Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh... Enam, lima, empat, tiga, dua...

.

.

.

... Satu...

.

.

.

Suki Desu Suzuki-kun © Ikeyamada Go

A Dream © ScorpioNoKuga

Warning :

OOC, Typo(s), GaJe, etc.

.

.

.

Pemuda berambut merah tersebut terdiam menatap jam dinding atau sesekali mengecek jam tangannya. Memutar-mutarkan sedotan yang ada di Es jeruknya. Jam tersebut berdetak tak berhenti.

'Seandainya... Waktu bisa kuulang kembali...' pikirnya. Lelaki tersebut memandang kearah luar cafe dan menemukan dua temannya, Chihiro Itou dengan Shinobu Suzuki, yang sedang berjalan ke arah mejanya.

"Yo, Hikaru." Sapa pemuda bernama Shinobu tersebut sambil duduk di kursi yang sudah tersedia. Pemuda yang dulu merupakan rival dalam basket tersebut telah menjadi teman akrab Suzuki Hikaru.

"Yo, Shinobu. Bagaimana kabar kalian?" Tanya Hikaru menatap kedua orang yang duduk dihadapannya.

"Ya... Lumayan." Jawab Shinobu cuek sambil membuka buku menu.

"Hikaru? Apa kau baik-baik saja? Wajahmu pucat..." Seru Chihiro pada Hikaru.

Hikaru hanya menggeleng pelan. Memang, sudah dua minggu pacarnya, Hoshino Sayaka, tidak memberi kabar sama sekali. SMS, Mention, E-mail dan yang lainnya. Tak ada kabar dari kekasihnya tersayang tersebut. Yang ada dipikiran lelaki berambut pink tersebut adalah, apakah Hoshino Sayaka baik-baik saja. Hanya itu dan cukup itu.

"Kau sedang ... Memikirkan Hoshino, 'kan?" Tanya Shinobu disela-sela melihat menu.

Chihiro memberi Shinobu death glare terbaiknya. Lalu menghela nafas kecil, "Aku... Ingin kembali di saat-saat ada Hoshino..." Ujar Hikaru dengan suara yang amat sangat pelan namun bisa didengar oleh Shinobu dan Chihiro.

Shinobu mengalihkan pandangannya kearah Hikaru. Mencoba memproses kata-kata sang rival. Sedangkan Chihiro menatap Hikaru dengan pandangan sedih. Jujur saja, Chihiro juga kangen dengan Sayaka. Sahabat terbaiknya.

Chihiro menarik nafas pelan, "Ya... Aku juga, aku ingin kita berempat berkumpul bersama. Bersama Sayaka dan yang lain." Ungkap Chihiro. Wajah gadis berambut pirang tersebut membuat seulas senyum lembut. "Kau tak perlu takut, Hikaru, Sayaka... Akan tetap bersama kita walau dia tak ada disini..."

"Yeah, bersama kita." Ulang Shinobu. Wajahnya juga memberikan sebuah senyum. Bukan senyum mengejek, tapi, senyuman yang tulus kepada Hikaru.

.

.

.

.

.

.

Pagi hari, sinar mentari memasuki kamarnya. Membuat perempuan berambut pink tersebut terbangun dari tidurnya sesudah dia menjaga kedua anaknya, Mao dan Nao Suzuki.

"Mim... pi...?Tanyanya pada dirinya sendiri. Rambut panjangnya sedikit berantakan.

"Okaa-san? Okaa-san sudah bangun?" Tanya seorang anak laki-laki.

"Ah, Nao. Iya, okaa-san sudah bangun. Dimana Mao?" Tanya Sayaka balik.

"Mao sedang main basket dengan tou-san." Jawab Nao, "Tou-san bilang, Okaa-san harus bersiap-siap untuk berkumpul dengan teman-teman SMP dan SMA kaa-san dan tou-san."

"Baiklah. Arigatou, Nao."

"Douita, okaa-san." Ujar Nao sambil menutup pintu kamar Sayaka.


Well... Saya newbie di sini dan entah karena apa, ini gaje banget, ya?

.

.

.

Review?