'UNFAITHFUL'
Naruto disclaimer BY Masashi Kishimoto
This story BY Saitou Nana'o
Title and this story inspired from Rihanna's song
Warning : OOC, BadSakura, BadNaruto, CalmSasuke
Rate M for reasons
.
.
.
HAPPY READING!
.
.
.
AND ENJOY IT.
.
.
.
"Pagi, Sasuke-Kun~ !" Suara Sakura yang cerah secerah matahari dipagi ini.
"Hn, pagi." Jawab seseorang yang ada disebrang sana.
"Hei, mau jalan-jalan tidak? Aku ingin membeli buku. Bisa temani aku?" Tanya Sakura.
"Maaf Sakura. Hari ini aku ada janji dengan kolegaku untuk melalukan survey." Orang tersebut menghembuskan nafasnya dengan berat. Dapat terdengar dengan jelas suaranya karena Sakura me-speaker smartphone canggihnya.
"Ohhh~ ayolah Sasuke-kun. Ini kan hari libur, haruskah kau bekerja terus-terusan? Apa tidak jenuh?" gerutu Sakura yang jenuh dengan tingkah kekasihnya ini. Ia mendesah pelan dan berfikir, mengapa kekasihnnya ini tidak pernah meluangkan waktu untuknya.
Uchiha Sasuke, CEO muda, tampan dan kaya. Pria berumur dua puluh empat tahun ini adalah seorang CEO disalah satu perusahaan keluarganya, Uchiha Group. Perusahaannya sudah tersebar diseluruh Jepang, bahkan juga ada dibeberapa Negara Asia. Saham-saham yang masuk bukan hanya dalam negeri saja yang ia terima, tapi juga dari Negara-negara maju lainnya mau memberikan saham untuknya.
35% dari 79% saham yang ada diperusahaannya, yang bertanggung jawab atas saham tersebut adalah dirinya, Uchiha Sasuke. Sedangkan sisannya akan dikontrol oleh ayah dan kakaknya sendiri. Ia bertanggung jawab atas saham tersebut, ia bertanggung jawab atas perusahaan yang dikontrolnnya dan ia juga bertanggung jawab atas seluruh perusahaan ayahnya.
Muda tapi penuh akan tangggung jawab. Itulah pekerjaannya. Ia sibuk. Memang ia sangat sibuk, ia sendiri tak jarang akan lupa dengan tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Disamping semua itu, dia memiliki tanggung jawab yang lebih besar dan lebih berat.
Sebuah tanggung jawab untuk…
"Kau sudah tau sendirikan jawabannya… jawaban yang sama, untuk pertanyaan yang sama." Mencintai wanita yang sudah menjadi miliknya.
"Baiklah… baiklah. Aku mengerti, maaf ya sudah menggangumu." Sakura Haruno, seorang mahasiswi semester akhir dijurusan desain grafis dan juga seorang pekerja paruh waktu diperusahaan media massa sebagai seorang reporter lapang yang turun langsung untuk mencari sebuah berita.
"Justru aku yang minta maaf. Belilah buku sesukamu, uangnya akan kutranfers ke ATM mu." Sasuke memijat kepalanya yang terasa pusing.
"Tidak, Sasuke-kun. Aku tidak jadi pergi…" jawab Sakura pelan.
"Hei. Maaf ya… Aku merindukanmu." Sasuke sedikit mengulum senyumnya yang terasa getir dan pahit didalam hatinya.
"Aku juga Sasuke-kun. Sangat… sangat merindukanmu…" Sakura mengakhiri telefonnya dengan Sasuke.
-000-
Sakura POV
Hahhh, aku jenuh. Aku bosan. Mencuci baju, sudah. Membersihkan rumah, juga sudah. Haa… apa yang harus aku lakukan diminggu pagi yang menyebalkan ini… bosaannn. Huh, andai saja ada Sasuke-kun, pasti aku sudah pergi mengelilingi Jepang. Tunggu? Pergi? Mengelilingi Jepang? Hhh~ aku rasa itu hal yang mustahil. Pergi jalan-jalan dengannya saja sudah mustahil, apalagi mengelilingi Jepang. Bertemu dengan dia pun itu sudah merupakan hal yang beruntung untukku. Apalagi pergi bersama.
