Leave this blue neighbourhood

Never knew loving could hurt this good

And it drives me wild

.

.

WILD

Disclaimer: cerita ini punya FlowHana, member NCT punya Tuhan,SM dan orang tua mereka

Warnings: Jaeyong, mature content, typo(s), BL, DLDR!

.

.

Tubuhnya tersudutkan, terjebak di antara pagar rumahnya dan tubuh seseorang. Taeyong merasa aura yang tidak mengenakan menguar dari sesosok namja yang ada di hadapanya ini, yang tidak lain adalah teman masa kecilnya sendiri. Jung Jaehyun.

"Katakan padaku, kenapa kau menjauhiku satu minggu ini hyung? Setidaknya beri aku alasan, aku tau aku bajingan—"

"Anio." Ucap Taeyong memotong. "Ini bukan karenamu, ini masalahku Jaehyun-ah."

"Masalahhmu juga masalahku hyung, kenapa kau tidak cerita saja padaku?" ucap Jaehyun semakin merapatkan diri ke arah Taeyong, dirinya menyentuh bahu Taeyong lembut. Namun hal tak terduga datang dari Taeyong, Taeyong langsung berjengit dan menepis kasar tangan Jaehyun di bahunya. Matanya menyiratkan rasa takut yang teramat sangat.

"Hyung?!"

Taeyong memeluk tubunya sendiri sangat erat hingga tubuhnya jatuh merosot ke tanah dan air mata mulai mengalir membasahi pipi tirusnya. "Ti-tidak jangan lagi, jebal..." gumam Taeyong entah berbicara kepada siapa.

"Hey apa yang terjadi hyung? Kumohon bicaralah, jangan membuatku seperti orang bodoh seperti ini." ucap Jaehyun frustasi. Jaehyun mensejajarkan tubuhnya dengan Taeyong, dengan pelan dia arahkan tanganya ke pucuk kepala Taeyong, berniat untuk mengusapnya. Geraknya terlihat ragu, takut-takut Taeyong akan menepisnya lagi seperti tadi.

Kali ini Jaehyun bisa bernafas lega setelah mendapat respon diam dari Taeyong. Dari pucuk kepala Taeyong tangan Jaehyun perlahan turun, menghapus jejak air mata di pipi Taeyong, mengusap wajah hyungnya itu penuh kasih. Dipegangnya dagu Taeyong dengan lembut, mendongakan wajah itu agar menatapnya.

"Mau bercerita?" tanya Jaehyun lembut yang langsung dibalas pelukan erat oleh Taeyong. Hampir saja tubuhnya terjungkal ke belakang karena terjangan Taeyong yang tiba-tiba, untung saja Jaehyun bisa menyeimbangkan diri dengan apik.

"A-appa hiks... aku takut." Taeyong mulai merancau tidak jelas. "Ada apa dengan ayahmu?"

"Dia memaksaku—..."

"...—menyentuhku—..."

"...—mengancamku dan memukuliku Jaehyun-ah. Aku takut." Pelukan Taeyong semakin mengerat begitupun kepalan tangan Jaehyun yang semakin memerah.

"Aku kotor sekarang. Aku tak bermaksud untuk menjauhimu, tapi astaga aku takut kau membenciku—"

Ciuman lembut Jaehyun membuat Taeyong menghentikan semua kata-katanya. Taeyong hendak berontak, namun entahlah tubuhnya malah tidak bisa ia gerakan. Taeyong membeku, menerima ciuman yang Jaehyun sodorkan dengan sukarela. Ini memang bukan ciuman pertama mereka, ya mereka pernah beberapa kali berciuman sebelum ini tapi sungguh Taeyong bisa merasakan jika ciuman kali ini begitu lembut.

"iziinkan aku membersihkan dirimu, hyung."

Dan Taeyong hanya diam ketika Jaehyun membawanya masuk ke dalam rumah dan menggendongnya sampai kamar.

.

'Cause when you look like that

I've never ever wanted to be so bad

It drives me wild

.

Jaehyun mendudukan Taeyong di tepian kasur sedangkan dirinya masih berdiri diam menatap manik sayu milik hyungnya. Jaehyun memegang ujung kaosnya, menariknya ke atas hingga mebuat kaos berwarna navy itu terlepas dari tubuhnya.

Dengan celana jeans hitam yang menggantung malas di pinggangnya plus tubuh bagian atasnya yang tanpa busana alias topless membuat siapapun termasuk Taeyong untuk tidak bisa tidak melihat otot perut milik Jaehyun yang terpahat sempurna. Bahkan ingin rasanya Taeyong menyentuh setiap lekuk otot itu dengan jari tanganya sendiri. Oh sepertinya Taeyong mulai gila sekarang.

