.Little LOVE.

Author: little_iya aka Park Ona

Cast: Kim Jongin, Do Kyungsoo, Byun Baekhyun, and more.

Genre: Romance, Hurt/Comfort

Rating: T

Summary: Ini adalah cerita dari yeoja bernama Do Kyungsoo. Kyungsoo terikat hubungan dengan Kim Jongin, namja tan, seksi dan idola semua yeoja. Kyungsoo sangat menghargai Jongin, apapun yang dilakukannya semata hanya agar Jongin meliriknya. Namun sebaliknya, Jongin menganggap Kyungsoo hanya sebagai pengganggu. Baginya hubungan mereka hanyalah sebuah kecelakaan yang tak seharusnya terjadi.

Warning: Genderswitch, OOC, typo, tidak sesuai EYD.

N/A: Hallo… kali ini Ona membawa ff Kaisoo. FF ini berhubungan dengan ff ChanBaek 'Black Pearl'. Black Pearl masih tetap aku kerjakan, tapi publishnya agak telat . Ugh, akhir-akhir ini moodku sedang buruk. Membuat ff di bawah tekanan itu tidak menyenangkan. Tapi bukan berarti ff ini pelampiasan moodku. Ini murni dari imajinasiku dan sebaik mungkin aku tidak mencampurkan perasaan yang berantakan di ff ini. FF ini sudah ada konsepnya sebelumnya, jadi aku hanya meneruskannya saja. Hahaha… happy reading.

.

.

Give me review please

.

Be Good Readers, NO PLAGIAT

.

Happy Reading :3

.

.

Author POV

Seorang yeoja mungil menatap intens deretan huruf yang tersusun rapi di depan matanya. Mata bulatnya mengikuti barisan demi barisan kata yang memenuhi kertas putih itu. Sebuah pergerakan menghentikan kegiatannya.

"Kyungie, mereka datang. Ayo beri salam."

Yeoja itu menggeser sedikit tempat duduknya dan berdiri mengikuti pasangan suami-istri yang ada di sampingnya. Sesaat setelah beberapa orang lainnya masuk ke dalam ruangan tempat mereka berada, keluarga itu membungkukkan badan memberi salam.

"Apa kabar tuan dan nyonya Kim?," ayah Kyungsoo, nama yeoja mungil bermata bulat itu menjabat tangan seorang lelaki yang umurnya tak jauh beda darinya.

"Kabar baik Kyungin. Jangan panggil aku tuan jika bukan soal bisnis. Kau ini kan teman baikku."

"Hahahahaha" mereka tertawa bersama.

"Ah, iya. seperti janjiku, aku membawa istri dan anakku. Kenalkan ini istri ku Sora dan anakku Jongin."

"Hahaha, ini istriku Yeorin dan anakku Kyungsoo. Kyungsoo beri salam sayang."

"Annyeong haseyo, Do Kyungsoo imnida.." Kyungsoo membungkukkan badannya dan tersenyum manis.

"Aigoo… manis sekali," celetuk Sora.

Mereka kembali duduk, kali ini saling berhadapan. Tak lama beberapa orang dengan pakaian khas pelayan restoran memasuki ruangan membawa beberapa hidangan dan menatanya di atas meja. Kedua keluarga itu berbincang hangat sekali. Banyak hal yang mereka bahas, mulai dari politik, hiburan, pekerjaan hingga kesehatan. Tidak dengan kedua anak dari masing-masing keluarga itu. Jongin sedang asyik dengan smartphonenya, sedangkan Kyungsoo kembali membaca rangkaian artikel kesehatan yang belum selesai ia baca.

"Kyungsoo, bagaimana kuliahmu?"

Kyungsoo mendongak, "Y-ye ahjumma?"

Sora, Ibu Kyungsoo tersenyum. "Ahjumma dengar Kyungsoo kuliah di kedokteran Seoul. Bagaimana rasanya? Menyenangkan?"

"Aah, itu. Y-ye ahjumma. Kyungsoo senang bisa kuliah di kesehatan." Kyungsoo menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Jongin yang duduk didepannya hanya menatapnya datar.

"Hei Yongjun, apa kau sudah memberitahunya?," tuan Kim bertanya pada sahabat sekaligus teman bisnisnya.

Tuan Do menggelengkan kepala.

"Kyungsoo…"

"Ye appa?"