Susahnya bila mempunyai pacar seorang pengusaha. Dia memang kaya, mapan, perusahaannya dimana-mana, uangnya juga pasti akan berserakan kan? Nilai plus untuknya, dia tampan, sexy dan menggoda. Wanita mana yang tidak tergoda dengannya dalam kedipan mata? Hell, siapa yang peduli akan semua itu. Dibalik kesempurnaanya dia tidak mempunyai satu hal yang paling penting. Waktu.
Jujur, aku juga sama dengan perempuan-peremuan itu. Tergoda akan kekayaan dan ketampanannya. Tapi siapa sangka jika sekarang cinta yang kumiliki murni hanya untuk dirinnya. Untuk segala kekurangan dan kelebihannya. Aku mencintainya… sungguh. Bukan karna harta ataupun ketampanan. Ini semua murni karena aku mencintainya. Sebagian teman perempuanku selalu berkata kalau aku beruntung mendapatkannya. Beruntung yah? Beruntung apanya? Mendapatkan uangnya untuk kesenangan semata. Untuk membiayaiku berbelanja sepuasnya. Untuk menraktir teman-temanku. Maaf saja, aku bukan wanita murahan yang gila harta.
Justru yang harus mereka tau aku ini adalah seorang yang menjadi korban perasaan. Bagaimana tidak? Punya pacar tapi terasa tidak punya. Dekat dihati tapi jauh dimata. Bukan, hubunganku bukan seperti remaja-remaja kasmaran labil yang sedang ditinggal kekasihnya berpergian. Atau yang biasanya dibilang LDR atau Long Distance Relationship. Bukan!
Sasuke dan aku masih dalam satu kota. Di Tokyo, Jepang. Dengan jumlah 128 juta jiwa didalamnya. Dan kita masih berada dibawah langit yang sama. Jangan tanya aku kenapa aku tidak bertemu dengannya. Jangan salahkan aku, tanyakan saja pada dia yang sibuk dengan pekerjaannya atau biasanya kusebut dengan 'pacar lamanya'. Yah, 'pacar lama'. Sebelum berpacaran denganku dia memang sudah mapan dengan pekerjaanya, tidak salahkan jika aku bilang dengan 'pacar lama'.
Aku dan Sasuke memang jarang bertemu. Selama enam bulan berpacaran, bisa dihitung berapa kali aku dapat menemuinya. Tiga pulu kali mungkin. Ah, tidak. Kurang dari itu. Dua puluh lima? Tidak, masih kurang. Hasshh, lupakan. Aku benci jika mengingatnya.
Bagaimana jika aku datang kerumahnya atau kantornya? Jangan gila. Dia tidak tinggal dirumahnya sendiri, dia tinggal diapartemen sendirian. Kantor? Aku benci kekantornya, aku benci melihat sekretaris seksi-nya. Untuk apa aku datang ke apartementnya jika orangnya sendiri jarang pulang. Untuk apa aku kekantornya, jika yang menyambutku seorang sekretaris seksi yang membuatku muak. Sedangkan dia sendiri sedang melakukan riset lapang. Ggrrr… itu semua membuatku kesal.
'Ya Tuhan, berikanlah Sasuke-kun waktu luang untukku. Berikan ia waktu yang banyaaakkkk, agar aku bisa bersamanya terus.' Begitulah doaku kira-kira sebelum aku tidur. Meminta agar Sasuke mempunyai waktu untuk bertemu denganku. Kenapa susah sekali untuk bertemu dengannya? Apa dia tidak merindukannku? Tidak. Dia merindukanku. Sangat. Terbukti dari setiap akhir pesan atau teleponnya yang berisi 'Aku merindukanmu. Selalu, disetiap hembus nafasku aku selalu mengingatmu. Aku mencintaimu…'
Ya Tuhan, aku mencintainya, mencintai Uchiha Sasuke. Tapi kenapa Engkau berikan cobaan semacam ini? Aku merindukannya hingga ia masuk dalam setiap mimpiku. Ini semua membuatku gila! Oh, untungnya ini jaman modern. Skype, telfon, chat dan berbagai media social lainnya dapat menghubungkanku dengan mudah bersama Sasuke. Setidaknya itulah obat yang paling manjur untuk menyembuhkanku, walau sesaat. Tapi sekarang, aku sudah mulai lelah…
Lelah dengan hubungan seperti ini. Anehnya, entah kenapa aku masih sangat, sangat… mencintainya. Rasa cintaku terlalu besar untukknya. Sehingga rasa lelah ini, rasa putus asa ini dan menyerah akan hubungan ini terkalahkan dengan rasa cintaku yang begitu besar aku tidak pernah berfikir ini semua akan berakhir begitu saja… aku masih ingin mempertahankannya. Aku mencintainya. Entah kenapa…
Mungkin, Karena sikapnya yang terlalu manis untukku. Walau ia orang yang sibuk. Ia tidak pernah melupakanku. Ia selalu menghubungiku disaat ada waktu. Walaupun tak jarang juga saat ia menghubungiku akulah yang tengah sibuk dengan urusanku. Menurutku ia adalah orang yang sangat baik, perhatian,penuh kasih sayang dan polos… yah, polos dalam arti yang lain. Itu menurutku.
