Wa: halo semua, disini Wa-san, kalau gak kenal abaikan saja wa ini... *pundung*
Aupu: belum apa-apa udah ngambek duluan, minta di apain ni anak coba...
Wa: minta di pangku *clingclingcling*Aupu: the exit is over there... *tunjuk gerbang Neraka*
Eniwei, yok lanjut!
-Hello there!-
-Wei-
Setelah berlama-lama Author Gaje diantara yang tergaje udah ilang nggak tahu arah angin dimana, lah... DIA MUNCUL LAGI! *kemaren kompasku rusak, makanya tersesat mo ke FFN eh malah ke Blog(?)*
Eniwei, disini telah tersedia beberapa lembaran kertas didepan meja Cao-Cao, dengan muka depresi, gaje, mual, dan asma kumat(?) dia menarik lembaran kertas itu, tertulis dengan font Time News Romans, dan font sizenya sebesar 9999999999*WOI*
"From Author yang paling cakep dan terfavorit"
Please deh, thor...
Eniwei, Cao-Cao membacakan isi kertas itu dengan tatapan malas, dan tertulis:
"SELAMAT! ANDA TELAH MENDAPATKAN SURAT DARI AUTHOR CAKEP INI! KARENA ANDA TERPILIH SEBAGAI PEMENANGNYA, MAKA ANDA AKAN IKUT SERTA DALAM ACARA KHUSUS! PERSYARATANNYA ADALAH MEMILIH PEMANDU SEBANYAK 1 ORANG, TIDAK BOLEH YANG CAKEP(ntar wa tersaingi!) DAN KALAU TIDAK MENGIKUTI KESERTAAN NTAR ANAKMU WA CULIK! Sekian~"
Seperti biasa, suratnya bikin mata perih. Jika cuma satu orang, ngapain pakai 'sebanyak'? Nah, gak boleh yang cakep lagi? Dan dapet pemaksaan kalau gak ikut anaknya di culik.
Cao-Cao dengan tampang bapak-bapak pas-pasan segera melipat kertasnya dan menaruhnya di depan mejanya. Dengan suara yang lantang dan keras.
"XIAHOU DUUUUUUUN!" teriaknya.
"Ada apa, Yang Mulia?" tanya seorang Jendral cakep(Yang gak bole jadi pemandu-plak) bernama Xiahou Dun.
"Adakan rapat, SEKARANG!" bentak Cao-Cao kembali.
Xiahou Dun, tanpa bertanya-tanya lagi segera melesat pergi dengan takutnya. 'Ini orang marah karena apa, ya?' mungkin gitu pikirnya.
In the end, bukan salah wa(ELU YANG SALAH WOI!-Lempar kursi ke Wa rame-rame)
-Wu-
Sementara itu, di Wu. Yang tenang dan kalem, sayangnya gak ada penghuninya... Eh maaf, kita salah mendarat. Disini kuburan (Ngancir)
.
Sementara itu di Wu, yang tenang dan kalem terlihat Jendral-Jendral dan prajurit-prajurit ber-armor merah yang tampak sumringah, terutama dua bocah satu ekor kuda dan yang satu lagi bulunya landak(Mereka manusia kok) tengah meratapi surat yang akan membawa malapetaka kepada siapa yang menerimanya(?)
"Jadi bagaimana nih?" tanya si ekor kuda manis bernama Long Tong, eh, Ling Tong.
"Buang aja!" bentak si bulu landak sangar bernama Gan Ning.
"Tapi jika Yang Mulia tidak ikut, nanti Tuan Sun Ce, Quan, dan Shang Xiang bisa diculik!" bentak Ling Tong menjitak Gan Ning.
"Sialan kau, ekor kuda, main jitak aja!" balas Gan Ning menonjok Ling Tong.
"Bulu landak!"
"Tiang listrik berjalan!"
"Lonceng rumah!"
"Bambu tumpul!"
"Gorila berisik!"
Gitu terus sampai Dinasti Han selesai. (Dilempar rame-rame)
-Shu-
"Jadi begitu, ya..." sahut Liu Bei, menatapi kertas dari sang Author.
