Naruhina Love Story
By: Orielsta-chan
Matahari tersenyum cerah menyapa pagi. Seorang gadis dari keluarga Hyuuga sedang bersiap-siap berangkat sekolah. Hinata hyuuga itulah nama gadis cantik ini. Hinata juga di kenal seorang Gadis yang lemah lembut. Setiap laki-laki pasti ingin melindunginya karena Hinata juga di kenal sebagai Gadis baik dan suka menolong sesama.
"Ayah aku berangkat!" ucap Hinata lembut
"berhati-hatilah di jalan! Neji akan mengantarkanmu kalian satu sekolah kan?" Tanya Hiashi-sama
" ya, sampai nanti Ayah!" ucap Hinata lembut dan sopan.
Konoha High School itulah Nama sekolah Hinata dan teman-temannya. Di sekolah ini, Hinata mempunyai banyak teman. Namun, Hinata belum mempunyai pacar. Berbeda dengan teman-temannya yang lain.
" Hai Hinata!" sapa Tenten sahabatnya
"Hai Tenten pagi yang cerah untuk meninggalkan kalian berdua" goda Hinata sambil melirik Neji sepupunya. Tenten dan Neji sudah berpacaran sejak masih di Junior High School Konoha. Walau usia Neji satu tahun lebih tua dari Tenten. Bagi mereka tidak menjadi masalah.
Seketika wajah Neji dan Tenten menjadi merah strawberry. Sementara itu Hinata tersenyum manis dan pergi ke lockernya. Dia merapikan beberapa buku.
"Hinata tunggu aku!" teriak Tenten berlari mengejar Hinata. Hinata pun menghentikan langkahnya.
"kenapa kau meninggalkanku?" Tanya Tenten dengan nada sedikit naik darah.
"ah, itu….. tidak apa-apa kan?" ucap Hinata sedikit bercanda.
"huh, lelah sekali….. ayo masuk kelas sebentar lagi bel masuk berbunyi" ucap Tenten mengajak Hinata masuk ke kelas.
"tidak kau duluan saja! Aku masih harus merapikan lockerku"
"baiklah kalau begitu aku duluan ya!" ucap Tenten meninggalkan Hinata.
Di luar sekolah seorang laki-laki berambut kuning datang dengan sedikit senyum. Ia sampai di Konoha High School dengan senyum lebar. Naruto Uzumaki itulah nama laki-laki ini. Dia baru pindah sekolah dan Konoha High School adalah sekolah barunya. Dengan langkah yang santai, Ia mencari kelasnya. ' sekolah ini sangat luas! Tapi dimana ruangan ini? ' batinnya dalam hati dengan membawa sebuah kertas kecil. Akhirnya Naruto bertanya kepada seorang siswi yang sedang merapikan lockernya.
"permisi, kau tahu ruangan ini?" ucap Naruto menunjukkan tulisan ke siswi itu.
"oh, dari sini kau lurus saja sampai pertigaan tangga lalu belok kiri" ucapnya lembut
"terimakasih…hmmm siapa namamu?" Tanya Naruto yang merasa masih belum puas
"Hinata….Hinata Hyuuga" ucap Hinata lirih. Seketika wajah Hinata memerah strawberry.
"aku Naruto Uzumaki" ucap Naruto sambil tersenyum nakal. Dan lagi-lagi Hinata wajah Hinata memerah sehingga Ia menundukkan kepalanya.
"salam kenal…..p-permisi" ucap Hinata agak terbata-bata dan pergi meninggalkan Naruto. Naruto pun pergi ke arah yang di tunjukkan Hinata.
Hinata masuk ke kelasnya dan duduk di sebelah Tenten. Tenten memandangnya dengan heran ' kenapa wajah Hinata memerah? ' batin Tenten dalam hati. Tapi Tenten tidak bertanya sedikit pun tentang memerahnya wajah Hinata. Dia malah mengambil topik lain.
