HARD LIFE and LOVE
Disclaimer : Belong to SM, God, and theirselves :D This story is mine.
Author : Lee Rae Ra / Iqlima
Genre : General, Romance
Rate : T
Length : Sequel
Summary : Sungmin adalah anak bungsu dari Presiden Direktur Tan Group. Manja sekali dan sangat sombong. Tapi di saat dia bertemu Kyuhyun, seorang penyanyi di cafe, dia jatuh cinta pada Kyuhyun. Untuk mendekati Kyuhyun, akhirnya dia menyamar menjadi orang yang tidak punya. KyuMin Genderswitch! Ada ZhouRy, SiBum, 2Min tapi hanya sebagai selingan saja :D
AN : Yak author pabo. ROOMMATE aja belum selese kenapa malah bikin fanfic ini? Author ngebet banget soalnya bikin fanfic ini -_- Semoga readers puas ya..
"AKU TIDAK MAU SEPATU YANG INI! GANTI SEKARAAAAAANG!"
Teriakan seperti itu sudah sangat sering terdengar di rumah mewah keluarga Tan. Keluarga Tan adalah keluarga yang mempunyai perusahaan paling besar di Korea dan China. Presiden Direkturnya adalah seorang China yang bernama Tan Hangeng. Istrinya bernama Tan Heechul.
Mereka berdua adalah kompilasi yang sangat klop. Karena induk perusahaan Tan Group ada di China dan Korea, maka mereka berdua pun berbagi tugas. Hangeng bekerja di China sedangkan Heechul bekerja di Korea.
Mereka berdua mempunyai tiga anak. Anak pertama mereka bernama Zhoumi. Tampan, tinggi, cerdas, berkepribadian baik, ulet, pekerja keras, dan sepertinya semua sifat yang baik ada di diri Zhoumi. Zhoumi berumur 25 tahun dan sudah bertunangan dengan seorang gadis cantik asal China, Henry. Zhoumi bekerja sebagai Wakil Direktur Tan Group yang ada di China, membantu Ayahnya.
Anak kedua mereka juga laki-laki bernama Siwon. Sifatnya tak jauh beda seperti Zhoumi. Dia baru berumur 23 tahun dan sudah berpacaran dengan seorang gadis cantik asal Korea, Kibum. Sama seperti kakaknya, Siwon bekerja sebagai Wakil Direktur Tan Group yang ada di Korea, membantu Ibunya.
Anak bungsu mereka adalah seorang perempuan bernama Sungmin. Dia masih muda, baru lulus dari Sekolah Menengah Atas. Tapi dia belum kuliah, dia bilang dia belum ingin kuliah. Berbeda dari kedua kakaknya, Sungmin adalah seorang gadis yang manja, sombong, suka seenaknya sendiri, dan sepertinya semua sifat yang buruk ada di diri Sungmin. Mungkin ini adalah akibat dari dia terlalu dimanja. Sebenarnya orang tua dan kedua kakaknya tidak pernah memanjakannya, tapi sebagai putri dari Presiden Direktur Tan Group, sudah pasti sejak kecil dia selalu hidup mewah dikelilingi oleh banyak pelayan.
"SEPATU YANG INI JUGA JELEK! GANTIIII!" terdengar lagi suara Sungmin.
Teriakan Sungmin terdengar sampai kamar Siwon yang hanya terletak tepat di samping kamar Sungmin. Siwon yang sedang ada di kamarnya mempelajari beberapa dokumen perusahaan pun geleng-geleng kepala mendengar teriakan adiknya. Dia sudah tidak tahan lagi. Dia keluar dari kamarnya dan menuju kamar Sungmin.
"Sungmin! Kalau kau tidak suka dengan apa yang dipilihkan pelayanmu, pilih sendiri!" seru Siwon tegas.
Sungmin yang sedang duduk di kursi, dikelilingi oleh tiga pelayan, mendongak begitu mendengar suara Siwon.
"Oppa.. Tapi sepertinya sepatuku sudah jelek semua.." rengek Sungmin.
"Tidak! Sepatumu sudah ada tiga lemari! Jika kau mau belanja lagi, tidak akan kuizinkan!" seru Siwon, mengenali tanda-tanda jika Sungmin sedang ingin berbelanja.
