Warning:
Ini cerita manxman, a.k.a. humu story. Jadi buat yang ga suka mending jangan dibaca n nyesal kemudian trus maki-maki JN buat cerita yang ga mutu.
Harry dan Draco bukan punya JN, tapi mereka punya satu sama lain. Cieeeeeee *naik2in alis sambil godain Draco*. Intinya mereka milik yang tercinta auntie J. K. Rowling, JN cuman minjam doang buat crita ini.
Cerita ini merupakan parodi dari kisah "Cinderella" yang pasti reader sudah tau semua critanya sperti apa. JN juga bingung kenapa ada niat membuat ff ini, tapi ya sperti biasa JN selalu berusaha menuangkan ide JN sbelum hilang. :D
Buat yang ga suka n tetap nekat baca JN ga tanggung jawab kalo seandainya ada review negatif yang JN hapus tanpa perasaan.
Typonya lumayan banyak tapi JN harap masih bisa dimengerti jalan critanya.
Happy Reading, DraRry head ;)
-Cinderella Polyjuice-
Chapter 1
"POTTER!"
Teriak seorang gadis muda kepada pemuda yang sedang sibuk membersihkan taman bunga lengkap dengan alat-alat taman yang berserakan di dekat kakinya.
"Iya, Nona."
"Mana sepatuku? Aku sudah bilang aku akan menggunakannya malam ini." Seorang gadis cantik dengan tantanan rambut yang rapih keluar dari pintu depan Manor mereka. Gadis itu adalah putra kedua dari keluarga Greengrass yang merupakan salah satu keluarga berdarah murni, Astoria Greengrass.
"Aku sudah menaruhnya di kamar Nona tadi. Ada disebelah sepatu Nona Daphnee."
"Aku sudah mengingatkanmu, jangan menaruh barangku di dekat barang Daphnee kan? Dia sering memindahkan barangku kemanapun dia suka."
"Aku.."
"Cepat ambil dan antarkan ke ruang tamu, aku mengunggu di situ."
"Baik, Nona."
Harry Potter, pemuda yang diteriaki tadi kemudian meletakkan alat gunting bunganya dan beranjak ke dalam rumah setelah membersihkan sisa rumput pada sepatunya. Dia adalah salah satu pelayan yang bekerja di keluarga Greengrass sejak dia berusia 10 tahun. Saat Harry berusia 3 tahun, ayah dan ibunya meninggal dalam tugas mengejar seorang buronan. Orang tua Harry bekerja sebagai Auror, dan dalam pengejaran mereka sayangnya mereka harus menerima kutukan tak termaafkan dari salah seorang death eather yang menyebabkan kematian mereka.
Setelah kematian orang tua Harry, kewajiban merawat Harry di berikan kepada adik dari ibu Harry yang adalah seorang muggle, Petunia. Namun sayang keluarga bibinya tidak menerima kehadiran Harry dengan baik. Hingga akhirnya saat umur Harry 10 tahun, keluarga bibinya dengan sukarela menjual Harry kepada keluarga Greengrass untuk melunaskan hutang mereka. Dan yang tidak mereka ketahui keluarga Greengrass adalah keluarga penyihir dan terlebih adalah keluarga darah murni yang sangat tidak menyukai keturunan muggle.
Harry pun menjadi bagian dari keluarga Greengrass hingga saat ini, saat dia berusia 23 tahun. Sekalipun dia sering bersedih karena nasibnya yang sangat tidak beruntung, namun dimasa-masa pertumbuhannya dia bertemu dengan banyak orang yang menyayanginya. Khususnya kedua sahabat lamanya yang sekarang sudah menikah, Ronald Wesley dan Hermione Granger, sekarang menjadi Wesley. Mereka bertiga sudah bersahabat sejak berumur 11 tahun. Tahun pertama Harry keluar dari Manor untuk berbelanja di Hogsmade sejak dia dijual ke keluarga Greengrass. Dan singkat kata, sejak pertemuan pertama menjadi pertemuan kedua minggu berikutnya, dan pertemuan-pertemuan berikutnya yang semakin mengakrabkan mereka.
