You Love Me ?
.
Chapter 1
.
KyuMin Gender Swich (GS)
.
Rate : T
Warning : Typo(s) dimana-mana dan tidak sesuai EYD.
Disclaimer : Cerita ini murni ide Saya dan Saya hanya meminjam nama mereka sebagai penyempurna Ff Saya ini. Ingat ini hanya Fiksi belakang. No Plagiat!
Autor Note : Ini adalah Ff kedua Saya yang publis. Disini Saya akan memasukan banyak tokoh pembantu dari Boy band lain sehingga saya tidak menuliskan siapa saja pemeran yang ada di FF ini, pemeran utamanya tentu saja KyuMin. Mohon maaf jika ada banyak kesalahan di dalamnya. Kritik dan saran membangun sangat diperlukan.
.
.
.
Happy Reading...
Persahabatan...
Cinta...
Seorang Kekasih...
Dan...
Seorang Tunangan?...
Apakah akan ada seseorang yang mampu bertahan? Jika kau memiliki kedua dari tiga pilihan tersebut, memiliki kekasih namun kau juga akan menyandang status bertunangan dengan orang lain, seseorang yang jelas kau benci? Bagaimana dan siapa yang akan kau pilih? Menuruti perintah orang tua dengan arti ' anak Berbakti ' menerima perjodohan kuno, atau tetap mempertahankan hubunganmu dengan Sang kekasih hati yang jelas ditolak oleh sang Kepala keluarga- Ayah mu. Sedangkan jauh dari lubuk hatimu Kau membenci Tunanganmu dan mencintai Kekasihmu...
Ini adalah sebagian kecil dari cobaan kehidupan, mempunyai pilihan sendiri namun belum tentu pilihanmu akan terwujud dan terlaksana. Semuanya sudah takdir...
Pagi hari di kota Seoul diselimuti kabut tebal, cuaca yang lumayan dingin membuat setiap manusia sangat malas menjalani aktifitas-nya, yang mereka inginkan hanya kepuasan tidur, bersantai dikasur yang empuk dan diselimuti dengan selimut tebal dan nyaman.
" Minnie. Bangun Nak. Ini adalah hari pertamamu masuk SMA! Minnie!" Suara Lembut namun dengan volume yang cukup keras mencoba membangunkan putri tercintanya. Tiga ketukan keras seolah tidak mengusik mimpinya sama sekali. " Lee Sungmin. Bangun nak!" Ucapnya lagi dengan ketukan yang lebih keras dari sebelumnya.
" Eomma. Sungminnie belum bangun juga? Dia akan telat masuk sekolah dihari pertamanya ini. Itu kesan buruk jika dia benar-benar terlambat." Ucap seorang gadis dengan piama sexy-nya, berdiri tepat disamping ibunya. Dia tidak sadar dengan kedatangannya dan membuat ibunya kaget.
" Key. Tidak bisakah kau datang dengan cara yang normal? Kau selalu membuat Eomma kaget dengan kemunculanmu yang tiba-tiba." Omelnya pada Key- Lee Kibum, anak sulungnya.
Key hanya mengangkat bahunya acuh, ia merasa tidak pernah berniat mengagetkan Ibunya. Ibunya saja yang berlebihan.
" Aku datang dengan normal Eomma. Eomma saja yang tidak tahu aku datang."
Wanita paruh baya itu hanya memutar bola matanya malas, lalu ia menelisik penampilan Putri pertamanya ini.
" Sudah Eomma bilang Key. Jangan pakai gaun sexy seperti itu, kau bisa memakainya setelah menikah nanti. Bagaimana jika Appa melihat? Kau ingin dimarahi lagi?". Wanita paruh baya itu memijit pelipisnya pusing. " Hufftt.. Lain kali jika Eomma melihatmu memakai pakaian itu lagi, Eomma akan merobeknya saat itu juga. Sekarang tugasmu adalah membangunkan Sungmin. Adikmu itu sangat susah dibangunkan. Eomma harus menyiapkan sarapan untuk kalian semua." Ucapnya lagi sebelum benar-benar pergi wanita yang dipanggil Eomma itu mencium kening Key. " Eomma sangat menyayangimu. Jangan ulangi." Bisiknya lembut.
Setelah sosok lembut itu pergi, Key memandang semangat ke arah pintu bercat Pink Soft dengan gantungan pintu berbentuk kelici dan tulisan huruf yang lucu yang juga berwana Pink. ' Minnie Room'.
Key memutar kenop pintu namun dia terkejut saat tahu pintu itu dikunci dari dalam.