Sungmin cemberut. "Oppa.. Aku benar-benar ingin belanja.."
Siwon tidak mempedulikan adiknya. Dia menatap ketiga pelayan yang mengelilingi adiknya.
"Kalian, pergi." Kata Siwon.
Ketiga pelayan itu membungkukkan badan ke arah Sungmin dan Siwon kemudian pergi meninggalkan kamar Sungmin yang super besar dan mewah itu.
"Yaa! Kenapa mereka disuruh pergi?! Aku belum memakai sepatuku!" seru Sungmin kesal.
"Pakai sepatumu sendiri. Atau kalau tidak, kartu kreditmu aku bekukan!" ancam Siwon.
Sungmin terdiam. Dulu pernah Siwon membekukan kartu kreditnya selama sebulan. Akibatnya dia merana sekali karena tidak bisa berbelanja. Dan Sungmin sama sekali tidak ingin kartu kreditnya dibekukan lagi.
"Oppa, kenapa Oppa jahat sekali sih?" Sungmin bersungut-sungut.
"Hei! Aku ini masih baik padamu! Coba saja jika Appa tahu kalau tingkah lakumu seperti ini! Kau sudah pasti akan ditarik dari Seoul menuju pedalaman!" kata Siwon.
Sungmin terdiam. Dia memang tahu tabiat Ayahnya, tapi dia sama sekali tidak mempedulikannya. Dia merasa, dia ada di Korea dan Ayahnya ada di China, jadi Ayahnya tidak akan tahu kelakuannya.
Ayah mereka memang sangat tegas. Hangeng selalu mengajari anak-anaknya agar menjadi anak yang rendah hati, tidak sombong, dan tentunya tidak boros. Zhoumi dan Siwon sudah menanamkan petuah Ayahnya dalam hati mereka, namun nampaknya petuah Ayahnya tidak dipedulikan Sungmin.
Sungmin berdiri dan mendekati Siwon.
"Oppa.. Jangan bilang pada Appa.." pinta Sungmin memelas sambil menarik-narik dasi kakaknya.
"Yaa! Kau mau membunuhku?!" seru Siwon kesal karena dasinya ditarik Sungmin.
Belum sempat Siwon menjawab, teriakan Sang Ratu terdengar.
"SIWOOON! SUNGMIIIN! CEPAT TURUN!"
Tak perlu diperintah dua kali, Siwon bergegas keluar dari kamar Sungmin.
"Yaa! Oppa chankamman!" seru Sungmin sambil bergegas menyambar sepasang sepatu dari rak sepatu.
Ibu mereka, Heechul, adalah Ibu tergalak yang mereka kenal. Hangeng memang tegas, tapi Heechul lebih tegas lagi. Jika anak-anaknya tidak menuruti perintahnya, dia akan mengamuk bagai iblis. Heechul tahu tabiat Sungmin, tapi dia diam saja. Walaupun dia diam saja, sebenarnya dia sudah merencanakan akan memberi bom pada Sungmin. Tinggal tunggu saja tanggal mainnya.
"Siwon, apakah kau sudah mempelajari dokumen yang kemarin Ibu berikan padamu?" tanya Heechul.
"Sudah Ibu. Dan aku rasa kerjasama kali ini akan membuahkan hasil yang bagus. Perusahaan mereka sudah dikenal sebagai perusahaan yang sangat kompeten. Reputasinya sangat bagus."
Sungmin menguap lebar. Sama sekali tidak tahu dan tidak mau tahu apa yang sedang dibicarakan Ibu dan Kakaknya.
"Sopan sedikit kalau di meja makan!" tegur Heechul.
Sungmin langsung duduk tegas. Tidak mau diceramahi Ibunya. Kalau Ibunya ceramah, tiga hari tiga malam baru selesai.
"Hari ini kau mau kemana lagi? Mau foya-foya lagi?!" tanya Ibunya.
Sungmin menggeleng. "Tidak. Aku mau di rumah saja. Mau nonton film sepuasnya."
"Kalau begitu kau ikut Siwon ke kantor."
Sungmin menyemburkan air yang sedang diminumnya.
"SUNGMIN! ANAK PEREMPUAN MACAM APA KAU INI?!" seru Heechul marah.