"hei Hinata, apa kau tahu sesuatu?" Tanya Tenten menatap wajah Hinata
"ada apa? Ayo beritahu!" pintah Hinata ingin tahu
"tadi Kurenai-sensei bilang katanya akan ada murid baru dan duduk di kelas kita" ucap Tenten menjelaskan dengan serius
"owh…. Begitu…."ucap Hinata pelan. Tiba-tiba dia teringat Naruto yang tidak tahu arah ruang Kepala Sekolah.
"jangan-jangan anak itu!" ucap Hinata kaget
"hah?siapa?" mata Tenten terbelalak dan bingung
"nanti saja saat istirahat akan ku ceritakan" jawab Hinata dengan wajah tenang. Walaupun jantungnya berdegup kencang tak beraturan. Seketika Kurenai-sensei masuk ke kelas bersama Naruto. ' tuh kan bener! Nggak salah lagi pasti Naruto! ' ucap Hinata dalam hati. Naruto memperkenalkan dirinya di depan kelas. Sementara Hinata tak memperhatikannya. Ia takut wajahnya memerah lagi seperti tadi.
"baiklah Naruto silahkan duduk" ucap Kurenai-sensei. Semua murid sekelas hanya memandang ke arah bangku belakang Hinata yang kosong. 'gawat! 'batin Hinata yang melihat Naruto meletakkan tasnya tepat di belakangnya. Hinata berusaha tetap tenang walau pikirannya kacau. Entah apa yang Ia rasakan, Dia bingung sendiri.
"hei, Hinata kau kenapa?" ucap Tenten yang juga bingung oleh kelakuan Hinata yang terus menggeleng kepala
"ah, tidak apa-apa kok hehehe" ucapnya sambil cengengesan dan mulai berkonsentrasi pada pelajaran. 'anak aneh ' batin Tenten. Satu jam kemudian, Kurenai-sensei melirik jam tangannya.
'saatnya mengakhiri pelajaran' ucap Kurenai-sensei seketika Ia berdiri.
"baiklah pelajaran kali ini selesai" ucap Kurenai-sensei meninggalkan kelas. Beberapa detik kemudian bel istirahat berbunyi. Tenten dan Hinata segera pergi meninggalkan kelas dan mencari tempat yang teduh selain di Kantin. Taman Sekolah, itulah tempat yang Tenten dan Hinata tuju. Mereka lebih suka makan di sana karena sangat tenang dan sejuk. Daripada di Kantin yang ramai dan kadang kekurangan tempat duduk karena keramainya.
"Hinata apa yang ingin kau bicarakan?" ucap Tenten sambil mengunyah makanan
"hmmm begini, tadi saat aku merapikan lockerku….bla….bla…bla" cerita Hinata
"oowh… begitu… pantas saja wajahmu memerah" ucap Tenten yang mengetahui kalau Hinata tidak suka di dekati anak laki-laki kecuali Neji sepupunya. Tenten menjadi sahabat Hinata sejak mereka duduk di bangku Konoha Elementary School dan selalu mendapat kelas yang sama. Hinata tahu bahwa Tenten menyukai kakak sepupunya. Ia ingin mendekatkan Tenten dengan Neji, dan hasilnya Ia tidak sia-sia.
"ya…..begitulah" ucap Hinata sambil memegang wafelnya ke samping pohon dan bersin sebentar. Saat ingin memakannya tiba-tiba…
"lho…. Kok wafelku hilang?" ucap Hinata kaget yang melihat wafelnya tak tersisa
"hmmm nyam….nyam….. enak sekali" ucap seorang laki-laki dari balik pohon yang memakan wafel Hinata. Dia adalah Naruto. Rupanya Ia duduk di belakang pohon sejak tadi.
"na….naruto-kun?" ucap Hinata sedikit terbata karena gugup.
"sejak kapan kau di situ?" Tanya Tenten dengan tampang tidak peduli tapi kaget
"semenit yang lalu…..hehehe….karena bangku kantin habis, jadi aku ke sini" ucap Naruto dengan sedikit senyum nakalnya. Hinata menunduk dengan wajah lebih merah dari strawberry.
