I Miss You

ShikamaruXIno

Gendre: Friendship, Romance, family, Angst

Disclaimner: Masashi Kishimoto

Warning: Ooc, Au, typoo, cerita gak jelas, dll..

Udah lama gak nulis, maaf kalo fic saya hasilnya jadi hancur...

SELAMAT MEMBACA MINNA...

GUI GUI M.I.T

Sakura pernah bilang padaku, 'persahabatan antara pria dan wanita itu tidak ada, kalaupun ada, pasti ujung-ujungnya salah satu diantara mereka akan memiliki perasaan yang lebih. Persahabatan mereka akan berubah dan mungkin akan semakin renggang, apalagi jika nanti salah satu dari mereka sudah memiliki pasangan'.

Shikamaru, Aku merinduimu. Aku rindu dirimu yang dulu dan aku rindu hubungan akrab kita yang dulu.

Shikamaru, salah satu pria terpenting yang pernah muncul dalam kehidupanku. Lima tahun lalu kami bertemu, berkenalan dan mulai membentuk suatu ikatan persahabatan. Setelah pertemuan pertama kami, tiba-tiba dia mengirim sms padaku.

"Siapa?" Pertanyaan pertama yang dulu kuucapkan padanya.

"Yamanaka Ino..." Balasan yang ia berikan padaku, sejak saat itu... hubungan kami menjadi lebih akrab dari sebelumnya.

"Shikamaru... aku ingin sekali melihat kamu tersenyum, kau selalu saja terlihat seperti seorang pemalas yang tidak punya semangat hidup."

"Hahh..." Shikamaru menghela nafas pelan dan menatapku dengan tatapan bosannya. Dasar Shikamaru, tidak bisakah dia menunjukkan reaksi lain saat menatapku? Dia selalu saja begitu, selalu terlihat tidak bermaya dan terlihat malas meladeniku. Padahal kami sudah berteman akrab selama lebih dari dua tahun, tapi tetap saja... pria aneh satu ini benar-benar menyebalkan.

"Shikamaru, tidak bisakah kau tersenyum sekali saja? ayolah... Smileee!" Aku tersenyum lebar padanya, menunjukkan bagaimana cara tersenyum yang benar.

"Ckk... mendokusai na.." Pria aneh itu mulai mengeluarkan kata-kata wajibnya, 'menokusai' hah.. padahal sudah hampir satu tahun kami tidak bertemu, tapi adik kecil yang baru lulus sekolah tersebut tetap saja tidak pernah bisa menghentikan kebiasaan menyebalkannya.

"Heshhh... lagi-lagi bicara seperti itu, Aku kan sudah bilang! Tahun ini, saat aku kembali ke konoha aku ingin melihat senyummu, ayolah Shikamaruu... ayo tersenyum!" Aku mencoba merayunya, menggunakan keahlianku untuk membuatnya tersenyum.

Tahun ini, aku pulang ke konoha untuk liburan dan sekarang aku pergi ke rumah Shikamaru. Adik kecil yang sangat aku rindui.

Keluarga Shikamaru masih begitu baik padaku, mereka menyambutku dengan begitu hangat. Itu salah satu alasan kenapa aku begitu ingin bertemu dengan Shikamaru dan keluarganya setiap kali aku pulang ke sini.

"Merepotkan..." Shikamaru menatapku dengan tatapan khasnya dan kemudian langsung melemparkan botol kosong kepadaku. Mulai lagi, dia pasti akan mengajakku bermain.

"Ayo tangkap!" Botol kosong yang tadinya ada di tangan Shikamaru langsung berpindah tangan. Aku menangkap botol kosong itu, dan mulai kembali meleparkannya kembali pada Shikamaru.

Kami melakukannya berkali-kali dan aku tidak berhenti tertawa, permainan ini benar-benar sangat menyenangkan.

"Aku lelah..." Sudah lama kami bemain dan aku mulai merasa lelah, aku mengajak Shikamaru berhenti bermain dan kami kembali mengobrol lagi.
Kami tertawa dan bercerita tentang banyak hal.

Dulu aku bisa melihat senyum Shikamaru, aku bisa berada didekatnya dan tertawa bersamanya. Dia aneh, benar-benar aneh malah. Tapi, kadang-kadang dia punya sisi manis yang mau tidak mau bisa membuatku tidak berhenti tersenyum.