" Yaak! Lee Sungmin, cepat bangun! Kau ingin terlambat masuk sekolah Heoh!." Key menggedor pintu dengan brutal sangat berbeda dengan cara membangunkan Ibunya. " Jika kau tidak bangun juga. Kau akan merasakan tepukan sayang dari kelima jari-jari cantikku ini, di pantat montokmu itu. Sungmin!" Teriak Key yang terus mencoba membangunkan adiknya.
" Kupingnya kebal sekali, jika lama-lama disini bukan haya Sungmin yang terlambat, tapi aku juga akan terlambat masuk kerja." Gerutunya kesal. Key melihat adik ketiganya yang hendak memasuki kamarnya, setelah berpikir singkat ia memanggilnya dengan senyuman manis, namun berbeda arti dengan sang adik yang justru senyum Key itu menakutkan, bahkan ia memperlambat langkahnya.
" Taemin-ah, kau sengaja memperlambat langkahmu heoh!" Ucap Key dengan memicingkan mata.
" T-tidak Eonnnie, kakiku sedikit sakit. Mungkin karena latihan dance kemarin." Sahut Taemin gugup. " Ada apa Eonnie memanggil ku?" Tanya Taemin bingung.
" Kau bangunkan Sungmin. Aku mau bersiap-siap berangkat kerja." Jawabnya dengan cuek. lalu pergi meninggalkan Taemin yang masih mencerna ucapan Key. Key sendiri memasuki kamarnya lalu mengunci pintu. Suaranya sangat terdengar jelas ditelinga Taemin.
"Aiissh! Main tinggal saja. Dan apa tadi? Membangunkan Sungmin? Dia pikir hanya dia yang sibuk seorang diri. Aku juga sibuk. Aigo..." Gerutunya kesal pada Key.
" Cepat Taemin! Bangunkan si kelinci tidur itu! Jika tidak aku, kau dan seluruh penghuni rumah ini tidak bisa menikmati sarapan pagi, sebelum kelinci tidur itu bangun dan duduk manis dikursi meja makan!" Teriak Key didalam kamarnya sendiri.
" Iya. Bawel sekali!" Balas Taemin kesal. Gadis yang lebih muda itu menatap malas kearah pintu bercat feminim di depannya. Ia menarik nafas dalam dan...
" Sungmin Eonnie! Palliwa. Ini sudah pagi, kau harus tahu Key Eonnie terus mengoceh tidak jelas. Kenapa kau tidak bangun juga? Kau harus bangun dan lihat jam kelinci bodohmu itu. Bangun! Aku ingin susu pisangku! Aku akan mati jika tidak meminum susu kesukaanku itu. Dan kenapa harus aku yang membangunkan mu? Bangun Lee Sungmin." Teriak Taemin dengan menggedor pintu Sungmin dengan keras.
Sedangkan didalam kamar, Sungmin sudah mendengus kesal dengan menutup kepalanya dengan bantal, berharap suara ribut diluar tidak terdengar.
" Tsk! Ini bukan hutan, kenapa Taemin dan Key Eonnie senang sekali berteriak." Ucapnya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur. Sungmin tidak tahu jika dia sendirilah yang membuat Kakak dan adiknya berteriak tidak jelas dipagi hari.
" Sungmin Eonnie Bangun!.. Yaakk-
Suara Taemin menghilang dan itu membuat Sungmin mengernyit bingung. Bukan hanya Sungmin tapi juga Key yang memang mendengar jelas rancauan Taemin untuknya. Alis anak sulung itu naik keatas.
" Sepi " Monognya sambil memakai pita putih cantik dirambut sebahunya.
Hening..
PLUK.
Suara lemparan kotak susu sangat jelas dipendengaran Taemin. Kotak susu itu sengaja dilempar dan sekarang tepat berada di kakinya.
" tutunya habissss. Inhat tetem. (lihat)?" Suara cadel dengan kalimat yang tidak sempurna meluncur polos dari bibir bocah laki-laki berusia empat tahun yang kini menatap Taemin dengan cengiran polosnya. Taemin masih diam, dengan ragu Taemin mengambil kotak susu yang ada didepan kakinya.
Matanya membulat sempurna saat tahu kemasan kotak susu itu adalah susu miliknya. Ia menatap bergantian antara kotak susu yang kosong dengan adik bungsunya.
" Tutunya tidak enak tetem. Jangan minum.." Ucapnya lagi. Tangan mungilnya terus bergerak gemas pada pakiannya, seperti mengelap sisa cairan putih yang menempel ditangannya.
" Lee Jungkook..." geram Taemin memandang adik kecilnya dengan gemas karena kesal. Tangannya bergerak mengepal, ia berjalan kearah jungkook kecil, ingin memberi hukuman yang layak untuk adik laki-lakinya.
