..

..

..

Main Cast : HunHan

Other Cast : seusai dengan alur cerita

..

..

..

Cinta tidak bisa ditebak kapan dan dimana akan terjadi yang namanya cinta pada pandangan pertama

..

..

..

Seorang wanita mencari kamar B48 sesuai dengan informasi yang dia dapat dari orang kepercayaannya, dirinya ingin sedikit bermain sekaligus memberi warna merah pada orang yang sedang dicarinya.

Setelah menemukan kamar B48, wanita cantik tersebut langsung mengetuknya dengan santai dan direspon baik dari sang pemilik kamar.

CLECK

"Kau..." YangYang terkejut karena kekasihnya berhasil menemukan lokasi tempat dimana dia sedang bersembunyi selama ini yang selalu aman

"Jangan pikir kau bisa lari dariku, sayang" Luhan si gadis yang menodongkan pistol tepat didepan wajah mantan kekasihnya yang sudah membunuh kedua orang tuanya dengan keji

"Kau mau apa Lu..." YangYang ketakutan, walaupun Luhan wanita namun dia bisa karate sekaligus sedang memegang senjata yang sewaktu – waktu bisa membunuhnya dengan cepat

"Aku... Aku hanya ingin membalas dendam akan apa yang sudah kau perbuat padaku beberapa hari yang lalu"

Beberapa hari lalu tepat dimana dirinya baru saja pulang dari kampus dan sudah menemukan kedua orang tuanya tidak bernyawa dikamar, yang membuatnya sadar jika YangYang adalah pelakunya karena kekasihnya itu tinggal bersama mereka sejak kedatangannya dari China. Dari hari itu YangYang tidak kelihatan dan menimbulkan curgia dan bukti lain yang dia temui adalah kalung yang YangYang gunakan terdapat ditangan orang tuanya yang sudah tidak bernyawa lagi.

"Kau... Kau bicara apa Lu" YangYang bertanya dengan susah payah karena melihat wajah Luhan yang dendam membuatnya sangat sulit untuk berbicara dan bertanya

"Jangan berlagak seperti orang bodoh, aku sangat tahu jika kau lahh penyebab kedua orang tuaku meninggal" Luhan sangat marah namun masih ingin mendengar penjelasan secara langsung dari YangYang yang sudah dia tuduh menjadi pelaku

"Apa bukti yang kau punya sehingga bisa sembarangan menuduhku seperti itu, kau tidak punya bukti bukan?" YangYang tidak takut karena tidak ada bukti yang menuju kearahnya

"Aku punya banyak bukti untuk menuduhmu seperti itu YangYang"

"Coba kau sebutkan semua yang bisa menjadi tuduhanmu itu padaku" YangYang sangat tidak takut karena semuanya tidak ada yang bisa menjadi bukti untuk menuduhnya dan menantang kekasihnya yang sedang marah padanya

"Pertama ketika kau tinggal dirumahku kenapa kau tidak memberitahuku kalau dirumah terjadi musibah, yang kedua ketika Eommaku dimandikan dirumah sakit mereka menemukan sebuah kalung yang dipegang oleh Eommaku sebelum meninggal dan kalung itu adalah kalung pemberian yang kuberikan untukmu, yang ketiga kau tidak kelihatan selama proses pemakaman orang tuaku dan seharunya kau disana untuk menenangkan aku tapi apa kau hanya diam dihotel ini seperti pengecut, dan yang terakhir kau seolah takut ketika aku menemukan dirimu dihotel ini"

"Kau..." YangYang tidak bisa berkata apa – apa karena semua yang dikatakan Luhan benar dan menuju pada dirinya yang sedang mencari jalan aman, dan bodohnya dirinya tidak langsung kembali ke China setelah kasus pembunuhan yang dia lakukan

"Apa maksudmu melakukan itu semua?" Luhan bertanya marah pada YangYang yang sama sekali masih belum bisa menjawabnya

"Aku mencintaimu dengan tulus tapi apa yang kudapat darimu Hah?" Luhan marah karena YangYang tidak bisa menjawab semua pertanyaanya, padahal tadi sebelumnya YangYang bisa membantahnya dengan keras

"Jawab, jangan diam saja seperti pengecut. Kau tadi bisa melawanku sekarang ayo lawan"

Luhan kesal pada kekasihnya yang tidak bisa menjawab maupun melawan sama sekali, dia paling benci pada hal seperti ini dimana laki – laki hanya diam dan tidak bisa menjawab.