Dua orang pelayan bergegas membersihkan meja dari bekas semburan air Sungmin. Sedangkan Sungmin hanya menatap Ibunya tak percaya.
"Ikut.. Oppa.. ke.. kantor?" tanya Sungmin.
"Ya! Dan kau tidak boleh membantah! Ikuti kemana pun kakakmu pergi, kecuali ke kamar mandi!" tegas Heechul.
"Shireo!" seru Sungmin.
"HARUS ATAU KALAU TIDAK AKAN AKU BLOKIR KARTU KREDITMU!" ancam Heechul tegas.
Mendengar ancaman Ibunya yang sangat ditakutinya, Sungmin terdiam. Heechul tersenyum puas dan menoleh ke arah Siwon.
"Bawa dia, Siwon. Tidak ikut kau kemana-mana pun juga tak apa. Asalkan dia tahu keadaan kantor. Dia bahkan tidak pernah ke kantor." Kata Heechul sinis.
Siwon mengangguk. "Baik, Ibu."
: HARD LIFE and LOVE :
Zhoumi tertawa kecil begitu Skype – an dengan Ibunya. Dia lupa bahwa dia masih ada di ruangan Ayahnya.
"Apa apa, Zhoumi?" tanya Hangeng yang sedang menandatangani
Zhoumi melepaskan earphone nya.
"Aku baru saja Skype – an dengan Ibu. Katanya, hari ini Sungmin ikut Siwon ke kantor." Jelas Zhoumi.
Hangeng berhenti menandatangani dan mengerutkan dahinya.
"Adikmu Sungmin? Ikut Siwon ke kantor? Mustahil." Komentar Hangeng sambil meneruskan menandatangani.
Zhoumi tertawa. "Kekuatan Ibu tak terkalahkan, Ayah.. Untung saja aku ada di China, bukan di Korea."
Pintu ruang kerja Hangeng terbuka dan masuklah seorang gadis cantik berambut panjang. Dialah Henry, tunangan Zhoumi.
"Maaf Ayah, aku lupa mengetuk.." kata Henry sambil menunduk.
Hangeng tersenyum. "Tidak apa. Kau mencari Zhoumi ya?"
Henry mendekat. "Aku sudah ke ruangannya tapi sekretarisnya bilang dia ada di sini." Jelas Henry.
Zhoumi mengamati kotak besar bertingkat yang dibawa oleh tunangannya.
"Apa yang kau bawa itu?" tanya Zhoumi.
Henry mengangkat kotak yang berat itu. "Ini adalah makan siang buatanku sendiri. Aku sengaja kesini agar kita bisa makan bertiga." Kata Henry ceria.
"Bertiga? Bukannya hanya berdua saja?" goda Hangeng.
"Ayah, jangan menggodaku!"
: HARD LIFE and LOVE :
"Kyu, makan pelan-pelan."
Seorang pemuda tampan yang makan dengan lahap itu pun menghentikan makannya.
"Aku lapar, Umma. Makanya aku makan banyak. Aku kan butuh banyak energi." Kata pemuda itu, Kim Kyuhyun.
"Ah, itu karena memang Oppa saja yang rakus." Komentar gadis di sebelah Kyuhyun, adiknya yang bernama Taemin.
Kyuhyun menjitak kepala adiknya. Taemin mengaduh kesakitan.
"Kyu, jangan kasar pada adikmu." Tegur sang Ayah, Kangin.
Kyuhyun meringis. "Biar saja, habisnya dia sih.."
"Aku kenapa? Kan memang benar Oppa itu rakus!" seru Taemin.
Kyuhyun mendelik kesal pada adiknya. "Diam kau, jamur jelek."
"Sudah, sudah, berhenti bertengkar dan cepat habiskan makanan kalian." Tegur sang Ibu, Leeteuk.
"Hari ini aku pulang sore Umma. Aku ada latihan dance karena sebentar lagi Kompetisi Basket Seoul dimulai." Kata Taemin.
"Appa tidak bisa menjemput. Hari ini Appa lembur. Lalu nanti kau pulangnya bagaimana?" tanya Kangin khawatir.
Taemin cemberut. "Oppa, bisa jemput aku nanti?"
Kyuhyun menggeleng. "Kau tahu sendiri kan aku harus bekerja."
