When I Was Your Man

Harvest Moon by Natsume

Warning: OOC, typo, alur berantakan, ada flashback, all Gray POV dan lain-lain.

Inspired by song: Bruno Mars-When I Was Your Man

.

.

Enjoy~


Aku menatap langit sore yang berwarna oranye keemasan sambil berbaring di padang rumput yang luas, tepat di kaki gunung Mother's Hill. Aku suka disini, tempat ini tenang dan jauh dari rumah-rumah penduduk.

Angin hangat berhembus pelan yang menandakan musim panas telah datang. Dan, malam ini akan diadakan pesta kecil di inn sebagai acara pembuka musim panas yang berbahagia bagi penduduk Mineral Town. Bagi mereka, tetapi tidak untukku.

Aku memejamkan mataku dan merasakan setiap angin yang berhembus. Perlahan, tangan kiriku bergerak meraba rerumputan yang ada di sisi kiriku. Di sana kosong. Dia tidak ada di sana.

"Lihat Gray! Awan itu bentuknya seperti kucing!" seru Claire antusias sambil menatap langit yang dihiasi oleh awan.

"Yang mana?" jawabku, tetapi mataku terpejam sambil berbaring di sampingnya.

"Yang itu!" seru Claire lagi yang berusaha menunjuk awan yang ia maksud dan belum menyadari bahwa mataku terpejam.

"Oh.. Yang itu," jawabku asal.

Claire langsung menoleh ke wajahku yang tepat di sebelahnya dan tertawa kecil. "Gray bodoh!" bisiknya kemudian memelukku.

Aku membuka mataku dan kembali memandangi langit sore yang mulai menjadi gelap. Aku segera bangkit dan duduk sebentar memandangi sekitar.

Tepat di hadapanku, aku melihat bunga Pink Cat Flower yang bermekaran sangat cantik di padang rumput kaki gunung Mother's Hill ini. Bunga yang tumbuh hanya pada musim panas.

"Menurutmu, bunga apa yang paling cantik?" tanya Claire sambil menyeruput jus anggurnya.

"Hmm.. Semua bunga menurutku terlihat sama," jawabku, kemudian menggit jagung bakarku.

"Ah, Gray! Kamu cowok sih! hehe," ucap Claire sambil nyengir.

Aku hanya tersenyum tipis menanggapinya.

"Aku suka Pink Cat Flower!" seru Claire sambil tersenyum lebar.

"Pink Cat Flower? Yang mana itu?" tanyaku bingung.

"Kau tidak tau?! Itu loh, yang warna pink kayak tulip bentuknya. Terus, tumbuhnya pas summer," jelas Claire dengan antusias.

"Ohh.. Yang itu," jawabku singkat.

Mendengar jawabanku, Claire langsung menghela nafas.

"Kenapa?" tanyaku menatapnya.

Ia menatapku balik, sekilas terlihat raut wajah kecewa. Tapi, setelah itu ia langsung tersenyum lebar. "Tidak apa-apa! hehe."

"Seharusnya waktu itu, aku memberikannya bunga.." pikirku menyesal.

Setelah itu, aku berdiri dan melangkah meninggalkan padang rumput.

Aku terus berjalan dan tanpa sadar aku melalui perternakan Claire. Kulihat, lampu rumah gadis itu menyala. Aku langsung menelan ludahku. Perlahan, aku berjalan keluar peternakannya.

Tiba-tiba, pintu rumah itu terbuka, kukira akan muncul seseorang yang berada dipikiranku.

"Eh? Gray? Sedang apa?" ucap Karen sambil menatapku curiga.

"Barusan dari Mother's Hill. Apa yang kau lakukan? Kukira pencuri," ucapku mencoba tetap tenang.

"Enak saja! Aku disuruh Claire mengambil beberapa gelas miliknya untuk pesta nanti karena di Inn kekurangan!" seru Karen sambil menunjukkan gelas di tas yang ia bawa.

"Oh.."

"Wek! Dasar! Aku duluan! Jangan lupa nanti datang!" seru Karen kemudian berlari meninggalkanku.

Aku menghela nafas dan kembali berjalan keluar peternakan Claire.

Di persimpangan jalan, aku melihat tempat kerjaku, Blacksmith. Aku memandangi tempat yang menurutku seperti neraka itu.

"Gray!" seru Claire tiba-tiba memasuki tempat kerjaku. Aku langsung menoleh ke arahnya.

"Ah, maaf Saibara menganggu. Selamat siang!" ucap Claire sambil tersenyum lebar dan membungkuk sebagai permintaan maafnya.

Kakek itu hanya tersenyum simpul dan mengangguk. Setelah itu, Claire menghampiriku.

"Gray," panggilnya sambil tersenyum melihatku.

"Hm?" jawabku menatapnya.

"Kau ingat sekarang hari apa?" ucap Claire sambil tersenyum lebar.

Aku berpikir sebentar. 'Tanggal sekarang saja, aku lupa.'

Aku menyerah, dan akhirnya menggeleng.

Senyum manisnya langsung hilang seketika, "Hari ini, hari ulang tahunku.." bisik Claire, tapi terdengar jelas.

"Ah! Iya! Bodoh!" umpatku sambil menepuk jidatku.

"Ah, maafkan aku Claire.." ucapku merasa bersalah kemudian membelai rambutnya.

Ia tersenyum kecil, "Tidak apa-apa. Temani aku hari ini. Seharian. Bisa?" tanyanya menatapku dengan penuh harap.

