A/N
Ryu : Halo, di sini Ryu Kago. Aku dan temanku, Aori akan membuat fic ini bareng (fic colab), tapi Chapter 1 dan chapter ganjil lainnya aku yang akan membuatnya. Sementara Aori akan membuat Chapter 2 dan chapter genap lainnya. Jadi mohon maaf yang sebesar-besarnya karena aku kurang berpengalaman soal fic Romance.. TT^TT Kalau Aori sih, nyaris semua fic-nya Romance.
Len : Bisa ya kayak gitu.. Dibikin 2 orang ganti-gantian setiap chapter?
Ryu : Yah, aku juga bingung. Aku sih bikin aja. Tapi hasilnya belum tentu jelek lagi..
Amu : Oke, sekarang biar aku yang bacain disclaimer dan ceritanya!
Between Friendship and Love
Disclaimer : Vocaloid by Yamaha Corporation & Crypton Future Media ; Shugo Chara by Peach-Pit
Warning : OOC, AU, Crossover, dibikin bergantian setiap chapter, dll ;D
Main Chara : Len K. & Amu H.
Other Chara : *Terlalu banyak, tapi yang pasti dari Shugo Chara dan Vocaloid
Genre : Friendship & Romance (maybe)
Chapter 1 (Totally Len's PoV)
Namaku Kagamine Len, siswa kelas 2 Vocaloid Gakuen Koto Gakko yang berambut blonde dan terkenal dengan ke-shota -anku. Tapi walaupun shota, aku punya fansclub sendiri di sekolah. Aku punya kakak kembar bernama Kagamine Rin, dan teman-teman yang amat sangat baik padaku (Ryu : lebay kamu Len! *terjadi perang pisang vs semangka*).
Saat ini aku sedang berada di kelas, tepatnya kelas paling membosankan dan paling kubenci seumur hidupku. Yup! Kelas Sejarah dan Geografi (jadi 1) dengan Kiyoteru-sensei gurunya. Aku hanya menopangkan kepalaku di atas kedua tanganku sambil menatap ke luar jendela. Kadang aku bingung, apa gunanya pelajaran Sejarah dan Geografi? Emangnya semua anak bakal menjadi ahli sejarah atau muka bumi apa?
Aku pun mendesah sambil melipat tanganku di belakang kepala. Tiba-tiba aku mendengar bisikan yang memanggilku dari bangku belakang.
"Hey, Len! Di sini!" Aku pun menoleh ke belakang. Ternyata yang memanggilku tadi adalah Hatsune Miku, salah satu temanku dengan rambut twintails berwarna tosca yang sangat baik pada semua orang.
"Nani ka, Miku?" tanyaku dingin. Coba saja kalau ada yang memanggilmu di saat kamu sedang bosan dan mengantuk. Pasti kamu juga akan menanggapinya sama sepertiku menanggapi Miku.
"Kok kamu ketus begitu? Padahal aku mau memberi tahu suatu hal yang menarik padamu." Mendengar kata 'menarik' keluar dari mulut Miku, aku langsung segar kembali dan melupakan pelajaran di hadapanku (Ryu : Len BAKA! Pelajaran dilupain!).
"Eh, kenapa Miku?" Aku dapat melihat pipi Miku digembungkannya pertanda kalau ia sedang kesal.
"Dasar! Ya udah aku kasih tahu deh. Jadi, Kaito-senpai akan mentraktir kita di foodcourt yang ada di Mall Takiyashi nanti sore pulang sekolah." Mataku terbelalak. Tumben-tumbenan Kaito-senpai mau mentraktirku dan kelompokku. Walaupun dia kaya, bukan. Sangat kaya, tapi dia jarang mau mengeluarkan uang dari dompetnya yang setebal gunung itu. Bahkan dia rela berjalan kaki saat pulang. Katanya sih biar irit.
"Serius?"
"Nggak. Sangat serius!" Tanpa sadar aku berdiri dan berseru senang. "Yay!" Sontak semua anak termasuk Kiyoteru-sensei langsung melihat ke arahku.
"Kagamine Len! Keluar dari kelas ini atau kau akan mendapat masalah besar!" seru Kiyoteru-sensei yang langsung murka melihat ulahku yang begitu tiba-tiba di kelas. Aku yang masih bingung dan agak kaget juga segera mematuhi Kiyoteru-sensei dan keluar dari kelas.
