Pairing : KyuMin.
By : Youngfish
Rate : T
Genre : Yaoi, Romance, Humor and Fluff! May Be.
Warning : BL, Gaje, Aneh, agak2(?) OOC, Typos De eL eL.. judul gk nyambung dengan isi XD, Don't like don't Read. No Copas!
Summary : Sungmin sedih karena merasa diacuhkan oleh Kyuhyun, lalu apa benar Kyuhyun mengacuhkan Sungmin? Dan…? Akh.. apakah hukuman 3 tahun itu akan luntur? #Kekeke.. Bad Summary!
Disclaimer : KyuMin always together^^! Walaupun saya tak memiliki KyuMin tapi KyuMin saling Memeliki.. dan FF ini milik saya dan ke empat suami saya XD #wekk gk aci angek :p
.
.
.
A/N : Sequel dari FF gaje saya berjudul "Mau Apa Kyuhyun?" masih ingat gk? Ah.. semoga! Saya persembahkan untuk kalian semua.
So! Hope U Like.. Happy Reading^^
.
.
.
.
.
"Kyuhyun-ah, aku pergi siaran dulu. Jangan main game terus, sebaiknya kau tidur! Byee… Chu~" seru Sungmin.
Pemuda bergigi kelinci itu bersiap untuk segera berangkat menuju studio KBS Cool FM untuk broadcast Sukira KTR dengan rekan kerjanya yang juga member Suju –Kim Ryeowook.
'Ukh.. apa pedulinya. Dasar kelinci gendut tak berperasaan!'
"Hmm.." jawab Kyuhyun sekenanya. Dia hanya melirik sekilas dan melanjutkan aktivitasnya –bermain PSP.
.
Kyu Pov~
"Hahh…" Aku menghela napas bosan. Di sinilah aku sekarang, di kamar yang ku huni bersama Sungmin hyung, namun kelinci berbokong besar itu sedang pergi untuk menyelesaikan jadwal siarannya bersama Wookie hyung. Maka malam ini akan ku lewati dengan 'bermesraan' bersama kekasih yang tak bernyawa sampai Sungmin hyungKU pulang dari siaran. Sungguh sangat membosankan hidup tanpa belaian tangan halus kelinci gendut itu.
"Ukh.. menyebalkan!" keluh ku. Aku sudah tak berkonsentrasi lagi dengan benda portable yang selalu aku puja ini. Eh.. bukan! Bahkan aku sama sekali tak berminat memainkannya –tadi. Yang kulakukan hanya sebuah kamuflase agar mataku ini bisa terhindar dari yang namanya –Goda'an iman-. Sejenak, ku biarkan benda yang selalu berhasil menghilangkan kebosananku itu tergeletak di sisiku –diatas ranjang ku yang tengah aku duduki. Aku merebahkan tubuhku di atas kasur dan memandang plafon kamar ini. Mataku menerawang beberapa kejadian yang kualami setelah –kejadian malam nahas- itu.
Ini adalah minggu keduaku menjalani hidup yang sangat… sangat… sangatttttttttttt membosankan. Ya! Ini benar-benar membosankan, hukuman yang ia berikan itu benar-benar berlaku padaku. Aku, Cho Kyuhyun pria tampan yang berstatus kekasih dari namja berwajah imut Lee Sungmin tidak mendapat –nafkah batin- selama 3 Tahun lebih. Ck! Aku sudah mirip istri yang ditinggal suami bertahun-tahun lamanya. Sungguh malang nasibku! Hell.. ini baru minggu kedua dan aku benar-benar tak sanggup menjalani hidupku untuk 3 tahun kedepannya. Hukuman macam apa itu, apa dia bisa tahan tidak menikmati Little Cho yang –bersarang- di dalam tubuhnya. Yeah.. walau ku akui itu adalah kesalahanku sepenuhnya karena telah melecehkannya, tapi tidak seharusnya juga dia mencampur obat pencuci perut ke dalam makananku.
