.

.

.

Nano-Nano : My Son

Naruto Masashi Kishimoto

Story Aoi the Cielo

Genre: Angst, Incest

WARNING! BL! BoyxBoy! Yaoi! Typo(s), OOC! AU! Dll

.

.

.

Ini salah, ini tidak benar!

Naruto menggigit bibir bawahnya. Memalingkan wajah saat gelenyar kenikmatan membuat tubuhnya gemetar. Warna cokelat dari kulitnya mengkilat karena keringat, beberapa bercak kemerahan terlihat di leher dan bahunya.

"Lihat aku, Naruto."

Suara barritone dari sosok sang dominan terdengar—dalam dan penuh kelembutan. Si pirang merinding—tergelitik oleh suara rendah yang selalu memberikan gelenyar aneh pada perutnya. Tangan putih terulur, dengan lembut meraih dagu pria di bawahnya dan membawa sosok itu agar mau menatap.

Sosok tampan berkulit pucat terlihat menindih si pirang. Remaja yang masih berusia tujuh belas tahun itu menatap lembut sosok yang ia kukung. Senyuman terukir di bibir tipis, dengan sepasang netra gelap yang memandang sendu. Namikaze Sasuke tahu, sepasang kelereng biru yang indah itu tengah dilanda gelisah di sela kegiatan panas mereka.

"Aishiteru ..."

Deg.

Dalam hitungan detik, warna merah mendominasi wajah pria yang lebih tua. Kelereng biru itu membola sempurna—kaget dengan ungkapan yang masih kerap membuat jantungnya tidak tenang. Mata biru itu kembali berkaca-kaca. Sakit luar biasa meremas dada.

Ini salah, ini tidak benar. Naruto tahu itu dengan pasti. Sosok yang berada di atasnya adalah anaknya sendiri. Anak tirinya. Mikoto yang sudah meninggal menitipkan buah hatinya kepadanya, berharap bahwa Naruto bisa menjadi sosok Ayah yang—

"Sa-Sasuke—hmmf!"

Kembali, bibir itu membungkamnya. Melumat bibirnya dengan lembut sebelum kembali didera hawa nafsu. Lidah liat melesak masuk—mengajak daging tak bertulang yang ada di dalamnya saling bergulat. Kecupan vulgar terdengar di sela ciuman panas—memabukkan. Kian membuat sosok yang diserang mendesah nikmat. Ke dua tangan tan refleks bergerak, menarik tengkuk sang dominan guna memperdalam ciuman mereka.

Masa bodoh. Masa bodoh dengan statusnya sebagai Ayah tiri. Toh, mereka berdua sama-sama saling mencintai. Perasaan ini sudah tidak tertahankan lagi. Rasanya sakit, menyesakkan sekali mencoba membohongi diri sendiri. Ia sudah berusaha membuang perasaan ini. Harus rela kian teriris oleh rasa bersalah setiap membohongi diri.

Apa itu etika? Apa itu logika?

Sungguh, Naruto sudah tidak memikirkannya kembali. Yang dirinya tahu hanyalah ... ia mencintai anaknya. Ya, Naruto ... mencintai Namikaze Sasuke dan ia tidak bisa memalingkan wajahnya kembali dari sosok berhelai gelap ini.

.

.

.

END


a/n:

LUHAAAAA

Ahahaha! PENDEK BANGET

Iya tahu kok ini pendek, tapi emang sengaja dibikin pendek sih... ini bekas(?) nulis nano-nano(?) kemarin. Nulis Random selama 30 hari dan kebetulan salah satu yang kutulis ini. Bagi yang udah follow WP-ku pasti dah baca ini wkwkwk... yah, karena ini termasuk FF, jadi salah satu chapternya kumasukin sini...

oke! terimakasih sudah membaca! Jangan lupa tinggalkan jejak yaaa~