Title : Vampire Of Heullin

Author : Thewi(Dwi Kurnia Sari) aka Choi Ye ri aka Thewi Choi

Main Cast: Wonsung.

Genre : Romance, Mistery

Warning : Typo! This is YAOI! Some blood!maybe xp

Rating : T

POV: author

"Vampire OF Heullin"© 2012 by Thewi Choi

Summary : Heullin, kota yang setiap harinya tak pernah mendung. Dan sesorang bersembunti digelapnya kota Heullin. Seseorang yang begitu membenci cahaya./ Dia vampire/ lapar? Aku memang selalu lapar / Aku hanya tidak mau kau mati /Wonsung. Yaoi!

.

.

.

Sekolah disebuah kota kecil itu terlihat kokoh ditengah hitamnya langit. Heullin, itulah nama kota kecil itu. Kota dimana hampir setiap harinya diselimuti mendung. Entah kenapa, matahari tidak pernah terik menyinari kota itu. Bahkan ketika musim panas pun, hanya awanlah yang terlihat berarak disana. Itulah daya tarik kota Heullin, tidak jarang saat liburan musim panas banyak yang berlibur kekota kecil ini sekedar merasakan hawa sejuk pepohonan yang masih asri.

Dan tahukah ditengah uniknya kota Heullin, seseorang bersembunyi digelapnya hari. Memanfaatkan sinar matahari yang tidak pernah benar-benar lolos disana.

.

.

.

Rumah itu hampir dikatakan seperti istana. Mewah dan sangat misterius. Seorang namja dengan wajah yang dingin berdiri disamping jendela besar yang ada dilantai dua rumahnya. Sebuah anting perak berbentuk salju terlihat menggatung anggun ditelinga kanannya. Sedikit menyibakkan tirai merah itu, sekedar mengintip keadaan langit kota Heullin. Yesung –nama namja itu- tersenyum tipis menatap langit yang lagi-lagi berawan. Kulitnya yang kelewat pucat kontras sekali dengan mantel panjang yang dipakainya sekarang. Semua serba hitam.

"tuan muda"seorang maid menyodorkan sebuah nampan dengan cangkir tinggi nan mewah. Terlihat warna merah pekat mengisi hampir separuh cangkir itu.

Yesung memandang tajam maid itu. Sang maid semakin menundukkan wajahnya. Tangannya yang memegang nampan agak bergetar dibuatnya.

.

.

.

Siwon memasuki sekolah barunya dengan senyum yang mengembang. Setelah membujuk Ibunya untuk pindah dari Seoul, akhirnya pemuda tampan itupun berhasil juga. Entah apa alasan pemuda itu ingin pindah ke Heullin, mungkin ingin menemani bibinya yang hidup sendiri disini. Entahlah...

Siwon tersenyum saat beberapa yeoja memekik kagum melihat wajah Siwon. Ah..ternyata. Mau di Seoul, ataupun di Heullin tetaplah dia menjadi primadona sekolah.

Sebuah mobil ford hitam tiba-tiba membelah halaman sekolah dan berhenti tepat didepan gerbangnnya. Siwon mengerutkan keningnya, tidakkah itu terlalu dekat dari gerbang untuk menurunkan seseorang?

Siwon terpaku saat seorang namja keluar dari mobil hitam itu. Seorang namja dengan pakaian serba hitam dan tertutup. Bahkan namja itu memakai sarung tangan kulit berwarna hitam. Anting perak putih yang menggantung ditelinga kanannya berkilat-kilat. Hanya wajahnya yang memperlihatkan betapa pucatnya warna kulit namja itu. sangat pucat. Bibirnya semerah darah, Mata onixnya hitam kelam. Dan Siwon semakin bingung manakala namja misterius itu membuka sebuah payung hitam dan dengan cueknya masuk kedalam sekolah.

Hei, ini mendung! Tidak ada cahaya matahari disini. Kenapa namja itu memakai payung seakan matahari sedang bersinar terik.

Dan terlihat beberapa orang memberi jalan untuk namja itu lewat. Raut wajah mereka seperti err... takut mungkin.