Taemin beralih kepada Ibunya. "Umma?"
"Kau tahu sendiri kan Umma tidak bisa naik motor ataupun mobil." Jawab Leeteuk datar.
Taemin semakin cemberut. "Lalu nanti aku dijemput siapa? Aku pulang malam nih.."
"Akan kuusahakan menjemputmu nanti. Kau harus tunggu aku sampai aku datang. Jangan pulang sendiri, jangan pulang bersama orang yang tidak kaukenal. Mengerti?" seru Kyuhyun.
Taemin tersenyum lebar. "Tentu saja, Oppa!"
"Yeobo, kudengar perusahaan tempatmu bekerja akan mengadakan kerjasama dengan perusahaan apa ya.. Aku lupa. Benarkah itu?" tanya Leeteuk pada suaminya.
Kangin mengangguk. "Jung Company."
Mata Kyuhyun membulat. "Jung Company? Bukankah Presiden Direkturnya tinggal di Amerika?"
"Mereka kembali sebulan yang lalu dan langsung bekerja sama dengan Tan Group. Mereka akan membangun Real Estate mewah."
"Di mana?" tanya Taemin.
"Lahan kosong yang luas sekali di dekat sekolahmu itu."
Taemin tersedak minumannya sendiri.
"Minnie, hati-hati." Kata Ibunya.
"Ada apa? Sepertinya kau terkejut sekali." Tanya Kyuhyun.
"Lahan kosong dekat sekolahku? Itu kan milik keluarga Minho."
"Minho? Jung Minho maksudmu? Ya, dia kan anak kedua keluarga Jung." Kata Kangin datar.
Wajah Taemin berubah hampa. "Jadi.. Jadi Minho itu anak kedua keluarga Jung? Kenapa aku tidak pernah tahu?"
"Memang kau ada hubungan apa dengan Jung Minho?" tanya Kyuhyun ingin tahu.
"Dia teman sekelasku yang selalu mendekatiku. Sepertinya dia menyukai." Kata Taemin percaya diri.
Kyuhyun tertawa terbahak-bahak. "Jung Minho? Menyukaimu? Maldo andwae!" seru Kyuhyun.
Taemin cemberut. "Tapi memang begitu! Dia selalu mendekatiku. Bahkan dia selalu membayari makan siangku padahal aku tidak memintanya."
Terdengar pekikan kecil dari Leeteuk. "Benarkah itu Taemin? Bukankah itu hebat? Kalau kau bisa menikah dengan Jung Minho, itu akan mengangkat derajat kita!"
Kangin hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan istrimu.
"Lalu kalau aku, aku akan menikah dengan siapa?" tanya Kyuhyun.
Leeteuk berpikir sebentar. "Mungkin bisa dengan Tiffany Hwang atau Jessica Jung.."
Kyuhyun mendengus. "Umma, itu sangat tidak mungkin. Tiffany Hwang, Jessica Jung? Level mereka terlalu tinggi. Jangan bermimpi terlalu tinggi, Umma. Kalau jatuh, sakitnya luar biasa."
"Kalau aku menikah dengan Minho, kan Oppa tidak bisa menikah dengan Jessica Jung. Dia kan kakak Minho." Komentar Taemin.
"Sudahlah, hentikan pembicaraan konyol kalian itu." Kata Kangin.
"Appa, apakah lahan itu masih menjadi milik keluarga Jung?" tanya Taemin.
Kangin menggeleng. "Tentu saja tidak. Lahan itu sudah dibeli Tan Group, untuk membangun Real Estate mewah itu." Jelas Kangin.
"Tapi lahan itu besar sekali..."
"Ya, memang. Karena itu nanti akan dijadikan cluster khusus orang-orang kaya, setiap rumahnya pun punya lahan sendiri seluas 1000 meter persegi."
"BESAR SEKALI!" seru Leeteuk, Kyuhyun, dan Taemin bersamaan.
"Namanya juga untuk orang kaya. Kalau dikasih rumah sempit ya tidak mau."
Taemin melirik jam tangan yang ada di pergelangan tangan kirinya. Bus langganannya akan datang sepuluh menit lagi.
"Umma, Appa, Oppa, aku berangkat dulu!"