Itulah yang membuatku tergila-gila padanya. Tapi disaat yang lain, dia adalah seorang pekerja keras, yang berwibawa, gagah dan kejam, menurut karyawan kantornya. He's a boss. Well, seorang bos tidak boleh bersikap lembek kan didepan para karyawannya. Tapi tidak untukku, Sasuke-nya Sakura berbeda dengan Uchiha Sasuke Sang C.E.O muda di Uchiha Group. Dia punya kepribadian ganda mungkin.
Huftt… aku lelah terlalu lama melamunkannya dipagi hari yang cerah ini. Jam masih menunjukkan pukul Sembilan lebih lima menit. Apa yang harus aku lakukan? Mungkin mencari refrensi bagus juga untuk otak, hati dan jiwaku yang sakit ini. Ini semua gara-gara kau Uchiha Sasuke!
-000-
Normal POV
Sakura keluar dari kamarnya. Setelah ia mengganti pakaiannya dengan kaos putih yang terbalut dengan cardigan cokelat pastel dan juga rok hitam skirt selutut. Ia melajutkan kegiatannya dengan mempoles wajahnya dengan bedak tipis dan juga lipgloss pink. Penampilan sederhana namun great looking. Setelah ini, ia berniat untuk pergi ketoko buku untuk mencari novel terbaru yang menurutnya bagus.
Sebenarnya ia enggan untuk keluar hanya sendiri. Kekasihnya sedang sibuk bekerja, sedangkan teman-temannya yang lain juga sedang asyik dengan pacarnya masing-masing. Dan Sakura hanya berdiam diri didalam rumah? Itu hanya akan membuatnya stress. Tak mau ambil pusing, akhirnya ia keluar hanya seorang diri. Melangkahkan kakinya yang jenjang kearah yang ia tuju. Disepanjang perjalanan, tak jarang jua ia bertemu dengan sepasang kekasih yang sedang berjalan dan bergandengan mesra seakan dunia ini hanya milik mereka berdua.
Sakura mendesah pelan. Ia sedikit iri dan juga cemburu dengan mereka yang sedang mengandeng pasangannya. Namun, ia sadar bahwa ia bukanlah seorang remaja belasan tahun yang sedang dimabuk asmara. Ia sudah dewasa, dua puluh dua tahun bisa dikatakan dewasa kan? Mengenai hal itu, harusnya ia bisa berpikir dewasa juga, bukannya malah memikirkan hal-hal konyol bersama sang kekasih.
Kini ia sudah sampai ditoko langgannya. Rak-rak buku terjejer rapi dihadapannya. Disetiap rak ada kode klasifikasi untuk jenis buku yang akan dicari. Sakura melangkah menuju ke rak nomor dua, yang disitu terdapat jenis-jenis buku novel fiksi dan nonfiksi terjejer disana. Ia mengamati setiap buku-buku dari covernya. Mencari buku yang bagus dan menarik untuknya.
Tidak terasa sudah lima belas menit lamanya ia mondar-mandir disekitar rak tersebut untuk mencari sebuah novel yang menarik untuknya. Dan selama itu juga ia tidak menyadari bahwa ada seseorang yang tengah memperhatikannya sejak ia masuk kedalam toko buku tersebut.
"Maaf, apa ada yang bisa saya bantu?" Ujar seseorang yang memperhatikan Sakura.
"Eh? Hah? Naruto?! Kenapa kau ada disini? Sejak kapan?" sontak, Sakura langsung menoleh ke sumber suara tersebut dan ternyata orang tersebut adalah orang yang sudah ia kenal.
"Uhm, sebelum kau datang aku sudah ada disini…" Naruto menunjukkan cengirannya yang lebar.
"Sialan kau Naruto!" jawab Sakura asal dengan menimpukkan sebuah buku kekepala Naruto.