Dan Harry sangat beruntung mengenal mereka, karena mereka yang memberi tahu bahwa dia adalah seorang penyihir, dan termasuk dalam kaum penyihir yang legendaris. Namun demi kebaikannya Harry menyembunyikan identitasnya dari keluarga Greengrass dan tidak pernah menggunakan sihir disekitar mereka.
Harry sendiri memiliki sebuah tongkat sihir yang ternyata terselip dalam barang-barang Harry yang tidak pernah disentuh oleh keluarga Greengrass. Tongkat sihir itu merupakan satu-satunya peninggalan kedua orang tuanya. Dan Harry bersyukur, ternyata bibinya masih memiliki hati untuk tidak mengambil tongkat sihir, yang dia ketahui dari Ron bernama Elder wand, dan dengan bantuan kedua sahabatnya Harry sudah mampu menggunakannya dengan sangat baik. Bahkan lebih baik dari Ron. Dan saat kedatangan Harry pertama ke manor itu, tidak ada satu orangpun dalam Manor itu yang tahu bahwa Harry sebenarnya adalah seorang penyihir. Sehingga setiap pekerjaan yang Harry lakukan dia lakukan dengan cara manual. Sekalipun dalam keluarga itu ada peri rumah yang mengabdi pada mereka tapi tetap saja pekerjaan Harry tetap menumpuk, karena bagi keluarga Greengrass itulah tugas yang harus dikerjakan oleh budak muggle.
Hari ini keluarga Greengrass terlihat sangat sibuk, khususnya dua putri mereka. Keduanya sibuk menggunakan pakaian terbaik, perhiasan termahal dan sepatu terindah untuk menghadiri pesta bangsawan yang diadakan oleh keluarga berdarah murni yang sangat terkenal. Malfoy. Pesta itu diadakan oleh senior Malfoy untuk menyambut putra tunggal mereka yang baru kembali dari Prancis setelah berumur 25 tahun, dan pesta itu diadakan agar putra mereka dapat mengenal orang banyak sekaligus mencari calon istrinya. Dan jelas saja inilah yang menjadi alasan mengapa kedua putri Greengrass menjadi sangat terobsesi untuk mengikuti pesta itu. Alasan yang mampu membuat Harry memutarkan matanya dengan malas setiap melihat kelakuan kedua gadis itu saat mengeluh dengan penampilan mereka.
-DraRry -
Flash back, pagi harinya.
"Ayolah Harry, kau harus ikut dengan kami." Kata Ron yang berjalan disamping Harry, sambil sesekali melihat sekitarnya mencoba menemukan apa yang istrinya pesankan padanya untuk dibeli.
"Ron, itu tidak mungkin. Aku tidak mau Mrs. Greengrass menemukan disana dan memberiku hukuman saat kembali ke Manor. Tugasku sudah terlalu banyak Ron, jadi tidak usah. Terimakasih."
"Oh ayolah Harry, ini pesta terbesar sepanjang sejarah. Kau tahu keluarga Malfoy kan?" Harry tidak menjawab tapi hanya memutarkan matanya, seakan ingin mengatakan, jangan itu lagi, tapi dengan setia dia mendengar setiap kalimat sabahatnya itu. "Tapi kau tidak perlu kwatir soal rumput hijau itu, Hermione sudah menyediakan semuanya untukmu. Dia sendiri yang memintaku untuk memaksamu. Dan kau tahu..." kata Ron sambil mengendikkan bahunya ".. lebih baik aku yang memaksamu Harry, daripada dia."
"Yeah, kau benar Ron. Tapi apa maksudmu kalau Hermione sudah menyiapkan semuanya?"
"Jadi kau setuju?"
"Err, aku tidak tahu Ron."
"Oh ayolah, apa kau tidak percaya pada kami?"
"Err, baiklah kalau kalian memaksa."