"Kamu tahu kenapa kita berkumpul disini?"

Kyungsoo menatap appanya sejenak. Lalu menggelengkan kepala. Pemandangan itu membuat Tuan dan Nyonya Kim tersenyum melihat tingkah anak semata wayang dari pemilik restoran terkenal di Busan, tempat mereka makan saat ini.

"Kyungsoo, appa dan umma ingin memperkenalkanmu dengan Jongin. Dia calon tunanganmu."

Seketika mata Kyungsoo membulat memandang namja di depannya, sedangkan yang dipandang hanya menunjukkan smirk.

.

.

Little Love

.

.

"Baekkie kau mau makan apa?," tanya Kyungsoo pada yeoja bereye liner disampingnya. "Yak, Baekhyun..."

Kyungsoo setengah berteriak mendapati yeoja disampingnya terpaku pada satu pandangan.

"Ehh, itu sup kimchi saja Kyungie," Baekhyun kembali ke dunianya dan membalas perkataan Kyungsoo. Kyungsoo menuliskan menu mereka dan memberinya pada Jin ahjumma, pemilik counter tempat mereka memesan makanan.

"Aigoo, Kris sunbae tampan sekali. Siapa namja berkacamata itu?" ia menunjuk namja dengan tinggi beda tipis dari Kris, yang duduk disampingnya.

"Oo... itu teman Kris sunbae. Namanya Chanyeol, Park Chanyeol. Dia tampan juga kan?"

"Ne. Tapi lebih tampan Kris sunbae."

Kyungsoo memilih menikmati Bubble teanya dibandingkan mendengar ocehan Baekhyun yang 90% membahas Kris, sunbae mereka yang di juluki Prince Duizhang karena diantara namja tampan yang ada di kampus mereka, Kris lah yang menempati urutan pertama. Di lihat dari sisi manapun menurut mereka manusia yang tingginya 188 cm itu selalu sempurna. Kecuali menurut Kyungsoo. Karena tidak ada manusia yang sempurna.

"Pesanan sudah siap," Jin Ahjumma, datang mengantarkan makanan mereka.

"Loh kenapa diantar ahjumma? Kami kan biasa mengambil sendiri?," tanya Kyungsoo biasanya wanita berusia 45 tahun itu mengantarkan langsung pesanan mereka hingga kemeja. Seperti pelayan saja.

"Gwenchana Kyungsoo. Ahjumma lihat kalian sedang sibuk melihat sang pangeran, makanya ahjumma antarkan. Lagipula ahjumma tidak mau melihat kalian kelaparan. Yeoja manis seperti kalian harus makan banyak ne!," jelas Jin ahjumma yang membuat Kyungsoo melebarkan mata kelerengnya.

"Gomawo ahjumma. Ahjumma yang terbaik...," kata Baekhyun ceria sambil menyambut pesanan mereka.

"Ne. Harus habis ya. Terutama kau Kyungsoo! Kau selalu tidak menghabiskan makananmu!," Jin ahjumma berkacak pinggang di depan Kyungsoo.

"Dia diet ahjumma. Tapi nggak juga kurus..," sahut Baekhyun mulai memakan makanannya.

Kyungsoo mempoutkan bibirnya. Matanya melebar saat bertemu dengan manik kelam di depannya. Manik itu menatap Kyungsoo tajam, tak berkedip sedetik pun.

"Kyungie... habiskan makananmu. Kau kenapa?" Baekhyun menggoyangkan tangannya di wajah Kyungsoo dan mengikuti arah pandang Kyungsoo.

"Tidak ada apa-apa Baekkie. Arraseo," Kyungsoo mulai melahap makanannya. Kini wajahnya menunduk.

.

.

.

Pukul 16.00 KST Kyungsoo tiba di apartemennya setelah pulang kuliah. Di hempaskannya tubuh mungilnya ke atas sofa sambil menyalakan pendingin ruangan.

"Huft, panass," Kyungsoo mengipasi tubuhnya dengan telapak tangannya.

Tok tokk Tok

Dengan malas Kyungsoo menuju pintu dan membukanya dengan memasukkan password miliknya.

Klik

"Nuguse_ Jongin?"

Jongin tersenyum. "Bisakah kau membantuku noona?" ia menunjuk beberapa koper yang ada di sekelilingnya dengan rahang tegasnya.