Sungmin ia mengintip lewat lubang pintu kamarnya. Mengawasi gerak gerik Taemin.
"Hyaaaaaa.. Anak nakal. Kesi-
Cklek
Tap
Tap
" Hai baby Kookie.. Sudah bangun ternyata." Suara lembut Sungmin menyapa pendengaran Jungkook dan Taemin.
Chu
Jungkook tertawa geli saat bibir mungil Sungmin mencium pipinya yang bulat secara bertubi-tubi.
BLAAAM
Pintu kamar Sungmin tertutup kembali dan sosok kecil itupun menghilang dari pandangan Taemin. Yaa, karena Sungmin bergerak cepat menggendong Jungkook lalu membawa bocah nakal itu kekamarnya.
" EOMMA! KENAPA MEMBERIKAN SUSU PISANGKU PADA BOCAH RAKUS ITU!" Teriak Taemin sangat kesal.
" Jungkook yang mengambilnya. Bukan salah Eomma Taemin!" Teriak wanita paruh baya itu dari dapur.
" Aishhh.. menyebalkan.." Gerutu Taemin, lalu pergi kekamarnya.
Key ia menahan tawanya, matanya berair saking lucunya. Ia bisa membayangkan bagaimana wajah kesal seorang Lee Taemin dan wajah tanpa dosanya Lee Sungmin dan Lee Jungkook.
" Owhh... Ini pagi yang menyenangkan."
Sungmin sudah selesai dengan riasan rambutnya yang dikucir dua sangat sederhana. Mata foxy nya menatap lembut sosok kecil yang asik memainkan boneka Bunny besarnya diatas ranjang.
" Kookie.. Jangan gigit telinganya. Nanti Bunny menangis kesakitan." Peringat Sungmin pada Jungkook yang hendak menggigit kuping boneka kelincinya.
"Nani nangic? Embut.. Noona." Tanya Jungkook, matanya mulai memancarkan sorot bersalah. Bocah kecil itu akan merasa bersalah jika kelinci kakaknya kesakitan dan menagis.
" Bukan nani, tapi Bunny. Bunny memang lembut, tapi dia tidak bisa di makan. Ayo kita sarapan Baby, sepertinya kau sudah lapar." Jawab Sungmin sambil menurunkan Jungkook dari atas tempat tidur, tangan halusnya menggenggam lembut tangan mungil Jungkook.
" Noona antikk (cantik)."
" Gomawo Baby kookie..." Sungmin sangat senang mendengar pujian tulus dan jujur dari Jungkook. Lalu menggendong bocah lucu itu, tidak lupa bibir tipisnya terus menciumi pipi Jungkook dan membuat pemiliknya tertawa senang.
" Noona.. Embut ini." Tangan mungilnya ingin meraih bibir Sungmin yang terasa lembut dipipinya. Sungmin berusaha menjauhkan wajahnya dari jangkawan tangan kecil itu.
Saat memasuki ruang makan semuanya sudah berkumpul dan duduk dengan nyaman dikursi. Ia bisa melihat wajah masam Taemin yang meratapi susu pisangnya.
" Taemin-ah. Kau terlihat jelek jika memasang wajah cemberut seperti itu. Bisakah kau tersenyum dipagi ku yang indah ini. Jangan merusaknya." Ucap Key pedas.
" Urusi saja riasan wajah mu itu, dan jangan menggangguku."
"Kau-
"NOONA!" Teriakan senang itu menghentikan ucapan Key. Dengan semangat Key menghampiri Sungmin dan mengambil Jungkook dari gendongan Sungmin.
"Uhhh... Pangeran kecil Noona sudah wangi ternyata."
" Iya dong. Tadi kan mandi cama Cungmin Noona. Main buca- buca wangiii.. hehehe." Sahut Jungkook dengan tawa riangnya.
Key dan Taemin memandang Sungmin.
" Wae? Apa aku salah mandi berdua dengan adikku sendiri?" Tanya Sungmin polos, raut wajahnya bingung saat Key terus menatapnya.
" Jangan ulangi Min. Jungkook memang masih kecil tapi jika dibiasakan mandi dengan mu itu berbahaya. Dia berkelamin tidak serupa dengan kita. Dia jantan." Jawab Key lalu menurunkan Jungkook. Bocah itu langsung berlari menghampiri ibunya yang sedang membawa Susu miliknya.
"Aku tahu Jungkook itu laki-laki, tapi dia masih kecil. Berbahaya? Eonnie aku tidak mengerti?" Tanya Sungmin lagi.
Key mendengus, ia tahu Sungmin terlalu polos dan akan sulit untuk memberitahunya.
" Ma.. tahu tidak. Cungmin Nonna punya cucu. Cama cepelti Mama." Cerita Jungkook pada Ibunya.