"Dasar kelinci gendut tak berperasaan! Kau benar-benar menyiksa batinku, kau itu sengaja 'kan menggodaku ketika aku masi dalam –pengujian iman- 3 tahun ini. Apa-apa'an itu tadi melakukan Kiss Bye segala, kenapa dia tidak langsung mencium bibirku saja, menyebalkan! Hyung, kau tahu bahwa aku tak akan berani membantah apapun yang sudah menjadi keputusanmu, maka –tadi- dengan seenaknya kau malah menggodaku, terlebih saat itu kau benar-benar murka. Cih! Dan kau dengan pintarnya meniru seringai setan milik Evil Cho seperti diriku."
Aku menggerutu kesal dan melirik tajam kasur dengan bed cover berwarna pink itu, seolah-olah sosok menyebalkan itu ada di situ dan mendengarnya. Apa aku terlihat bodoh kawan? Katakan tidak! Aku adalah pria jenius, pasti aku akan mati muda di tangan sang matrial art berwajah aegyo itu, kalau aku benar-benar berani mengatakannya. Maka aku hanya melampiaskan kekesalanku pada kasurnya, berbicara dan bergumam tidak jelas.
"Aku seperti orang gila kalau begini.." Gumamku. Aku beranjak dari kasurku dan berpindah ke kasurnya yang aku –marahi- tadi. Aku meraih boneka kelinci besar pemberianku. Tak bisa kupungkiri aku benar-benar membutuhkan perhatian sosok itu. sejenak aku hirup boneka ini, mencari sisa-sisa bau tubuh yang selalu kugilai. "Hyung… aku benar-benar menyanyangimu.. aku tak mau kehilanganmu. Sungmin hyung… saranghae.." lirihku.
Benar! Walau Sungmin hyung itu terkadang menyebalkan dan kekanakan, tapi aku sangaaaaaaaaaattt mencintainya dan tak mau kehilangannya. Tapi kalau mengingat betapa mengerikannya dia kalau marah, aku jadi takut dan sebal!
Bisa kalian bayangkan betapa menderitanya hidupku setelah –kejadian malam nahas- itu. Sudah tak bisa mendapatkan –klimaks-, dan dengan usilnya si Umin embem itu malah menyiksaku dengan obat pencuci perut. Keadaanku benar-benar memprihatinkan, aku tertidur lemas sampai pukul 01.00 dini hari. Aku tidak bisa tidur sampai obat sialan itu benar-benar tak bereaksi sama sekali. Ketika paginya aku bangun, seluruh badanku jadi lemas. UminKu yang berpipi tembem itu seolah tidak peduli dengan keadaanku. Aku sempat kesal dengannya karena mengacuhkanku, dan dia baru sadar setelah tahu suhu tubuhku agak meningkat. Akhirnya Cho Kyuhyun demam! Yeah.. dia agak menyesal dengan perbuatannya, dan kejadian ini aku manfaatkan. Walau tidak berhasil sepenuhnya sih, tapi setidaknya aku bisa menyuruhnya sesuka hatiku. Hahaha.. apakah dia lupa bahwa kondisi tubuhku lemah, dan aku tidak boleh lelah sedikitpun. Hal itu aku gunakan sebagai senjataku!
Kyu Pov End~
.
…oOOo…
.
Kyu Pov~
Flashback –Dua Minggu Sebelumnya-
.
Pagi itu aku terbangun terlebih dahulu dibanding Sungmin hyung, aku bangun karena tenggorokanku terasa kering, kondisi tubuhku sangat mengenaskan. Aku tertidur tanpa sehelai benang pun. Aku hendak bangkit untuk mengambil minum, tapi kondisi badanku tak sanggup menopang seluruh tubuhku. Aku benar-benar kehabisan cairan. Karena merasa tak berdaya, maka ku urungkan niatku untuk mengambil minum. Aku melirik ke seberang –tempat di mana kelinci gendut itu masih berkelana di alam mimpinya. Aku ingin membangunkannya untuk membantuku bangkit dan mengambilkan minum.
"H—hyung! Su— Sungmin hyung.." panggilku lemah.
Bahkan suaraku sama sekali begitu berat untuk dikeluarkan. Terdengar parau dan sarat akan kepiluan.
