berada, Ene sedang terdiam. Tempat berwarna hitam dan merah itu adalah tempatnya sekarang. Berbagai kabel berwarna merah tersambung kepadanya. Rambut ene berubah menjadi hitam dan bajunya juga berubah menjadi hitam. Karena rasa bersalah, Ene telah menjadi Virus komputer yang sulit di hilangkan. Ene membuka matanya dan mata birunya berubah menjadi merah terang. Seringai lebarnya berada di wajahnya. Ia membuat berbagai program menjadi Error dan sulit di buka. Kali ini ia sedang menuju ketempat Shintaro dan yang lainnya.
"Onii-chan, kau tidak apa ?" tanya Momo.
"aku tidak apa…" ucap Shintaro.
"sebenarnya kau kenapa sih ?" tanya Kano.
"sepertinya kepalaku terbentur." Jelas shintaro berbohong. Bersamaan dengan itu, Konoha datang dengan wajahnya yang kusut.
"Konoha kau kenapa ?" tanya Mary mendekati konoha.
"kau terlihat habis menangis…" ucap Kido.
"maaf… aku sedih karena aku mulai mengingat masa laluku." Jelas Konoha.
"masa lalumu ?" Hibiya mulai merasa aneh.
"sudahlah… kau dan Shintaro ini sepertinya habis melewati banyak masalah ya." Ujar seto sambil tersenyum.
"Ene…" ucap Konoha pelan.
"apa ?" tanya Momo.
"apakah Ene sudah kembali ?" tanya Konoha.
"benar juga, Ene belum kembali…" ujar Kido. Kemudian Shintaro mulai mengeluarkan Handphone-nya
"Hei, Ene ! Kau dengar aku ?! Keluarlah sekarang ! aku mau bertanya kepadamu !" Shintaro mulai berteriak kepada Handphone-nya.
"tidak berhasil ya…" kano berucap. Setelah hening sejenak, layar Handphone Shintaro mulai menampilkan gambar yang kurang jelas.
"Ene ?" tanya Shintaro.
"Yup ! Ene disini !" ujar Ene muncul dengan sosoknya yang baru. Kali ini Ene berpindah ke Televisi yang berada di ruangan itu. Ene dengan sosok barunya sedikit membuat kaget anggota mekakushidan.
"Ene…chan…" Momo mulai sedikit gemetar. Konoha dan Shintaro terkejut melihat sosok Ene.
"Ene disini bukan sebagai Program atau anggota ke-6 mekakushidan… tapi sebagai Virus." Ujarnya menunjukkan seringainya yang cukup mengerikan.
END…?