: HARD LIFE and LOVE :
Mobil yang ditumpangi Siwon dan Sungmin berhenti tepat di depan pintu masuk bangunan gedung Tan Group. Seorang petugas membukakan pintu dan kemudian Siwon dan Sungmin pun turun.
Siwon dan Sungmin memasuki gedung. Semua karyawan dengan sigap membungkukkan badan mereka tanda hormat. Stempel keheranan tercetak di wajah semua karyawan karena pemandangan yang mereka lihat sangat tidak biasa. Nona muda mereka, Sungmin, tidak pernah mau ke kantor dan sekarang dia ikut ke kantor bersama kakaknya.
"Oppa, karyawannya banyak sekali sih." Kata Sungmin sembari mengikuti kakaknya.
"Namanya juga perusahaan besar. Makanya, main ke kantor. Besok, kalau aku sudah menjadi Direktur di sini, kau yang akan jadi wakilnya." Siwon masuk ke dalam lift diikuti Sungmin.
Sungmin mencibir. "Cih, kau mau Tan Group jadi bangkrut dalam sekejap?"
"Makanya kau harus segera kuliah. Di fakultas bisnis."
"Shireo. Aku tidak mau kuliah. Aku sudah susah payah berusaha agar lulus sekolah dan aku harus kuliah lagi? Maaf saja, aku tidak akan mau."
"Tahun depan kau masuk kuliah, Ibu yang sudah menentukan. Kau tidak bisa menolak."
Sungmin mendengus. "Ah, kenapa Ibu lagi sih?! Aku kan jadi tidak bisa kabur."
Pintu lift terbuka dan Siwon serta Sungmin keluar dari lift. Ketika melewati ruangan Direktur, Sungmin sangat terkejut melihat Ibunya sudah duduk santai di mejanya. Padahal tadi saat dia berangkat, Ibunya masih duduk manis sambil meminum teh hijau.
"Umma, kenapa Umma sampai di sini lebih dulu?!" pekik Sungmin sambil masuk ke ruangan Ibunya.
Heechul hanya nyengir. Siwon yang sudah tahu tabiat Ibunya hanya geleng-geleng kepala.
"Apakah Umma naik helikopter? Tapi setahuku, helikopter kita sedang diperbaiki kan? Yang satunya kan ada di China." tanya Sungmin bingung.
"Itu rahasia." Kata Heechul sok berahasia.
Sungmin mengerutkan keningnya. Tidak mungkin Ibunya bisa sampai lebih cepat padahal mereka berangkat duluan. Jarak rumah mereka ke kantor biasa ditempuh dalam waktu lima belas menit dengan kecepatan sedang.
Siwon mendengus. Ibunya ini bukan sekedar wanita biasa. Heechul adalah seorang pembalap. Sebelum menikah dengan Hangeng, Heechul adalah seorang pembalap jalanan yang suka ikut balapan liar. Keluarga Heechul adalah keluarga pembalap. Dan sekarang yang meneruskan menjadi pembalap adalah kedua kakak Heechul.
Sampai akhirnya dia bertemu Hangeng dan kemudian menikah dengannya, Heechul tidak pernah balapan lagi. Tapi karena darah pembalap sudah mengalir dalam nadinya, maka dia tetap nekat untuk ngebut di jalanan, karena dengan cara itulah dia bisa mengekspresikan dirinya.
Pernah, saat pertama kali Heechul ngebut di jalanan, dia ditangkap polisi. Saat diminta menunjukkan SIM nya, tentu saja SIM Heechul adalah SIM pembalap dan kemudian dia dibebaskan.
Maka dari itu Heechul suka sekali ngebut di jalanan karena dia tahu dia tidak akan ditangkap.
"Ah, Umma jahat." Sungmin bersungut-sungut.
"Sudahlah jangan permasalahkan hal itu lagi. Ikutlah kakakmu ke ruangannya dan perhatikan bagaimana dia bekerja!"
Siwon segera menarik Sungmin keluar dari ruangan Heechul.
"Oppa, sebenarnya Umma naik apa kesini?" tanya Sungmin penasaran.
"Mobil." Jawab Siwon jujur, karena memang seperti itulah kenyataannya.