"H—hyung!" panggilku lagi, namun yang kupanggil tak kunjung bergeming. Tidurnya benar-benar lelap! Apa dia begitu bahagia setelah berhasil mengerjaiku, sehingga bangun pagi begitu sulit untuknya?! Aku rasa tak berguna memanggilnya, karena orang itu memang susah untuk dibanguni. Maka aku memutuskan untuk menunda –meminta minum- dan kembali melanjutkan tidurku. Memejamkan mataku mencoba mengembalikan tenagaku, yang ku yakin tak akan ada gunannya. Baru saja aku ingin terlelap namun sebuah lenguhan panjang khas orang bangun tidur terdengar dari sisi ranjangku. Dan bisa aku pastikan orang itu adalah Lee Sungmin –kekasihku yang imut tiada tara.
"Hoammm… nyam.. nyam.. nyam. Sudah pagi rupanya," Kata Sungmin hyung, yang bisa ku tebak sedang mengerjapkan kedua bola matanya.
"Eh.. Kyu!" gumamnya, aku mendengar langkah kakinya mendekat ke arahku. 'Baiklah.. aku akan berpura-pura tidur..' batin ku. "Kyunnie, ireona.. ppaliwa!" ujarnya sedikit berteriak. 'Ukh.. aku tak mau bangun, cara membangunkanmu itu buruk sekali, hyung. Ayo dekatkan wajahmu dan cium bibirku' aku hanya bisa berharap itu terjadi. Namun— Duk! "Kyu! Ya… bangunlah.." dia malah menendang bokongku. Tega sekali kelinci gendut ini, apa dia tak tahu aku tak bisa bangun. "Kyuhyun-ah, tak usah berpura-pura, ayo cepat bangun!" –Sret. Ku rasakan selimut yang membalut tubuh naked-ku ditarik paksa olehnya. Ukh.. biarkan saja, dia pasti menyesal. "Omo… Ke— kenapa kau tak memakai baju?!"
'Itu salahmu!' Ujarku kesal, yang sudah pasti hanya ku utarakan lewat hati. Aku sedikit membuka mataku untuk melihat ekspresinya. Ku lihat ada semburat merah di kedua sisi pipi chubby-nya. Selimut itu ia tarik kembali untuk menutupi tubuhku. "Kyuhyun-ah, ppali ireona..", kurasakan tangan halusnya menyentuh pipiku yang sudah sedikit berisi ini. "Eh?"
'Waeyo? Kaget?!'
"Kyu.. badanmu panas!"
'Ne! Itu karenamu Minnie, maka kau harus bertanggung jawab.'
"Kyunnie, kau sakit? Ayo buka matamu.. badanmu panas! Apa kau demam, hem?"
'Baiklah.. karena suaramu sarat akan kekhawatiran, maka aku akan membuka mataku..'
"H—hyung.." panggilku benar-benar lemah. Ku lihat, ekspresimu begitu kaget saat mendapati suaraku yang parau.
"Hyung, a— aku haus."
"Mwo? Haus! Kyu, badanmu panas, apa kau sakit?!"
Kenapa dengan-nya ini?! bukankah, aku mengatakan haus?! Kenapa masih bertanya aku sakit?! Seharusnya dia bisa merasakan, saat tangannya membelai pipiku. Oh.. kejamnya~~
"Ne.. tapi aku haus hyung," Gumamku –lagi. Ku harap kali ini otaknya sedikit lebih pintar(?) karena aku benar-benar butuh minum sekarang.
"Arraseo! Aku akan mengambilnya. Tunggu sebentar, ne!" Sungmin hyung segera beranjak keluar namun ku cegah karena sesuatu hal—
"Hyung—" kulihat dia berhenti dan menoleh sebelum membuka pintu kamar kami.
"Ne."
"—Ganti celanamu! Memangnya kau ingin si monyet yadong melihat paha mulusmu itu, eoh?"
Kulihat Sungmin hyung hanya mengerjap. Walaupun aku sedang tidak enak body, hal itu tak akan menyurutkan mulutku yang tajam ini untuk berbicara sarkastik. (part end, dimana Sungmin langsung tertidur tanpa menukar bajunya terlebih dahulu)
"Ck.." ku dengar dia berdecak. Biarlah.. yang penting dia masih menurut. Ia kembali berjalan dan membuka lemari untuk mengganti celananya. Eh tunggu..? kenapa dia dengan santai mengganti celananya di depan MATAKU! 'Omo.. ya Tuhan kuat'kan iman dan takwaku yang tak seberapa(?) ini' aku berdoa dalam diam.