"Hinata, terimakasih ya!" ucap Naruto bersemangat
"u…..untuk apa Na…..Naruto-kun?"
"dua hal…..pertama karna kau sudah memberitahu arah yg akan ku tuju…dan yang kedua karna wafel yg tadi ku makan…hmmmm sangat nikmat" ucap Naruto sambil tidur-tiduran di taman melihat awan dan birunya langit yang Indah.
"Hinata ayo sebentar lagi pasti bel berbunyi" ucap Tenten melirik jam tangannya dan berdiri dari posisinya.
Sementra Hinata tidak menjawab dan langsung berdiri menuju kelasnya. Naruto yang masih tidur-tiduran langsung bangun dan pergi ke tempat lain. Bukan ke kelasnya tapi, ke kelas lain lebih tepatnya ke kelas lain. Tanpa di ketahui Tenten, Hinata terus memperhatikan Naruto dari kelasnya. Ia terus memperhatikannya bahkan saat Naruto masuk ke kelas Senior. Beberapa menit kemudian, Ia melihat Naruto keluar dari kelas lain dan kembali ke kelasnya. Wajah Naruto seperti terselimuti rasa penasaran yang sangat besar. 'mengapa aku ingin sekali lebih dekat dengan Naruto-kun? Mengapa rasanya walau baru bertemu Naruto-kun seperti bertemu teman lama? Ada apa denganku?' batin Hinata dengan sejuta tanda Tanya. Hinata mengalihkan penglihatan ke kelas senior tadi. Di lihatnya seorang gadis berambut pink yang sedang melamun. 'huuuh sudahlah aku tidak ingin ikut campur masalah orang lain'.
Semantara itu guy-sensei menjelaskan berbagai hal tentang pelajaran kali ini. Dua jam kemudian.
"baiklah pelajaran selesai kalian boleh pulang…ingat kalian jangan malas kobarkan semangat muda kalian!" ucapnya sebelum meninggalkan kelas.
Hinata POV
'Huuuh akhirnya selesai juga. Sepulang sekolah aku ingin pergi dengan Tenten.' Aku keluar dari kelasku dan mencari Neji-nii.
"Neji-nii a….aku ingin pergi dengan Tenten-chan"
"hn pergi?kemana?"
"Tenten-chan mengajak belajar bersama"
"hmm baiklah" ucap Neji-nii dan pergi meninggalkanku. Sementara Tenten langsung menarik tanganku untuk berjalan di sampingnya. Sampai di rumah Tenten. Rumah mewah yang bersih dan rapi. Orang tua Tenten sibuk bekerja sehingga Tenten sering di rumah sendirian.
"duduklah Hinata! Sambil menunggu yang lain datang" ucap Tenten menyiapkan segala makanan dan minuman. 'Tunggu dulu yang lain? ku pikir hanya berdua' rasa penasaranku tak bisa di pungkiri lagi.
"yang lain?siapa?" ucapku lirih
"hmm ada Kiba, Lee, Sakura, Ino, dan teman-teman lainnya" ucapnya duduk di sebelahku. Lima menit kemudian bel rumah Tenten berbunyi berkali-kali. Di iringi teriakan dan ketukan pintu yang di ulang-ulang.
"Iya aku dengar! Aku punya telinga tau!" bentak Tenten membukakan pintu. Semua anak yang diundang Tenten masuk ke rumahnya. Banyak juga yang di undangnya. Bahkan Sakura yang dari kelas senior.
"heeeeiiii cepat masuk! Kau tidak mau belajar bersama ya?" ucap Tenten dengan nada kesal. 'siapa?kupikir sudah semuanya' batinku bingung.
"heeeiiii Narutooooo cepaaaaatt!" bentak Tenten lagi. 'Naruto?ikut?'
Naruto pun masuk dan memandang ke arahku…. Bukan tapi kearah Sakura yang duduk di belakangku. 'hhh biarkanlah….. tapi, kenapa hatiku sakit?'