Jaehyun tersenyum geli melihat Taeyong yang masih tidak bergeming. "Terpesona olehku, hyung?" dan dia semakin merapat ke arah Taeyong, aroma tubuh Jaehyun menguar begitu saja memasuki indra penciuman miilik Taeyong.

Saat abs miliik Jaehyun sudah berada tepat di depan mata Taeyong, Jaehyun menarik dagu milik hyungnya agar mendongak ke atas. "Aku akan memulainya hyung, dimulai dari atas." Ucapnya.

Tanpa menunggu lama lagi bibirnya langsung menyambar bibir milik Taeyong, kali ini penuh dengan penekanan bahkan diselingi dengan hasrat yang begitu bergejolak. Ciuman Jaehyun begitu liar sama seperti yang dilakukan ayahnya waktu itu, tapi sungguh ini berbeda. Tak hanya nafsu yang mendominasinya tapi juga cinta.

Taeyong mengerang ketika tidak sengaja Jaehyun menggigit bibirnya, dan hal itu membuat lidah Jaehyun masuk mengeksploitasi mulutnya. Lidah mereka saling bergelut, memelit satu sama lain, hingga saliva mereka yang bercampur mulai merembas keluar melalui sudut-sudut bibir. Taeyong tak pernah tau jika sebuah ciuman bisa membuatnya secandu ini. Dia tidak khawatir jika kebutuhan oksigennya akan habis, karena yang Taeyong inginkan saat ini adalah bibir itu yang terus mmenempel di kedua belah bibirnya.

Taeyong mulai merutuk dalam hati, sejak kapan pikiranya berubah sekotor ini. Kemana perginya Lee Taeyong yang tadi menangis dan ketakutan, yang punya kenangan pahit bersama ayahnya, karena nyatanyya yang ada sekarang ini adalah Lee Taeyong yang sangat menginginkan Jung Jaehyun.

Ciuman Jaehyun mulai turun ke dagunya dan kini tengah berada di ceruk leher milik Taeyong. Memberikan ciuman kupu-kupu yang tak terhitung banyaknya sehingga menimbulkan ruam kemerahan di sepanjang perpotongan leher milik Taeyong.

Entah sudah sejak kapan posisi mereka seperti ini, Taeyong yang berbaring di bawah dan Jaehyun yang berada di atasnya. Dengan hanya bertumpu menggunakan satu tangan, tangan satunya yang lain Jaehyun gunakan untuk mulai menjamah bagian tubuh milik Taeyong.

Melihat Taeyong yang menggigit bibir bawahnya guna menahan erangan, Jaehyun tertarik untuk menyentuh bibir itu dan berkata "Jangan digigit hyung, aku jadi ingin menggigitnya juga. Lepaskan saja"

"Arra."

Dirabanya puting milik Taeyong yang mulai mengeras tak ayal mebuat Jaehyun semakin hilang akal. Satu persatu kancing kemeja milik Taeyong mulai terlepas, menampilkan dada bidang dan perut rata miliknya. Daerah jajahan Jaehyun mulai berpindah, lidahnya mulai menjilati kedua puting Taeyong yang kontan menghasilkan lenguhan panjang dari sang pemilik dan membuat tubuh Taeyong melengkung menjauhi kasur.

Taeyong tak pernah mengira benda lunak tanpa tulang milik Jaehyun itu bisa membuatnya merasa senikmat ini. Jaehyun mengulum salah satu putingnya, menggigitnya dan menariknya pelan sebelum melepaskannya lagi, menyisakan Taeyong yang semakin keras mendesahkan namanya. Sungguh ini sebuah melodi terindah yang pernah didengarnya, Lee Taeyong dengan suara seraknya menyuarakan namanya benar-benar menggoda dan menaikan libidonya.

Lidahnya turun ke bawah, menjilat pusar milik Taeyong sesensual mungkin lalu mengecupnya pelan selama bebera detik. Bisa jaehyun rasakan remasan tangan Taeyong di rambutnya semakin kuat.

"Ahhhh cepatlah Jaehyun-ah~" erang Taeyong.

Jaehyun tersenyum puas dengan hasil kerjanya sejauh ini, dipandangnya tubuh Taeyong yang berhiaskan begitu banyak kissmark yang ia buat.

