TSUBASA RESERVOIR CHRONICLE by CLAMP

SELIMUT SALJU by RISA-Alice Vessalius

WARNING(S) OOC, OC, AU

Happy Reading ~

Slama ini aku selalu ingin mengatakan padamu. Satu hal yang sama sekali kau tidak ketahui, dan mungkin juga kau akan kaget jikalau aku mengatakannya. Karena itu, aku menyampaikannya melalui surat ini. Hanya sekedar mengatakan satu kata saja padamu, yaitu 'CINTA'

"Akh, salah! Bukan satu kata, tapi tiga kata!" jerit Sakura stress. Dilihat dari tiga urat yang muncul di keningnya, sangat diketahui kalau dia sangat kesal. "TIGA KATA! Yaitu 'AKU CINTA KAMU!'" lanjut Sakura. Dia segera merobek kertas yang berisi karangannya sendiri.

"Sakura-san, kau kenapa?" seseorang mendekati meja Sakura. Mungkin dua orang gadis cantik. "Kau suka pada seseorang, ya?" ucap Tomoyo. Sahabat dekat Sakura, seketika wajah Sakura memerah.

"Bukan! Kau salah dengar Tomoyo-chan! Yume-san! Jangan salah sangka!" ujar Sakura panik. Namun Tomoyo tersenyum jahil.

"Hihihi, ayoooo Sakura katakan!" paksa Tomoyo, diikuti juga dengan anggukan Yume (OC)

"Bu-bukan!" wajah Sakura bersemu merah. Dia kemudian menjatuhkan dirinya pada kursi milik Yume. "Mana mungkin aku suka pada seseorang." jelas Sakura, namun tatapan matanya berkata lain. Matanya seakan-akan berkata bahwa ucapannya itu salah.

TAP! TAP! TAP! BRAKKK! Pintu terbuka dengan keras. Sakura, Tomoyo, dan Yume hanya memasang pandangan kaget dan penasaran akan orang yang kasar pada barang tersebut, namun mata hijau emerald Sakura berdecak kagum begitu melihat seorang anak laki-laki dengan seragam sekolah dan berambut coklat masuk ke dalam kelas.

"S-Syaoran-kun..." ucap Sakura cukup senang. Syaoran, siswa populer dan merupakan ketua OSIS di SMP Sakura. Dia adalah seorang anak yang sangat sulit ditebak. Terutama Sakura. Dia kadang kala bersifat baik, kadang kala memiliki sifat yang kasar. Sangat aneh di mata Sakura.

Syaoran berjalan melewati bangku Sakura. Matanya tidak sedikit, 'pun memandang Sakura, Tomoyo, maupun Yume, sehingga hal ini membuat Tomoyo sedikit kesal.

"Hei, Syaoran! Kami juga anggota kelas ini! Kenapa kau lewat begitu saja!" bentak Tomoyo.

Syaoran berbalik ke arah Tomoyo. Matanya sama sekali menandakan kemarahan yang sangat besar. Dia kemudian berkata, "Memang itu urusanku." Syaoran tersenyum jahat, "Meski, 'pun kalian teman sekelasku, bukan berarti kalau aku teman kalian." ucap Syaoran dingin. Dia kemudian berjalan lagi, lalu mengambil ranselnya. Dia berjalan santai melewati Tomoyo.

"Ma-maaf, Syaoran-san, maafkan atas kelakauan Tomoyo-san tadi." Yume angkat bicara.

"Apa! Kenapa kita yang minta maaf! Dia yang salah!" Tomoyo membalas. Syaoran mendelik.

"Sudahlah, Tomoyo, dia memang orang seperti itu, KASAR!" Sakura melerai Tomoyo yang dari tadi sudah memanas, "Apa pun kelakuan Syaoran, itu bukan urusan kita, karena kita bukanlah TEMAN Syaoran." Sakura menekan nadanya pada kata 'TEMAN' -nya, hal ini cukup untuk membuat Tomoyo tenang.

Sakit...

Rasanya sakit.. Bibir ini berbicara dengan polosnya, tapi kenapa rasanya sakit?

.

.

.

Sakura berjalan dengan polosnya. Jari tangannya terus saja memegang bibirnya yang kaku. Saat ini musim dingin, dan Sakura beruntung karena hari ini salju tidak turun dengan deras, jadi dia bisa bermain menuju taman.

"Wah, pepohonannya indah!" seru Sakura girang. Matanya terus memandang pohon-pohon yang berselimut salju di taman. Tanpa terasa, butiran air mulai turun dari kelopak matanya, "Dingin.. kau juga seperti itu padaku.." Sakura menggenggam dengan erat mantel bulunya sendiri, "Sedingin salju.. kau seperti pohon ini, Syaoran-kun. Berselimut salju.."

