Way For Love

a Kyumin fanfiction

REMAKE from one of fanfiction by eunve

Warning : Genderswitch, TYPO etc


Pria itu berjalan menyusuri pertokoan. Earphone yang terhubung dengan ipod terpasang rapi di kedua telinganya. Matanya menatap lurus kedepan tak menghiraukan sekitarnya.

'buk'

Kyuhyun, nama pria itu, berhenti berjalan dan menatap bengong seorang gadis yang jatuh tepat didepannya itu. Gadis itu memakai sepatu kets putih celana jeans ketat tiga per empat dan kaos abu-abu yang dilapisi jaket putih. Rambutnya dipotong pendek dan tanpa riasan make up diwajahnya.

"Dasar ahjumma jelek! Bagaimana mungkin aku harus mencuci piring sebanyak itu hanya karena aku lupa membawa uang! Aish…" Gadis itu mengeluh sambil berdiri, tangannya menepuk-nepuk pantatnya yang kotor.

"Ya Ahjumma! Kau tidak akan laku kalau galak seperti itu!" Gadis itu berteriak cukup keras membuat sebagian orang menatapnya aneh.

"Dasar anak kurang ujar! Tidak punya sopan santun!" Terdengar suara teriakan dari dalam toko yang membuat gadis itu menjulurkan lidahnya, konyol sekali. Gadis itu kemudian bergegas pergi sebelum panci-panci milik ahjumma pemilik toko itu melayang.

'prang!'

Benar bukan? Gadis itu tersenyum firasatnya ternyata benar. "ya! Ahjumma kau mau membunuhku dengan pancimu? Bagaimana jika pancimu itu mengenai kepalaku? Huh, lihat saja, kalau macam-macam lagi, kubeli toko itu, kalau perlu sampai orang-orangnya juga…"

Kyuhyun hanya bisa diam menatap gadis aneh yang masih menggerutu panjang lebar itu. Kemudian dipungutnya panci itu lalu tersenyum sambil memandang sosok gadis yang semakin jauh itu.


Kyuhyun sedang mengotak atik ipodnya sambil melihat pemandangan dibawahnya. Saat ini ia sedang berdiri disebuah balkon kampusnya yang sepi. Dapat dilihatnya beberapa anak sedang bermain basket. Tiba-tiba ia melihat seorang dosen tua sedang menjewer telinga seorang gadis, menyeretnya ketengah lapangan. Gadis itu. . . Berambut pendek, gadis yang sama yang ditemuinya dua hari yang lalu.

Kyuhyun melepas earphonenya, sepertinya dosen itu sedang marah-marah. Karena jarak mereka yang tidak terlalu jauh, kyuhyun dapat mendengarnya samar-samar.

"Lee Sungmin, kau benar – benar keterlaluan! Berapa kali kau memecahkan kaca ruanganku dan menjatuhkan pot bungaku huh? Kalau kau tidak bias bermain tenis tidak usah ikut main!"

Kyuhyun tersenyum mendengar dosen membentak gadis itu. "Jadi namanya Lee Sungmin?"

"Itu bukan salahku. . ." Gadis itu bergumam lirih sehingga tak dapat didengar oleh Kyuhyun.

"Apa katamu? Bukan salahmu? Coba ulangi lagi!"

"Itu bukan salahku!"

Kyuhyun menatap gadis itu penuh selidik, sepertinya gadis itu menghela napas beberapa detik.

"Sudah kubilang pada bola itu agar berlari ke Eunhyuk, tapi ia tidak mendengarkanku dan berlari kepadamu, sepertinya dia menyukaimu!" Seketika kyuhyun tertawa mendengarnya. Gadis itu bodoh atau apa?

"APA KATAMU? MANA BISA BOLA MENDENGAR KATA - KATAMU BODOH! Sekarang juga kau ku hukum!" Dosen itu memanggil salah satu namja yang sedang membawa bola basket, kemudian berkata sesuatu kepadanya. Tidak lama kemudian namja itu pergi dan kembali lagi dengan membawa sekeranjang penuh bola basket.