.

.

.

"anyeonghaseyo, Choi Siwon imnida. Bangapseumnida" Siwon tersenyum simpul lalu membungkuk sopan. Perkenalan yang singkat namun membuat teman-temannya –yang tertarik pada Siwon- histeris. Iris Siwon segera berhenti ketika menemukan namja yang membuatnya tertarik tadi pagi. Namja suram berpayung hitam. Tidak seperti teman-teman sekelasnya yang lain. Seakan tidak mempedulikan apapun. Namja itu duduk diam sambil memejamkan matanya dipojok ruangan kelas itu. Tempat duduk yang gelap dan suram karena jauh dari jendela.

"Siwon-ssi, tempat dudukmu ada disana" selaku wali kelas menunjuk sebuah bangku yang ada didepan namja misterius tadi. Terdengar kelas riuh dengan bisikan. Entah apa yang mereka ributkan.

" Maaf hanya bangku itu yang tersisa dikelas ini"lanjut . Siwon tersenyum.

"Gwaenchana"balasnya kemudian. Namja bertubuh tinggi itu pun segera menuju bangku yang ditunjuk tadi. Mata Siwon tak berkedip mengamati namja misterius yang kini semakin didekatinya. Namja yang masih setia memejamkan matanya. Setelah sampai dibangkunya, entah kenapa dia tidak memilih duduk melainkan memperhatikan namja misterus yang kini berjarak lumayan dekat dengannya. Kini dia bisa melihat dengan jelas kulit pucat sang namja misterius karena kini dia telah menanggalkan mantel hitam dan sarung tangan hitamnya. Sangat pucat, seakan tak ada darah yang mengalir dibawah kulitnya itu. Bibirnya merah sekali, benar-benar semerah darah.

Siwon semakin hanyut pada pesona namja misterius itu. Tiba-tiba saja namja itu membuka kelopak matanya dengan cepat. Membuat Siwon hampir terjengkang karena kagetnya. Siwon bersumpah tidak akan melupakan mata onix itu. Mata yang seakan bisa menghanyutkan seseorang dalam kegelapan.

"Siapa kau?"tanya namja itu datar. Teman-teman dikelasnya seakan buta, dan segera mengalihkan perhatian mereka pada apapun. Mereka terlihat seperti menghindari namja itu. Meskipun hanya sekedar memandangnya.

Siwon meneguk ludahnya.

"A..aku. murid baru. Choi Siwon imnida" jawab Siwon, agak kikuk juga kalau dipandang setajam itu oleh namja didepannya ini.

Namja itu diam dan semakin melihat Siwon dengan pandangan yang sulit ditebak.

"Yesung"

"Apa?"

"Namaku Yesung" lanjut namja itu lagi. Siwon tersenyum senang, ternyata namja ini tidak sedingin kelihatannya.

"Mohon bantuannya"ujar Siwon lagi.

"..."

.

.

.

Siwon sekali lagi memasukkan sesendok sup kedalam mulutnya. Sup hangat dihari yang dingin memang cocok sekali. Setidaknya Selama seminggu Siwon disekolah ini. Siwon sangat menyukai hidangan yang disediakan kantin sekolah itu.

Dia masih duduk sendirian sambil sesekali tersenyum jika ada yang menyapanya. Tiba-tiba saja dua orang gadis berambut sebahu dan berambut pirang menghampiri Siwon dan duduk disampingnya. Siwon ternyum lagi, dia mengenali dua orang ini. Mereka adalah teman sekelas Siwon.

"Siwon-ssi, kau makan sendirian?" Tanya Tiffani berbasa-basi. Siwon mengangguk pelan.

"Ah... setidaknya kau perlu teman untuk makan siangkan?" tawar Taeyon sambil membawa nampan berisi makan siangnya. Siwon terkekeh pelan.

"Kau tidak makan, Tiffani?" tanya Siwon ketika iris matanya hanya menemukan sekotak susu ditangannya. Tiffani menggeleng lalu tersenyum.

"Aku ..." Siwon tersenyum maklum. Perempuan memang repot.