"Benar Yang Mulia, tak disangka hari ini akan datang hal malapetaka(Kurang ajar)" sahut lelaki berarmor hijau dengan ponytail rendah, Zhao Yun.
"Apa boleh buat, saya tentu akan ikut... Walau nyawaku taruhannya!" ucap Liu Bei dengan backround petir menyambar dimana-mana(?)
"Jangan Yang Mulia! Lebih baik di wakili saja!" ucap Zhao Yun dengan histerisnya.
"Saya menolak..." bisik Zhuge Liang.
Dikeributan itu, sementara itu suara ketukan pintu terbunyi dan seorang wanita berambut coklat kepirangan pun memasuki ruangan itu, menunduk sopan dan mendekati Liu Bei, Zhao Yun, dan Zhuge Liang.
"Author Wa mengatakan bahwa tidak boleh diwakili, begitu katanya" ucap wanita bernama Yue Ying itu.
"Apa boleh buat, Zhao Yun kumpulkan semua orang! Termasuk yang cakep(?)!" perintah Liu Bei.
"Baik Yang Mulia!" ucap Zhao Yun melesat pergi.
-Jin-
Sementara itu di kerajaan Jin, terlihat seorang pemuda berambut coklat gelap tengah tidur diatas pohon(Yang rantingnya udah mau patah-ya nggaklah) pemuda itu masih tidak sadarkan diri juga, padahal secarik kertas dan surat sudah ditaro di kepalanya. Apa boleh buat.
-Other-
Kerajaan ini adalah salah satu kerajaan yang gak boleh terlewatkan. Kalau terlewatkan ntar ada yang menganjal. Di kerajaan Dong Zhuo, seorang wanita berambut coklat tergesa-gesa berlari kearah ruangan itu dengan secarik kertas dan surat ditangannya.
"Yang Mulia! Ada surat!" ucap Wanita itu, dia bernama Diao Chan.
"Dari siapa?" tanya pria berarmor serba item dan antena kecoa, Lu Bu.
"Author!"
Seketika yang tadinya masih hidup, tiba-tiba mati semua.
Ya nggaklah...
"Kok bisa!? Author mana!? Normalkah!?" tanya-tanya Lu Bu.
"Tadi barusan dikirim! Author Wa, lalu dia gak normal(Ini cewek minta dihajar kali ya...)!" jawab Diao Chan.
"Mampus dah, itu Author lagi..." sahut Lu Bu.
"Sini, biar kubaca..." ucap Dong Zhuo.
"Tapi ditujukan pada Tuan Lu Bu!" ucap Diao Chan.
"KAN GUE YANG KAISAR DISINI! KOK MALAH SI LU BU!?"
"Katanya, kalau gak ikut acaranya, ntar anaknya diculik. Mungkin dia gak mau nyulik Lu Bu" ucap seorang pria dengan topi hitam, Chen Gong.
"JADI DIA MO NYULIK ANAK GUE!?" Tanya Lu Bu mulai histeris. "SINI SURATNYA, DIAO CHAN!"
"Ba-baik!" Diao Chan pun memberikan surat itu pada Lu Bu, dan Lu Bu membacanya dengan super serius yang gak terbayang bagaimana wajahnya.
"Apa boleh buat, CHEN GONG KUMPULKAN SEMUA ORANG!" bentak Lu Bu.
"Tapi kan cuma ada kita!? Ama Lu Lingqi!" ucap Chen Gong.
"Si Yuan Shao, de el el juga dipanggil!" bentak Lu Bu.
"Siap Tuan!" ucap Chen Gong segera ngancir pergi.
.
Ya, begitulah awal mula penyebaran surat ke berbagai Kerajaan... Apakah mereka akan ikut dalam acara gaje itu? Atau mereka akan menyerahkan anaknya untuk diculik? Mwahahahaha...
.
.
.
Untuk teman-teman Authorku yang membaca ini... Soal kemarin itu... Lupakan itu pernah terjadi.