BUGH

"AKH..." YangYang terjatuh karena tendangan Luhan tepat mengenai perutnya, dirinya mencoba mundur agar menghindari amukan sang kekasih yang sewaktu – waktu menarik pelatuknya tanpa perasaan

"Jangan merintih, aku butuh jawabanmu" Luhan dengan kasar menginjak paha YangYang dengan high heelsnya tanpa perasaan dan hanya menggunakan emosi dan dendam

"AKHHHHH..." YangYang berteriak kesakitan akan perbuatan yang dilakukan Luhan padanya, dirinya tidak menyangka jika Luhan memiliki kekuatan sebesar ini untuk menyerangnya

"Ayo jawab sayang, jangan merintih terus" Luhan menjauhkan kakinya dari paha YangYang yang pastinya kesakitan

YangYang langsung memegang kakinya yang kesakitan karena injakan dari Luhan yang sangat menyiksanya.

"Aku melakukannya karena orang tuamu tidak memberikan restu pada hubungan kita" YangYang akhirnya mengakui apa yang menjadi tujuan awalnya untuk membunuh kedua orang tua kekasihnya

Luhan tersenyum keji "Jadi hanya karena sebuah restu tidak diberikan kau membunuh mereka?"

"Aku sangat mencintaimu Lu, kenapa kau tidak menyadarinya" YangYang melakukannya karena cintanya pada Luhan yang sangat besar

"Aku tahu dengan jelas jika kau mencintaiku, tapi kedua orang tuamu yang tamak akan harta kedua orang tuaku membuatku jadi jijik dengan cinta yang kau berikan. Jika saja kau tidak membunuh kedua orang tuaku dengan keji, mungkin aku bisa meminta restu pada orang tuaku tapi apa yang kau lakukan. Kau lebih rendah dari binatang"

Luhan merasa jijik dengan kalimat cinta yang diungkapkan oleh YangYang yang sebenarnya masih menjadi kekasihnya, tapi ketika mengetahui kebenaran jika kekasihnya lahh yang membunuh orang tuanya membuatnya cukup muak dengan semua permaianan yang dia alami selama ini.

"Apakah kau masih mencintaiku?" YangYang bertanya tidak tahu malu setelah semua perbuatan keji yang dia berikan pada kekasihnya sendiri

Luhan tersenyum manis kemudian mengayunkan kakinya hingga menendang selangkangan YangYang yang tidak berguna sebagai pria.

"AKH..." YangYang kesakitan ketika kaki Luhan mengenai selangkangannya yang selama ini belum pernah memasuki lubang kekasihnya, dan langsung memegang barang pusakanya yang baru saja kena hantaman

"Kau kira aku sudi mencintaimu setelah semua yang kau lakukan padaku. Daripada mencintaimu aku lebih menginginkan dan bahkan sangat ingin untuk membunuhmu sekarang juga"

"Tidak Lu, kau tidak akan bisa membunuh orang yang kau cintai" YangYang menjawab dengan percaya diri jika kekasihnya Luhan tidak akan mampu membunuh dirinya segampang itu

"Kenapa kau sangat yakin?" Luhan bertanya sinis pada YangYang yang sudah tidak memegangi selangkangannya

"Karena aku cinta pertamamu" YangYang menjawab dengan pasti karena Luhan yang mengatakannya, Luhan jatuh cinta padanya sang kapten basket ketika mereka berdua sekolah di China

Luhan tertarik dengan cerita konyol YangYang yang sama sekali tidak masuk akal "Baik, kau cinta pertamaku. Lalu kau ingin apa?"

"Aku ingin kita menikah sekarang juga" YangYang masih mencintai Luhan, tapi karena orang tuanya menyuruhnya untuk membunuh kedua orang tua kekasihnya demi harta yang akan jatuh kedalam tangannya

"Kemudian kau membunuhku, dalam mimpimu saja" Luhan menyindir dengan kasar kemudian mengayunkan kakinya untuk kedua kalinya kearah selangkangan YangYang yang baru saja membaik

"AKH..." YangYang berteriak kesakitan karena tendangan yang kedua lebih kuat daripada tendangan pertama yang diberikan Luhan pada selangkangannya

"Kenapa kau menendangnya, bagaimana kalau aku tidak bisa memberikan anak padamu" YangYang berteriak marah pada Luhan yang sudah berani menendang selangkangannya, cuma itu asetnya yang membuktikannya sebagai pria apalagi dalam hal ranjang

"Siapa juga yang butuh anak darimu, kau yang ada akan mati ditanganku"

YangYang bergerak mundur karena tidak ingin mati ditangan kekasih cantiknya yang sudah mulai berubah menjadi wanita jahat.