Tiba-tiba saja dia ingat seseorang, entah sadar atau tidak Siwon terlihat celingukan ditengah keramaian kantin. Berharap menemukan namja misterius yang kini dikenalnya sebagai Yesung.

"Mencari seseorang, Siwon-ssi?" tanya Taeyon lagi. Siwon tersenyum kikuk.

"Aku mencari Yesung" jawabnya jujur. Segera Tiffani dan Taeyon memandang kaget Siwon.

"Ye- Yesung?" Ulang Tiffani dengan suara bergetar. Siwon menggerutkan keningnya melihat ekspresi dua orang itu.

"Ada apa? Ada yang salah ya?" tanya Siwon dengan wajah polos.

"Tidak. Hanya saja-" Taeyon menggantung kalimatnya. Membuat Siwon semakin penasaran.

"Dia vampire"lanjutnya lirih. Siwon membulatkan matanya. Dijaman seperti masih ada yang percaya mitos itu? ckckc.. ini 2012 guys!

"Cari aman saja, Siwon-ssi. Jauhi dia" sambung Tiffani sambil menunduk takut. Siwon terkekeh. Lelucon apa lagi ini?

"Benarkah? Kalian yakin dia vampire sungguhan?" tanya Siwon sambil tersenyum. Seakan pernyataan dua temannya tadi adalah angin lalu baginya.

"Entahlah. Setidaknya rumor yang beredar mengatakan begitu" jawab Tiffani.

"Tidak ada bukti ya? Hmmm... Aku sih tidak percaya mitos seperti itu"balas Siwon sambil tersenyum tanpa dosa. Taeyon dan Tiffani pun saling berpandangan lalu kembali sibuk dengan kegiatan makan mereka. Membahas tentang Yesung membuat mereka merasa buruk.

.

.

Dikesunyian kelas itu, Yesung masih setia duduk dipojok kelas. Padahal semua teman sekelasnya sudah hilang entah kemana pada jam istirahat siang itu. Mata kelam Yesung memperhatikan bangku kosong yang ada didepannya.

"Choi Siwon..." lirihnya. Kemudian diapun menyeringai. Dia tahu Siwon sepertinya tertarik padanya.

"Apa kau bisa bertahan tertarik padaku setelah mengenalku, Siwon-ssi" gumamnya lagi. Kali wajah berubah dingin lagi.

"Kau sama saja dengan orang-orang itu" desisnya tajam.

.

.

.

Siwon memasuki kelasnya dengan semangat. Segera matanya menemukan objek yang dicarinya saat jam istirahat tadi. Yesung terlihat sedang tenggelam dalam sebuah buku tebal bersampul merah. Dan Siwon tak lepas memperhatikan Yesung sampai akhirnya dia duduk dibangkunya.

"Siwon-ssi, sampai kapan kau memperhatikanku heoh?" tegur Yesung membuat Siwon tersadar dari hipnotis alami yang ditawarkan Yesung. Siwon tersenyum kikuk lalu mencoba memberanikan diri berbicara pada namja misterius ini.

"Kau tidak makan siang tadi?" tanya Siwon seadanya. Yesung mengalihkan perhatiannya pada Siwon. Onix itu tepat menusuk matanya. Lagi-lagi siwon tertegun dengan mata indah itu.

"Apa urusanmu?" jawabnya dengan wajah datar. Siwon terkekeh pelan.

"Aniya, hanya heran. Apa kau tidak kelaparan?"

"lapar? Aku memang selalu lapar" Jawab Yesung. Siwon mengangkat alisnya bingung. Sejenak mereka diam, tak ada percakapan yang tercipta.

"Siwon-ssi..."panggil Yesung. Siwon segera menatap Yesung. Terlihat Yesung kembali memfokuskan pandangan matanya pada buku tebal itu.

"Jangan menggangguku lagi. Aku tidak suka dengan orang sok baik sepertimu"desis Yesung. Siwon terdiam, seakan aliran darah terhenti. Dia ditolak, bahkan sekedar untuk berteman.

"Apa?"