"Ehh? Kau darimana? Kenapa bawa koper sebanyak ini?" tanpa perlawanan Kyungsoo langsung membawa koper-koper itu ke dalam apartemennya.

.

"Aku tak mau tinggal di asrama," kata Jongin setelah ia masuk ke dalam dan semua kopernya berada di ruang tamu. "Yang mana kamarku?"

ia memutar tubuhnya mengelilingi apartemen Kyungsoo.

"Hm... Jongin. Itu. Kamar di sini cuma satu. Jadi... ah, kau bisa tidur di kamar ku. Biar aku yang tidur di sofa."

Jongin mengerutkan keningnya. "Ck, bukankah kau orang kaya? Kenapa memilih tinggal di tempat kumuh begini? Menyusahkan saja," Jongin menidurkan dirinya ke sofa sambil menutup matanya dengan lengan kekarnya. Tidur sejenak mungkin bisa melepas penat, pikirnya.

"Aku tidak mau terlalu menyusahkan appa dan umma. Lagipula kita bisa berbagi kamar. Jongin?," Kyungsoo mendekati Jongin dan mengibaskan tangannya di area wajah namja berkulit tan itu.

Seulas senyum terukir di bibir kissablenya "sudah tidur rupanya. Jaljayo Jonginn..."

Kyungsoo berbalik dan mendorong koper Jongin ke dalam kamarnya. Koper itu berjumlah 5 buah dengan besar 1/2 dari tubuhnya dan bobot lebih dari 25 kg.

"Huft, selesai. Sebaiknya aku membuat makan malam" Kyungsoo mengibaskan rok selututnya dan berlari ke dapur.

.

Harum masakan menyapa indra penciuman namja bernama Kim Jongin yang sedang tertidur pulas di sofa. Perlahan ia membuka mata dan mengikuti asal aroma yang menggelitik syaraf hidungnya. Ia terkejut ketika melihat yeoja mungil sedang sibuk menata meja makan yang cukup diisi 2 orang itu. Ada nasi, bulgogi, kimchi, dan sup di atasnya. Semuanya dalam keadaan hangat.

"Ah, Jongin sudah bangun? Kajja kita makan." Kyungsoo menghampiri Jongin berniat mengajak pemuda berambut blonde itu duduk di kursi. Namun keinginan itu harus ditepisnya karena yang dimaksud sudah terlebih dahulu duduk dan mulai mengambil porsi makanannya.

"Kenapa Jongin mau tinggal di luar asrama?," Kyungsoo mencoba membuka suara setelah mereka makan dalam diam 10 menit yang lalu.

"Aku ingin bebas. Apa kau akan melarangku?"

"Ti.. tidak. Terserah Jongin saja. Aku yakin apapun yang Jongin lakukan pasti yang terbaik."

"Bagus."

"Hm... bagaimana caranya Jongin bisa keluar? Setahuku mahasiswa tingkat satu harus menginap di asrama selama kurang lebih 1 tahun."

"Aku hanya mengatakan ingin tinggal di luar. Lalu mereka mengecek nilai ku sebelumnya. Dan Boom aku ada disini. Memiliki nilai sempurna ternyata tidak sia-sia." Jongin mencomot bulgogi dan memakannya.

"Whoaa, Jongin hebat bisa dapat nilai sempurna."

"Kau pasti tidak bisa kan? Aku yakin IP mu rendah dan nilai mu banyak C."

"Bu.. bukan begitu. Aku tak pernah dapat C. Hanya A dan B. Tapi masih kalah jika dibandingkan Baekkie," Kyungsoo menekuk wajahnya.

"Baekkie? itu yeoja imut yang bersamamu tadi siang?"

"Ne. Namanya Baekhyun. Byun Baekhyun."

"Dia manis dan imut."

"Ne, kau benar. Eh?"

"Aku selesai." Kai berdiri dan mencuci piringnya. "Aku mau mandi. Aku pinjam kamar mandimu." Kai berlalu dan masuk ke dalam kamar Kyungsoo. Kyungsoo menatap mangkuk nasinya yang masih setengah. "Baekkie memang lebih dalam segala hal dibandingkan diriku."

Kyungsoo bangkit berdiri dan membuang sisa makanan yang ada di mangkuknya, membereskan meja dan mencuci piring.

Saat Kyungsoo akan memasuki kamar, Kai membuka pintu terlebih dahulu.