"Engh..." Aku terbangun dari tidurku, ya ampun... ternyata aku ketiduran di rumah Shikamaru. Aku bangkit, mengucek kedua mataku yang masih mengantuk dan melihat sekelingku.

"Sudah bangun?"

"Eh?" Aku tersentak kaget, Shikamaru duduk disampingku dan menatapku dengan dengan tatapan dan senyum khasnya.

"Sh-Shikamaru, kenapa ada disini?" Pria aneh itu hanya tersenyum sinis menatapku dan kemudian memperlihatkan ponselnya.

"Heee?" Saat aku melihat apa yang tertera di layar ponselnya, Shikamaru tersenyum dan menarik kembali ponselnya, mungkin itu dilakukannya agar aku tidak merampas ponsel tersebut dan menghapus gambar yang tadi diperlihatkannya.

"Saat melihat Neesan tidur, aku jadi tertarik untuk mengambil fotonya."

Blush... wajahku memerah dan tidak bisa berbicara apa-apa.

Meski kadang dia menyebalkan, meski dia nakal dan beberapa kali membuatku menangis karenanya, tapi dia selalu ada, selalu menemani kesendirianku, dan tidak pernah meninggalkanku.

Hari ini aku begitu kesepian, aku ditinggal sendirian dan sama sekali tidak ada teman yang bisa menemaniku. Pagi-pagi sekali, dihari libur seperti ini aku sama sekali tidak tahu harus melakukan apa, yang aku lakukan hanya melirik ponselku, menunggu ada sms yang masuk, sesekali aku akan mengecek inboxku dn melihat kembali sms-sms yang kemarin aku terima.

Hm... setiap kali melihat inbox, isinya selalu penuh dengan pesan dari Shikamaru. Dia pria yang sangat pemalas, tapi dia tidak pernah malas untuk selalu sms-an denganku. Tidak pernah ada hari yang berlalu tanpa sms darinya...

"Shikamaru..." Pesan singkat itu terkirim, aku tidak berharap akan mendapatkan balasan darinya, aku tahu dia mungkin sibuk atau mungkin saat ini dia masih tidur. Hari ini hari minggu kan? Dia pasti akan tidur lebih lama, jadi tidak mungkin dia akan...

Drrrttt...

Selang beberapa detik sejak smsku terkirim, ponselku bergetar dan saat itu aku tau... Shikamaru pasti membalas pesanku.

'Apa?'

Hanya balasan singkat yang aku terima, tapi... itu sudah cukup untuk membuatku tersenyum senang.

Shikamaru, selalu jadi tempat dimana aku mencurahkan semua isi hatiku, dia selalu mendengarkan ceritaku, dia selalu bisa menghiburku dan kembali membuatku tersenyum. Dia bisa membuatku tenang saat kepalaku penuh dengan berbagai masalah yang selalu mengganggu pikiranku.

"Shikamaru, aku tidak tau lagi harus bagaimana..." Aku begitu terpuruk, aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana.

"kau harus tegas Neesan!" kata-katanya membuatku sedikit merasa tenang.

"Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, Dia menyukaiku dia mengajakku jalan, dia memberiku hadiah dan dia juga.."

"Apa kau menyukainya?" Shikamaru menyela kata-kataku dan membuatku terdiam. Aku menunduk tidak mau melihatnya...

"Kau tau kan? Aku tidak mau pacaran," kataku sambil menggeleng pelan.

"Kalau begitu kau hanya perlu menolaknya!" Dan saat dia mengucapkan kalimat itu, aku menjadi sangat tenang dan masalahku seakan-akan menghilang begitu saja.

"Hm..." Aku mengangguk dan tersenyum padanya.

Apapun kegiatanku, apapun yang sedang aku alami, apa yang aku rasakan, aku selalu mengatakan semuanya pada Shikamaru. Semua kuceritakan padanya, tidak peduli aku akan memuatnya repot dan mengganggu waktunya belajarnya.

"Maaf aku membuatmu repot, apa saat ini kau sedang belajar?" Saat aku sudah selesai bercerita, aku baru menanyakan apa yang sedang dia lakukan saat ini.

'Iya, ada beberapa soal yang harus aku kerjaan.' Saat membaca balasan darinya, baru aku menyesal... Saat ini Shikamaru sedang sibuk, tapi dia selalu punya waktu untukku.

"Kalau begitu, tugasnya dilanjutkan saja... sms-annya kita sambung besok saja ya?"