"Kau tidak dengar? Kubilang jauhi aku! Kau mengganggu!" tegasnya lagi. Dengan sekali gerakan namja berkulit pucat itupun berdiri dan berjalan keluar kelas. Terlihat kelas yang tadi ramai, segera hening setelah bentakan Yesung pada Siwon tadi.

"Siwon-ssi, kau tidak apa?" seorang namja mendekati Siwon yang kelihatannya masih shock.

"Ahh, Donghae-ssi..Ti-tidak apa" jawabnya terbata.

"Kau ini keras kepala sekali. Kenapa masih nekat mendekati Yesung, bagaimana kalau dia menghisap darahmu?" Donghae terlihat khawatir. Siwon tersenyum lembut. Sepertinya dia sudah sadar dari shocknya tadi.

"Donghae-ssi, vampire itu hanya mitos" bela Siwon. Donghae menghela nafasnya pasrah. Donghae terdiam, sepertinya memikirkan sesuatu.

"Aku punya bukti, hanya saja aku simpan selama ini" lirih Donghae lagi. Siwon melebarkan matanya.

"Be-benarkah?" Donghae mengangguk dengan raut wajah takut.

"Dia meminum darah"

Flashback

Donghae berjalan-jalan sambil menuntun anjing rovernya disisi jalan sore itu. Sesekali nampak dia tertawa karena tingkah anjing lucu tersebut. Kini dia melewati sebuah rumah besar berlantai dua. Sangat mewah namun terkesan suram karena sang pemilik rumah tidak pernah mau bersosialosasi dengan sekitar. Apalagi halaman rumah itu sangat besar sekali lengkap dengan pagar besi, seakan ada jarak yang membuat orang-orang disana enggan mendekati rumah mewah itu. Satu-satunya rumah besar dan agak mirip kastil yang terdapat diHeullin. Rumah itu bisa dikatanya istananya Heullin.

Donghae berhenti sejenak untuk memandang rumah besar itu.

"Wuaaaahh... Halaman rumahnya besar sekali. Tidak kusangka sebesar ini, kurasa bisa jadi lapangan bola kalau begini" gumam Donghae sembari melongokkan kepalanya kesela-sela pagar besi yang mengelilingi rumah itu.

Donghae segera terheran-heran saat melihat sesosok namja sedang duduk dipelatar rumahnya yang besar. Matanya terlihat kosong menerawang keatas langit yang sedang mendung.

"Yesung..."Donghae tanpa sadar mengumamkan nama namja itu. Tiba-tiba seorang maid datang dan menyodorkan sesuatu pada Yesung. Secangkir cairan bewarna merah pekat.

"Da-darah?" Mata Donghae membesar tidak percaya ketika Yesung mulai menenggak cairan merah itu. Yesung sama sekali tidak berekspresi. Benar-benar datar dan dingin. Apa dia tidak jijik?

Terdengar geraman kasar dari anjing kesayangan Donghae. Dan Donghae semakin yakin cairan itu adalah darah. Anjingnya ini sangat peka penciumannya meski dengan jarak berpuluh-puluh kilometer. Dan Kebiasaannya anjing itu adalah menggeram saat mencium aroma darah dengan volume yang banyak.

"Dia va-vanpire?"

Flasback End.

Sejenak Siwon terdiam mendengar cerita Donghae.

"Itu terjadi 2 tahun yang lalu. Aku tidak menceritakannya pada orang lain sampai sekarang. Hanya kau yang kuberitahu"lanjut Donghae.

"Kenapa memberi tahuku? Aku yakin itu hanya salah paham" lanjut Siwon sambil tersenyum tipis.

"Ckk. Aku hanya tidak mau kau mati. Selama ini tidak ada orang yang berani mendekati Yesung. Hanya kau satu-satunya. Karena itulah aku menceritakannya padamu agar kau sadar betapa bahayanya Yesung itu" tutur Donghae sambil memicingkan matanya.

"Memangnya sudah ada korban?"Tanya Siwon lagi. Obsidian Siwon menatap Donghae serius.

"Ti-tidak ada sih. Tapi..."

