本当に愛してるよ

Naruto © Masashi Kishimoto

本当に愛してるよ [Hontōni aishiteruyo] © Masao

For #SasuHinaBimonthly #Prompt:Bully

Warning! OOC [Sasuke], lol [Hinata], typo(s), alur cepat dan berantakan, etc.

.

.

.

"Hinata-chan, jadi pacarku yaa"

"Hinata, jadi pacarku yaa"

"Hinataaa"

Kututup telingaku sekuat kuatnya. Oh ayolah, aku tak mau terus terusan seperti ini, seperti buron yang harus lari karena menghindar dari kejaran polisi. Dia, Sasuke Uchiha yang entah sejak kapan mulai mengejar-ngejarku, padahal sebelumnya kami sama sekali tidak pernah mengenal secara personal bahkan kami tidak pernah bertegur sapa.

"Hinataaaa~" ugh... suara itu lagi, aku cukup terganggu dengan suaranya yang setiap hari ada dikepalaku, bahkan ketika aku sedang belajar dan ingin beristirahat-pun aku tetap terngiang oleh suaranya yang sama sekali tidak merdu itu, 'Oh Kami-sama tolong aku'

Tunggu! Aku bilang apa tadi? Bahkan aku terngiang suaranya bahkan ketika dia tidak sedang memanggilku ataupun berada disekitarku? Oh ayolah Hinata, kau tidak suka padanya kan? Tidak. Tidak mungkin!

Bukannya aku tak ingin menjauhinya atau menjauhkannya dariku, aku hanya... hanya... tidak bisa. Dengan sifatku yang seperti ini? Yang amat sangat pemalu dan tetek bengeknya, aku tak bisa membuatnya –setidaknya sadar- untuk menjauhiku. Aku hanya bisa menerima dan mendiamkan Sasuke-san selama ini. Hingga suatu hari...

.

.

.

"Hinata siapkan mentalmu yaa, sebentar lagi Sasuke-kun akan datang-" Itu suara sahabatku, Haruno Sakura namanya, gadis yang memiliki warna rambut seperti namanya –Sakura- ini memang sering menggodaku, bukan sering tapi selalu. Entahlah dia sebenarnya teman atau musuh, aku selalu merasa terbully jika sedang bersamanya. Oh maksudku, dia akan selalu meninggalkanku disaat aku sedang membutuhkannya –ketika Sasuke datang padaku, yah sebentar lagi dia akan melakukannya.

"1 – 2 – 3, eh..." bukan, bukan karena Sasuke tak datang ke kantin –tempat dimana aku dan Sakuran berada sekarang. Tapi karena Sasuke melewati kami –aku begitu saja, 'Tidak seperti biasanya'

"Kau bertengkar dengannya kah, Hinata?" Keherananku menghilang sesaat ketika mendengar suara Sakura.

"Sepertinya ... tidak." Oke Hinata, kenapa dirimu sekarang merasa seperti diabaikan? Dilupakan? Dan kenapa dadamu tiba tiba terasa sesak seperti ini? Bukankah seharusnya kau senang karena sudah merasa bebas? Tidak terganggu? Dan tidak merasa terbully lagi dengan Sasuke yang terus mengejarmu?

Aku mengalihkan perhatianku pada meja Sasuke-san sekarang, dan aku melihatnya disana, dengan seorang gadis yang aku tau bernama Ino, Ino Yamanaka. Ino sedang bergelayut manja dibahu Sasuke-san sekarang, dan aku... aku... oh kenapa denganku? Kenapa rasanya ini lebih sakit daripada pem-bully-an Sasuke tempo hari? Kenapa aku lebih terlihat seperti benar benar di bully olehnya sekarang?

"Hinataaa, daijoubu desu ka?"

"O?" aku benar-benar melupakan keberadaan Sakura-chan sekarang. "Da-Daijoubu desu"

"Tapi, kenapa matamu memerah Hinata?" tanya Sakura heran padaku. Jangankan Sakura, aku-pun merasa heran pada diriku sendiri, kenapa tanpa sadar air mata sudah menumpuk di mataku?

"Ayo, kembali kekelas Sakura-chan."

.

.

.

"Apakah menurutmu orang yang bersama Sasuke-kun akhir-akhir ini adalah pacarnya, Hinata?" Oh Sakura, kenapa kau tidak melihat situasi dan kondisiku saat ini sih. Eh... kondisi? Kondisiku yang bagaimana yang harus dilihat situasinya? Yah ini memang sudah hampir seminggu setelah kejadian di kantin saat itu, dan setelah hari itu aku selalu melihat Sasuke selalu bersama Ino-san dan tak pernah menyapaku.

"Entahlah. Bisa jadi seperti itu, Sakura-chan." Kenapa suaraku jadi lesu seperti ini?