Key dan Sungmin menatap kearah Jungkook yang asik menepuk dada Ibunya.
" Nakal... " Ucap wanita paruh baya itu memperingati.
"Tutu.. Ma.." Jungkook merengek ingin susu pada ibunya bukan susu yang ada didalam botol, yang dipegang oleh sang ibu.
Sungmin langsung menatap dadanya sendiri lalu matanya menatap Key yang juga tengah menatapnya.
" Lihat.. Sikecil Kookie sudah melihat seluruh tubuhmu dan Taemin." Key tertawa saat ia melihat wajah merona Sungmin dan Taemin.
" Yaak! Berhenti tertawa!" Teriak Sungmin dan Taemin bersamaan.
" Kalian semua bisakah tenang. Dan kau, Kookie belajar meminum ini. Ini juga enak Sayang."
" Hiks... Ma tutu ini.. Aniyo itu tidak enak." Jungkook mulai terisak, ia menolak susu formula dan memilih susu Asi.
" Kookie. Lihat gambarnya lucu bukan ada bebek kuningnya." Leeteuk berusaha membujuk Jungkook dengan gambar yang ada pada botol susu.
Jungkook melihat botol itu dengan serius, lalu menggeleng tidak suka. " Tidak mau. Tidak becal." Ucapnya polos.
" Aish..." Taemin kesal dan malu mendengarnya. Sedangkan Sungmin menunduk dalam.
Sungmin duduk disebelah Taemin, mulai mengambil roti panggang yang kini sudah menghangat, mendekati dingin.
" Ada apa ini. Leeteuk Chagi, kenapa jagoan kecilku menangis?" Tanya seorang pria yang baru datang, pakain seragam khas pegawai sudah melekat rapih ditubuhnya yang masih kekar diusianya yang tidak muda lagi.
" Seperti biasa. Dia menolak susu formula dan masih ingin Asi." Keluhnya pada sang Suami.
Pria kekar itu manatap ketiga putrinya yang sibuk dengan urusannya masing-masing.
" Ayo semuanya kita sarapan, hentikan kegiatan kalian itu dan isi perut kalian sebelum berangkat ke sekolah." Perintahnya. Dengan kompak ketiga putrinya mulai memakan sarapannya.
Ditengah sarapan Taemin melirik pakaian seragam Sungmin. Ia sedikit heran dengan cara berpakaian Sungmin. Seragam yang kebesaran dan gaya rambut yang jadul atau norak ( Dikucir dua ala anak kampung), sangat berbeda dengan Kakaknya Key atau dirinya.
Sungmin yang merasa ditatapi oleh adiknya, mendongakkan kepalanya, dan menghentikan makannya. " Ada apa Taemin? Apa ada yang salah dengan wajahku?" Tanya Sungmin dengan suara lembut.
Semua nya menatap Sungmin dan Taemin.
" Aniyo Eonnie. Wajahmu terlihat manis seperti biasa, tapi..." Taemin menggantungkan ucapannya.
" Tapi apa?"
" Kenapa seragam mu kebesaran seperti itu? Aku kira Eonnie sudah mengecilkannya." Jawab Taemin merasa tidak enak.
" Oh.. Seragam ini. Aku kurang nyaman memakai pakain ketat. Aku sengaja meminta yang ukurannya besar. Apa aku aneh?" Tanya Sungmin yang tentu saja pertanyaan yang sudah jelas jawabannya apa.
" Kau akan dipandang aneh Sungmin. Seperti kau tengah meminjam pakaian orang lain." Sahut Key cepat. Taemin hanya meringis mendengar jawaban Key yang tidak mengerti bagaimana sifat Sungmin.
" Aku tidak peduli. Mau dipandangi aneh sekali pun aku bahkan tidak merugikan mereka. Aku sangat nyaman dengan apa yang aku pakai." Jawab Sungmin enteng.
" Tapi kau terlihat bertambah mungil dan.. Tepos." Key menatap Sungmin serius. Sedangkan Taemin mendengus risih jika sang Kakak sudah membahas soal bokong.
Sungmin hanya diam tidak mau membalas ucapan Kakanya dan memilih melanjutkan sarapannya.
.
.
.
Sungmin berdiri seperti boneka hidup didepan gerbang sekolah. Disaat semua siswa dan siswi baru memasuki sekolah, Sungmin justru memilih diam dengan wajah gelisah, takut dan malu. Tahun ajaran baru. Sekolah Kyunghee High School salah satu sekolah terbaik dan termaju di Korea Selatan, dengan fasilitas yang memadai dan lengkap. Sekolah yang sangat berkualitas. Hanya satu yang kurang dari sekolah ini, sistim bully membully masih sering siswa siswi elit lakukan hanya karena status sosial.
