Dynasty Warriors by KOEI
Never Ending Love by Kireyoshi Apocrypha
Chapter 1
Please Enjoy..
Zhen Ji sedang bersolek didepan meja riasnya saat seorang kepala pelayannya datang dengan wajah berseri-seri.
"Zhen Ji-sama, Yang Mulia telah kembali bersama Cao Pi-sama" ucapnya dengan satu tarikan nafas. Zhen Ji tersenyum melihatnya.
" Siapkan perjamuan makan malam Ciao Wei, buatkan yang spesial untuk kepulangan Cao Pi-sama dan Cao Cao-sama" ucap Zhen Ji lembut. Kepala pelayan itu tersenyum, dan membungkuk sebelum keluar dari ruangan itu. Zhen Ji pun kembali menyisir dan merapihkan ikal rambutnya sebelum keluar untuk menyambut mertua, dan suami tercintanya.
Zhen Ji segera menyambut mereka pada tepat di pintu istana dalam bersama para penghuni istana lain yang mengekor dibelakangnya. Perjamuan makan malam pun telah siap dengan sempurna.
" Selamat datang, Cao Cao-sama, Cao Pi-sama, dan para Jendral. Aku senang kalian kembali dengan selamat. Semoga para dewa selalu melindungi kalian" Ucap Zhen Ji membungkuk dalam penuh rasa hormat. Cao Cao hanya mengangguk dan terus berjalan mendekati meja makan. Beberapa jenderal lain seperti Xiahou Dun, Wang Yi, Guo Jia, Zhang He, dan Xiahou Yuan pun mengekor dibelakang Cao Cao. Sedangkan Cao Pi berhenti didepan Zhen Ji, mengisyaratkat untuk segera berdiri tegak dan menggandengnya menuju meja makan.
Setelah makan malam yang khidmat selesai, waktu untuk minum anggur pun tiba. Hampir seluruh Jendral Kekaisaran Wei berkumpul di istana dalam. Zhen Ji duduk disebelah suaminya. Cao Cao berdeham keras untuk menarik perhatian para jendral.
" Ehm.. Para Jendralku" Suara Cao Cao membuat seluruh penghuni ruangan menolehkan kepala, dan mulai memperhatikan Cao Cao.
" Kita telah memenangkan peperangan di Xuchang dan besok aku akan mengirimkan beberapa orang dari kalian untuk menjaga Xuchang dari pasukan Shu.." lanjutnya lantang. Semua jendral menunggu dengan harap harap cemas. Mereka tahu raja mereka itu sangat ambisius, tak bisa dipungkiri bahwa mereka masih lelah karena baru saja kembali dari peperangan, dan besok, salah satu dari mereka akan pergi lagi untuk melaksanakan titah sang raja yang tidak bisa diganggu gugat.
" Cao Pi anakku, pergilah besok ke Xuchang, bawa serta istrimu, Xiahou Dun, dan Xiahou Yuan. Jagalah mereka semua dan Xuchang dengan hatimu." Ucap Cao Cao setelah beberapa saat terdiam. Cao Pi menggangguk mantap. Dan mereka kembali larut dalam pesta anggur tersebut.
Malam telah tiba, pesta perjamuan telah usai. Zhen Ji pun kembali kekamar dengan Cao Pi disampingnya
"Ne, Anata.. apakah kita harus benar benar pergi ke Xuchang besok?" Tanya Zhen Ji saat mereka berdua sedang berbaring bersisian di ranjang. Cao Pi membalikkan badannya menghadap Zhen Ji.
" Memangnya ada apa? Kau tak suka?" jawab Cao Pi sambil mengelus pelan pipi istrinya.
" Tak ada apa-apa. Hanya saja kurasa akan terjadi sesuatu yang buruk di Xuchang" Zhen Ji tak berani menatap mata suaminya. Ia hanya menatapi langit langit kamarnya, sangat takut jika suami tercintanya itu menyangkal intuisinya. Bagaimanapun, Zhen Ji sering pergi ke medan perang, dan intuisi lah yang selalu membawa kemenangan padanya.