"Aku mau keluar. Jangan tunggu aku. Noona tidur saja di kamar. Oia aku minta passwordmu agar bisa membukanya dari luar."

Kyungsoo menyebutkan beberapa digit angka pada Jongin. Setelah menulisnya di benda persegi panjang tipis miliknya, Jongin meninggalkan Kyungsoo yang masih berdiri di depan kamar.

"Hati-hati Jongin."

Blam

.

.

.

Jongin memperhatikan penjelasan Kim uisa mengenai anatomi dengan semangat. Ia bahkan mencoret-coret buku catatannya. Bukan apa yang dijelaskan Kim uisa yang dicatatnya, tapi pertanyaan-pertanyaan yang berseliweran di otaknya. Dia berpikir, sehabis Kim uisa memberikan wejangannya dia pasti akan memberondong dokter yang baru saja menyelesaikan pendidikan S3 nya di Jepang itu dengan pertanyaan. Begitulah cara Jongin belajar. Hanya perlu sedikit membaca dan berdebat dengan dosennya maka ia akan menguasai materi yang diberikan.

"Sampai disini pelajaran kita hari ini. Ada yang mau bertanya?"

Jongin mengacungkan tangannya. "Saya seonsangnim."

"Silahkan."

Dimulai lah perdebatan panjang yang membuat seisi kelas harus duduk manis selama 2 jam kedepan.

"Baiklah. Cukup sekian. Jongin, lain kali jika kau ingin bertanya langsung saja ke ruanganku. Aku menunggumu." Kim uisa membereskan perlengkapannya dan berjalan keluar kelas.

Jongin menyeringai. "Kalau begini terus aku bisa membalap orang itu," batinnya.

"Ini dia Kim Jongin, si jenius yang mampu bersilat lidah dengan si gila itu. Beri applause dulu..," seorang mahasiswa meneriaki Jongin dan disambut seisi kelas yang bertepuk tangan meriah.

"Terima kasih sudah membuat kami sedikit mengerti tentang materinya dan terima kasih sudah membuat bokong kami menipis karena tambahan duduk selama 2 jam.," orang itu menepuk bahu Jongin.

Jongin hanya terkekeh. Ia dikelilingi beberapa namja dan yeoja di kelasnya.

"Perkenalkan, aku Huang Zi Tao."

"Kim Jongin."

.

.

.

"Tak apa Umma. Kyungie baik-baik saja. Ne. Umma dan appa baik-baik di sana yah. Ne. Jalan sama Baekkie hari Minggu kok. Dah Umma."

Klik

Blam

Kyungsoo menoleh. Tampak Jongin sedang mengganti sepatunya dengan sandal rumah dan berjalan ke dalam.

"Jongin sudah pulang?"

"Ne. Noona cepat sekali pulangnya?"

"Hehehe, tadi 2 dosen ku tak masuk. Jadi ..."

"Membolos. Aku tahu. Pantas saja kau kalah dari si imut. Oia, aku mau memberitahu sesuatu padamu. Besok aku akan pindah ke apartemen baruku. Terima kasih sudah menampungku selama sebulan."

Blam

Jongin memasuki kamar Kyungsoo dan menguncinya. Sepertinya hari ini Kyungsoo akan tidur di sofa (lagi). Kyungsoo hanya menatap pintu kamarnya sendu.

.

.

.

Beberapa hari lagi upacara wisuda sunbae mereka yang sudah lulus diadakan. Tak terasa waktu sudah berjalan selama setahun. Waktu yang sangat cepat bagi Jongin karena sekarang dia bisa duduk bersama dengan Kyungsoo dan Baekhyun di tingkat 3, dan waktu yang lambat bagi Kyungsoo karena inilah awal penderitaannya.

Setahun terlepas dari Jongin membuatnya melupakan sejenak calon tunangannya tersebut. Meskipun masih dikatakan calon, ia tak bisa menampik bahwa ia memiliki sedikit rasa disana. Perasaan yang hanya di ketahui oleh Kyungsoo seorang.

"Kyungiee... hosh, hosh, hosh. Aku berhasil. Aku berhasil mendapatkan foto dengan Kris sunbae. Ini dia...," Baekhyun bersemangat menunjukkan sebuah potret dimana dirinya tersenyum manis disamping namja yang memakai pakaian kebesaran khas orang wisuda. Ia bahkan memiliki lebih dari satu foto dengan sunbae idamannya itu.