Sungmin mendesah lelah. Ia sangat lelah menunggu dan ia benci hal ini. " Aku sangat gugup, mana berani aku masuk sendirian. Hyukkie kenapa belum datang juga." Sungmin terus berdoa agar temannya cepat datang.
" Annyeong ". Sapa seorang laki-laki dengan senyum memikatnya.
Sungmin menatap laki-laki tersebut dengan raut terkejut karena baru kali ini ada laki-laki yang mau menyapanya terlebih dahulu.
Dengan kaku Sungmin tersenyum. " Annyeong." Hanya itu yang mampu Sungmin ucapkan.
" Kenapa kamu tidak masuk seperti yang lainnya, dan berdiri disini sendirian?" Tanya laki-laki itu ramah tak lupa senyum manisnya.
"A-aku menunggu temanku. Tapi sampai saat ini dia belum juga datang." Jawab Sungmin dengan wajah malu-malunya.
Laki-laki itu terperangah melihat wajah manis yang merona malu itu, jantungnya tiba-tiba berdegup kencang.
" Donghae. Namaku Lee Donghae." Laki-laki bernama Donghae itu langsung mengulurkan tangannya berkenalan.
Sungmin menatap Donghae cukup lama, lalu menjabat tangan laki-laki itu dengan rasa gugup.
"Lee Sungmin. Salam kenal Donghae-ssi." Ucap Sungmin dengan senyum yang sangat manis.
Donghae menatap Sungmin cukup lama, memandangi gadis cantik nan sederhana itu, begitu juga dengan Sungmin yang terpesona dengan wajah tampan dan manis milik Donghae. Mereka berdua saling mengagumi.
" Sungminnie!"
Satu teriakan menghentakkan mereka berdua dari fantasi pesona. Sungmin menolehkan kepala kearah sumber suara. Ia bisa melihat sahabatnya tengah membungkuk ditepi jalan menuju sekolah, didekat pohon besar.
"Hyukkie.." Ucap Sungmin pelan lalu mengalihkan pandangannya ke arah Donghae. "Itu temanku." Tunjuk Sungmin kearah Eunhyuk yang kini sudah berjongkok seperti pengemis jalanan.
Donghae tersenyum " Oh... jadi itu temanmu. Sepertinya dia kelelahan. Sungmin, aku harus masuk dan mencari kepala sekolah. Aku punya sedikit urusan dengan beliau." Ucap Donghae yang sebenarnya tidak rela berpisah dengan Sungmin.
" Jadi Donghae-ssi, akan pergi?" Tanya Sungmin berat hati. Karena ia bisa berkenalan dengan teman baru dan itu adalah seorang laki-laki.
" Hey, Kenapa kau sedih heoh.. Kita akan bertemu lagi. Aku permisi Sungminnnie, Annyeong." Jawab Donghae, lalu pergi meninggalkan Sungmin sendiri didekat gerbang sekolah.
" Lee Sungmin!" Teriak Eunhyuk karena merasa diabaikan. Sungmin yang mendengar teriakan Eunhyuk langsung berlari kearah gadis tersebut.
Sesampainya disana Sungmin merasa kasihan dengan keadaan Eunhyuk yang berantakan dan keringat yang membanjiri wajah manisnya. Ia juga heran dengan apa yang terjadi menimpah sahabatnya itu.
Sungmin berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Eunhyuk. " Eunhyuk-ah, kau kenapa?" Tanya Sungmin cemas.
" Sungmin... Hiks A-aku berlari dari halte bis kedua untuk sampai kesini." Jawab Eunhyuk dengan tangisnya.
Sungmin melotot kaget mendengarnya. " Lee Hyuk Jae! Apa kau sudah gila. Jarak Halte bis sangat jauh dari sini. Harusnya kau naik bis lagi atau taxi."
"I-iya aku tahu itu Min. Aku tahu.. Tapi saat di dalam bis pertama sangat penuh dengan penumpang dan.. dan-" Eunyuk tak mampu melanjutkan kalimatnya. Ia tidak mau membuat Sungmin terbebani dengan kehilangan dompet dan seluruh isinya. Ia tahu Sungmin adalah orang yang sama dengan dirinya. Orang yang bukan berasal dari keluarga kaya.
"Apa kau masih lelah Hyukkie?" Tanya Sungmin lembut. Ia sangat tahu apa yang terjadi pada Eunhyuk.
Eunhuk mengangguk lemah. " sebentar lagi bel berbunyi. Aku masih kuat berjalan kok Min." Jawab Eunyuk pada akhirnya.