"Kau begitu indah, hyung." Desah Jaehyun pelan saat bangkit sejenak dan memandangi Taeyong dari atas sampai bawah. "Jangan pernah menjauh dariku lagi." Ucapnya sembari mengusap lembut sebelah pipi hyungnya. Wajah Taeyong sudah sangat merah sekarang, mulutnya terbuka untuk meraup oksigen sebanyak-banyaknya, sensasi yang diberikan oleh Jaehyun benar-benar membuatnya merasakan apa yang namanya surga dunia. Padahal ini baru awal tapi mengapa dirinya sudah merasa sangat panas.

Mulut Taeyong yang membuka kontan membangkitkan fantasi liar Jaehyun untuk memasukan miliknya ke sana. Rasanya pasti sungguh nikmat ketika mulut basah Taeyong mengulum miliknya, lidah Taeyong yang membelitnya, gigi Taeyong yang bergesekan dengan miliknya, oh ya Tuhan Taeyong benar-benar membuat Jaehyun lepas kendali.

Tangan Jaehyun sekarang sudah berada di tepian jeans milik Taeyong, mengusap sesuatu yang terlihat menonjol di dekat sana. Dengan gerakan seseduktif mungkin Jaehyun mulai menurunkan resleting celana Taeyong.

Ketika Taeyong sudah benar-benar telanjang, Jaehyun dengan susah payah menelan salivanya sendiri. Pemandangan di depannya ini sungguh indah, bahkan terlampau indah hingga Jaehyun ingin sekali mengabadikanya disebuah potret dan memajangnya. Astaga, Jaehyun cepat-cepat mengusir pemikiran itu dari otaknya, jikalau ada yang boleh menyaksikan tubuh indah milik Taeyong orang beruntung itu hanyalah dirinya.

"Ya! Jaehyun-ah ini sungguh tidak adil!" seru Taeyong. Jaehyun mengangkat sebelah alisnya heran, apa dia membuat kesalahan? Tidak adil dari sebelah mananya?

"Jangan hanya aku yang telanjang sendiri di sini. Ini sungguh tidak adil!" Jaehyun tertawa kecil mendengar penuturan Taeyong barusan. Dia berdiri sejenak, menurunkan celana jeansnya "Tidak adil atau kau yang memang ingin melihat milikku hyung?" ledeknya. Taeyong memalingkan wajahnya ketika Jaehyun dengan cepat melepaskan boxer yang ia gunakan, dan ketika Taeyong menatap Jaehyun lagi wajahnya langsung bersemu merah ketika melihat milik Jaehyun yang tidak kalah tegangnya dengan miliknya.

"Puas memandangiku hyung?" tanya Jaehyun mencondongkan tubuhnya ke arah Taeyong. Bertumpukan kedua lututnya Jaehyun mulai naik ke atas kasur dan merangkak di atas Taeyong. Terdengar geraman tertahan dari Jaehyun dan lenguhan panjang dari Taeyong ketika milik mereka bergesekan secara tidak sengaja.

Taeyong tak pernah tau jika Jaehyun bisa seterampil ini di atas ranjang, dia benar-benar dibuat terlena dengan segala perlakuan Jaehyun terhadap tubuhnya. Dua jari dan lidah Jaehyun yang bermain dibawahnya sudah cukup membuat Taeyong menjerit dan memohon lebih pada Jaehyun. Rasa ini sungguh nikmat tapi sekaligus menyiksanya, Taeyong belum ingin keluar sekarang, ia ingin keluar bersama dengan Jaehyun, merengkuh puncak kenikmatan bersama-sama.

Jaehyun menambahkan satu jarinya di lubang anal milik Taeyong, mempersiakanya agar siap dimasuki olehnya nanti. Taeyong hanya menggeliat-geliat menahan sensasi yang sudah tidak asing lagi untuknya. "Aku datang, hyung." Ucap Jaehyun.

Awalnya Jaehyun hanya menggesek-gesekan miliknya di depan lubang milik Taeyong, memancing hasrat satu sama lain. Perlahan ujungnya mulai masuk, Taeyong bisa merasakan milik Jaehyun yang berkedut di dalam sana, dan dengan sekali hentakan milik Jaehyun kini sudah terbenam sepenuhnya.

"Ugghhhhh" geraman rendah keluar dari mulut Jaehyun ketika di rasa Taeyong meremasnya kuat di dalam sana. Jaehyun meraih tangan Taeyong, jari jemari mereka saling bertautan di atas kepala Taeyong.

Dengan gerakan perlahan Jaehyun mulai memaju mundurkun pinggulnya, suara tubrukan dari penyatuan itu bagaikan sebuah simfoni yang indah di telinga keduanya.