Di luar, aku hanya berdiri sambil bersandar di pintu kelas. Kenapa dengan bodohnya aku berteriak seperti itu? Kadang aku bingung, apa yang ada di dalam otakku ini sampai-sampai bertindak begitu bodoh? (Ryu : Emang kamu punya otak, ya? *dicekik Len*) Untung saja, tidak lama kemudian bel pulang berbunyi, sehingga aku bisa masuk kembali ke dalam kelas yang sejuk dan bebas dari sinar matahari yang membuatku seperti terpanggang.
"Hei, Len! Kenapa tadi kamu berteriak?" tanya Rin padaku sambil merangkul pundakku. Aku hanya bisa menghela nafas dan menaikan tas ranselku.
"Aku hanya terlalu senang saja saat mendengar Kaito-senpai akan mentraktir kita untuk makan di foodcourt-nyaTakiyashi." jawabku santai. Aku sebenarnya masih agak shock dengan sikapku sendiri di kelas.
"Kaito-senpai mau mentraktir kita?" Sepertinya Rin belum tahu. Tapi jujur, aku malas menceritakan hal ini. Aku sedang malas bicara sekarang.
"Hehehe.. Rin, sore ini Kaito-senpai akan mengajak kita semua ke Mall Takiyashi untuk makan di foodcourt." kata Miku. Fiuh! Terimakasih, Miku! Kamu telah menyelamatkanku!
"Benarkah? Yay!" Sepertinya Rin senang, sama seperti aku saat di kelas tadi. Soalnya, sekali Kaito-senpai mentraktir, pasti dia akan mentraktir kami habis-habisan. Uang di dompetnya itu akan dia keluarkan untuk membeli apapun yang kami pesan. Sekali lagi, APAPUN! Tapi, mana mungkin kami yang masih kelas 2 SMP ini sudah minta mobil atau motor? Lagipula, kami kan juga punya rasa sungkan.
Saat ini aku dan Rin sudah di depan pagar rumah kami. Miku pun melambaikan tangannya dan segera berjalan ke rumahnya yang hanya berjarak beberapa blok dari rumah kami. Setelah Miku sudah tidak terlihat lagi, aku pun menyusul Rin masuk ke dalam rumah. Buat apa? Tentu saja untuk bersiap-siap pergi ke Takiyashi!
Aku segera masuk ke kamarku dan membuka lemariku. Semua pakaian yang ada di dalamnya sudah sering aku pakai (Ryu : Sombong banget kamu!). Kaos dengan gambar abstrak, kemeja, celana panjang, gak ada yang bagus! Ya sudahlah, aku pakai saja seragam diva-ku yang hampir selalu kupakai saat shooting.
Yup! Aku, Rin, Miku, Kaito-senpai, dan hampir semua anak di sekolah Vocaloid ini adalah grup penyanyi yang sering dipanggil 'Vocaloids'. Setelah memakai baju diva-ku, aku pun segera keluar kamar dan menghampiri kamar Rin. Tepat saat aku mau mengetuk pintu kamar Rin, Rin membuka pintunya dan keluar dengan seragam diva-nya.
"Lho? Kamu juga pakai baju ini?" tanya Rin terkejut melihatku. Aku hanya mengangguk pelan. Aku tidak menyangka Rin akan memakai seragam diva-nya juga.
"Ya sudah, ayo ke rumah Miku!" ajaknya sambil menggandeng tanganku. Kami pun segera keluar rumah dan berlari kecil menuju rumah Miku. Ternyata di depan pagar rumah Miku sudah ada Kaito-senpai, Luka-senpai, dan Meiko-senpai. Dan.. mereka juga memakai seragam diva mereka!
"Lho? Kalian juga memakai baju ini ya?" tanya Meiko-senpai sambil menatap kami. Kok bisa begini ya? (Ryu : Jawabannya, kuasa sang author!) Aku menekan bel rumah Miku.
"Sebentar!" seru Miku dari dalam rumahnya.
"Itulah jawabannya dari 15 menit yang lalu saat kami menekan bel rumahnya." kata Kaito-senpai sambil menghela nafas.
Kemudian Miku keluar dari rumahnya, membuatku dan yang lainnya terkejut. "Miku juga pakai seragam diva?" seruku kaget.
"Aaah! Padahal kukira hanya aku yang akan pakai! Ya sudahlah! Ayo berangkaaaat!" seru Miku antusias.
Skip Aja Ah.. #geplaked
Kami sudah berada di Takiyashi. Beberapa orang melihat kami dengan tatapan kagum. Wajar saja, kami 'kan Vocaloids yang terkenal! (sombong lo, Len!) Aku dan Rin berjalan lebih ke depan daripada Miku, Kaito-senpai, Meiko-senpai, dan Luka-senpai.
