Tittle : Love Latte

Genre : Romance, Hurt/Comfort

Cast : Kim Kim Jong Woon, Kim Ryeowook (GS)

Rate : T+/M-

Ini story remake dari novel Phoebe, cuma ganti cast. Gak tau udah pernah ada yg publish atau belum. Semoga aja belum ada..

Happy reading, NO BUSH, DON'T FORGET REVIEW ^^
Now
Everythings has forgotten,
finnally come again


Kim Jong Woon uring-uringan, karena hal yang difikirannya bertambah banyak. Deadline kerja harus di selesaikanya sesegera mungkin karena ia harus mengawasi Nathan secara langsung. Peruntungan yang baik, jika bertemu dengan gadis bernama Kim Nathan itu maka ikatan pekerjaannya dengan mendiang nyonya Kim Jaejoong akan segera berakhir. Sekarang ada sebuah beban yang sangat besar menyangkut gadis yang mungkin masih berusia 23 tahun jika ia masih hidup. Kim Jong Woon harus segera menyerahkan semua warisan ibunya kepada gadis muda yang tidak di ketahui dimana tinggalnya itu sekaligus membantunya sampai gadis itu benar-benar siap secara batiniah.

Usia dua puluh tiga tahun bukanlah usia yang matang untuk mengurusi seluruh kekayaan Kim Jaejoong yang berkisar di seantero Korea dan Jepang. Parahnya, Jong Woon sama sekali tidak tau harus memulai dari mana untuk mencari Kim Nathan, tapi berbekal kenyataan bahwa Ayah dari gadis itu berada di Jepang, Jong Woon memutuskan untuk memulai semuanya dari Jepang.
"Jong Woon, ayo keluarlah Sebentar lagi makan siang," Suara Byun Leeteuk terdengar lantang, tapi penuh kasih.

Kim Jong Woon memandangi jam di dinding kamar yang di tumpanginya. Sekarang memang sudah tengah hari dan sesegera mungkin ia beranjak untuk membuka pintu, berharap wanita itu masih disana. Tidak ada, Leeteuk mungkin sudah kembali ke ruang makan. Jong Woon memutuskan untuk menyusul. meskipun seharian ini ia berusaha untuk memanjakan kepalanya yang pusing, Jong Woon masih tetap harus mengisi perut agar punya tenaga untuk hidup. Dengan langkah yang sangat lemah, Jong Woon berhasil turun dari lantai dua dan duduk di meja makan dengan khitmat. Leeteuk memasak banyak makanan dan kelihatannya sangat kerepotan karena putranya, Sehun yang berusia tiga tahun masih berada dalam
gendongannya.

"Perlu ku bantu?" Jong Woon menawarkan. Leeteuk mengangguk senang.

"Tolong bantu aku menggendong Sehun. Dia agak merepotkanku dengan rengekannya seharian ini," Kim Jong Woon bangkit dari tempat duduknya dan mendekati Leeteuk. Dengan tangkas ia mengambil alih Kim Sehun sehingga sudah berada dalam pelukannya. Jong Woon membawa Sehun ke meja makan dan memangkunya dengan penuh kasih lalu memandanginya lekat-lekat. Keponakan pertama dari Kim Kangin dan Park Leeteuk, Park Sehun benar-benar bentuk mini dari ayahnya, tapi memiliki mata sipit seperti ibunya. Setiap kali melihat Sehun, Jong Woon merasa sedang melihat kembali kenangan-kenangan masa lalu dimana dirinya harus merelakan Leeteuk untuk Kangin.
Tidak tepat jika di katakan merelakan, Jong Woon pada saat itu juga tidak berfikir untuk menjadikan Leeteuk miliknya karena perasaannya selalu di lingkupi rasa ragu dan belum berakhir hingga sekarang.

"Ahjussi, Aku tampan ya?" Kata-kata Sehun itu membuat tawa Jong Woon meledak. Anak itu
sudah bisa berbicara dengan baik di usianya yang balita.

"Sehun~ya, kau merasa tampan?"

"Tentu saja ahjussi. Aku memang tampan. Aku juga cerdas," Kim Jong Woon kembali tertawa. Ia memandangi Leeteuk yang sedang menuangkan jus jeruk kedalam gelas-gelas di atas meja makan.

"Siapa yang mengajarinya berkata seperti ini?"

"Kau fikir siapa? Tentu saja ayahnya. Aku tidak pernah mengajarkannya mengatakan hal-hal konyol seperti itu!" jawab Leeteuk ketus.

Kali ini Jong Woon tidak punya pilihan lain selain percaya. Selama ia mengenal Byun Leeteuk, wanita yang kini sudah menjadi kakak iparnya itu bukanlah orang yang suka memuji diri sendiri, Kim Kangin yang seperti itu. Sekali lagi Jong Woon memandangi Leeteuk. Siapa sangka gadis yang dulunya sangat gila kerja harus menikah di usia muda saat karirnya tengah menanjak dan meninggalkan cita-citanya. Sekarang wanita itu bahkan sudah menjadi seorang ibu rumah tangga dengan sebuah blouse viscose berlengan ¾ dan rok katun bermotif bunga-bunga lalu bekerja di dapur seharian. Meninggalkan map-mapnya, rok mini, blazer dan kata-kata penuh hujatan yang selalu mengalir dari mulutnya selama di pengadilan.

"Kim Kangin sepertinya benar-benar sudah mengubah seorang Park Leeteuk. Sekarang kau benar-benar jadi ibu dan istri yang baik, kelihatannya," Leeteuk duduk di salah satu kursi meja makan bundar itu.