"Aw! Kau ini apa-apan sih!" geram Naruto.
"Kau sendiri yang apa-apaan…"
"Ngomong-ngomong sedang mencari apa? Kenapa sendirian? Sedang menunggu seseorang?" Tanya Naruto.
"Mencari buku. Tidak, aku disini memang sendiri." Jawabnya dengan cuek.
"Mau aku temani?"
"Wanita mana yang mau ditemani seorang pemuda bodoh sepertimu." Sakura kembali melihat-lihat buku yang ada disekitarnya, tidak mempedulikan Naruto yang sedang mengekorinya.
"Kenapa kau ini jahat sekali denganku!" wajah Naruto merengut melihat Sakura yang tidak mempedulikannya.
"Itu karena kau bodoh… sudah berumur tapi tetap saja bodoh."
"Aku bodoh yah? Aku bodoh, tampan dan sexy… asal kau tau itu." Sahut Naruto yang sedang berpose menyenderkan badannya dirak yang ada disampingnya, alis kirinya terangkat, seringainya melebar, serta tangannya ia silangkan didepan dada.
Mata Sakura berputar jengah melihat tingkah Naruto. Sakura akui bahwa Naruto adalah pemuda yang menarik, baik secara penampilan ataupun sifat. Seperti yang Naruto katakan, ia memang tampan dan sexy. Mata biru sapphire yang cerah, warna kulit tan yang menggoda serta tubuh yang tinggi tegap dan berotot yang ia tonjolkan dibalik kaos putih yang tengah ia kenakan saat ini. Mungkin ia adalah tipe badboy, tapi tidak untuk orang-orang yang sudah mengenalnya. Iadalah seorang yang ramah, bersahabat, serta hangat. Sakura akui bahwa ia menyukai laki-laki ini.
"Well, kau memang tampan dan sexy, tapi sayang tidak ada wanita mau denganmu… kalaupun ada, mereka pasti hanya bonekamu saja kan?" ejek Sakura yang tak mau kalah dengan seringaian Naruto.
"Kata siapa? Buktinya wanita yang ada disebelahku mau denganku…"
-000-
Ruangan itu sudah sepi sejak satu jam yang lalu. Hanya terdengar detik jam saja yang terdengar. Dan juga suara ketukan yang berasal dari jari-jari seorang pria yang tengah beradu dengan keyboard laptop. Padangannya terlalu fokus menatap layar laptop. Sesekali, ia berhenti sejenak untuk berfikir.
Uchiha Sasuke duduk bersandar sambil berkutat dengan laptopnya. Ia terlalu fokus akan pekerjaannya. Keningya berkerut dan matanya menyipit menatap lekat-lekat layar laptop yang berada didepannya. Ia tak habis pikir, pekerjaannya kali ini akan benar-benar akan menguras seluruh isi diotaknya.
"Haaahhh!" ia mendesah panjang, meregangkan otot-otot tangan dan kakinya yang terasa kaku.
"Permisi, Sasuke-sama…"
"Hh? Hatake-san silahkan masuk." Jawab Sasuke ketika ia melihat ada seseorang yang tengah berada diambang pintu kantornya.
"Saya membawa bukti-bukti yang Anda perintahkan…" ucap orang tersebut, sembari menyerahkan sebuah amplop cokelat besar.
"Hn. Terima kasih, tolong tetap awasi dia…" ujar Sasuke datar, ia menatap lekat pada amplop yang baru saja diterimanya.
"Baiklah saya mengerti. Saya permisi."
Setelah orang suruhan Sasuke pergi meninggalkan kantornya, ia langsung membuka amplop tersebut. Setelah ia membukanya, amplop tersebut berisi beberapa lembar foto. Ia amati lekat-lekat dan mengamati satu persatu foto tersebut. Hingga foto terakhir yang ia liat, raut wajahnya berubah drastis. Antara kecewa, marah dan menyesal untuk melihatnya. Ia meremas foto-foto tersebut, kemudian ia kembalikan lagi untuk dimasukan kedalam amplop.
Tidak, seharusnya ia tidak harus marah ataupun kaget melihat foto-foto tadi. Karena sebelumnya ia sudah pernah melihat foto-foto yang sama yang bergambarkan orang yang sama.