"Kenapa mundur? Kau takut ya?" Luhan tertawa meremehkan karena sangat lucu baginya untuk melihat YangYang yang selama ini pemberani tiba – tiba seperti banci yang ketakutan

"Jangan Lu.." YangYang memohon pada kekasihnya agar tidak membunuhnya, dirinya masih ingin menikmati kehidupannya sebagai seorang Appa yang memiliki anak yang menggemaskan

"YangYang, kau tampan dan macho tapi kau tidak bisa mempertanggung jawabkan apa yang sudah kau perbuat. Kau tidak lebih dari banci" Luhan geram dengan YangYang ketakutan seperti sampah dimatanya

"Kau jangan menghinaku Lu, kau pernah menyukaiku" YangYang sangat tidak diterima dikatakan banci, karena dirinya tidak menyukai sesama jenis

"Harus kuakui kalau aku pernah menyukaimu, dan yang paling kuakui adalah aku menyesal sudah pernah menyukaimu seorang pembunuh dan tidak sekedar dari banci"

YangYang geram dan membalikkan posisi hingga Luhan berada dibawahnya dalam satu tarikan, Luhan yang berada dibawah cukup terkejut dengan keberanian YangYang melawannya.

"Kau sekarang berada dibawah kendaliku, dan kau tidak bisa berbuat apa – apa sayang. Menyerah padaku maka aku akan memaafkan semua yang sudah kau lakukan" YangYang senang karena posisi mereka sekarang sudah terbalik dan memang seharusnya dirinya berada diatas sebagai dominan bukan Luhan yang berada diposisi tersebut

"Aku tidak sudi untuk menyerah" Luhan tidak mau mundur setelah memiliki tekad yang besar bahwa dirinya harus membalaskan semua perlakukan keji ini yang menimpanya

"Baik, jangan salahkan aku jika aku memperkosamu tanpa perasaan sekarang juga"

YangYang mulai memegang payudara Luhan yang sangat pas digenggamannya dan mulai mencium bibir Luhan dengan kasar, sedangkan yang diperlakukan kasar mengumpulkan kekuatannya kemudian menendang dengan sangat keras selangkangan YangYang.

"ARGH..."

Luhan bangun dari posisinya dan menendang selangkangan YangYang untuk kesekian kalinya, karena menurutnya cara melumpuhkan pria itu hanya dari selangkangan saja.

"Kenapa kau menendangnya, apa kau ingin mencoba penisku?" YangYang bertanya kesal pada Luhan yang selalu menjadikan selangkangannya sebagai targetnya

"Kepalamu, daripada mencobanya aku ingin penismu patah dan tidak berfungsi lagi" Luhan menyeringai jijk kemudian memukul YangYang dengan balok kayu yang sudah dia persiapkan dari sebelumnya

"ARGH..." YangYang merasa badannya mau remuk akibat pukulan yang diberikan Luhan dipunggungnya

"Seharusnya aku datang dan menembakmu langsung, tapi kurasa bermain sedikit bukan masalah besar" Luhan melayangkan balok kayu yang ada ditangannya bertubi – tubi kebadan YangYang yang besar

"AKH..."

"SAKIT LU... ARGH..."

"STOP LU... ARGH..."

"BADANKU BISA REMUK ... ARGH..."

Dan Luhan tidak peduli akan teriakan YangYang yang kesakitan karena pukuluan yang dia beri, dan pukulan terakhir dia berikan pada selangkangan YangYang dengan balok kayu tersebut.

"ARGH..."

Diantara semua pukulan yang dia beri, YangYang paling kesakitan tepat ketika dipukul diselangkangannya karena Luhan memukulnya sangat kuat dengan balok kayu.

"KAU GILA HAH..." YangYang memarahi Luhan yang sudah kelewatan batas padanya sambil memegang selangkangannya yang sangat teramat sakit

Luhan tersenyum jahat kemudian memberikan satu hadiah khusus untuk YangYang hari ini yang sudah membuatnya begitu menderita.

PLAK

"Kau masih berani mengatakan aku gila? Lalu coba kau lihat dirimu, apa kau waras atau lebih gila daripadaku yang dengan teganya membunuh calon mertuamu"

Luhan bingung menghadapi YangYang yang selalu kelihatan tidak pernah bersalah dan seolah dirinya yang paling kejam disini.

"Kenapa kau masih membahas masalah yang sudah berlalu Lu, tidak bisakah kita memulainya dari awal" YangYang tidak memperdulikan rasa sakit yang diberikan Luhan atas tamparannya barusan

Luhan geram akan ucapan YangYang tidak berperikemanusiaan yang seenak jidat saja mengatakannya seperti itu, dan memberikan sedikit hadiah kepada YangYang atas ucapan manisnya itu.