"Aku sudah menggantinya, Kyuhyunnie." Kata Min hyung, ia berdiri di depanku guna menunjukan celana panjang longgar yang sekarang ia gunakan.
'Bagus!'
"Tunggu dan bersabarlah sebentar.. karena aku akan segera mengambilkan mu minum, dan setelah itu aku akan memasak bubur untukmu."
Ia segera beranjak, namun kucegah lagi.. "Hyung—"
Sungmin hyung kembali menoleh, terlihat wajahnya sedikit kesal karena ulahku, "—aku kedinginan, pakaikan aku baju!" Ujarku pelan.
Tampaknya dia masih bingung dengan apa yang aku katakan. Apa dia lupa, aku sekarang tidak memakai baju, dan cuaca pagi ini di Korea sangat… sangat dingin! "Tolong pakaikan aku baju, aku sangat kedinginan hyung!" Ulangku agar dia sadar. Ck! Lelet sekali sih dia..
"Ba—baik!"
Akhirnya dia mengerti dan kembali membuka lemari pakaian yang kami gunakan bersama. Kulihat dia membawa piama dan celana dalam. "Du—duklah, aku akan memakaikan bajumu!" kenapa wajahnya memerah, apa dia malu?
Aku sedikit mengangkat tubuhku dan tentu saja dibantu Min hyung, dan dia menyenderkan badanku pada senderan tempat tidur. Aku tersenyum geli melihat wajahnya memerah saat memakaikan celana dalamku. Ckckc.. andai saja kalau aku tak sakit, dan andai saja hukuman sialan itu tak berlaku lagi, maka bisa kupastikan pipi tembem yang memerah itu sudah aku makan, dan bibir yang mengerucut itu sudah aku kecup, selanjutnya memberi lumatan-lumatan kecil pada shape M yang selalu menggoda itu, maka setelah itu—
Pletak!
"Aw.. appoyo~~" ringisku sembari mengelus jidatku yang putih ini.
"Dasar mesum! Kenapa kau memperhatikanku seperti itu. Kau itu sakit, tapi masih bisa berpikir kotor! Berbaring dan beristirahatlah aku akan membawakan minum sekalian memasakan bubur untukmu." Ujarnya setelah selesai memakaikan bajuku, dan membantu tubuhku yang lemah ini untuk kembali berbaring di tempat tidur. Apa dia bisa membaca pikiranku? Apakah wajahku begitu –mesum- sehingga terlalu mudah untuk ditebak oleh kelinci bohai ini. Aku menatap sedih bercampur harap kepadanya agar berbelas kasih dan mencium bibirku. Mungkin saja 'kan, kalau dia mencium bibirku maka sakitku akan berkurang?!
"H—hyung! Dingin.." Kataku manja, sembari memancarkan wajah yang begitu tersiksa(?).
"Sudah istirahatlah sebentar, aku akan segera kembali"
Sret!
Namun aku menarik tangannya, "Peluk!" pintaku memelas, dan aku tidak berbohong bahwa kali ini tubuhku benar-benar kedinginan. Ia menatapku sejenak, "Arraseo.." kata Min hyung, dan akhirnya aku bisa menghirup bau tubuhnya yang bisa menenangkan jiwaku. Kulingkarkan kedua tanganku di lehernya, karena posisi Min hyung yang membungkuk jadi dengan mudah ku telusupkan wajahku ke leher mulusnya. Aku memberi kecupan-kecupan kecil di daerah itu 'semoga dia tak sa—'
"Kyu!"
'—dar' sambungku dalam hati. Karena dia sudah bangkit dan memelotot-kan matanya sok marah, dan itu malah terlihat lucu.
"Kau itu sakit atau apa sih?! Dasar mesum."
"Mi—mianhae, ak—"
"Sudah jangan bicara lagi. Aku mau ke dapur dulu."
Blam.
"Kenapa dia marah sih, aku 'kan hanya mencari kehangatan. Dan sekarang tubuhku agak –memanas- meski pusing masih mendera kepalaku." Gumamku melihat sosoknya yang sudah lama menghilang dari balik pintu kayu itu.