Dengan cekatan Sungmin membantu Eunhyuk berdiri.
" Gomawo Min." Ucap Eunhyuk lirih.
" Jangan sungkan Hyukkie. Kita sudah berteman sejak SMP kelas dua. Kau temanku satu-satunya." Ucap Sungmin tulus.
" Kita susah punya teman karena mereka orang punya semua, yang lebih memilih berteman berdasarkan status sosisl. Apa kita itu virus sehingga mereka enggan berteman dengan kita. " Eunhyuk berjalan pelan.
" Hey sudahlah. Kita akan memulai hal baru disekolah ini. Jadi lupakan masa-masa menyakitkan itu." Ucap Sungmin semangat. Eunhyuk tertawa mendengarnya.
" Kau tahu. Kadang aku heran kau terlalu dingin kepada para pecundang kaya yang sering menjailimu. Kau itu robot atau apa Min." Sahut Eunhyuk yang tahu sisi dingin dan pendiamnya seorang Lee Sungmin.
" Kau itu bicara apa sih. Tentu saja aku manusia biasa." Sungmin menjawab dengan acuh.
Mereka berdua mempercepat langkahnya, karena bel akan berbunyi sebentar lagi. Dan sepanjang jalan Eunhyuk terus menggerutu kesal, karena sekolah mereka itu terlalu luas.
.
.
.
Sungmin mengernyit bingung saat ia menuliskan beberapa barang yang akan ia bawa besok ke sekolah, acara Mabis / Mos adalah acara yang memusingkan dan merepotkan menurutnya. Berpikir dan mencari arti nama yang menurutnya sangat ' Idiot' untuk dijadikan nama permainan menebak makanan dan minuman apakah itu? Dan tugas yang harus ia bawa besok ada tujuh rupa yaitu diantaranya :
1. Papan nama dari kertas karton dengan tulisan nama hewan,
2. Bando sesuai jenis hewan yang terpilih (Perempuan),
3. Air bening,
4. Cacing goreng,
5. Dodol sapi,
6. Snack obat,
7. Pisang satu sisir.
" Lihat yang nomor tujuh. Pisang satu sisir. Apa aku harus benar-benar membawanya besok?" Gumam Eunhyuk heran dengan nama-nama aneh yang besok harus ia bawa.
Sungmin terkekeh kecil mendengarnya. Ia kembali melihat deretan tulisan dibuku tulisnya, memastikan tidak ada nama yang tertinggal.
' Owhh... Hari yang memusingkan akhirnya datang juga ' Batin Sungmin tidak semangat.
" Kalian sudah mencatatnya?" Tanya salah satu Osis berwajah Tampan.
" Ne Sumbaenim!" Teriakan kompak dari seluruh siswa dan siswi didalam kelas.
" Nah, kalian bisa lihat bukan ditanganku ini ada sebuah kotak berwarna biru, didalam sini ada kertas berisikan nama hewan yang nanti kalian ambil." Ucap Osis tampan itu dengan senyum menawannya, dan membuat para calon adik kelas mereka terutama perempuan terpesona seketika.
" Kapan kami bisa mengambinya?" Tanya salah satu siswa laki-laki yang tidak sabaran.
Siwon tersenyum geli melihat tingkah tidak sabaran adik kelasnya. " Kalian akan mengambilnya setelah bel pulang berbunyi. Dengan cara mengantri. "
Tidak lama bel berbunyi, itu bel pulang. Semua siswa sangat senang mendengarnya, wajah bosan dan lelah mereka menguap entah kemana dan berganti dengan wajah ceria penuh kebahagiaan.
" Nah sebelum pulang kalian berdoa dan setelahnya dilanjutnya dengan mengantri pengambilan nama, dan itu dimulai dari barisan paling ujung sebelah kiri." Ucap salah satu Osis Laki-laki dengan suara bass yang indah tapi tegas, wajahnya tampan namun ekspresinya dingin dan datar.
Sungmin tersentak kaget saat mendengar suara itu, ditambah kakak kelasnya itu melihat terus kearahnya.
' Kenapa dia menatapku seperti itu. Sepertinya dia sangat tegas dan... Kejam...' Batin Sungmin takut.
Eunhyuk menyikut Sungmin. Sungmin menatap Eunhyuk kesal.
" Hey Min. Kenap aku merasa salah satu Osis itu terus menatap kearah kita yaa? Apa karena aku bau yaa?" Tanya Eunhyuk dengan berbisik lirih.
Sungmin mendengus sebal mendengar pertanyaan tidak masuk akal yang Eunhyuk lontarkan. " Apa maksudmu dengan bau?" Sungmin berbalik bertanya.