"Aku suka dengan ini. Setidaknya sampai Sehun siap di tinggal,"

Park Sehun menggeliat tiba-tiba. Ia memanggil-manggil ayahnya saat mendengar sebuah mobil berhenti di depan rumah yang tidak terlalu luas itu. Jong Woon menurunkan Sehun dari pangkuannya saat bocah itu merengek minta di turunkan dan pada akhirnya, Sehun sudah berlarian menuju ruang tamu. Jong Woon kembali menoleh kepada Leeteuk.

"Dia sudah pulang? Cepat sekali, ini hari senin kan? Bukannya jam kerja masih lama berakhir?"

"Dia selalu pulang saat jam makan siang, Jong Woon,"

"Wah, sepertinya bukan hanya Kim Kangin yang mengubah hidupmu, Nyonya Kim. Dia juga sudah berhasil kau ikat kuat-kuat, sampai harus pulang saat jam makan siang segala. Kalau saat itu aku yang menikah denganmu, aku rasa sekarang kita masih berada di Seoul dan menjalankan rutinitas hidup yang membosankan karena harus bertemu bukan hanya di rumah, tapi juga kantor. Hidupku akan terikat dan menjadi tidak bebas karena itu,"

"Itu karena kau belum mencoba untuk mencintai seseorang lagi hingga saat ini," Kangin datang sambil menggendong Sehun. Tangannya masih sempat memukul kepala Jong Woon dari belakang. Kangin kemudian memindahkan Sehunkepangkuan ibunya lalu duduk di kursi yang kosong. Jong Woon menggosok-gosok kepalanya yang agak nyeri, Kangin tidak main-main. Pukulannya sangat kuat dan cukup untuk membuat Jong Woon limbung, ia kesulitan memulihkan pandangan matanya yang mengabur karena itu.

"Aku akan menikah dengan wanita seperti Park Leeteuk,"

"Kurasa sebentar lagi fikiranmu akan berubah kalau mengetahui seperti apa Kim Nathan itu," Jong Woon mengerutkan dahinya. Ia memang meminta Kangin mencari gadis bernama Kim Nathan itu. Kangin memiliki koneksi lebih luas untuk kawasan Jepang dan ia pasti bisa membantu Jong Woon dengan cepat. Terbukti, dalam waktu kurang dari tiga kali 24 jam, Kangin sudah menunjukkan tanda-tanda kalau ia mengetahui sesuatu tentang Kim Nathan.

"Kau sudah menemukan anak itu? Dia dimana? Kapan aku bisa bertemu dengannya?"

"Kau ingin tau?"

"Tentu saja, ini bagian dari pekerjaanku,"

"Jangan menyesal kalau begitu…" Kangin menggantung ucapannya sambil menyuap makanannya, ia mengunyah dengan sangat perlahan karena semangat untuk menggoda Jong Woon yang sangat tinggi. Kim Jong Woon sudah tidak sabar lagi, ia sudah sangat penasaran dan
tidak bisa menunggu.

"Ayolah, beri tahu aku Ini menyangkut pekerjaanku,"

"Bila ku beritahu, ini bukan hanya menyangkut pekerjaanmu anakku," Kim Kangin menyunggingkan senyum nakalnya.

"Tapi kalau kau memaksa apa boleh buat. Kim Nathan, berada di Hokaido dua hari yang lalu, ia tinggal bersama ayahnya yang merupakan pejabat daerah, tapi ada satu hal yang perlu kau tau. Kim Nathan hanya pulang ke Hokaido pada hari libur karena di Hokaido, yang
ada hanyalah keluarga angkat. Ia tinggal bersama ayah kandungnya di Seoul,"

"Seoul? Berarti anak itu sangat dekat selama ini?"

"Tentu saja dekat. Dia selalu bersama dengan ibunya, seorang barista di sebuah coffee Shop di Namdong-gu, dan di kenal sebagai Kim Nathan. Kau pernah bilang kalau nyonya Kim Jaejoong memiliki anak angkat yang di panggilnya dengan nama Nathan, sama dengan nama putrinya. Dan gadis itu ternyata adalah anak kandungnya. Satu lagi, pernah dengar nama Ryeowook? Kim Nathan adalah Kim Ryeowook, bukan orang lain, Kim Jong Woon. Kau memang berjodoh dengan anak itu,"

Kim Jong Woon terbelalak. Kim Ryeowook?

"Ryeowook? Iya aku kenal dengannya," Leeteuk tiba-tiba bersuara.

"Coffe Shop tempatnya bekerja dekat dengan kedai milik BoA kakak keduaku. Karyawannya juga selalu memesan makan siang dari kedai mie BoA. Jadi dia anak seorang millyoner? Wah…" Leeteuk berhenti mengucapkan kata-kata selanjutnya.

Ia memandangi Kim Jong Woon yang termenung lalu menoleh kepada suaminya. Kim Kangin pura-pura tidak tau dengan keadaan Kim Jong Woon yang masih memandangi piring di hadapannya yang kosong. Kim Ryeowook sepertinya membangkitkan sesuatu yang besar di ingatan Kim Jong Woon sehingga menyita kesadarannya beberapa waktu.

TBC...


Ane bikin juga vers YEWOOKnya..

Semoga YWS suka ^^ dan author juga nerima kritik sarannya..

Maaf gk bisa bales review ^^, semoga suka ff ini..