"Hattori-san," Takagi menggenggam ponselnya cukup kuat. Entah mengapa ia menjadi berkeringat seperti ini. "Mashiro mengatakan sesuatu yang aneh."
.
.
.
Hamil?
Disclaimer : Bakuman © Tsugumi Ohba & Takeshi Obata
Rate : K+
Genre : Parody/Romace?
Warning! Sho-ai/Yaoi, OOC, typo, M-Preg, drabble mungkin?, gak ada lucu-lucunya, ide didapat mendadak sebelum tidur, dll.
.
.
.
"M-Mashiro mengatakan—" Takagi menelan air liurnya. Genggaman pada ponselnya mengerat. Ia sedikit gemetar. Ragu untuk mengatakan hal itu.
"Apa yang ia katakan?" nada bicara Hattori menyiratkan rasa penasaran yang besar.
"—ia mengatakan kalau ia—" Takagi menarik napas dalam-dalam. Sedikit memelankan suaranya, ia melanjutkan kata-katanya, "—hamil."
Krik.
Krik.
Krik.
"Kau tidak sedang mengigau, 'kan?"
"Aku tahu ini memang tidak wajar. Tapi ia memang mengatakan hal itu kepadaku," Takagi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Baiklah, aku percaya padamu. Tapi kau yakin ia benar-benar—err, hamil?"
"Ia bahkan membawa test pack dan menunjukannya padaku. Hasilnya positif. Jika ada waktu, tolong datanglah dan berbicara dengannya."
"Baiklah, aku akan segera ke sana."
Hattori memutuskan sambungan secara sepihak. Ia langsung berlari ke studio tempat di mana duo Ashirogi Muto itu berada.
Hattori langsung membuka pintu studio di depannya tanpa permisi. Ia berdiri di sana beberapa detik untuk mengatur napasnya. Takagi yang kebetulan berdiri di dekat pintu langsung menghampiri Hattori.
"Hattori-san, ayo cepat masuk!" Takagi menarik tangan Hattori—menyeretnya masuk. Kemudian Takagi mempersilakan Hattori untuk duduk. Ia dan Mashiro duduk bersamaan di seberang Hattori.
"Umm… M-Mashiro-kun, apa yang Takagi-kun katakan tadi itu benar?" Hattori bertanya dengan hati-hati. Ia sedikit takut untuk menanyakannya.
"Ya, begitulah. Aku sendiri tak tahu mengapa hal ini bisa terjadi," Mashiro mengambil test packnya lalu menyerahkannya kepada Hattori. "Lihat saja hasilnya. Aku juga sempat tak percaya. Tapi itulah kenyataannya. Rencananya kami akan pergi ke dokter besok."
Hattori menerima test pack itu. Ia menatap dua garis merah pada alat itu beberapa saat sebelum mengembalikan test pack tersebut. "Ya. Lebih baik kau memeriksanya ke dokter. Siapa tahu alat itu error."
"Aku juga masih meragukan kebenaran itu—" Takagi membetulkan letak kacamatanya. "—karena itu aku mengajaknya ke dokter."
"Oh, iya. Ngomong-ngomong… Anak itu anak siapa?" tanya Hattori dengan hati-hati.
Wajah Mashiro memerah. "I-itu—"
"Tentu saja anak kami." Takagi memotong perkataan Mashiro yang belum sempat diselesaikan. Wajah Takagi menjadi pucat seketika, "Jangan sebarkan hal ini. Aku bisa mati kalau mereka tahu soal ini. Anda mengerti, 'kan?"
Hattori mengangguk. Meskipun sebenarnya ia masih tak percaya pada semua yang terjadi.
"Kalau begitu aku pulang dulu, ya?" Hattori bangkit dari duduknya lalu melangkah ke arah pintu keluar.
.
.
.
Hattori terbangun dari tidurnya. Ia langsung mendudukkan dirinya lalu melihat sekelilingnya dengan panik.
Ia menghela napas dengan lega, "Ternyata hanya mimpi."
Ponselnya berbunyi. Ia mengambil ponsel miliknya yang ia letakkan di meja kecil di samping tempat tidur.
"Halo?"
"Hattori-san, kami baru saja pulang dari rumah sakit. Mashiro benar-benar hamil."
Hattori menjatuhkan ponselnya. Ini bukan mimpi.
"Halo? Hattori-san?"
.
.
.
A/N : Apa-apaan ini? Maaf saya nyampah di fandom ini. Ini terinspirasi dari Bakuman 2 episode 24 dari 20.56 sampai 21.04 (saya gak tau bener atau enggak. udah lupa). Kata-kata yang di bold itu saya ambil dari subtitlenya.
Makasih udah mau baca. Saya minta reviewnya untuk makanan saya /plak/