Kyungsoo ikut gembira melihat keceriaan sahabatnya itu. Meski kemarin ia melihat sesuatu yang mengejutkan dari sunbae yang dikagumi Baekhyun itu.

.

Flashback ON

Baekhyun masih mengoceh tentang Kris hingga Kyungsoo menyelanya.

"Kenapa kau begitu memuja Kris sunbae?"

"Ihh, Kyungie gimana sih. Kan sudah kubilang kalau Kris sunbae itu..."

"Baekkie cukup. Seharian ini kau sudah membicarakan tentangnya. Anii... sejak kau mengenal Kris sunbae dan sejak kau ikut dalam BEM kau jadi semakin gila padanya. Ada apa denganmu?"

"Kyungiee.. aku kan hanya nge fans padanya. Apa tak boleh aku menganggap seseorang sebagai idolaku? Kyungiee... kau tau kan kalau aku sendirian. Aku sudah tak punya siapa-siapa lagi. Hiks... Aku..."

Kyungsoo merutuki kebodohannya. Ia mengumpat dalam hati mengapa ia melontarkan pertanyaan seperti itu pada Baekhyun yang pasti ujung-ujungnya akan berakhir ke masalah hatinya. Tak ada yang salah memang. Baekhyun hanya mengagumi sosok Kris yang dianggapnya sempurna. Tapi yang membuat Kyungsoo tak tahan adalah hampir setiap hari ia selalu mengungkit hal-hal yang berhubungan dengan Kris meskipun dia sudah menceritakannya kemarin. Itu bagaikan kaset tape yang selalu berputar di otak Kyungsoo dengan melodi khas Baekhyun tentunya.

"Sstt... uljima Baekkie. Maafkan Kyungie. Kyungie janji Baekkie boleh bicara tentang Kris sunbae tapi tidak setiap hari dan tidak di ulang-ulang. Arraseo?"

"Jinjja? Ne, arrachi." Baekhyun kembali bersemangat. "Hm.. Kyungie, kita jadi kan jalan besok? Kita sudah lama tak bermain di Lotte World."

"Tentu. Bukannya aku yang mengajak ke sana? Baiklah besok sore kita ketemuan di tempat biasa yah."

"Kyungie memang yang terbaik."

"Hehehe... Ah, aku mau ke perpustakaan dulu. Ada buku yang harus ku kembalikan." Kyungsoo mengangkat buku yang dimaksud.

"Hoo.. baiklah aku pulang dulu. Dah Kyungie..."

"Dah Baekkie..."

Kyungsoo berbalik dan berlari kecil menuju perpustakaan. Sekembalinya Kyungsoo dari perpustakaan dia melewati koridor utara dimana letaknya dekat dengan pintu keluar utara dan jalan menuju apartemennya. Ketika ia melewati taman, mataya tak sengaja menangkap pemandangan di depannya.

"Gege... aku merindukan Gege." Seorang yeoja dengan rambut hitam kelam dan tinggi semampai memeluk seseorang dari belakang. Orang tersebut tak terlihat karena terlindung tubuh yeoja itu.

"Gege juga merindukanmu Tao-ie."

DEG

'Suara ini...'

"Benarkah? Bohong. Kris ge pasti bohong!"

"Bagaimana mungkin gege berbohong pada tunangan gege yang cantik ini hm?"

DEG

'Kris sunbae? Tunangan?'

"Kemari."

Kris menarik lengan Tao dan menuntunnya kedepan. Memposisikan Tao duduk di atas pangkuannya.

"Gege, berikan tas Gucci yang baru. Limited edition ge," rayu Tao sambil memainkan rambut Kris.

"Baiklah, akan gege belikan. Asalkan Tao mau memberikan gege hadiah dulu."

"Apa itu ge?"

Kris menunjuk pipi dan bibirnya. Mengerti isyarat itu wajah Tao memerah. "Kris ge pervert!"

"Tapi kau suka kan?"

Mereka tertawa bersama. Tak lama Kris memajukan wajahnya dan Tao melingkarkan lengannya di leher Tao.

"Eungh Kris ge..." lenguh Tao.

Mata bulat Kyungsoo semakin membulat melihat pemandangan didepannya. Melihat adegan kiss secara langsung. Yang dilakukan oleh sunbae dan hoobaenya disekolah. Dan ini adalah yang pertama kali dilihatnya.