"Apa yang kau lakukan di sana?"

Sakura dengan cepat menyeka air matanya. Berharap agar orang tersebut tidak melihatnya menangis.

"Percuma, tahu. Kelihatan, tuh kalau kau menangis!"

Sakura berbalik pada asal sura itu, matanya dengan cepat dapat menangkap sosok dua lelaki yang berjalan di tengah salju juga. "Fay-san? Kurogane-san?" tanya Sakura malu-malu. Fay yang merasa namanya disebut, segera melambaikan tangan.

"Sakura-chan! Sini!"

.

.

.

"Oh.. jadi Syaoran-kun bersikap seperti itu lagi?" tanya Fay memastikan. Sakura mengangguk sedih. "Jahat juga, ya?" Fay tertawa santai, "Menurut Kuropon bagaimana?" tanya Fay ke Kurogane.

"Oi, jangan panggil nama itu!" protes Kurogane. Sakura tertawa.

"Fay-san, tidak usah panggil Kurogane-san dengan nama seperti itu.." saran Sakura sambil menahan tawa.

"Tuh, kan? Hanya kau yang tidak waras memanggilku begitu." Kurogane membenarkan Sakura, sedangkan Fay tertawa.

"Sakura-chan, kami 'kan sudah akrab, jadi itu adalah panggilan akrab buat KUROPON." Fay santai membalas. Kali ini Sakura tersenyum tipis, "Kau masih sedih?" tanya Fay. Sakura mengangguk.

"Rasanya aku ingin akrab dengan Syaoran, tapi.."

PUK! Fay membelai rambut Sakura. "Manusia pasti berubah karena sebab. Asal kau tahu, dulu itu Syaoran orangnya baik."

Sakura menatap Fay heran, "Baik?"

"Iya. Aku dan KUROPON, 'kan adalah teman lamanya!" Seru Fay.

"Oi, jangan memanggilku dengan nama itu!" teriak Kurogane.

"Tapi.. kenapa?"

"Karena beberapa masalah, mungkin?" Fay mengangkat tangan, dia kemudian tersenyum, "Sakura-cahn, kau suka dengan Syaoran, ya?" Fay menebak, dan tebakannya membuat rona merah di wajah Sakura.

"Su.. suka? Siapa yang bi-"

"Jangan berbohong, tidak baik kalau membohongi diri sendiri, loh!"

Sakura merasakan kalau dia menangis lagi. Matanya kini berwarna keruh. Kebohongan selama ini ternyata hanya membawanya pada kata 'penyesalan'. Yah, karena tidak mungkin manusia membohongi dirinya sendiri.

"Huu.. aku.. aku terpaksa.." Sakura terduduk di tengah salju itu, tapi dia kemudian dikagetkan dengan handphone Kurogane yang berbunyi.

"KUROGANEEEE! KENAPA KAU LAMA SEKALI! AKU CAPEK MENUNGGU, TAHU!" Suara dari sebrang telpon membuat Sakura, Fay, dan Kurogane kaget. Ternyata itu adalah suara Tomoyo.

"A-aku lupa! Kau sekarang di mana, Tomoyo!" balas Kurogane panik.

"AKU ADA DI TOKOH MAINANNNN CEPAAT!"

Tomoyo menutup teleponnya.

"Wah kencan, ya?" tebak Fay, "Akuy ikut, ya!"

"Apa! Kenapa kau ikut dikencan orang!"

"Hehehe, kita teman' kan?"

"TIDAKKKK!" Kurogane berlari secepat mungkin, dan Fay juga ikut mengejarnya.

"Kuropon tunggu~"

Tinggal Sakura yang sendiri..

"Jangan membohongi perasaan sendiri.'"

Sakura menyeka air matanya, dia kemudian tersenyum, "Benar. Aku tidak akan membohongi perasaanku lagi!" seru Sakura. Segera dia pergi meninggalkan taman.

.

.

.

"Hihihi, jadi benar, ternyata dia juga menyukai Syaoran. Mulai sekarang, kita bersaing, SAKURA."

TO BE CONTINUED..

Hueeee... Saya mau coba-coba buat fanfic dari fandom Tsubasa! Maafkanlah kesalahan saya.,,,, TAT

Ini adalah fic pertama saya di fandom ini, jadi bagi author yang sudah berpengalaman, saya minta reviews – nya sebagai pembelajaran buat saya .. ^^'