"Tidak apa, tugasku juga sudah hampir selesai." Aku, tidak bisa untuk tidak tersenyum.

Shikamaru itu orangnya tidak peka, dia tidak bisa dengan mudah bergaul dengan orang yang baru saja dikenalnya. Saat berada dilingkungan yang baru, dia membutuhkan waktu yang lumaya lama untuk mulai beradaptasi. Dia kadang lebih suka menyendiri, menikmati kesendiriannya dan tidak terlalu peduli pada orang lain, tapi meskipun begitu Shikamaru adalah sosok pria yang begitu perhatian.

Plakk...

Tamparan keras yang aku terima benar-benar menyakitkan. Kami dan Shikamaru melakukan permainan kecil, dia menampar tanganku dengan kekuatan penuh dan aku harus bisa menahan tamparannya.

"Bagaimana, Sakit?" Shikamaru tersenyum sinis saat aku menyembunyikan tangan kananku yang baru saja menjadi korban tamparannya.

"T-tidak, sama sekali tidak sakit kok." Tangan yang benar-benar terasa menyakitkan tersebut masih ku sembunyikan. Aku tidak mau kalah dalam permainan, sesekali aku ingin menang darinya.

"Jangan bohong, biar aku lihat!" Shikamaru menggambil tanganku dan melihatnya. Tangan kananku memerah dan tidak berhenti bergetar, aku ingin menangis, tapi aku sangat malu untuk melakukannya.

"Wah..." Shikamaru tersenyum dan rasa sedihku perlahan menghilang.

"Neesan, tanganmu memerah dan bahkan sampai bergetar." Aku tersenyum, Shikamaru menggosok-gosok tanganku, mencoba untuk menghilangkan membuat agar tanganku berhenti bergetar, sesekali dia akan mengenggam tanganku yang jauh lebih kecil dari tangannya.

"Itu bukan salahku, itu salahmu karena setuju dengan permainan itu." kata Shikamaru. Aku hanya bisa tersenyum.

"Mau main lagi?" Dan aku tau, pria aneh itu tidak mau akan menyesal karena sudah membuat tanganku jadi seperti ini. Dasar pria aneh.

Shikamaru, salah satu pria yang sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri. Aku selalu berharap hubungan kami akan selalu akrab seperti sekarang ini, aku tidak mau kehilangan sosok adik seperti dirinya, aku tidak bisa membayangkan apa jadinya diriku jika tiba-tiba pria itu membenciku dan menjauhiku, aku benar-benar tidak mau memikirkannya.

"Hei Ino, sebenarnya kenapa kamu tidak mau membuka hatimu pada pria lain? Kenapa kau tidak mau mencoba dekat dengan mereka?" Sakura bertanya padaku.

"Hm..." Aku tersenyum dan menatap Sakura yang kini menatapku.

"Aku takut Sakura. Aku takut, jika aku dekat dengan pria lain, hubunganku dengan Shikamaru akan berubah? Aku lebih suka keadaan seperti sekarang ini."

"Kau tidak menyukainya kan?" tanya Sakura yang terlihat begitu antusias.

"Menyukainya? aku tidak pernah berfikiran seperti itu, meskipun dulu aku sempat naksir padanya." Jawabku jujur sambil tersenyum geli.

"Hah... kamu selalu saja naksir pada orang. Hei... sebaiknya dari sekarang kau harus berfikir, kalian sudah begitu akrab. Bagaimana kalau ternyata Shikamaru menyukaimu?"
Deg...

Itulah awal mula perubahan hubungan kami, Sejak mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Sakura, tiba-tiba saja pikiran itu menggangguku.

'Aku dan Shikamaru? Shikamaru, menyukaiku? Hm... tidak mungkin.'

Selama hampir lima tahun aku mengenalnya, tidak pernah terlintas sedikitpun dipikiranku bahwa dia, Pria aneh yang punya tampang pemalas tersebut akan jatuh cinta padaku, sama sekali tidak pernah.

Tbc

Tadinya gui gui pengen bikin one shot, tapi kayaknya gak bisa deh. hehehehehehe

Gui gui jadiin two shot aja deh ya?

Gui gui benar-benar minta maaf kalau hasilnya jelek, maklum gui gui baru kembali menulis setelah vakum bentar. #plak
makasih udah mau baca fic gui gui yang jelek ini... semoga teman-teman menyukainya... ^_^
mind to RnR? :D