"Sedang apa kau disini?" tegur suara bass di belakang Kyungsoo.

Kyungsoo tersentak dan menoleh ke belakang. Seorang namja tinggi berkacamata berjalan dengan buku yang terbuka di tangannya.

"Ch-Chanyeol sunbae..."

"Panggil saja oppa. Sedang apa kau disini?" Chanyeol mendekati Kyungsoo dan mengikuti arah pandang hoobaenya yang sempat mematung beberapa saat itu.

"Oo, itu. Itu sudah biasa. Mereka bahkan tinggal satu atap. Kenapa? Kau cemburu?"

Kyungsoo menatap Chanyeol. "Bu..Bukan su- eh oppa. Saya tidak begitu mengaguminya tapi sahabat saya."

"Aku pikir kau fans nya."

"Bu-bukan. Itu teman saya. Baekhyun."

"Baekhyun? Yeoja mungil yang pintar diangkatanmu itu?" Chanyeol mencoba memastikan.

"Ne. itu dia."

"Aa.. tidak kusangka dia mengidolakan Kris hyung. Bilang padanya, Kris sudah punya tunangan dan akan menikahinya bila yeoja itu sudah lulus nantinya. Meskipun masih 5 tahun lagi tapi kemungkinan bisa dipercepat oleh mereka. Lihat saja mereka. Bermain tidak tau tempat." Chanyeol menggelengkan kepalanya.

Kyungsoo terkikik dibuatnya.

"Siapa namamu?"

"Ah, Do Kyungsoo imnida."

"Nama mu bagus. Tetap semangat belajar yah Kyungsoo..."

"Ne. Pasti oppa. Oia, oppa kemana yeojachingu oppa? Selama ini aku lihat oppa selalu sendiri."

Chanyeol tersenyum miris,"Dia ada di sini. Ini adalah peninggalannya. Aku masih mencarinya." Chanyeol mengangkat gelang hitam miliknya.

"Ma-maafkan aku oppa. Aku tidak tau."

"Gwenchana. Banyak orang yang bertanya seperti itu. Kau orang yang ke 1000 bertanya tentangnya. Ku harap jika kalian bertemu bisa menjadi teman baik."

"Hehehehe... gomawo sunbae."

Chanyeol mengacak rambut Kyungsoo dan berjalan meninggalkan Kyungsoo yang sibuk mengatur rambutnya.

"Dia memang baik. Pantas semua yeoja menggilainya. Orang yang menjadi jodohnya pasti sangat beruntung."

Di lain tempat...

"Hatchi..." yeoja bermata sipit membersihkan hidungnya dengan sapu tangan miliknya. "Seperti ada yang membicarakanku." Ia menggidikkan bahu dan kembali menulis.

Flashback END

"Apa sebaiknya ku beritahukan saja? Nanti saja lah. Kasian Baekkie," batin Kyungsoo.

.

Saat mereka sedang memandang foto polaroid milik Baekhyun, seseorang menepuk punggung Kyungsoo.

Kyungsoo menoleh.

"Noona, ikut aku."

Baekhyun menatap Kyungsoo. "Bukankah itu Kim Jongin? Hoobae kita yang tahun ini setingkat dengan kita?"

"Setingkat? Apa maksudmu?"

"Noona..." Jongin berhenti dan melihat Kyungsoo yang masih berdiri di samping Baekhyun.

"Y-ye. Aku ke sana. Nanti telpon aku Baekhyun."

Kyungsoo berlari kecil mengejar Jongin yang kembali berjalan.

"Oke," balas Baekhyun.

.

.

Mobil Porsche Cayman Black Metalik memasuki area parkir kompleks restoran mewah di Seoul. Sepasang muda-mudi keluar dari dalamnya.

"Kita mau ke mana Jongin?," tanya Kyungsoo yang berdiri sambil memandang kagum bagunan bergaya modern didepannya.

"Ck, apa kau tak pernah melihat yang seperti ini? Ayo masuk." Jongin menarik tangan Kyungsoo. Meski terasa kasar, Kyungsoo tersenyum dibuatnya. Mereka memasuki salah satu bangunan dengan interior minimalis dan elegan.

"Ingat apa yang kukatakan tadi noona!," ancam Jongin.

Kyungsoo mengangguk.

Mereka berhenti di sebuah meja yang sudah ditempati suami-istri yang sedang melihat pelayan menata meja mereka dengan makanan pesanan.