BUGH

Luhan menendang wajah YangYang yang kesakitan namun dirinya sangat tidak peduli akan kondisi kekasihnya.

"AH..." YangYang meringis karena kepalanya terbentur dengan tembok akibat tendangan maut Luhan dan mengeluarkan darah segar

"Jika kau ingin memulainya dari awal, maka kembalikan kedua orang tuaku. Buat mereka hidup seperti sebelumnya, apa kau sanggup?" Luhan bertanya santai sambil menjambak rambut YangYang yang masih rapi

"ARGH..." YangYang tidak bisa bicara karena tangan Luhan menjambak rambutnya dengan kasar dan itu sangat sakit, dalam hidupnya baru kali ini yang ada berani menyiksanya seperti ini

"KAU SANGGUP TIDAK, KALAU KAU SAJA TIDAK SANGGUP MEMBUAT KEDUA ORANG TUAKU HIDUP KEMBALI MAKA AKU TIDAK SUDI HIDUP KEMBALI DENGANMU DAN MEMULAINYA DARI AWAL"

Luhan menghempaskan kepala YangYang hingga membentur dinding dengan keras, dirinya senang melihat YangYang tersiksa seperti ini dan tujuan awalnya masih sama hanya ingin balas dendam akan kedua orang tuanya yang meninggal secara sadis.

"Sh..." YangYang meringis kesekian kalinya karena tidak tahan dengan siksaan yang diperbuat Luhan kepadanya

"Baik lahh, aku akan menerima semua hukuman yang kau beri Lu" Yangyang tidak bisa berkata apa – apa, semua kemarahan Luhan sudah membuktikan bahwa kebencian yang hanya akan diterimanya bukan cinta

"Bagus, jadi lahh pria yang bisa mempertanggung jawabkan semuanya" Luhan senang karena mendapat izin untuk menyiksa YangYang lebih jauh lagi

Luhan menjambak rambut YangYang kemudian membuatnya terlentang diatas lantai dengan pasrah dan setelahnya Luhan mengangkat kedua kaki YangYang kemudian memberikan injakan pada selangkangan YangYang dengan sadis.

"ARGHHHHHH..."

Diantara serangan yang diberikan Luhan padanya, hanya diselangkangannya saja yang selalu diperkuat ketika diserang dan itu membuatnya sangat kesakitan.

YangYang sibuk memegang selangkangannya yang selalu jadi korbannya namun dirinya tidak peduli sama sekali akan hal itu dan dirinya dengan santai duduk diperut YangYang yang sangat terbentuk ototnya.

"ARGH... AMPUN LU..." Luhan meremas penis YangYang tanpa perasaan dengan tangan kiri sedangkan tangan kanannya memegang pistol yang tepat kearah kepala YangYang

"Bye.." Luhan mengucapkan salam perpisahannya dan langsung menembak YangYang

YangYang tidak meronta serta merintih karena penisnya diremas kasar oleh kekasihnya karena dirinya sudah tidak bernyawa dengan tragis akibat tembakan yang diberikan Luhan teoat dikepalanya. Setelah YangYang tidak bernyawa lagi, Luhan melepas remasannya pada selangkan kekasihnya.

"Itu hukuman yang setimpal untukmu" Luhan berbicara pada mayat YangYang yang mengeluarkan banyak darah akibat tembakannya

BRAK

Luhan terkejut karena seseorang mendobrak pintu kamar YangYang yang sudah dikuncinya dengan baik, namun nasib sial harus diterimanya kali ini.

"Jangan bergerak"

Semua polisi masuk kedalam ruangan kamar YangYang tanpa diketahuinya, padahal YangYang tidak ada memegang handphonenya sama sekali lalu bagaimana polisi bisa mengetahui akan hal ini.

Luhan mengangkat kedua tangannya seperti mengalah dan dirinya akan siap masuk kedalam penjara karena tujuan awalnya sudah selesai memberi hukuman pada YangYang kekasihnya.

"Ayo ikut dengan kami, anda akan diperiksa atas kejadian ini"

Luhan memberikan kedua tangannya untuk diborgol, dan pergi bersama polisi sedangkan beberapa polisi yang tinggal bertujuan untuk mengurus mayat YangYang. Sang polisi merasa bersyukur karena tetangga korban sudah melaporkannya walaupun sudah terlambat karena korban sudah dinyatakan meninggal dunia.

~TBC~

New story dengan tema Romance Revolver, mungkin banyak yang tidak setuju dengan judul dan alur ceritanya tapi mohon untuk diikuti dari awal karena nanti akan sesuai judul dengan cerita.

Tidak terasa cerita ini cerita yang kesebelas untuk saya publish dan terima kasih sudah membaca karangan abal – abal saya