"Ce-cepat Jaehyun-ah." ucap Taeyong di sela-sela desahanya. Jaehyun menyeringai, menambahkan kecepatan gerakanya sesuai dengan permintaan Taeyong, jujur saja sebenarnya dia juga akan sampai sebentar lagi jadi dia menaikan temponya.

"keluarkan bersama hyung." Titah Jaehyun yang dibalas anggukan lemah oleh Taeyong. Nafasnya semakin memburu, Taeyong bisa merasakan miliknya berkedut dan sebentar lagi akan sampai di pelepesanya.

"Jaehyun-aaaaahhhhhh..." desahan panjang Taeyong menjadi tanda bahwa dirinya sudah sampai di puncaknya, bebarengan dengan itu dia juga mendengar erangan tertahan milik jaehyun. Bisa ia rasakan cairan milik Jaehyun yang menyembur, rasanya hangat, penuh dan tentu saja nikmat.

Jaehyun ambruk di atas tubuh milik Taeyong, namun tanganya masih menyangga agar Taeyong tidak terbebani dengan bobot tubuhnya. Jaehyun menghirup aroma yang menguar dari tubuh Taeyong dalam-dalam, seakan aroma tubuh Taeyong adalah oksigen untuknya.

Beribu kecupan basah Jaehyun daratkan di bibir Taeyong, hingga bibir Taeyong terlihat mulai membengkak. Jaehyun masih menenggelamkan miliiknya di dalam lubang milik Taeyong, belum ada niat untuk mencabutnya karena Jaehyun pikir masih akan ada ronde selanjutnya.

Dirasa sudah cukup istirahatnya, Jaehyun membalikan tubuh Taeyong hingga hyungnya itu berbaring di atasnya sedangkan dia berada di bawah. Taeyong tersentak, belum paham dengan apa yang akan dilakukan oleh Jaehyun.

"Apa yang kau lakukan—"

"Giliranmu hyung, pembersihan sudah selesai. Sekarang waktunya untuk bersenang-senang. Puaskanlah dirimu." Kata Jaehyun memotong perkataan Taeyong. Taeyong mendelik, mulutnya terbuka hendak melayangkan protes tapi tidak ada satu katapun yang keluar.

Kedua tangan Taeyong menopang di bahu Jaehyun yang kokoh. Tanganya gemetar, dengan posisi ini Taeyong paham betul bahwa kendali dalam permainan kali ini berada di tanganya. Namun tetap saja dia merasa bahwa dominasi dari Jaehyun masih menyelimuti tubuhnya. Llihat saja, dengan patuhynya Taeyong menuruti segala permainan yang jaehyun ajukan.

Jaehyun menangkap keraguan di mata Taeyong, di tatapnya manik hitam itu dalam-dalam yang membuat empunya menunduk malu dan merona merah. "Tenang saja, aku akan membantumu." Katanya, tangan Jaehyun sudah bertengger manis di pinggang ramping milik Taeyong.

Taeyong menjerit ketika dia mulai menggerakan pinggulnya naik turun, merasakan bagaimana Jaehyun menusuknya dalam, menyentuh tepat di titik sensitifnya.

Jaehyun menggeram tertahan ketika dirasa lubang milik Taeyong menjepitnya keras, kali ini tanganya tak tinggal diam. Tangan kirinya ia gunakan untuk meremas milik Taeyong, memijatnya perlahan dan membuat pemiliknya semakin mendesah keras karena kenikmatan ganda yang ia terima. Sedangkan tangan kananya ia gunakan untuk menggerayangi tubuh Taeyong, mengelus punggung milik hyungnya itu seseduktif mungkin.

Hal itu menimbulkan efek yang luar biasa pada Taeyong, nafasnya semakin memburu, gerakanya semakin cepat dan tak menentu. Taeyong merasakan pahanya sangat lemas, ia lelah, namun ia tak bisa berhenti. Dapat Taeyong rasakan remasan tangan Jaehyun semakin menguat, Jaehyun juga menghujani lehernya dengan kecupan-kecupan kecil, sesekali menjilatnya sensual yang membuat Taeyong merinding menahan nikmat di sekujur tubuhnya, gemetaran disetiap sentakannya.

Jaehyun benar-benar berbeda dengan sang ayah, saat ayahnya melakukan ini padanya hanya ketakutan yang Taeyong rasakan, tak ada yang namanya kenikmatan yang ada hanya sakit yang teramat sangat, apalagi desahan, yang ada hanya isakan dan air mata.

Jaehyun akhirnya orgasme di lubang milik Taeyong, lagi-lagi cairanya memenuhi lubang surgawi milik hyungnya. Sedangkan Taeyong, cairanya menyembur keluar membasahi otot perut milik Jaehyun.