"Aboeji, eomonim, kami datang."

"Ah, kalian tiba juga. Mari duduk."

Kedua muda-mudi itu duduk di hadapan suami istri yang merupakan orangtua Jongin.

"Ahjussi, ahjumma, sedang apa ke Seoul?," tanya Kyungsoo.

"Ahjussi ada pertemuan dengan partner bisnis selama 2 hari. Ahjumma menemani sekalian melihat kalian. Bagaimana kuliah kalian?"

"Baik-baik saja Umma," jawab Jongin memperhatikan Kyungsoo yang sibuk mengambilkan makanan ke piringnya.

"Aigoo, Kyungsoo jangan terlalu memanjakan Jongin. Nanti dia kebiasaan. Biarkan saja dia ambil sendiri makanannya..," protes appa Jongin melihat yeoja yang akan menjadi menantunya itu mengambil beberapa bagian dari piring besar di hadapannya dan menaruhnya di piring Jongin.

"Aku sudah biasa ahjussi. Hehe...," jawab Kyungsoo.

"Kau memang tunangan yang baik Kyungsoo."

"Dia hanya calon umma!," seru Jongin.

"Oo... calon ya? Jadi karena itu kemarin malam kau jalan bersama yeoja lain?," mata umma Jongin menyipit menatap anak tunggalnya. Jongin tentu tau arti tatapan ini.

"Itu hanya teman umma." Jongin mengambil ikan dengan sumpit dan memakannya.

"Teman? Dengan bergandengan tangan dan tertawa riang sepanjang jalan? Juga menikmati ice cream lalu menyentuh bibir masing-masing masih dikatakan teman?"

Kyungsoo menatap Jongin yang terus menikmati makanannya seolah tak terjadi apa-apa.

'Jadi itu alasannya dia selalu keluar malam?,' batin Kyungsoo.

"Umma tidak akan menerima yeoja lain selain Kyungsoo."

Jongin mengangkat kepalanya hendak protes.

"Tanpa penolakan."

Ia mendengus kesal.

"Apa Jongin menyusahkan selama di kampus Kyungsoo?," kali ini appa Jongin yang bersuara.

"Aniya ahjussi. Jongin baik dan pintar. Jongin tak pernah membuat masalah." Jongin tersenyum samar mendengar jawaban Kyungsoo.

"Hm... baguslah. Oia Kyungsoo mulai hari ini kau pindah ke apartemen Jongin."

Uhuk... Uhukk

Jongin terbatuk dan Kyungsoo melebarkan matanya dengan pipi menggembung penuh nasi.

"Aigoo, ada apa dengan kalian?" appa Jongin memberikan minuman untuk anaknya.

"Kyungsoo kyeopta...," umma Jongin mencubit kedua pipi Kyungsoo.

"Appa, kenapa tidak memberitahuku sebelumnya?," protes Jongin.

"Kalau kami memberitahumu, kau pasti menolak. Ini untuk kebaikan kalian. Dan juga Kyungsoo bisa mengawasimu setiap saat. Kyungsoo, kalau si pirang itam ini macam-macam beritahu ahjussi ya!"

Kyungsoo hanya manggut-manggut sedangkan Jongin menatapnya gusar.

.

.

"HAAAHHHH... selalu saja seenaknya. Kenapa sih mereka selalu menggangguku! Aku sudah besar dan ingin bebas. Bukan anak kecil lagi!," Jongin berteriak ketika sampai di apartemennya.

Kyungsoo mengikuti di belakang sambil menggeret koper berisi baju-bajunya. "Em... Jongin aku..."

"Kau! Ini semua gara-gara kau! Kalau bukan karena dirimu aku tak akan begini!" hardik Jongin sambil mencengkeram bahu Kyungsoo.

"A...Aku ti-tidak tahu apa-apa...," bisik Kyungsoo.

"Terserahmu lah. Kau urus dirimu sendiri. Pakai saja kamar yang ada disebelah kamarku." Jongin berjalan menuju pintu keluar.

"Jongin, mau ke mana? Ini sudah jam 9 malam?"

"Masa bodoh aku mau kemana."