Karena terlalu asyik mengobrol dengan Rin, tanpa sadar aku menabrak seseorang sampai kami berdua terjatuh.
"I-ittai.." kata orang yang kutabrak.
"Amu! Daijoubu?" tanya temannya yang berambut kuning kecoklatan panjang.
"Len! Kenapa jalanmu sembarangan sih?" omel Miku.
Kulihat siapa yang kutabrak. Perempuan yang seumuran denganku. Rambutnya aneh. Pink! Aku baru tahu kalau ada orang yang berambut pink kecuali Luka-senpai! Matanya besar berwarna kuning keemasan. Manis juga. Dan.. Err, kayaknya mataku bermasalah. Aku seperti melihat ada 4 makhluk kecil di sekelilingnya.
"G-gomen!" kataku yang sudah berdiri sambil membantunya berdiri.
"Amu-chan, kau tidak apa 'kan?" tanya temannya yang lain. Kali ini laki-laki berambut kuning keemasan dengan mata merah mahony, nyaris pink. Dan dia.. Aku sulit mengakuinya, tapi dia juga shota sepertiku! Dia manis!
"Daijoubu, Tadase-kun, Rima. Ah, tidak apa kok, dan terima kasih membantuku berdiri. Oh iya, siapa namamu?" katanya.
"Kagamine Len. Namamu?"
Kulihat dia dan teman-temannya sedikit shock. Tunggu, rasanya aku pernah melihat mereka deh. 7 orang ini.
"K-Kagamine Len? Salah satu anggota Vocaloids yang terkenal akan ke-shota-an nya itu? Kenapa aku baru sadar?"
Kemudian Rin menuju sampingku. "Yup! Dan aku Kagamine Rin, kakak kembar-nya Len-chan! Namamu siapa?" serunya sambil merangkulku.
"Ah, maaf, aku lupa. Atashi wa Hinamori Amu! Sekolahku di Seiyo Gakuen Koto Gakko, dan ini teman-temanku. Hotori Tadase, Mashiro Rima, Fujisaki Nagihiko, Souma Kukai, Sanjou Kairi, dan juga Yuiki Yaya. Sekolah kalian di mana?"
Tiba-tiba saja Miku juga ada di sampingku. "Yoroshiku, Amu-chan! Aku Hatsune Miku! Dan kami bersekolah di Vocaloid Gakuen Koto Gakko, dekat dengan Seiyo!"
"Aku Megurine Luka. Kalian pasti 'Guardian' yang terkenal itu 'kan?"
"Dan aku Shion Kaito! Yang ini Sakine Meiko. Yoroshiku!"
Kulihat mata Amu dan temannya yang bernama Yaya itu mulai berbinar-binar. "Minta tanda tangan dong! Kami penggemar berat Vocaloids!"
"Dan kami memang Guardian Seiyo Gakuen." ujar Fujisaki Nagihiko-san.
Setelah 'sesi' perkenalan lebih lanjut dan acara tanda tangan..
"Nah, kalian mau ke mana?" tanya Meiko-senpai.
"Hari ini Souma-kun ulang tahun, jadi dia akan mentraktir kami di sini." jawab Hotori-san.
"Hee, gimana kalau kita bareng? Aku juga akan mentraktir Vocaloids hari ini!" ujar Kaito-senpai.
"Kedengarannya asyik!" seru Souma-san.
"Aku akan ikut kalau Amu ikut." kata Mashiro-san. Kelihatannya dia sangat dekat sama Amu. Hehe, aku sudah memanggilnya nama kecil. Tapi ada sesuatu yang mengganjal pikiranku. Mataku yang salah, atau itu memang kenyataan? Kenapa aku seperti melihat ada 4 makhluk kecil di samping Amu dan 1 di samping yang lainnya? Kecuali Fujisaki-san, ada 2.
Tanpa sadar aku terus melihat 4 makhluk kecil itu. Seperti boneka. Yang pertama rambutnya pink dan memakai topi, bajunya dress putih bergaris pink di bawahnya dan ada slayer pink. Ada lambang hati pink besar di topinya. Yang kedua rambutnya biru dan memakai topi juga, bajunya kemeja putih dan celana biru juga membawa tas biru. Ada lambang spade biru besar di topinya. Yang ketiga rambutnya lebih panjang dari lainnya berwarna kuning dan memakai semacam bandana maid, bajunya dress berwarna hijau dan putih. Ada lambang clover hijau besar di kepalanya. Yang terakhir rambutnya oranye dan memakai bandana putih slight oranye. Bajunya atasan-bawahan warna oranye, dan ada dua diamond kuning di bandananya. Satunya besar, satu lagi kecil.
