Title : Dreamed dreams

Author : ruthlesswolf

Rating : M

Genre : Fantasy/Supernatural/Romance/Fluff/AU

Length : Chaptered

Main Cast : Byun Baekhyun~~

Park Chanyeol

Baekyeol

Support Cast : Exo's member, etc.

Disclaimer : only owned the story, not the cast

Warning : TYPO(s), OOC, YAOI/BOYXBOY, Mature content

So, enjoy it ~~

Chapter 1

Angin musim semi berhembus pelan, membawa hawa dingin yang mulai terasa di Seoul. Sebentar lagi musim dingin akan datang dan sekarang saja hawa dinginnya sudah mulai terasa.

Chanyeol mengeratkan jaketnya, setidaknya saat ini jaketnya masih mampu mengurangi dinginnya angin. Tapi sebentar lagi dia harus meminta ibunya untuk mengirimkan jaket yang lebih tebal untuknya.

Chanyeol mempercepat langkahnya, tinggal satu belokkan lagi.

Entah bagaimana orangtuanya mampu membelikannya sebuah rumah di tengah-tengah Seoul, benar-benar sebuah rumah dan letaknya juga bisa dibilang di kawasan yang lumayan elit. Harganya pasti tidak murah dan menurut Chanyeol rumah ini tidak seharusnya sanggup dibeli oleh ayahnya yang hanya seorang pegawai negri dan ibunya yang hanya seorang ibu rumah tangga. Tapi inilah dia, sebuah rumah bercat putih dengan 2 tingkat yang sekarang benar-benar menjadi milik Chanyeol. Saat ditanya, orangtuanya hanya tersenyum dan mengubah arah pembicaraan. Mungkin saja ini adalah bekas rumah saudara orangtuanya atau bagaimana, setidaknya itulah asumsi chanyeol.

Saat Chanyeol membuka pagar rumahnya, dia melihat sesosok binatang berbulu putih yang sedang meringkuk di depan pintu masuk rumahnya. Setelah didekati, Chanyeol baru menyadari itu adalah kucing kecil berbulu seputih salju. Dan kucing itu sepertinya tengah menggigil kedinginan.

Chanyeol berjongkok dan menyentuh pelan tubuh kucing itu. Kucing itu tersentak kaget dan menarik tubuhnya menjauhi sentuhan Chanyeol.

"Tidak apa-apa. Aku tidak akan menyakitimu, kitten," Chanyeol kembali mengulurkan tangannya kearah kucing putih itu dan mengelus pelan kepalanya.

Kucing itu sepertinya senang kepalanya dielus, dia menyurukkan wajahnya ke tangan Chanyeol.

Chanyeol tersenyum melihat tingkah kucing itu. Chanyeol memutuskan untuk memeliharanya untuk sementara, mungkin sampai pemilik kucing ini menjemputnya. Tidak mungkin kucing yang secantik dan seputih ini tidak ada pemiliknya.

Chanyeol menggendong kucing itu dengan lembut, "untuk sementara ini kau akan tinggal denganku, kitten."

Setelah diberi susu dan tubuhnya sudah tidak menggigil kedinginan lagi, kucing itu berlarian ke seluruh penjuru rumah itu dengan gembira. Kucing itu bahkan sudah terjatuh satu kali di tangga, yang membuat Chanyeol kaget setengah mati, dan sejak itu tidak berani lagi berlarian di tangga.

Kemanapun Chanyeol pergi, kucing itu terus mengikutinya.

Malam semakin larut, tanpa menyadari waktu Chanyeol sudah menghabiskan hampir satu jam hanya untuk membuat tempat tidur untuk kucing itu. Mungkin sebenarnya tidak diperlukan waktu selama itu, tapi kemampuan membuat barang Chanyeol memang lumayan parah.

Chanyeol menggunakan sebuah kardus yang ditemukannya di gudang untuk tempat tidur kucing itu. Kardus itu sudah dipotong salah satu sisinya, sehingga kucing itu bisa keluar masuk dengan leluasa. Kemudian Chanyeol memasukkan salah satu selimut tua-nya ke dalam kardus dan jadilah tempat tidur untuk kucing itu.