" Kau lupa tadi pagi aku berkeringat banyak karena berlari." Jawab Eunhyuk yang gemas dengan kebodohan Sungmin yang manis.
" Oh... Sorry. Aku rasa bukan karena itu Hyuk." Ucap Sungmin.
" Tapi aku tidak suka tatapannya.. Seperti malaikat kematian yang-
" Untuk kalian berdua. Kenapa berbisik seperti itu." Suara berat itu menghentikan antrian para siswa dan siswi, semua mata menatap HyukMin. Sungmin hanya menatap tak percaya kepada sang Kakak kelas yang menegur nya dan Eunhyuk.
Sungmin mengumpat kesal kepada sosok angkuh yang menegurnya. Lihatlah sekarang ia dan Eunhyuk menjadi pusat perhatian.
' Mau apa sih dia sebenarnya. '
" Siwon, tahan antriannya. Aku ingin mereka berdua dulu yang mengambil antrianya . Setelah itu kau boleh melanjutkannya." Ucpnya datar dan seenaknya.
" Baiklah Ketua." Ucap Siwon.
'Jadi dia itu ketua Osis' Batin Sungmin dan Eunhyuk bersamaan. Mereka berdua duduk diam tidak tahu harus berbuat apa.
" Sampai kapan kalian mau duduk disana. Cepat ambil kertas nama kalian dikotak itu." Perintahnya.
Mendapat perintah tegas itu Sungmin dan Eunhyuk bergegas menuju kotak yang dipegang oleh Siwon. Eunhyuk yang lebih dulu mengambil kertas, ia tersenyum manis kearah Siwon yang tampan.
" Sungmin, Aku tunggu diluar ne.. Aku takut." Bisik Eunhyuk ditelinga Sungmin, lalu pergi keluar kelas dengan cara berlari.
Siwon menatap Sungmin yang tengah takut dan kesulitan mengambil kertas didalam kotak. Siwon bisa berasakan Sungmin tengah mengaduk-ngaduk semua kertas.
" Adik manis rileks saja. Jangan tegang Oke. Ini hanya kertas" Ucap Siwon ramah.
Sungmin hanya mengangguk. Setelah mendapatkan kertasnya Sungmin melangkah cepat ia ingin segera keluar dari kelas. Namun sayang langkahnya kembali terhenti oleh Kakak kelas yang sebelumya menegurnya bersama Eunhyuk.
" Bisakah kau berhenti menunduk, sangat tidak sopan jika ada adik kelas yang menunduk seperti itu didepan kakak kelasnya."
Sungmin mau tak mau menatap kakak kelasnya takut.
' Tampan.. Tapi dia dingin dan sombong.' Batin Sungmin menilai.
" Mianhae.." Ucap Sungmin lirih.
" Nah seperti itu. Tatap kakak kelasmu ini. Sekarang kau boleh pergi dan membuka kertas itu diluar."
Rasanya Sungmin ingin menghilang seketika mendengarkan nada sombong nan angkuh orang didepannya ini. Tanpa pamit ia melangkah cuek keluar kelas tidak mempedulikan si ketua Osis yang terus menatapnya.
Sungmin benar-benar sudah menghilang, ketua kelas itu menyeringai mengerikan. Siwon yang mendengar dan melihat semua kejadian itu, berharap Adik kelasnya baik-baik saja esok hari.
" Lee Sungmin " Gumamnya misterius.
.
.
.
Ruang bercat cokelat dengan gantungan pintu bertuliskan ' Ruang Osis ' tengah ramai dipenuhi oleh perbincangan untuk jadwal Mos besok. Yaa semua anggota Osis tengah berkumpul untuk mempersiapkan semuanya. Namun hanya satu orang yang duduk dengan angkuh tanpa terlibat perbincangan yang menurutnya membosankan. Ia masih memikirkan gadis manis dengan seragam kebesaran yang ia tegur didalam kelas tadi. Gadis yang membuatnya tertarik, padahal gadis itu terlihat kuno dan biasa-biasa saja.
" Apa yang kau pikirkan ketua?" Tanya Siwon berbasa basi.
"Tidak ada." Jawabnya singkat.
" Oh.. Kau tahu tindakkan mu dikelas tadi membuat siswi perempuan hampir menjerit karena suaramu itu. Bisa-bisanya kau menegur diasaat ada antrian. Kau hebat Cho" Siwon tertawa mengingat kejadian dikelas tadi. Para gadis yang cemburu dan iri.
" Aku pergi Hyung." Dengan seenaknya melangkah keluar dari ruangan Osis.
" Yak.. Cho Kyuhyun! Jangan seenaknya pergi begitu saja. Aish.." Teriak Siwon kesal.