"Doushita no, Kagamine-san?" tanya Amu.
"I-iie, nandemonai! Aku hanya berhalusinasi saja kok. Oh iya, panggil saja aku Len!" jawabku.
"Halusinasi?" gumamnya. Tiba-tiba makhluk yang lambangnya diamond itu berbicara pada Amu!
"Amu-chan, sepertinya dia bisa melihat Shugo Chara." katanya.
"S-sou ka? Tapi dia tidak punya Shugo Tama atau Shugo Chara 'kan?" bisik Amu yang masih bisa kudengar. Oh iya, yang lainnya lagi ngobrol, jadi tidak masalah kami diam begini.
Matte! Artinya aku tidak berhalusinasi dong! Terus mereka itu apa! Tadi Amu bilang 'Shugo Tama' dan 'Shugo Chara', itu apaaaa! Lalu yang lambangnya hati mendekatiku, tapi aku diam saja dan pura-pura tidak melihatnya. Dia mengangkat kedua tangannya yang memegang pom-pom pink dan menari-nari aneh di depan wajahku. Tapi aku tetap diam.
"Tapi dia tidak kelihatan bisa melihatku, Amu-chan." katanya.
AAAA! Tidak tahan! Aku pura-pura saja deh! Kepalaku kutolehkan ke kiri dan kanan. "R-rasanya aku bisa mendengar suara aneh.. S-suara itu menyebut namamu, Amu.." kataku pura-pura kebingungan. Kemudian dia menyambar makhluk aneh di depanku itu dan berkata kalau itu hanya khayalanku saja.
Kemudian Souma-senpai (dia 'kan setahun lebih tua dariku) mengajak kami pergi. Dari pembicaraan mereka, aku tahu kalau mereka semua disebut 'Guardian' di sekolah mereka. Mereka yang bertugas untuk menangani semua informasi murid dan juga acara-acara di sekolahnya. Tapi aku mendengar tentang sesuatu yang aneh yang dibicarakan Fujisaki-san dan Kaito-senpai. Tentang syarat khusus menjadi Guardian dan tugas khusus Guardian. Err, aku juga mendengar mereka bilang 'Batsu' apalah, entahlah.
Aku berjalan di paling belakang bersama Amu. Hee.. Sepertinya Amu suka Hotori-san. Dari tadi dia melihat Hotori-san dengan wajah yang sedikit merah. "Amu." panggilku sedikit ragu.
"Ya?"
"Kamu.. Suka Hotori Tadase-san ya?" tanyaku.
Blush!
"E-etto.."
"Sou da yo! Hinamori suka Tadase sejak 4 tahun yang lalu, dan Tadase juga suka Hinamori! Tapi karena suatu kejadian, hubungan keduanya renggang dan akhirnya mereka tidak bisa jujur akan perasaan mereka sendiri! Padahal sudah dibantu Guardian, tapi mereka berdua keras kepala sih! Hanya saja, Tadase tetap manggil Hinamori dengan nama kecil dan suffix '-chan'."
"K-KUKAI!"
Kejadian? "Kejadian apa, Souma-senpai?"
"Itu.."
To Be Continue
AAAA! CHAPTER 1 SELESAI! Oh iya, sekedar pengumuman, yang ngetik fic ini dari bagian Len nabrak Amu itu Aori, bukan Ryu. Dan sekarang yang bikin A/N ini masih Aori! Ryu-kun bilang dia kesusahan ngetik Shugo Chara, jadi mungkin hampir semua bagian Shugo Chara bakalan Aori yang ngetik. Dan chapter 2 dan chapter genap lainnya full Aori yang ngetik.
Ryu : Karena ini baru chapter pembukaan dan masih ngaco, harap jangan protes dulu ya! Mulai chapter depan ceritanya bakalan serius kok!
Aori : Terus, chap ini full Len's POV, chap depan Amu's!
Ryu : Btw, Ao-chan, emang boleh ya kayak gini?
Aori : Boleh-boleh aja kok. Banyak yang kayak gini. Misalkan Raffa-nii (Raffa PART 2/Raphael) dan V3-senpai (V3Yagami/Fitri), atau Barbara-senpai (Barbara123/Agata) dan Meiko-nee (Meiko Hoshiyori/Stella).
Ryu : Sou ka? Ya udah deh, kepanjangan nih.
Aoryu : REVIEW PLEASE!
(P.S : Aoryu itu Aori-Ryu)
