Melangkah pelan di sudut ruangan, bersama bayangan perusahaan. Kaca tinggi menunjukan pantulan dirinya. Yang menyedihkan. Wajah kelelahan. Dan Air mata yang tak berarti.
Ruangan gelap itu, seolah menjelaskan bagaimana kehidupannya. Gelap, berantakan, luas namun hanya terisi keheningan. Keheningan yang mencengkram erat tubuhnya.
Melirik kaca jendela bangunan lainya, ia menemukan ruangan gelap yang sama. Gelap yang menunjukan maksud lain. Kekecewaan, marah, penuh emosi. Dan kesakitan.
"Maaf,"
-Don't Cry-
Kim Namjoon, hidup ditengah keluarga yang penuh aturan. Segalanya harus sempurna, kehidupannya tak pernah lepas dari ayahnya. Semua isi hidupnya hanyalah mengikuti aturan yang ayahnya buat.
Terjerat dalam kehidupan yang melelahkan, ia menyandarkan kepalanya pada bahu sang kekasih. Membuatnya merasa ringan. Bebannya yang berat terhapus begitu saja. Dirinya yang gelap terhapuskan menjadi lebih cerah. Karena senyum kekasihnya, adalah sinar matahari baginya.
"Minggu depan pernikahanmu dengan Shin Ah. Jangan mencoba mengelak atau kekasih lelakimu akan habis,"
Angin topan menerjang dirinya. Membawanya untuk kembali terjatuh kedalam ruangan gelap. Sangat gelap. Dan menyedihkan.
"Seperti sinar matahari saat kau tersenyum, keindahan yang tidak bisa di biaskan kata – kata yang berakhir pedih, meruntuhkan pertahananku,"
-Don't Cry-
Tatapan tak pernah terputus dari keduanya. Dalam keheningan, mereka menyampaikan segalanya melewati sebuah tatapan. Memahami satu sama lain tanpa kata-kata. Menyembunyikan air mata yang menginginkan kebebasan. Perih.
Percaya akan satu sama lain, mereka menautkan takdir untuk saling mencintai, tapi sekarang tidak ada pilihan lain selain berakhir. Cintanya akan tetap melindungi sang matahari, memohon untuk menahan air matanya. Karena matahari yang sebenarnya, tidak pernah menangis.
Sampai mataharinya pergi. Meninggalkannya sendirian. Tanpa menyisakan sedikipun cahaya untuknya.
Diatas rasa nyeri, diambang pintu perpisahan. Namjoon merasa dirinya seorang pecundang.
Dalam hati ia menjerit keras, menuntut siapun untuk mengatakan bahwa ia berakting di monodrama.
Ia tidak mau memerankan drama ini, karena ia tahu ini adalah sebuah akhir baginya. Takdir untuk kehilangan mataharinya.
-Don't Cry-
Mendengar lagu yang ia tulis, membawanya kedalam suasana kelabu. Mengantongi cinta diam-diam dalam saku, berharap mataharinya akan hadir untuk mengambil kembali cintanya.
Ruangan bertambah gelap sepanjang harinya. Hingga saat itu, ia tak bisa melihat apapun. Sangat gelap. Hitam. Berdoa sang matahari memberikan sedikit cahaya untuknya.
Dan malam itu, dimana ia melihat ruangan lainya yang terang. Bertanya dalam hati, apakah mataharinya telah kembali?
Namun kenyataan pahit yang bisa ia dapatkan, karena bukannya mendapat sinar, alih-alih panas matahari yang membakar tubuhnya.
"Yoongi Hyung, jangan menangis,"
-Don't Cry-
Aku hanya ingin berpegang padamu, ingin bersamamu
Air mata jatuh, tak memberitahukan kesedihanku
Aku yang memberimu senyuman
Aku, yang bersembunyi di balik sakit hatiku
Aku, yang mencintaimu
Aku Kim Namjoon, yang mencintai Min Yoongi
Biarkan aku merelakanmu pergi
END
A/n. Halo, ini ff NamGi pertamaku. Aku adeknya Tita, deroya, mintswaega, atau apalah itu (ceritanya aku lagi numpang beken) hhaha, bercanda kok, tapi aku beneran adiknya lo.
Bersyukur laptopnya ga di bawa ma Tita, (lirik Tita yang baru tidur)^^ jadi bisa bikin nih ff. Maaf kalau jelek, aku ga sepintar Tita (nangis dipojokan)-_-
See you~!