Cho Kyuhyun adalah ketua Osis di Kyunghee High School. Ia adalah siswa kelas dua, kepintarannya membuat dia bisa menjabat sebagai ketua Osis dan kapten basket. Sering memenangkan pertandingan berturut-turut dan sering membawa mendali olimpiade metematika. Dia pintar, berwajah tampan namun sayang dia angkuh dan sombong, terlalu dingin. Itu hanya pendapat dari orang yang pertama kali melihatnya. Sebenarnya sosok Kyuhyun adalah hangat dan baik. Tidak banyak orang yang tahu karena Kyuhyun tidak bisa lepas dari sikap seenaknya, sehingga banyak oarang yang mengira dia sombong.
" Yesung Hyung. Kenapa kau tidak menegurnya, Kau kan wakil Osis dan kau juga anak kelas tiga." Siwon kini protes kepada sang wakil Osis – Kim Yesung.
" Lalu " Ucap Yesung cuek dan terkesan sudah biasa dengan tingkah Kyuhyun.
" Biarkan saja Wonnie. Dia sedang senang. " Ucap Changmin yang berada didekat Yesung.
Siwon menghela nafas pasrah setelah mendengar jawaban ' Biarkan saja' dari sang wakil ketua.
.
.
.
Pagi yang ditunggu semua anggota Osis akhirnya datang juga, hari ini adalah hari pertama jadwal Mos dimulai. Changmin sudah membayangkan berapa banyak jarahan makanan yang akan ia peroleh hari ini. Ingat hanya yang salah saja.
Kyuhyun hanya tersenyum geli melihat sahabatnya itu tengah bergumam dan membayangkan makanan didalam otaknya.
" Eunhyukkie.. Apa aku telihat aneh dengan bandana ini? " Tanya seorang siswi perempuan dengan wajah merah merona malu.
Kyuhyun terus memperhatikan siswi perempuan itu.
" Kau terlihat manis Min, dengan bandana kelinci itu. Apa kau ingin bercemin?" Tanya Eunhyuk.
Sungmin masih kurang puas dengan jawaban Eunhyuk. Menurutnya dirinya terlihat aneh dengan bandana yang bertengger indah dikepalanya. Ia tidak ingin bercermin dan melihat wajah bodohnya sendiri.
" Aku serius Hyuk." Kesal Sungmin dengan nada merengek seperti anak kecil.
" Aku sangat sangat sangat serius Lee Sungmin. Sudahlah ayo kita masuk kedalam kelas." Kini giliran Eunhyuk yang kesal. Ia menarik pergelangan tangan Sungmin dan menyeretnya lembut memasuki sekolah.
" Hyuk, aku malu. Mereka menatapku. " Sungmin berbisik lirih. Semua mata menatapnya dan Sungmin tidak suka hal itu.
" Abaikan saja mereka. Anggap mereka itu pohon pisang bereskan." Sahutnya enteng.
" Kau tega sekali menganggap mereka pohon pisang." Ucap Sungmin kelewat polos.
Eunhyuk gemas sekali dengan ucapan Sungmin." Bukannya tadi kau bilang mereka mentapmu terus dan kau malu. Yaa hanya beyangkan saja Lee Sungmin. Bayangkan."
" Oohh.. Bilang dong 'Bayangkan' begitu. Aku kan tidak tahu, aku kira kau menganggap mereka serius seperti pohon pisang." Ucap Sungmin dengan senyum kecilnya. Eunhyuk frustasi Sungmin terlalu polos dan lamban mencerna apa yang ia ucapkan.
Tanpa mereka sadari sosok Kyuhyun berjalan dibelakang mereka, Kyuhyun bahkan tahu pembicaraan apa saja yang Sungmin dan Eunhyuk ucapkan.
' Kelinci dan monyet. Tapi aku lebih suka yang kelinci sebagai mangsaku.' Batin Kyuhyun, tidak lupa ia menyeringai kearah Sungmin yang sibuk dengan bandana kelinci dikepalanya.
.
.
.
To Be Contiune
.
.
.
Annyeong...
Hai hai... Saya kembali dengan FF baru nih, mianhae Saya baru bisa kembali lagi kedunia Fanfiction.
Mianhae jika di Ff ini masih banyak kekurangannya. Saya masih mencoba dan terus mencoba mengembangkan tulisan Saya ini agar menjadi karya yang baik.
Saya harap masih ada yang ingat sama Saya *Ngarep boleh laah..*
Dan terimakasih untuk para readers sekalian yang masih mau men review FF ini. Saran membangun serta keritik selalu Saya terima dan Saya berusaha untuk memperbaikinya, untuk kalian semua jangan sungkan, terutama Typo, silahkan koreksi bila perlu.
See U...