'Hah.. baiklah, sebaiknya aku tidur sebentar sambil menunggu Sungmin hyung merawatku. Aku akan –macam-macam- dengannya karena sakitku ini. jangan salahkan aku semakin Evil hyung! Ini semua karenamu yang membuatku jatuh sakit.' Batinku tersenyum setan.
Kyu Pov End~
.
…ooOOoo…
.
Normal Pov.
"Kyunnie, ireona! Aku sudah membawakan bubur untukmu. Apa badanmu masih panas? Aku juga sudah membawa obat penurun panas dan segelas susu guna menambah tenagamu. Ayo bangunlah! Kau membuatku khawatir. Kyunnie, apa ini semua karena salahku makannya kau jadi seperti ini?!"
Sungmin menatap pilu dongsaeng kesayangan yang merangkap –sebagai kekasihnya. Ada raut kesedihan yang terpancar dari bola mata yang selalu berbinar cerah itu.
Apakah Sungmin menyesal? Mungkin saja.
"Ayo bangun sayang~~~" *cieeeeeee.. Umin embem mesraaa..cuit-cuit#abaikan XD*
Pemuda manis berwajah imut itu mengelus lembut pipi Kyuhyun yang terlihat lebih pucat dari biasanya. Sungmin mendekatkan wajahnya, menyibak poni yang menutupi dahi putih Kyuhyun dan ingin mengecup lembut wilayah itu, namun— "Ck.. kenapa jerawatmu banyak sekali?!" Cibir Sungmin pelan. Ia menunda untuk mendaratkan bibir lembutnya pada dahi pemuda yang tengah terbaring sakit itu dan memilih memandang wajah pucat dongsaengnya. "Hahh.." hela'an napas Sungmin menyapu seluruh wajah Kyuhyun dan tanpa Sungmin tahu ternyata mata hitam nan kelam milik pemuda bermarga Cho itu terbuka sempurna.
"Apa yang kau lakukan hyung? Kau mau mencuri ciumanku ya?! Dasar kelinci mesum!" Tuduh Kyuhyun.
'Suara itu… apakah?'
-Glek. Jakun Sungmin yang berukuran kecil itu bergerak saat pemuda pecinta warna pink ini menelan ludahnya karena kaget! Ah.. bukan, karena ketahuan mungkin. Ketahuan apa? Entahlah…
Sungmin melirik ke bawah –ke mata Kyuhyun yang berhadapan tepat dengan dagu tirusnya.
"Apa yang kau katakan?! Bukankah yang mesum itu kau." Ujar Sungmin berdalih. Kyuhyun hanya menarik sudut bibirnya saat menghirup wangi napas Sungmin, terlebih indra penciumannya menangkap bau vanilla dari leher mulus hyungnya itu. "Aku hanya melihat jerawat mu di sekitar dahi" –Tuk-tuk. Sungmin menusuk pelan dahi Kyuhyun dengan telunjuknya. "Ck.. ini karena kau malas mencuci muka dan tidak rajin memakan sayuran hijau, Kyu. Sekarang duduk, dan makan buburmu setelah itu minum obatnya. Aku akan mengatakan pada Leeteuk hyung bahwa kau sakit, jadi tak bisa ikut latihan menari." Kata Sungmin sembari menarik wajahnya dari Kyuhyun.
"Lalu kenapa wajahmu memerah?" tanya Kyuhyun yang –masih menyunggingkan evil smile kebanggaan-nya. Sungmin hanya diam dan mengalihkan wajahnya ke samping. Bola matanya bergerak-gerak mencoba mencari jawaban apa agar pemuda berkulit pucat itu tak lagi melemparkan pertanyaan yang memojokan dirinya. "Ya sudah kalau kau tak mau menjawab hyung, lebih baik suapi aku makan." Ujar Kyuhyun seenaknya saja.
"Mwo?"
"H—hyung! A—aku sakit dan itu karenamu.." Kyuhyun berkata dengan suara yang sangat lirih seolah sakit yang didera olehnya adalah penyakit yang begitu parah. Ck.. padahalkan hanya demam! Minum obat juga sembuh, dan lihat! Bukankah tadi dia sempat menggoda namja bergigi kelinci ini? "Su—suapi aku makan.." lanjutnya dan kali ini wajahnya berekspresi seolah-olah kehabisan pasokan udara.