" Aku akan selalu bersamamu sayang. Percayalah padaku, aku akan melindungimu. Taakan kubiarkan seorangpun menyentuh bunga terindahku" Cao Pi membalikkan badan Zhen Ji membuat mereka saling berhadapan. Cao Pi tersenyum. Sungguh bukan sesuatu yang dapat dilihat orang sembarangan.
"Anata.. Aku tahu. Aku akan selalu percaya padamu. Dan aku bersumpah pada Kami-sama, bahwa aku mencintaimu" jawab Zhen Ji pelan. Segera ia menggeserkan badannya dan memeluk Cao Pi. Sungguh, tak ada pelukan yang dapat menandingi pelukan suaminya itu. Pelukan yang sangat ia rindukan ketika Cao Pi meninggalkannya pergi berperang.
" Aku juga. Sekarang tidurlah. Aku tak mau membuat Chichi-ue marah pada kita karena terlambat berangkat besok" ucap Cao Pi. Cao Pi mengecup lembut bibir istrinya. Dan mereka berdua pun terlelap dalam kehangatan sebuah pelukan.
=Time Skip=
Fajar telah muncul diufuk timur dan tibalah hari keberangkatan mereka. Para pelayang dan dayang-dayang telah menyiapkan semua perbekalan Zhen Ji dan Cao Pi. Kereta kuda pun telah siap menunggu mereka. Cao Cao datang mendekati rombongan yang akan segera berangkat itu.
" Anakku.. Kupercayakan Xuchang padamu. Kuharap dengan bantuan pamanmu kau bisa mempelajari jalan seorang pemimpin. Mungkin saat ini baru Xuchang yang bisa aku berikan padamu, tapi suatu saat nanti, Seluruh daratan Wei akan menjadi milikmu. Pergilah dengan bangga, anakku" ucap Cao Cao sebagai salam perpisahan. Cao Pi dan Zhen Ji pun memberikan salam hormat mereka untuk Cao Cao dan segera memasuki kereta kuda.
Zhen Ji dan Cao Pi duduk bersebelahan didalam kereta itu. Menunggu paman Xiahou Dun dan Xiahou Yuan menyelesaikan pembicaraan mereka dengan Cao Cao. Zhen ji pun membuka pembicaraan.
"Anata…aku benar benar merasa sesuatu yang buruk akan terjadi di Xuchang" ucapnya lirih sambil bersandar di dada Cao Pi.
'My Love, percayalah. Chichi-ue tidak membahayakan pewaris tahta kerajaan ini" jawab Cao Pi lembut seraya merengkuh kepala Zhen Ji dan membelai pelan rambutnya. Berusaha menenangkan kekhawatiran istrinya itu. Pembicaran itu terhenti karena kereta kuda mulai berjalan dengan Xiahou Dun dan Xiahou Yuan mendampingi sisi kanan dan kiri kereta dengan kudanya yang gagah. Dan rombongan pun mulai berjalan.
Dari Istana utama Wei menuju Xuchang membutuhkan 2-4 hari perjalanan menggunakan kuda atau kereta. Dan sejak pembicaraan mereka terhenti karena rombongan mulai berjalan, Zhen Ji belum berani mengucapkan sepatah katapun. Dia hanya bergelayut mesra didada suaminya yang selalu ia rindukan. Cao Pi dengan senang hati selalu membalas ciuman ringan yang didaratkannya. Bagaimanapun Zhen Ji sadar, Cao Pi juga hanya lelaki biasa yang pasti sangat merindukan sentuhannya.
" My Love…" bisik Cao Pi pelan. Zhen Ji spontan menoleh dan menatap mata suaminya.
" Tahukah kau apa yang Chichi-ue katakana saat perjalan dari Xuchang kemarin?" Tanya Cao Pi pelan. Zhen Ji hanya menggeleng dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Cao Pi.
" Dia bilang, dia menginginkan seorang cucu dari kita" lanjutnya dengan nada sangat rendah, membuat Zhen Ji merona dalam pelukan Cao Pi.
* To Be Continue *
Mind to review? ;)
