Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto
Genre: Fantasy/General/Friendship
Warning: OC, OOC, Don't like don't read.
Lui kembali dari hiatus!
Ruzent High School
~Prolog~
By:
Luina Ren Michaelis
Cuaca malam yang kurang bersahabat. Awan mendung menambah kegelapan malam dengan sempurna hingga kondisi cuaca sekarang jauh lebih mirip dengan cuaca di rumah hantu pada dongeng. Petir menyambar, hujan deras menyirami bumi, dan kilat menambah aura 'kegelapan' pada langit.
Seorang perempuan cantik berambut pirang dengan bola mata coklat muda mengamati langit dari jendela panjang berbingkai. Wanita itu memakai jubah hitam. Ia sedang memikirkan hal yang rumit. Sangat rumit dan menyangkut soal sekolah sihir lanjutan terbaik di muka bumi, Ruzent High School
Perempuan itu sedang berada di sebuah ruangan yang besar. Ruangan dipenuhi dengan berbagai lukisan. Pada dinding sebelah kanan terdapat dua buah pedang dipajang di dinding yang saling sehingga mirip dengan huruf 'X'. Perapian menambah kesan mewah pada ruang tersebut.
Perempuan itu tak sendiri karna ada seorang gadis yang duduk di sofa sambil membentuk sesuatu dengan tanah liat dan seorang lelaki yang duduk di sofa yang berada di depan gadis itu. Suasana tampak tak mengenakkan.
"Jiraiya…"
Perempuan itu berkata dengan agak keras, mengatasi suara petir yang keras. Lelaki berambut putih itu mengangkat sebelah alisnya. Sementara itu, sang gadis terdiam tetap melanjutkan kegiatannya dan tampak enggan ikut dalam pembicaraan.
"Ada apa, Tsunade?"
Perempuan yang bernama Tsunade itu kemudian mengalihkan pandangannya ke wajah Jiraiya.
"Aku merasa… keduabelas orang itu… akan berkumpul… pada tahun ajaran ini," kata Tsunade.
Petir menyambar dan menimbulkan suara yang amat keras.
"Tak kusangka, tenyata keduabelas orang itu dari tingkat satu, dua dan tiga," kata Jiraiya.
Mereka bertiga terdiam dan tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing. Kemudian, Tsunade mengalihkan pembicaraan.
"Kau percaya pada firasatku?"
"Tentu saja… karna firasatmu tak pernah salah,"
Gadis berambut pirang yang duduk di sofa memperhatikan mereka dengan tatapan datar. Gadis cantik itu juga mengenakan jubah hitam. Jiraiya lalu menatap gadis tersebut.
"Deidara, bagaimana pendapatmu?" tanya Deidara.
Deidara meletakkan hiasan burung dari tanah liatnya di atas meja. Tsunade meilhat hiasan itu sepintas dan dalam hati ia tersenyum. Memang, putri tunggalnya itu sangat menyukai seni, terutama membentuk hiasan dari tanah liat.
"Pendapatku, un? Tak ada, un. Sebenarnya aku tak mau ikut terlibat dalam urusan itu, un. Tapi, apa kesebelas orang yang lain baik semua–maksudku apa ada dari kesebelas orang lain yang jahat,un?" tanya Deidara
Tsunade melangkahkan kaki ke arah sofa yang berada di samping Jiraiya dan duduk di sofa itu. Tsunade menatap Deidara dengan ekspresi tegasnya yang biasa ia perlihatkan pada murid-muridnya. Namun, sorot kasih sayang seorang ibu terlihat jelas di bola matanya.
"Ayah tidak tahu. Tapi, kau tetap harus waspada dengan kesebelas orang yang lain. Mereka itu bagaikan pihak abu-abu, tak memihak. Kau tak bisa mempercayai mereka, Dei," ujar Jiraiya.
"Ingatlah, saat kekuatan keduabelas orang itu bersatu… pentagram kegelapan akan terbuka dan memberi jalan untuk meraih Ruzent, kalung keabadian," lanjut Jiraiya.
Petir kembali menyambar dengan suara yang lebih keras. Hujan juga tampak lebih deras. Deidara yang terlihat bosan dengan segera mengganti topik pembicaraan yang tak kalah menarik.
"Magic Tournament akan diadakan sebentar lagi 'kan, un?" tanya Deidara.
Tsunade mengangguk.
"Special class dan regular class… kira-kira siapa yang akan jadi juara?" celetuk Jiraiya.
Deidara tersenyum.
"Entahlah… tapi kurasa tahun ini akan jadi tahun pelajaran yang menarik, un."
XxX
Seorang gadis mematut dirinya di depan cermin besar berbentuk oval. Gadis itu sedang memakai kemeja pendek putih yang dilapis cardigan warna hitam. Pada cardigan tersebut ada lambang segilima dan di dalam lambang segilima itu ada huruf 'R' berwarna emas yang dihiasi lambang-lambang aneh lainnya, namun pakaian itu tetap terlihat bagus. Sebagai bawahan, gadis itu mengenakan rok hitam selutut.
Gadis bermata aquamarine itu memiringkan badannya. Sempurna. Ia tampak cantik mengenakan seragam itu.
Bruk
Gadis itu merebahkan diri di ranjang. Menatap langi-langit kamar dan tersenyum senang.
"Ruzent, Namikaze Naruto datang~"
TBC
Pendek banget~
Untuk Saruna Win: nih, Lui udah buat fic yang Lui bilang waktu di sekolah. Iya… iya… ya… SasuFemNaru. Tapi gak ada NejiFemGaa… NejiFemGaa adanya di fic Lui yang lagi dibuat. *kabur*
.
Oia, Lui mau bilang terimakasih banyak untuk yang udah review fic Lui yang BLOOD dan Secret Love… maaf Lui belum review kalian yang udah review fic Lui. (-.-)a
.
Doakan Lui agar Lui dapat peringkat 3 besar umum lagi ya? *_*
Ada yang mau jadi OC?
~2 orang special class
~3 orang regular class
Format:
Nama:
Panggilan:
Sifat:
Ciri-ciri:
Chara fave di Naruto:
OC yang diinginkan:
Mind to review?