"Malam ini kau tidur disini," Chanyeol menggendong kucing itu dan memasukkannya ke dalam kardus itu.

Kucing itu terduduk diatas selimut dengan kedua telinganya menekuk ke sisi kepalanya. Sepertinya dia sedih harus tidur sendirian, di tengah-tengah ruang tamu.

Chanyeol mendesah dan menggelengkan kepalanya pelan, kucing ini benar-benar tau cara untuk mendapatkan apa yang dia mau.

Chanyeol menggendong tubuh mungil kucing itu dan membawanya naik ke tempat tidurnya. Setelah menaruhnya di lantai, Chanyeol langsung masuk ke dalam selimut.

Tiba-tiba, sesuatu yang hangat dan berbulu menggelitiki sisi wajahnya. Tentu saja itu adalah kucing manja yang sekarang menjadi peliharaan Chanyeol.

Chanyeol hanya terkekeh meihat kucing itu meringkuk di sebelah bantalnya. Dieluskan kepala kucing itu dengan gemas, ternyata punya peliharaan tidak terlalu buruk juga.

.

.

.

Esok paginya, Chanyeol terbangun dan menyadari dia hanya memiliki 30 menit sebelum sekolah dimulai. Dengan amat sangat terburu-buru, Chanyeol bersiap-siap kesekolah dan bahkan tidak sempat sarapan lagi.

Benar saja, dia sudah terlambat 10 menit saat dia tiba di depan gerbang sekolahnya. Dan sialnya lagi, wali kelasnya, Kim seongsaengnim sangat tegas dan disiplin. Dia tidak akan senang saat mengetahui Chanyeol terlambat.

Sambil berdoa dalam hati semoga suasana hati Kim seongsaengnim sedang baik, Chanyeol membuka pintu kelasnya.

Saat melihat wajah Kim seongsaengnim, Chanyeol tau ini adalah hari sialnya.

"Park Chanyeol, kau terlambat 15 menit. Lari lapangan 15 kali baru kau boleh masuk."

"Baiklah, seongsaengnim."

Sial sekali, kenapa dia bisa lupa menyalakan alarmnya kemarin.

Lari lapangan 15 kali bukan hal yang enteng jika lapangan sekolahmu sebesar lapangan sekolah ini.

Dengan napas terengah-engah, rambut basah oleh keringat dan baju menempel di tubuhnya karena basah, Chanyeol kembali menaikki tangga menuju kelasnya.

"Maaf seongsaengnim aku terlambat, lain kali aku tidak akan mengulanginya lagi," Chanyeol membungkukkan tubuhnya kea rah wali kelasnya.

"Baiklah, aku pegang kata-katamu. Lain kali kalau kau terlambat lagi. Satu menit keterlambatanmu akan dihadiahi 2 kali lari lapangan. Ini berlaku untuk semua siswa kelas ini."

Seketika, seluruh kelas ribut mengeluhkan hukuman yang menurut mereka berat itu. 40 siswa kelas itu langsung berbicara dalam waktu yang bersamaan.

"Diam," teriak Kim seongsaengnim dengan tegas. "Kalian tinggal datang lebih cepat sajakan? Bukankah itu mudah? Sekarang kembali kerjakan tugasmu dan jangan ribut. Yang ribut akan dihukum membersihkan toilet."

Kelas langsung berubah sunyi, semuanya kembali sibuk dengan tugas masing-masing.

Song Hyeri, yang duduk di depan Chanyeol, mengedipkan matanya kearah Chanyeol penuh arti saat Chanyeol sedang berjalan ke tempat duduknya.

"Kau terlihat seksi dengan pakaian basah seperti itu, Chanyeol," Hyeri berbisik ke arah Chanyeol.

Semua orang sudah tau kalau Hyeri menyukai, bahkan menggilai Chanyeol. Walau dia bukan satu-satunya.

Chanyeol bahkan tidak melirik kearahnya, dia hanya terus berjalan ke arah tempat duduknya.