"Tapi tidak mungkin kan Oppa? Butuh waktu lima belas menit dengan kecepatan biasa. Apakah ada jalan pintas? Setahuku jalan yang kita lewati adalah yang paling dekat." Kata Sungmin.
Siwon masuk ke dalam ruangannya. "Sudah, kau diam saja dan duduk di situ."
Sungmin mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruang kerja kakaknya. Dia memekik begitu melihat mesin soda di pojok ruangan.
"Ada mesin soda? Wah, hebat sekali! Apa aku harus memasukkan uang koin ke dalamnya? Tapi aku tidak punya uang koin. Apakah Oppa punya? Aku minta." Kata Sungmin cepat.
Siwon menyalakan laptopnya. "Tidak, itu tidak perlu uang koin. Ambil saja apa yang kau mau."
Sungmin bergegas menuju ke mesin soda dan memilih salah satu minuman soda favoritnya.
"Oppa, bolehkah aku meminjam komputer Oppa?" tanya Sungmin, menunjuk seperangkat komputer yang ada di salah satu sudut ruangan.
Siwon mengangguk. "Ya, pinjam saja."
: HARD LIFE and LOVE :
Pukul delapan malam, Siwon masih sibuk berkutat di depan laptopnya. Dia masih sibuk mengerjakan berbagai dokumen tentang pembangunan Real Estate.
Siwon menatap adiknya yang tertidur di sofa. Sudah sejak pagi Sungmin menemaninya di kantor. Dan hebatnya, Sungmin sama sekali tidak mengeluh. Mungkin karena dia keasyikan main internet.
Ponsel Siwon bergetar. Ada panggilan masuk dari pacarnya.
"Yeoboseyo.."
"Yeoboseyo.. Sudah pulang, chagi?" tanya Kibum.
"Belum. Sepertinya aku harus lembur."
"Kata Ibumu tadi, Sungmin ikut kau? Jadi dia masih disana?"
"Ya, dan dia tertidur. Aku kasihan padanya, kasihan dia sedari tadi menungguku di sini. Heranku, dia sama sekali tidak mengeluh." Kata Siwon.
"Seharian dan dia tidak mengeluh? Kau gila! Kau tahu sendiri bagaimana anak itu! Sekarang bangunkan dia dan suruh dia jalan-jalan!" perintah Kibum.
"Aku tidak tega membangunkannya.."
"Kalau begitu buatlah suara berisik agar dia bangun. Setelah dia bangun, lalu suruh dia jalan-jalan. Eh, dosenku sudah datang. Sudah dulu ya.."
"Kau kuliah malam? Kenapa tidak bilang padaku?!" seru Siwon marah.
"Mianhae, chagi. Ini saja mendadak. Tenang saja nanti Ayahku menjemputku. Sudah dulu ya.."
Siwon menutup teleponnya. Tak sengaja dia menyenggol cangkir kopi yang ada di mejanya dan cangkir kopi itu jatuh, pecah berkeping-keping.
"Ada apa?!"
Siwon mendongak. Sungmin terbangun. Mungkin saja karena mendengar suara berisik yang ditimbulkan cangkir kopi itu.
"Tidak ada apa-apa, hanya saja cangkir kopiku jatuh."
Sungmin menguap. "Oppa sudah selesai?"
Siwon menggeleng. "Kau jalan-jalanlah sana. Suruh supir menemanimu. Aku nanti bisa pulang dengan supir yang lain."
Sungmin langsung melompat bangun.
"Ah, benarkah Oppa? Kalau begitu aku ke kafe saja ya!"
: HARD LIFE and LOVE :
Sungmin masuk ke dalam sebuah kafe yang ramai. Untung saja masih ada tempat duduk. Ketika dia baru saja duduk, terdengar alunan musik lalu sebuah suara yang indah menyapa telinganya.
Sungmin merasa hatinya seperti ditetesi oleh embun yang dingin. Suara itu sangat menentramkan hatinya. Sungmin menoleh ke arah panggung dan melihat seorang pemuda yang sedang menyanyikan lagu milik Zhang Liyin dengan indahnya.
"Oh Tuhan.. Ternyata memang di dunia ini ada malaikat dan suaranya yang indah.." kata Sungmin terpesona.
.
.
To Be Continued...
.
.
Bagaimana readers? Keep it or delete it?