"Hinata-chan aku mau bertanya padamu-" Sakura menghentikan suaranya, aku mulai merasa pertanyaan yang akan dilontarkan Sakura akan sangat mematikan. "Apa kau menyukai Sasuke-kun?" blarrr! Rasanya pertanyaan Sakura-chan seperti bom atom yang ledakannya lebih berbahaya dari ledakan di Hiroshima beberapa tahun lalu. Tapi, kenapa dengan jantungku sekarang? Heiii... berhentilah –memompa dengan cepat, sekarang!

"Entahlah Sakura-chan, aku tidak tau."

"Ta-Tapi disini-" aku mengucapkannya dengan menggerakkan tanganku pada area dadaku –jantung. "-disini rasanya seperti mau meledak jika berada didekat Sasuke, rasanya seperti aku benar benar disiksa dan dibully olehnya setiap kali aku bersamanya atau bahkan hanya mendengar suaranya atau mengingatnya."

Dan entah kenapa –atau bagaimana, aku merasa ada tangan seseorang yang menarikku dari belakang dan dalam sekejap aku sudah berada dipelukan orang itu. Eh?

"Sa-Sa-Sasuke-san." Diaa... benar-benar Sasuke-san kan? Se-sejak kapan dia berada di sini?

"Berhentilah mengacuhkanku dan terimalah cintaku Hinata." Oh... betapa aku sangat merindukan suaranyaaa.

"Ta-Tapi Sasuke-san, jika kau selalu berada di dekatku jantungku akan benar benar meledak nanti." Beberapa detik kemudian aku mendengar seseorang –atau dua orang?- yang terkikik geli, apakah karena ucapanku? Apa ada yang salah dengan ucapanku?

"Justru itu Hinata-" masih dengan menahan tawa Sasuke-san mulai bicara, "–jika kau menerimaku, aku akan mengobati jantungmu. Tidak, bukan mengobati, tapi membuat kau agar terbiasa. Terbiasa dengan detakan cepat pada jantungmu, membuatmu terbiasa dengan bully bully manis yang aku lakukan." Ke-kenapa wajahku memanas sekarang? Oh tidak jangan-jangan aku mulai demam? Jangan pingsan... jangan pingsan!

"Ti-Tidak tidak mau, mana ada bully yang manis Sasuke-san." ucapku sedikit marah, aku mengalihkan pandangan pada Sakura, bertanya tanya sejak kapan pria ini berada di belakangnya namun ketika ia menoleh ia tak melihat Sakura sama sekali dan oh... bahkan teman teman sekelasnya yang lain pun tidak ada dalam kelas.

"Mencari siapa Hime? Aku menyuruh Sakura untuk mengosongkan kelas ini sekarang. Jika itu yang ingin kau tau." Sasukeee kenapa kau selalu suka membully-ku seperti ini? Dikelas. Hanya berdua.

"Jadi bagaimana, Hinata-chan?"

"A-aku tetap tidak mau, Sasuke-san."

"Hm? Apa kamu lebih senang merasa terbully karena aku bersama Ino?" Ck, itu bukan pilihan yang bagus Sasuke. Bagaimanapun rasa bully ketika melihat kalian berdua jauh lebih menyakitkan. Tapi kenapa dia tahu jika aku juga merasa terbully ketika dia bersama Ino? Apakah dia sudah berubah menjadi dukun dan tahu semua tentangku?

"I-Itu... itu bukan pilihan yang bagus juga." Oke merenunglah Hinataaa!

"Jadi-" Kenapa dia menyudutkanku? "–aku butuh jawaban sekarang Hinata." Dan dia juga tidak sabaran.

"Diam berarti iya, dan tidak berarti iya." Oke, kalau hasilnya sama seperti itu kenapa memberikanku pilihan? Dasar Uchiha!

"Berarti mulai sekarang, kau adalah pacarku Hime~" Dan pada akhirnya dia memutuskan hal ini dengan sepihak. Oke, mulai sekarang aku harus siap dibully setiap hari oleh orang yang sekarang sedang memelukku ini.

.

.

.

OWARI

.

.

.

Sebelumnya, Masao ingin berterima kasih pada semua yang sudah mereview, mem-follow dan mem-favorit cerita debut Masao *ojigi* Arigatou Gozaimasu~

Cerita ini dipersembahkan untuk even #SasuHinaBimonthly4, maaf jika ceritanya terkesan dipaksakan dengan prompt

Untuk even pertama saya, semoga banyak yang berkenan~^^

Arigatou Gozaimasu~

Nyahhaaa~ ^^

.

.

.

OMAKE

"Kenapa kau memanggil kami Sasuke-kun?" Tanya seorang gadis bersurai pink, dan menunjuk gadis bersurai kuning disampingnya.

"Aku membutuhkan bantuan kalian berdua-" Pria itu –Sasuke, menghentikan suaranya "–Sakura... Ino..."

.

.