つぼみ、二人差しつぼむ
(tsubomi, futari sashi tsubomu / bud, budding between the two)
Ditulis oleh 生川・明
Bagian I: 疲れ (tsukare / tiredness)
.
- pernyataan hak cipta -
Kantai Collection adalah sepenuhnya milik KADOKAWA GAMES dan DMM -dot- com
.
- peringatan -
AU
delusi
.
- ucapan terima kasih -
KBBI
Kobukuro - Tsubomi
Fulare Pad yang telah meng-cover lagu ini dalam untaian petik-petik gitar yang tak habis-habisnya mengulek dada
LELAH. Sangat lelah. Setiap saat selalu dan hanya lelah. Setelah pulang bekerja atau saat terbangun dari tidur yang panjang sekalipun. Lelah. Entah apa yang membuatku sebegini lelahnya. Kesendirian? Tapi aku punya pacar. Keuangan? Tapi aku sudah memiliki pekerjaan tetap yang sesuai minat. Tetap saja lelah.
Kubaringkan tubuh lelah ini di atas kasur. Semakin lelah. Kupandangi langit-langit kamar. Semakin lelah. Kuputuskan untuk memejam mata saja. Tidak membuat lelah ini berkurang. Tak pula menunjukkan tanda-tanda bahwa lelah ini akan membawaku masuk ke alam bawah sadar. Ah, berengsek sekali. Benar-benar kacau kalau sudah begini. Hidup segan, mati tak mau. Sejak kapan aku mengidap kelelahan yang sebegini melelahkannya pun aku tak menahu.
.
Drrt... drrt... drrt...
.
Ah, diam.
.
Drrt... drrt... drrt...
.
Ya Tuhan, diamlah.
.
Drrt... drrt... drrt...
.
Siapa pula yang lancang mengganggu pada jam ini? ...Ah, pacar.
"Hmm..." gumamku memulai pembicaraan.
"Selamat malam, cantik."
"Kenapa?" tanyaku malas.
"Selamat hari jadi."
Ah... Berhentilah memerhatikan hal remeh seperti ini. Kau pun tahu kita sama-sama orang dewasa yang sudah sama-sama lelah dengan realitas yang ada. Siapa yang mesti bersikap kekanakan untuk menjadi perhatian akan remeh-temeh macam ini? Bukan kita. Atau lebih tepatnya; bukan aku. Aku tak lagi merasakan kenyamanan kala kau bersikap rendah hati terhadap hal semacam ini. Tidak membuat lelahku menjadi lebih baik. Malah membuatnya semakin menjadi.
"Kau tahu? Aku rasa kita cukup sampai di sini saja," ucapku menanggapi kebaikan hatimu.
Kau pun tidak langsung menjawabnya.
"Kau pria yang baik. Hanya saja terlalu baik untukku dan itu membuatku resah. Carilah wanita yang lebih bisa membahagiakanmu," lanjutku pada akhirnya.
Kau masih belum menjawabnya.
"Terima kasih untuk semuanya," ucapku menutup buku tentang kita.
.
"Hmm, terima kasih kembali, Akagi."
.
Telepon terputus beberapa saat setelah jeda yang kemudian berubah menjadi kosong dalam atmosfer.
.
Akagi, 27 tahun, baru saja menjadi lajang. Lelah.
LELAH. Sangat lelah. Saat bangun begini rasa lelah itu nyatanya tetap menyelimuti. Tidak, aku tidak menangisi mantan semalam. Justru setelah telepon ditutup aku langsung tertidur. Sekarang pun kupikirkan mantan, tak ada sedikit pun gejolak di dalam dada ini. Mungkin memang sudah habis cintaku padanya. Atau mungkin sejak awal aku memang tidak mencintainya. Menjadikannya hanya sebagai pelipur lara dari rasa lelahku. Boleh jadi begitu.
Saat di kantor pun aku hanya menghabiskan waktu melamun di ruang istirahat. Beberapa rekan kerja menyapa dan bertanya mengapa aku tidak berada di mejaku, atau sekadar menggoda kalau-kalau Pak Direktur nanti mencariku. Perkara kedua lebih baik. Memang niatku hari ini mencari masalah. Entah setan mana yang membisikkan rencana ini, namun aku pun ingin mengundurkan diri dari kantor. Dan dikarenakan hubunganku dengan direktur yang cukup dekat hanya akan mempersulit diriku untuk dilepas. Satu-satunya jalan hanyalah mencari masalah.
Dan memang benar. Setelah jam makan siang seorang pria masuk ke ruang istirahat, menghampiriku. Pak Direktur.
"Seharian kau di sini?"
"Ya," jawabku malas.
"Ada apa? Tak pernah kulihat kau begini."
"Aku ingin mengundurkan diri," jawabku ringan.
Kau pun tidak langsung menjawabnya.
"Kau tahu? Akhir-akhir ini aku merasa sangat lelah dengan kehidupanku. Aku tidak ingin mengecewakanmu dengan memberi kinerja yang buruk. Kalau kau butuh pengganti, aku ada beberapa nama yang bisa kurekomendasikan," lanjutku pada akhirnya.
Kau masih belum menjawab.
"Terima kasih untuk semuanya. Surat pengunduran diri akan kuserahkan sore ini," ucapku seraya meninggalkan ruang istirahat.
.
"Kalau kau mau merubah keputusanmu, katakan langsung padaku. Kau selalu kuterima di kantor ini."
.
Pintu menutup dan kuhabiskan sisa hari terakhirku itu untuk menulis surat pengunduran diri dalam diam, lalu pergi meninggalkan kantor tanpa perlu seorang pun tahu.
.
Akagi, 27 tahun, baru saja menjadi pengangguran. Lelah.
bersambung
Catatan penulis:
Terima kasih telah kembali membaca fiksi penggemar buatan saya. Fiksi ini merupakan fiksi lama yang telah ditulis sejak 20 Juni 2015 lalu dan telah selesai sebulan kemudiannya, diperuntukkan bagi ulang tahun seorang kawan penulis yang begitu berharga.
Fiksi pendek-pendek ini terdiri atas sembilan bagian dan akan saya perbarui setiap harinya.
Kembali, terima kasih, saya menanti kesan dan pesan pembaca sekalian.