Hyeri memutar tubuhnya ke belakang, "kenapa kau terus mengabaikanku?" Dengan nada yang dibuat-buat dia bertanya kepada Chanyeol saat Chanyeol sudah duduk di kursinya.

Chanyeol menatapnya sekilas, "kancing bajumu terbuka." Hanya itu yang dikatakannya dan lagi dia mengatakannya dengan volume yang lumayan keras. Sontak beberapa murid kelas itu terkikik geli.

Dengan wajah memerah karena malu, Hyeri memutar posisi duduknya dan membenar seragamnya.

Chanyeol tidak suka saat para gadis-gadis di sekolahnya mulai melanggar privasinya dengan alasan menyukainya. Sehingga dia bersikap dingin pada mereka, tapi beberapa bahkan tidak mengenal kata menyerah. Dia lelah terus dikirimi pesan-pesan yang bahkan tidak mau dia baca.

Saat kim seongsaengnim sedang menjelaskan mengenai anatomi tubuh hewan dan kebetulan hewannya adalah kucing, Chanyeol kembali teringat pada kucing putih yang dia pungut kemarin.

Apa dia harus memberinya nama? Tapi mungkin saja tidak lama lagi pemiliknya akan datang menjemputnya. Mungkin dia harus membuat pemberitahuan tentang kucing itu? Tapi dimana?

Pikirannya terhenti saat tiba-tiba Kim seongaengnim memanggil namanya.

"Chanyeol, apa kau mendengarkan penjelasanku?" Dengan tatapan galaknya, Kim seongsaengnim menatap Chanyeol. "Coba jawab pertanyaan di depan!"

Chanyeol hanya mampu menatap kosong kearah pertanyaan yang tertulis di papan, dia sama sekali tidak memperhatikan pelajaran tadi.

"Maaf, seongsaengnim. Aku tidak tahu," Chanyeol menundukkan kepalanya, bersiap menerima omelan dari walikelasnya.

Segala hal, mulai dari pelajaran, masa depan, keluarga, masa depan, kuliah, dan masa depan diocehkan oleh wali kelasnya itu. Omelan itu hanya berakhir karena bel tanda istirahat sudah berbunyi. Hari ini benar-benar adalah hari sialnya.

.

.

.

Sepulangnya dari sekolah Chanyeol benar-benar lelah. Tidak hanya hukuman dan omelan dari Kim seongsaengnim, ternyata dia juga lupa mengerjakan tugas dari Lee seongsaengnim dan baju PE-nya juga tertinggal.

Energinya benar-benar terkuras untuk mendengar ocehan dari guru-guru itu. Sial sekali.

Begitu sampai di rumahnya, Chanyeol berkeliling mencari kucing putih itu tapi hasilnya nihil.

Kemana perginya kucing itu?

"Chanyeollie….," mendadak Chanyeol mendengar ada yang memanggil namanya dari belakang. Siapa? Tidak mungkin orangtuanya, mereka tidak pernah memanggilnya begitu. Noona-nya juga tidak mungkin, ini suara laki-laki. Temannya? Sepertinya tidak ada yang memanggilnya begitu dan sepertinya mereka juga belum mengetahui alamatnya, berhubung dia baru pindah kemari.

Saat dia memutar tubuhnya, Chanyeol mendadak dipeluk oleh seseorang.

Kaget, Chanyeol melepaskan pelukan itu dan menjauhkan tubuh orang asing itu darinya. Yang memeluknya adalah seorang lelaki bertubuh mungil dengan kulit seputih susu.

"Siapa kau? Dan kenapa kau bisa ada di dalam rumahku?" Tanya Chanyeol dengan curiga.

"Kau yang membawaku masuk," jawab lelaki itu dengan tatapan polos. "Namaku Byun Baekhyun."


Soooo... gimana?

belom jelas ya ceritanya? nanti akan lebih dijelasin di chapter selanjutnya kok XD

kalo ada yang gak dingertiin boleh nanya kok, gratis dan author gak akan gigit :p

kalo ada kritik dan saran juga boleh

REVIEW ya reader-nim sekalian ~~ :*