"Bagus, malam ini tunggu kami di depan Manor. Kami akan ada didekat Manormu jam 8, tepat setelah waktu rumput hijau itu pergi. Ok?"
"Fine, Ron."
End of flashback.
Dan disinilah Harry di depan Manor menunggu kedua sahabatnya dengan sangat sabar, bahkan sedikit berharap kedua sahabatnya itu lupa menjemputnya.
"Harry."
Sepertinya mereka tidak akan pernah melupakan dia.
"Hei." Harry melambaikan tangannya membalas lambaian Hermione yang berada tak jauh darinya. Kedua sahabatnya itu sudah lengkap dengan pakaian pesta, dan sebuah tas kecil berwana hijau ditangan Hermione. Harry berharap Ron benar soal rencana yang sudah disiapkan Hermione.
"Bisa kita masuk ke dalam?" tanya Hermione tanpa membuang waktu. Dan dengan segera Harry membalik tubuhnya berjalan memutari Manor menuju ruangan pribadinya yang berada di luar Manor diikuti oleh kedua sahabatnya.
Setelah berada di dalam kamar Harry, Hermione menutup pintu ruangan itu dan merapalkan mantra cahaya untuk menerangi ruangan itu. Kemudian Ron dan Hermione mengambil duduk di salah satu sofa bekas yang ada dalam ruangan Harry saat Harry mengambil duduk pada tempat tidurnya yang berhadapan dengan sofa tempat duduk Hermione dan Ron.
"Harry, aku tahu ini ide gila. Tapi aku sangat berharap kau mau." Harry tetap diam, tanpa reaksi berlebihan hanya sedikit terkejut. "Aku membuatkanmu ramuan Polyjuice." Satu hal yang Harry yakin masih masuk akal sehingga dia hanya mengendikkan bahunya, mencoba mengatakan pada Hermione kalau itu tidak masalah. Kemudian Hermione tersenyum, dan sedikit ragu melihat kesamping ke arah Ron yang duduk disampingnya kemudian menatap Harry "Ini akan merubahmu menjadi seorang wanita, Harry."
"WHAT! Hell no. Apa kalian sudah gila?" Harry terbangun dari tempat tidurnya, sehingga membuat Hermione bangun dari sofa dan berjalan mendekati Harry kemudian membuatnya duduk kembali dengan menahan Harry dari bahunya. "Tapi Hermione, ini gila..."
"Harry, tenanglah. Kau hanya akan berubah menjadi wanita. Dan tidak ada satupun yang akan mengenalimu disana. Sehingga kau tidak perlu kuatir soal Greengrass. Dan..."
"Aku rasa sebaiknya kalian saja yang pergi. Aku bahkan tidak punya kepentingan disana."
"Harry.. Kau lupa? Kau ingin mencari ayah baptismu. Dan ini kesempatan yang paling bagus." Kata Hermione sambil duduk disamping Harry dan mengambil tangannya kemudian menggengamnya dengan erat.
"Hermione.."
"Harry.. kalau menjadi pria, kau tetap akan ketahuan. Kau tahu Greengrass mampu mendeteksimu dalam jarak dekat, tapi kalau kau menjadi wanita akan lebih mudah mengecohkan mereka." Ron sepertinya mengerti apa yang Harry pikirkan sehingga dia dengan segera memberi penjelasan kepadanya sebelum dia mulai membantah lagi.
"..."
"Harry. Kami mohon. Ini satu-satunya cara kau keluar dari rumah ini."
"Ok.. Baiklah."
- To the next chapter -
a/n: Hehe biasa aja ya critanya. Sorry, idenya emang mendadak gitu dan jadilah ff ini. JN harap ada yang bersedia menunggu chapter berikutnya
a/dn: Makasih sudah mau meluangkan waktu untuk membaca ff JN ini
a/tn: kenapa usia Harry 23 tahun? Well, biarkan itu menjadi rahasia JN hahaha. JN rasa itu usia yang paling cocok untuk menjadi seorang suami di masa mereka :D bukan 17 tahun seperti umur Cinderella
Review are always please.
Thanx