Aku terdiam sebentar, kemudian menatapnya, "Hari ini banyak pesanan peralatan yang harus diperbaiki. Maafkan aku. Besok saja, gimana?" tanyaku menatapnya dengan perasaan bersalah.

Claire kembali terdiam, kemudian menggeleng tanpa berkata lagi dan berjalan keluar dari Blacksmith.

Seharusnya aku minta cuti sehari pada kakek. Seharusnya..

Langit semakin gelap. Aku melanjutkan langkahku lagi, berjalan menuju inn.

.

.

Setelah beberapa menit, aku sudah berdiri di depan pintu inn. Aku menarik nafas dan membuka pintu itu perlahan tapi pasti.

Ketika aku masuk, inn sudah ditata rapih menjadi ruang dansa. Semua meja digeser ke pojokan, membuat tengah ruangan menjadi kosong untuk digunakan berdansa. Sama seperti tahun lalu.

Disalah satu meja aku melihat Cliff, Dokter, Rick, dan Kai sudah berkumpul.

"Hei, Gray! Kemari!" seru Kai kepadaku.

Aku tersenyum kecut dan menghampiri mereka.

"Malam Gray, bagaimana harimu?" tanya Cliff ketika aku sudah duduk di salah satu kursi.

"Baik," jawabku.

"Aku hari ini membuat obat baru, kalian ingin coba? Kujamin enak," ucap Trent tiba-tiba.

"Ah! Jangan lagi!" keluh Rick, dan disambut oleh tawa yang lain.

"Oh ya, jangan lupa mampir ke Kai Shack ya! Lagi kuberi diskon nih!" ucap Kai sambil mengedipkan matanya.

"Wah, wah ada apa ini tiba-tiba memberikan diskon?" Tanya Rick.

Kai hanya tersenyum lebar. Melihat itu, aku mendengus kesal.

"Sepertinya, sedang ada yang sedang jatuh cinta," ucap Cliff menggoda Kai.

Ketika Kai akan menjawab pertanyaan teman-temannya, tiba-tiba terdengar seruan Popuri.

"Kyaaa! Claire! Kamu manis banget!"

Kai langsung menoleh dengan cepat ke arah sumber suara, diikuti oleh Trent, Rick, dan Cliff. Aku mencoba menahan untuk tidak menoleh. Tapi, aku kalah oleh rasa penasaranku.

Di sana, aku melihat Claire berdiri bersama Karen, Popuri, Elli, dan Mary. Claire mengenakan dress selutut dan menggunakan bando di rambut pirangnya yang ia biarkan terurai. Ia terlihat sangat cantik.

Aku hanya bisa terpaku melihatnya. Sedangkan Kai, langsung menghampiri Claire. Bersamaan dengan itu, para gadis yang berdiri bersama Claire tadi langsung menghampiri meja kami.

"Hai, kalian!" seru Karen menyapa kami kemudian mengambil kursi dan diikuti oleh yang lain.

"Hei, Karen," sapa kami bersamaan.

"Popuri, mana Jack?" tanya Elli ketika mereka sudah duduk.

"Dia telat.." ucap Popuri sambil memonyongkan bibirnya.

Setelah itu aku tidak mendengarkan pembicaraan mereka lagi. Tatapanku terpaku pada Claire dan Kai yang sedang mengobrol di meja lain. Aku tersenyum kecut. Penyesalan selalu datang terlambat.

Tiba-tiba terdengar alunan lagu klasik yang sangat tidak asing bagiku. Lagu favorit Claire saat berdansa. Claire sangat menyukai berdansa. Dan ini adalah lagu yang paling ia sukai ketika berdansa. Mendengar alunan musik ini, Claire langsung mengajak Kai berdansa.

Terlihat sekali ekspresi bahagia yang terukir di wajahnya sekarang. Tapi, bukan bersamaku. Bersama orang lain yang lebih baik dariku. Yang lebih pantas untuknya.

"Gray, kau tidak apa-apa?" ucap seseorang yang duduk di sampingku.

Aku langsung tersadar dari lamunanku, dan menoleh ke asal suara, "Iya, terimakasih Mary."

Gadis berkacamata itu tersenyum, "Kau pasti kuat Gray.." ucap Mary lagi.

Aku menatapnya dan tersenyum kecil, "Terimakasih."

"Sama-sama," jawabnya yang masih dengan senyum manisnya.

Aku bangkit dari tempat dudukku dan menoleh ke arah Mary, "Sepertinya aku harus istirahat, tolong sampaikan ke yang lain, aku ada di kamarku."

Ia menatapku sebentar kemudian mengangguk, "Selamat beristirahat Gray."

Aku mengangguk kemudian berjalan ke tangga. Sebelum aku menaiki tangga, aku menoleh ke arah Kai dan Claire yang sedang berdansa di tengah ruangan.

Walaupun ini sakit, aku mengakui. Aku menyesal. Aku sangat menyesal. Aku tau ini terlambat. Ya pada akhirnya, yang lalu biarlah berlalu.

Aku harap dia selalu meluangkan waktunya untukmu. Aku harap dia memberikan bunga kesukaanmu. Aku harap dia juga membawamu ke setiap pesta, karena betapa sukanya kau dengan berdansa. Dan, kuharap ia melakukan semua yang tidak bisa kulakukan untukmu..

Maafkan aku Claire..

.

.


Thank you for reading~

Mind to review? :)