Kyuhyun cengap-cengap! XD~
"Ara—arraseo!"
Bukan Sungmin namanya, kalau menolak permintaan magnae Evil Suju ini, terlebih Sungmin merasa sangat bersalah atas apa yang terjadi dengan Kyuhyun. Kalau lah.. para member tahu tentang keadaan Kyuhyun karena Sungmin, mungkin Sungmin akan kena marah oleh Leader Suju yang terkenal cerewet seperti ibu-ibu itu. Wajah Sungmin tiba-tiba berubah panik dan ketakutan. Ia benar-benar merasa bersalah karena –ini-. Bagaimanapun Sungmin sudah dipercaya untuk menjaga magnae Suju itu, karena Kyuhyun hanya mau menuruti perintah Sungmin. Namun namja kelinci itu telah membuat Kyuhyun sakit! Lalu?
Sekali lagi Kyuhyun tersenyum senang, tapi dia terpaksa menahan diri agar aktingnya tidak rusak karena tak tahan melihat wajah ketakutan Sungmin.
Dengan sigap Sungmin mengambil sepiring bubur yang bersebelahan dengan segelas susu –yang berada di dalam satu nampan. "Buka mulutmu! Aaaaa~~" suruh Sungmin yang sudah menyendokan –sang bubur- ke arah mulut Kyuhyun.
Namun Kyuhyun hanya membungkam mulutnya sembari menggeleng lemah, "Annia.."
"Ya! Kalau kau tak mau membuka mulutmu bagaimana aku bisa menyuapi bubur ini?" Sungmin berteriak kecil. Dia tahu kalau Kyuhyun akan over manja kalau dalam keadaan sakit. Tapi.. kalau dipersulit seperti ini Sungmin sangat kesal rasanya.
Sekali lagi Kyuhyun menggeleng lemah, "Bukan dengan tanganmu, hyung-ah" Kyuhyun berujar manja sembari memalingkan wajahnya –sok kesal.
"Aish.. lalu kau mau aku suapi dengan apa? Dengan kaki? Ah.. baiklah.. buka mulutmu.." Sungmin bangkit dan mengangkat salah satu kakinya. Kesal sekali rasanya, dibuatkan bubur lalu tak dimakan!
'Ck… tega sekali kelinci ini. Aku 'kan hanya ingin diperlakukan manis, kenapa dia jadi kejam begini, apa dia masih kesal denganku?'
Kyuhyun menoleh ke arah Sungmin, dia menatap sedih hyung kelincinya itu, "Kalau kau tak mau menyuapiku biar aku minta tolong Wookie hyung saja, dia pasti tidak akan menolak. Atau kalau tidak aku minta tolong sama Teukie hyung, dan aku akan mengatakan kalau aku sakit itu karena mu hyung.. baiklah kau bisa pergi sekarang. Kau tidak menyanyangiku lagi kan? Ya sudah, kalau begitu pergilah.."
"…"
"?"
Hening. Untuk beberapa saat hanya keheningan yang dirasakan dari kamar bercat merah muda itu. Keduanya sibuk dalam pikiran masing-masing. Kyuhyun masih berusaha menunjukan –ekspresi- bahwa dia adalah seorang –korban – yang memang harus dikasihani dan diperhatikan, sedangkan Sungmin sedang berpikir…?
'Ti— tidak! Ini memang salahku. Aku yang sudah membuat Kyuhyun sakit seperti ini, kalau para member tahu penyebab Kyuhyun seperti ini, maka mereka pasti akan menyalahkanku karena lalai menjaga magnae evil ini, ta—tapi ini juga bukan kesalahanku sepenuhnya, bukan?! Lalu aku harus bagaimana? Tapi Kyunnie benar-benar sakit.. aku tak tega.."
"Pergilah hyung.."
Kyuhyun memecahkan keheningan yang sempat terjadi, 'Ck.. terlalu lama berpikir! Apa aku harus mengeluarkan air mata dulu agar dia luluh?'
"Kyunnie, mianhae…! Jangan katakan apapun pada Leeteuk hyung, aku tak mau merepotkannya. Biarlah.. cukup aku saja yang direpotkan olehmu"
Dahi Kyuhyun mengeryit, apa maksudnya?