Orang yang sangat ia cintai dan sayangi. Haruno Sakura. Wanitanya, dunianya, cahayanya, dan juga segalanya untuk Sasuke. Tapi sayang, wanitanya kini tengah bersama orang lain. Bersenang-senang, bercanda, bermain, bermesraan, bahkan ia juga bercumbu dengan orang lain selain dirinya.
Seharusnya itu Sasuke, seharusnya yang bersama Sakura adalah dia, yang membuat Sakura tertawa, membuatnya sedih, membuatnya terpesona, membuatnya bahagia adalah Sasuke. Seorang pacar sah dari Haruno Sakura. Bukan malah orang lain yang berambut kuning dengan seringai yang memuakkan.
Kenapa harus orang tersebut yang berada disamping Sakura? kenapa bukan Sasuke seorang?
Sasuke sudah muak melihatnya. Tapi apa dayanya, memang ia yang bersalah. Ia akui, semua itu karena salahnya. Salahnya tidak mempunyai waktu untuk kekasihnya, salahnya tidak bisa menyenemani kekasihnya, salahnya karena tak bisa menjaga kekasihnya, salahnya karena ia terlalu mencintai kekasihnya hingga ia tak bisa melepasnya, salahnya… ini semua memang salahnya. Dan kini ia harus menerima resikonya.
-000-
"Hei Sakura! kenapa diam saja dari tadi?" tanya Naruto yang membuyarkan lamunan Sakura.
"Kenapa kau membuyarkan lamunanku Naruto!" seru Sakura yang terlihat marah menatap Naruto.
"Kau tau, jika kebanyak melamun bisa-bisa kau diikuti makhluk halus lohh~"
"Makhluk halus? Kucing maksudmu?"
"Haduhhhh…. Kenapa kucing? Yang kumaksud adalah hantu Sakura!"
"Oh, kucing kan bulunya halus" Sakura tersenyum kecil melihat Naruto mendengus mendengar jawaban Sakura.
Naruto dan Sakura kini tengah berada disebuah kafe. Ini semua dikarenakan Naruto yang mengajak –memaksa- nya untuk kemari setelah membeli buku-buku yang Sakura cari. Naruto dan Sakura hanya memesan segelas kopi saja, karena mereka berdua sudah sama-sama kenyang dengan sarapan mereka.
"Sakura, setelah ini kau mau kemana?"
"Pulang, mau baca buku-bukuku yang baru."
"Dih, membosankan. Bagaimana kalau kita bersenang-senang dulu? Jalan-jalan mungkin?" Tawar Naruto pada Sakura.
"Tidak, terima kasih. Aku lelah." Jawab Sakura yang tengah membereskan barang-barangnya untuk dimasukkan kedalam tas.
"Oh ayolaahhh, bukannya jika kau dirumah saja malah semakin membuatmu lelah?" cegah Naruto yang memegangi pergelangan tangan Sakura.
"Maksudmu?" mata Sakura menyipit, menatap Naruto yang baru saja mengucapkan kalimat ambigunya.
"Aku tahu,kau pasti akan lelah. Lelah dengan hatimu kan?" Naruto kini menatapnya dengan serius.
"Jangan bercanda…" Sakura melepaskan tangannya dari Naruto, mengambil tasnya kemudian hendak berjalan pergi.
"Hei Sakura! Bagaimana jika kita keapartemenku? Aku merinduKanmu…"
TBC
-000-
Holla I'm backkk~ :D Cerita singkat dari cerita ini adalah fiksi yang aku buat sidestory dari 'wherever you are' . Ada yang masih ingat? Sasuke yang super duper sibuk harus ninggalin Sakura sendiri. Tapi, bukan kayak bang Toyib loh~ yah, maunnya dijadiin sidestory. Tapi karena tuntunan cerita, disini yang berbeda adalah char dari setiap karakter. BadSaku, CalmSasu and BadNaru.
Dan cerita ini yang lebih pasti adalah terinspirasi dari lagunya Rihanna - 'Unfaithful'. Yang tau lagu itu pasti tau kemana arah cerita ini dan juga alurnya.
Cerita ini mungkin cuman jadi 2-3 chapter. Soalnya udah trauma buat fict. multichap =,= #kapok #nyeselgalanjutbikinfict .
NB : ohya yang tau yang 'I'm with you' , saya Saitou Nana'o / Nana-chan. Meminta maaf sebesar-besarnya karena tidak melanjutkan fict. tersebut, dan saya juga berterima kasih untuk dukungannya.
Your faithfully,
Nana-chan