"Kau tidak boleh pergi dari lapangan ini hingga kau memasukkan bola itu dengan tepat ke ring sebanyak 50 kali!"

"Mwoya?" Pekik gadis itu "Kim Seongsaengnim, aku bukan pelempar yang handal!"

"Terserah! Dan kalian! Awasi gadis ini! Jika dia belum memasukkan bola ke ring sebanyak 50 kali, jangan biarkan dia pergi, atau kalian yang aku hukum!" Teriaknya pada segerombolan namja yang ada dipinggir lapangan tadi.

"Oh, Yoon Seongsaengnim!" Teriak gadis itu keras - keras membuat dosen itu langsung menoleh kebelakang.

Gadis itu langsung menumpahkan keranjang bola - bola itu dan kabur, "Maafkan aku seongsaengnim!" Teriaknya sambil mengangkat kedua tangannya ke atas seperti anak SD yang sedang dihukum.

"Ya Lee Sungmin kembali kau! Cepat kejar dia!" Teriak dosen itu sambil berusaha berlari menghindari bola - bola yang berserakan disekelilingnya.

"Gadis pintar. . ." Gumam kyuhyun sambil tersenyum.


"Dompetku!"

Kyuhyun berhenti melangkah kemudian berbalik dan melihat seorang gadis sedang mengejar seorang namja yang membawa dompet. Gadis itu. . . berambut pendek. . . gadis yang kemarin dilihatnya dikampus, juga gadis yang bertengkar dengan ajhuma.

"Ya Ahjussi! Kembalikan dompetku!" teriaknya keras.

Saat namja itu berlari melewati kyuhyun, dengan sigap ia menjulurkan kakinya hingga membuat namja-pencopet itu tersandung kemudian terjungkal.

"Ya dasar pencuri!" teriak gadis itu dan langsung menduduki pencopet itu, menjambak kuat-kuat rambutnya.

"Hentikaan! Ini dompetmu, hentikan. . . lepaskan aku!" teriak pencopet itu.

"Kalau kau berani melakukannya lagi, kau akan mati! Mengerti?" gadis itu melepaskan jambakan rambutnya kemudian menyambar dompetnya. Ia membuka dompet itu kemudian mengeluarkan selembar foto dari dalamnya "ini penting untukku, kau ingin dompet ini bukan? Ambilah!"

Kyuhyun mengerutkan keningnya heran. Jelas-jelas ia melihat ada beberapa lembar uang didalamnya, kenapa malah diberikan lagi pada pencopet itu.

"Terima kasih atas bantuanmu." katanya pada kyuhyun sambil membungkuk sedikit kemudian melangkah pergi.

Sama dengan pencopet itu, kyuhyun hanya menatapnya bingung. Tapi kemudian dikejarnya gadis itu

"Agashi, kenapa kau berikan lagi dompet itu kepadanya?" tanya kyuhyun.

Gadis itu menoleh dan tersenyum "Aku hanya ingin mengambil foto ibuku, itu yang paling penting." jawabnya kemudian berlalu sementara kyuhyun hanya diam menatapnya.


"Kyaaa. . .itu Cho Kyuhyun!"

"Aigoo. . .dia semakin tampan!"

"Kyuhyun ssi. . . Menolehlah kemari!"

Kyuhyun sudah terbiasa oleh teriakan-teriakan itu. Dan ia tidak mau ambil pusing. Ia memang digilai oleh sebagian besar gadis - gadis dikampusnya. Sebagai siswa jurusan musik yang bisa bernyanyi dengan bagus, ia sangat populer.

Ia terus berjalan santai sambil membawa tas biolanya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, ia merogoh saku jaketnya dan langsung menjawabnya.

"Ne appa?"

"…."

"Aku ada dikampus."

