Candu

Diamond no Ace © Tera-sensei

Warning: possibly OOC, typo, dan kekurangan lainnya...


Banyak orang bilang, candu adalah tingkah laku yang merujuk ke arah negatif.

Candu, sesuatu yang membuatmu ketagihan; tergila-gila; dan selalu terbayang di pikiran. Dan, Tetsu mengakuinya, dirinya adalah seorang pecandu.

Dia pecandu. Tapi dirinya bukan teradiksi dengan obat-obatan terlarang yang berbahan Opium. Meski begitu, sama berbahayanya.

Karena tanpa eksistensinya, hidup Tetsu terasa hampa. Dan, tanpa eksistensinya, seluruh kepingan memori milik Tetsu, hanyalah keping puzzle tanpa perekat.

Karena eksistensi Isashiki Jun adalah apa yang disebut candu oleh Yuki Tetsuya.

Mungkin jika ada yang bertanya, mengapa dirinya bisa teradiksi dengan eksistensi laki-laki yang dulu menjabat sebagai Wakilnya. Tetsu akan menjawab dengan enteng, 'Karena Jun memberikan ketenangan.'

Jawaban Tetsu bukanlah kata-kata hiperbola yang berisi bualan belaka. Tapi toh nyatanya memang begitu.

Pasalnya, Jun selalu berada di sisi Tetsu, menopang dirinya dengan embel-embel sebagai Wakil. Dan, kosa-kata yang dikeluarkannya entah kenapa selalu membuatnya tenang; atau bahkan bisa disebut sebagai pereda amarah.

Tapi, itu dulu. Dulu sebelum Jun mengepak barangnya, dan berpindah ke daerah Kansai. Melanjutkan studinya di salah satu Universitas di Osaka. Sedangkan dirinya menetap di Tokyo.

Tetsu menyesap kopi hitamnya. Lalu menaruh cangkirnya di sebelah laptopnya yang menyala.

Kopi hitam … minuman berkafein tinggi yang bisa menyebabkan kecanduan. Ada benarnya. Tapi tidak bisa membuat Tetsu melupakan rasa tergila-gilanya pada sang mantan Wakil.

Ia menyandarkan tubuhnya pada tempat tidur yang terletak di belakangnya, sementara di hadapannya terdapat meja kayu tempat kertas-kertas, laptop, dan buku materi miliknya.

Mulutnya sesekali bergumam membaca rentetan kalimat dari layar laptopnya yang berisikan materi kuis untuk lusa nanti. Ia menghela nafasnya. Tangannya langsung menutup layar laptopnya. Percuma, yang terbayang di kepalanya sekarang hanyalah berbagai macam ekspresi Jun.

Ia memijat pelipisnya. Frustrasi.

Dia tidak menyangka, Jun semakin lama seperti racun dalam hidupnya.

Jadi, ponsel lipat yang terdapat di atas tumpukkan buku materi itu diraihnya. Ia sedikit menimbang sesuatu sebelum mengetik pesan singkatnya, lalu mengirimnya.

Ke Tokyo. Atau kau tidak bisa jalan seminggu penuh. –Sent. 18.40

Tamat


Yogyakarta, 22 Agustus 2015. 21.05 (Belum terbiasa dengan Kota yang sekarang. orz)


Keisengan pas lagi pindahan. /55