"Sudahlah... aku akan baik-baik saja"Ujar Siwon menepuk bahu Donghae lalu berdiri bersiap keluar kelas.

"Mau kemana Siwon-ssi? Jam istirahat sudah selesai"Tanya Donghae. Siwon tersenyum lebar.

"Seongsaengnim tidak masuk, sekarang kita free" Siwon berlenggang santai meninggalkan Donghae. Donghae hanya menggeleng melihat kelakuan Siwon yang menurutnya keras kepala.

.

.

.

Dentingan piano berjenis upgrade memenuhi ruang musik yang ada disekolah itu. Ruangan itu terlihat agak gelap, karena tirai biru itu dibiarkan saja menghalangi jendela-jendela disana.

Tangan kecil namun pucat itu bergerak beraturan dengan kecepatan konstan. Ritme yang sempurna, serta komposisi nada yang indah mengundang Siwon yang tadinya ingin berjalan-jalan terhenti tepat didepan pintu ruang musik itu.

Siwon melongokkan kepalanya untuk melihat siapa yang memainkan musik sebagus itu. Matanya segera melembut ketika menemukan seorang namja bersurai hitam duduk didepan piano itu. sepertinya dia tidak menyadari kehadiran Siwon. Terbukti Yesung masih tetap memainkan piano itu dengan khusuk.

Siwon memperhatikan tirai-tirai yang sepertinya sengaja tidak dibuka. Ruang musik itu jadi terlihat suram. Siwon tersenyum lalu, menyandarkan tubuhnya didinding sambil melipat tangannya. Menikmati permainan piano namja itu.

Siwon menutup matanya. Akhirnya Siwon menyadari sesuatu. Nada-nada ini terdengar sedih. Sesuatu terasa memenuhi relung hatinya. Rasanya dingin dan sangat menyakitkan. Siwon kembali membuka matanya. Ditatapnya Yesung yang masih tak berhenti bermain piano.

Sungguh aneh. Ada apa dengan namja misterius ini. Bahkan dia tak menunjukkan perubahan ekspresi diwajahnya, tapi hanya mendengar permainannya membuat Siwon merasakan sesuatu yang berbeda.

Rasanya seperti...

"kesepian." Lirih Siwon tanpa sadar.

"Siapa?"Yesung segera menghentikan permainan pianonya dan menatap Siwon tajam. Siwon hanya bisa menatap Yesung salah tingkah.

"Mau apa? Kau benar-benar mengganggu" desis Yesung. Siwon tersenyum canggung.

"Ani, aku hanya mendengarkan musik. Itu saja" jawab Siwon sembari berjalan mendekati jendela dan bersiap membuka tirai biru itu.

"Andwae! Jangan dibuka!" teriak sadar Yesung berdiri mencegah Siwon. Tangan pucat itu menahan pergelangan tangan Siwon.

'Dingin sekali' itu kesan pertama Siwon saat kulit pucat itu menyentuhnya.

Yesung melepaskan tangan Siwon sambil mendengus keras. Sejenak ruangan hening.

"Kau tidak suka cahaya?" Yesung mendelik mendengar pertanyaan Siwon.

"Apa yang kau harapkan. Bukankah vampire membenci cahaya?" ujar yesung sarkatis. Siwon menatap mata onix itu dalam-dalam. Ada luka disana.

"Kau kesepian" ujar Siwon. Yesung menatap Siwon tajam.

"Berhenti mengurusi orang lain!" bentak Yesung sambil meninggalkan Siwon sendirian.

"Kau tidak akan bisa berbohong. Matamu sudah mengatakan semuanya"gumam Siwon pelan. Membiarkan Yesung pergi dengan segudang perasaan kesal terhadapnya.

TBC

Cuapi-Cuap Time:

Hasemeleeh . . .
Koment yah? Reader yang baik pasti tahu apa yang musti dilakuin.
Sider tercinta cepat tobat yaah beb... #kecup basah

Kunjungi Blog saia aja deh kalo ada waktu luang yee. Disitu ada banyak ff yang ga dipost

thewicloudself . wordpress