"…."

"Tidak, ada perlu apa?"

"…."

"Baiklah, aku akan segera kesana."

Kyuhyun menutup teleponnya kemudian cepat - cepat ia pergi menemui ayahnya.
Ayah kyuhyun sedang berbicang - bincang disebuah café bersama seorang pria saat ia tiba disana. Segera dihampirinya kedua orang itu kemudian memberi salam.

"Kangin-ssi, ini putraku satu-satunya, dia yang akan membantu kita untuk memproduseri musiknya nanti."

"Baguslah, jadi kita tidak perlu mencari orang lain lagi."

Kyuhyun tersenyum mendengar percakapan ayah dan teman ayahnya. Ayah kyuhyun, Cho Hangeng adalah seorang direktur perusahaan musik. Ia mengadakan kerja sama dengan pemilik agency besar dikorea. Kali ini, akan ada sebuah boyband baru, karena itu kyuhyun dimintai tolong untuk membantu ayahnya menangani hal ini.

"Bagaimana kyuhyun, Kau bisa?"

Hangeng menatap putranya dengan harap terlihat jelas ada rasa kebanggaan dimatanya.

Kyuhyun tersenyum kemudian mengangguk, "Aku akan berusaha."

"Kuharap kita bisa berkerja sama dengan baik." Ucap Kangin menimpali "Kudengar kau sekolah di Kyunghee university?"

"Iya paman."

"Ah, kalau begitu sama dengan putriku, dia juga sekolah disana tapi jurusan art."

"Benarkah? Jadi mereka satu universitas?" Hangeng terlihat senang mendengarnya mungkin saja Kyuhyun dan anak temannya ini berteman.

"Ya, apa kau mengenal Lee Sungmin?"

Kyuhyun mengerutkan keningnya. Lee Sungmin? Sepertinya ia pernah dengar nama itu. "Paman? Apa kau punya fotonya? Mungkin saja aku mengenalnya."

"oh, ada!" Kangin mengeluarkan dompetnya kemudian mengambil selembar foto dan mengulurkannya kepada kyuhyun.

Difoto itu terlihat seorang gadis sedang memeluk Kang In ahjussi dari belakang sambil tersenyum. Kyuhyun mengerutkan keningnya "Paman, kapan foto ini diambil? Dia masih anak - anak."

"Maaf, aku lupa dia sudah dewasa! Hahaha bagiku dia tetap gadis kecil!"

Paman itu memberikan foto yang lainnya. Kyuhyun lagi - lagi mengerutkan keningnya. Gadis dalam foto itu terlihat cemberut, rambutnya panjang dibawah bahu.

"Aku tidak bisa memberimu foto yang bagus karena dia tidak suka difoto. Jadi seperti itu, dia benar-benar membuatku pusing."

Hangeng penasaran, "Kenapa begitu?"

"Kurasa aku gagal mendidiknya sebagai seorang perempuan. Dulu ia tidak seperti itu, tapi sejak masuk junior high school dia menjadi gadis serampangan, padahal aku berharap dia menjadi gadis yang lemah lembut seperti ibunya, tapi kurasa dia lebih mirip aku saat muda."

Hangeng tertawa,"benarkah?"

"Ya, tapi aku tidak bisa melarangnya, mendiang istriku berkata kepadaku agar mempercayainya dan membiarkannya melakukan hal apa yang dia suka. Aku rasa itu benar tapi dia sangat keras kepala dan begitu lulus SMA dia malah keluar dari rumah dan tinggal sendiri."

Kyuhyun terdiam mendengarnya, gadis itu seperti mirip seseorang. Dilihatnya lagi foto itu baik - baik. Tiba - tiba ia tersentak, gadis itu adalah gadis aneh yang pernah ditemuinya.

"Paman, maaf kalau aku lancang, tapi bisakah kau menyerahkan putrimu kepadaku? Aku ingin menikahinya."

Continue or discontinue?