"nah,sebelum belajar bagaimana kalau kita bermain sebentar?" Tanya Tenten
"ah bermain? Bukannya kita belajar bersama?" tanyaku kaget
"ayolah Hinata belajar terus membuatku bosan!" ucap Tenten
"kalau kalian ingin bermain silahkan saja…..kalau begitu aku pulang ya Tenten!"
"baiklah, kalau kau ingin belajar,belajarlah dulu jangan pulang ya!" ucap Tenten dengan puppy eyes yang lucu. Tanpa basa-basi aku menganggukkan kepalaku.
Aku memisahkan diri dari teman-teman yang lain sambil mendengarkan lagu dari ponselku. Ku ambil buku catatanku dan tempat pensilku. Aku pun mulai mengerjakan beberapa soal dank u teliti jawabanku dengan cermat. Aku juga tidak merasa kalau Naruto datang mendekat. Tampaknya dia mencari sesuatu di dalam tasnya. Benda itu ternyata sebuah buku dengan tulisan nama 'Naruto Uzumaki' di sampulnya. Mataku ku fokuskan kembali ke bukuku. Setelah menulis jawabanku tiba-tiba di atas bukuku tergeletak buku seseorang. Dengan nama Naruto Uzumaki di sampulnya.
"Hinata, ajari aku ya?" Tanya nya penuh harap. Dan aku pun mengiyakan.
Aku menerangkan pelajaran tadi dengan singkat tapi jelas. Sesekali aku terganggu senyum Naruto-kun yang membuatku blushing semerah Strawberry. Naruto-kun hanya mengangguk-ngangguk. Ia juga mengerjakan beberapa soal yang tertera. Beberapa menit kemudian aku mengkoreksi jawabannya memastikan Naruto-kun mengerti. Yap dari lima soal dua jawaban salah dan yang lainnya benar. Aku menerangkan lagi soal-soal yang salah di kerjakan Naruto-kun. Semangatnya yang pantang menyerah membuatku kagum. Naruto-kun berusaha tidak putus asa. Dan hasilnya Ia mengerti semuanya. Seulas senyum yang manis muncul di bibirnya dan membuatku semerah Strawberry. Ku lirik jam tanganku yang menunjukkan pukul 16.45 aku harus segera pulang.
"Tenten, aku pulang sudah sore"
"bagaimana dengan lembar soalnya?"
"sudah ku kerjakan aku meninggalkannya di meja" ucapku beranjak keluar dari pintu ruang tengah.
"biar ku antar Hinata" ucap Naruto-kun yang membuatku berhenti melangkah.
"ah, tidak perlu nanti merepotkanmu Naruto-kun"
"tidak apa-apa ayo!" ucap Naruto-kun mengambil jaketnya dan kunci sepeda motornya lalu beranjak pergi dari rumah Tenten. Aku pasrah saja tapi saat ku langkahkan kakiku, Sakura terlihat tidak senang dan menatap benci ke arahku. Sudahlah mungkin hanya perasaanku saja.
END Hinata POV
Naruto mengantar Hinata sampai di depan gerbang rumah Hinata.
"Naruto-kun terimakasih" ucap Hinata lembut.
"ahahaha tak masalah Hinata. Seharusnya aku ang mengucapkan terimakasih"
"eh?"
"ya, kau malaikat penolongku Hinata" ucap Naruto dan pergi dengan sepeda motornya.
Hinata masih memikirkan kata-kata Naruto.
'aku?malaikat penolong?seharusnya itu kau Naruto-kun saat melihatmu tak mudah putus asa, aku ingin sepertimu. Saat melihatmu aku susah melupakan gerak-gerikmu. Dan saat melihatmu semua rasa takut yang ku alami berubah menjadi tenang' batin Hinata dalam hati kecilnya. Ia masuk ke rumahnya dan melangkahkan kaki kecilnya.
Chapter 1 finish