Blam

Kyungsoo menghela nafas. Dia juga tak mau berada di situasi ini. Saat masa liburan 2 tahun lalu orang tuanya membawanya ke sebuah restoran dan mereka bertemu dengan keluarga Kim. Ternyata itu adalah perkenalan antara Jongin dan Kyungsoo sebagai calon tunangan. Acaranya sendiri akan dilakukan setelah mereka lulus kuliah. Ini adalah kesepakatan antara tuan Kim dan tuan Do yang akan menjodohkan anak mereka. Tapi tanpa mereka sadari hal ini membuat satu diantaranya terluka.

Kyungsoo menaiki tangga menuju kamarnya. Apartemen Jongin berbeda dengannya. Apartemen dengan luas 3 kali dari miliknya, 3 kamar tidur dengan ranjang king size, dapur dan ruang tamu yang besar juga ada ruang private untuk Jongin karena ia suka menari.

Kyungsoo dan Jongin berasal dari keluarga kaya. Tapi Kyungsoo lebih memilih tinggal di asrama dan apartemen kecil dibandingkan harus menghambur-hamburkan uangnya. Bahkan mobil saja dia tak punya. Ia lebih senang naik bus atau ikut Baekhyun sebagai transportasi. Berbeda dengan Jongin yang selalu berfoya-foya.

Sebeon kkajin, buditchyeo bwa

Yeoseot beonjil, uljirado

Daseot beondo, igeonaemyeon

Kkeutchi boigi shijakhae

(EXO K - 365)

Baekkie Byun calling

Klik

"Yeoboseyo"

"Kyungiee... maaf baru menghubungimu. Tadi aku menjemput Luhan jie. Dia baru datang dari China."

"Gwenchana. Jinjja? Ada Luhan jie disini? Berarti dia mau ikut bermain bersama kita besok?"

"Sepertinya tidak. Besok dia ada pemotretan."

"Hm... begitu. Maaf aku tak tau Baekkie."

"Tak apa. Oia, apa hubungan mu dengan si itam?"

"Hah? Si itam? Nugu?"

"Ish, Jongin. Kim Jongin. Yang memanggilmu tadi siang.."

Kyungsoo tampak berpikir sejenak. Jongin pernah mengancamnya tidak memberitahukam hubungan mereka dengan orang lain tapi Kyungsoo juga tidak mau membohongi Baekhyun, teman baiknya. "Hm Baekkie, jika aku memberitahuku sesuatu bisakah kau merahasiakannya?"

"Eh, rahasia? Hm.. tentu. Aku kan bukan ember."

Kyungsoo terkekeh mendengar ocehan sahabatnya. Ya, Baekhyun bukan ember karena dia manusia tapi dia cerewet.

"Jongin... calom tunanganku."

"MWOO?!"

"YAK, BYUN BAEKHYUN! JANGAN TERIAK!"

"YAK, DO KYUNGSOO! BERANI SEKALI KAU MENYEMBUNYIKANNYA DARIKU?!"

"Mianhae. Aku butuh waktu untuk mengatakannya."

"Chukae. Akhirnya sahabat ku yang kutu buku ini punya namjachingu. Kapan-kapan kenalan yah... Tapi kenapa kalian tak dekat? Aku tak pernah melihatnya mengantar ato menjemputmu?"

"Itu dia masalahnya Baekkie. Sepertinya dia tidak menyetujui hubungan kami. Makanya dia begitu. Tapi dia baik kok..."

"Ah, ne ne. Aku percaya padamu. Oia, kau tau tahun ini dia seangkatan sama kita."

"Jinjja? Bukannya dia dibawah kita?"

"Nde. Tapi karena IP nya kumlaut jadi dia diberi kebebasan oleh dekan untuk naik satu tingkat."

"Aaa... begitu."

"Tapi Kyungie, apa benar dia tunanganmu?"

"Memangnya kenapa Baekkie?"

"Itu. Beberapa minggu yang lalu aku melihat Jongin jalan dengan yeoja. Dan kemarin dia jalan dengan Sulli, hoobae kita."

DEG

Kyungsoo merasakan nyeri di dada sebelah kirinya.

"Itu sudah biasa Baekkie."

"Tapi kalau memang dia tak setuju dengan pertunangan kalian sebaiknya dia memutuskanmu. Bukan bersenang-senang dengan yeoja lain di belakangmu.

"Aku tidak punya hak melarangnya Baekhyun. Karena aku hanya… calon tunangannya. Yah, calon…."

.

.

TBC

Yak, chap 1 sampai disini dulu. Hehehehe... review please ….

#bowing