Jaehyun melepaskan miliknya dari tubuh Taeyong, hal itu menimbulkan suara becek yang memenuhi ruuangan. Taeyong sendiri sudah berbaring lemas di atas tubuh Jaehyun, tanganya memeluk leher Jaehyun manja sedangkan kepalanya ia sandarkan pada dada bidang milik Jaehhyun, mendengarkan irama degup jantung milik namja itu yang sangat menenangkan.

Taeyong bisa merasakan usapan pada punggung polosnya, belaian lembut pada rambutnya serta kecupan-kecupan penuh sayang di pucuk kepalanya.

"Jaehyun-ah" panggil Taeyong. yang dipanggil hanya bergumam sebagai jawaban.

"Bagaimana jika appa melakukanya lagi?" lirih Taeyong, mendengar pertanyaan itu terlontar dari mulut Taeyong membuat tubuh Jaehyun menegang sesaat. Dia memindahkan tubuh Taeyong menjadi berbaring di sampingnya, ditatapnya lekat-lekat wajah hyungnya, telapak tangan besarnya menangkup pipi Taeyong penuh kehati-hatian, mengusap wajah tampan itu yang sehalus beludru dengan penuh damba.

"Maka kau harus melawanya, hyung. Kau harus kuat dan berani." Jawab Jaehyun.

"Ta-tapi, bagaimana jika appa melakukanya terus menerus? Aku lelah Jaehyun-ah."

"Larilah dan temui aku." Jaehyun menggenggam tangan Taeyong erat, "Sekarang kau tidurlah, aku akan menginap malam ini."

"Appa pasti akan marah jika mengetahui kau di sini Jaehyun-ah." lagi-lagi ketakutan yang sama mulai menghinggapi perasaan Taeyong.

"Dia tidak akan marah, dia juga tidak akan tau. Bukankah kau sendiri yang bilang jika ayahmu itu sering pulang larut dan dalam keadaan mabuk. Dia pasti akan langsung pergi ke kamarnya setalah pulang." Ucap Jaehyun meyakinkan.

Taeyong hanya mengangguk mengiyakan, mencoba mempercayai segala ucapan Jaehyun yang ditujukan kepadanya. Jaehyun menarik tubuh Taeyong ke dalam pelukannya, mendekapnya erat, menyalurkan kehangatan kepada tubuh ringkih milik hyungnya, tanganya juga menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka berdua.

Kemudian Taeyong masih berada dalam kesadaranya ketika Jaehyun menyapu poninya lalu mengecup keningnya pelan, berbisik sangat halus seakan takut akan membangunkanya. "Aku mencintaimu, hyung."

Dan Taeyong hanya dapat tersenyum dalam hati, ia berjanji ketika ia bangun nanti akan menjawab pernyataan itu secara langsug kepada Jaehyun. Malam ini biarkan ia terlelap dalam dekapan namja yang membuatnya tergila-gila itu, namja yang membuatnya candu akan setiap sentuhanya, dan biarkan ia larut ke dalam mimpi liarnya.

You make my heart shake

Bend and break

But I can't turn away

And it's driving me wild

You're driving me wild

.

.

END

.

.

Astaga apa ini /ngumpet/

Plissss jangan gaplok aku,aku aja ngga tau dengan apa yang aku tulis di atas XD bukanya istirahat karena lagi ga enak badan, tangan malah gatal buat nulis ff nista ini hohoho

Maafkeun jika ini kurang ngefeel ataupun kurang hot(?) karena jujur ini waktu nulis malah heboh sendiri mbayanginya :v

Jadi sebenernya aku punya konsep mau buat trilogi gitu, jadi nanti Blue Neighbourhood ini bakalan terdiri dari 3 cerita dengan judul yang berbeda. Ini bukan ff mc, tapi lebih ke kumpulan os yang berkelanjutan. Dan judul setiap ceritanya ini aku ambil dari judul lagunya Troye Sivan di albumnya yang berjudul sama yaitu Blue Neighbourhood. Bagi yang udah pernah nonton pasti tau kan, trilogi mvnya dia, aku terinspirasi dari situ. Yup, setelah dibuka dengan WILD, akan diteruskan dengan FOOLS lalu ditutup dengan TALK ME DOWN.

Tapi sekali lagi itu hanya rencana karena kelanjutan ff ini ada di tangan readers semua. Kalau banyak yang ga suka ya bakalan aku delete konsep ini.

So, RnR juseyo~

Flow