"Apa aku merepotkanmu, hyung?" ucapan Sungmin mau tak mau sedikit membuatnya kesal.
Hell.. merepotkan? Bukan.. bukan.. bukan seperti itu maksud Sungmin.
"Annia! Kau tidak merepotkan sekalipun, baiklah kau mau aku suapi bagaimana, hem?" pada akhirnya Sungminlah yang mengalah. Dia benar-benar tak bisa menolak perintah sang magnae evil ini karena dia benar-benar menyanyangi Kyuhyun.
"jagan paksakan dirimu hyung, sudahlah.. nafsu makanku menghilang." Kyuhyun membalikan badannya -membelakangi Sungmin.
"Kyu.. ayolah! Kau benar-benar tak mau aku suapi. Kalau kau menginginkan aku pergi, baiklah aku akan pergi." Sungmin bangkit dari duduknya hendak beranjak pergi.
"—Hyung!" Sungmin berhenti dan tersenyum saat namanya dipanggil.
'Aish.. kenapa malah dia yang ngambek, seharusnya 'kan aku..' Batin Kyuhyun berteriak frustasi.
"Mwo?"
"Aku mau disuapi dengan mulutmu!"
Tampak Sungmin sedang mengerjap guna mencerna ucapan kekasihnya yang sekarang agak(?) gemukan itu.
"Ya sudah kalau tak mau, biarkan saja aku sakit. Kau sudah tak menyanyangiku lagi, hyung!" Kata Kyuhyun semakin keki karena Sungmin hanya terdiam tak menanggapi. 'Ukh.. kenapa wajahnya seperti itu?! menyebalkan.' Sungut Kyuhyun didalam hatinya. Kyuhyun –kembali- membelakangi Sungmin.
"Arraseo!"
'Eh?'
Kyuhyun refleks membalik badannya. Dilihatnya Sungmin sudah duduk di sisi ranjangnya dengan sepiring bubur di pangkuannya.
"Kau serius?"
"Tentu saja! Tapi.. kau harus berjanji akan sehat setelah aku menyuapimu.." Sungmin tersenyum tulus untuk Kyuhyun.
Mau tak mau senyum tulus Sungmin tertular kepada Kyuhyun. Pemuda yang mendapat gelar Evil Magnae itu membuka mulutnyan dengan semangat, "Ayo! Aaaaaaaaa~~~~"
Sungmin mulai menyendokan bubur ke dalam mulutnya dan menahan dengan lidahnya agar bubur tersebut tak lolos ke dalam kerongkongannya. Ia memberi gesture agar Kyuhyun duduk dan mendekat ke arahnya. Namun Kyuhyun menggeleng dan mengatakan—"Aku susah bergerak, sebaiknya majukan sedikit badanmu!" Suruh Kyuhyun.
Apakah pemuda bermarga Cho ini benar-benar sakit? kenapa terlihat menyebalkan?! Yeah.. dia memang sedang sakit. Dia tidak berbohong, tapi? Hmm.. 'sambil menyelam minum air! Mungkin' tidak ada salahnya memanfaatkan Hyung kelincinya yang sangat polos ini. Sebenarnya Sungmin adalah obat yang paling mujarab untuknya, tak perlu mengkonsumsi obat-obatan pahit yang sangat Kyuhyun benci. Hanya menatap hyungnya yang manis ini, maka penyakit Kyuhyun akan sembuh dengan sendirinya. Yap! Tapi itu tadi.. mungkin hanya jiwanya yang sembuh, namun tidak dengan fisiknya. Maka dari itu Sungmin harus ekstra sabar untuk menghadapi Kyuhyun, karena kondisi tubuh pemuda itu sangat lemah dan gampang sakit! Ck.. hal itu menjadi –senjata- paling ampuh, bukan hanya untuk Sungmin, tapi pada hyungdeul-nya yang lain juga. Ukh.. dasar Evil Magnae!
Sungmin memutar bola matanya malas, dan –sekali- lagi! Itu malah terlihat jenaka bagi Kyuhyun. Sungmin meraih wajah pucat itu dengan sebelah tangannya dan sedikit merapatkan tubuhnya agar mulutnya yang sudah terisi penuh itu dapat menemukan bibir seksi(?) Kyuhyun.
Dan akhirnya? Kedua bibir itu bertemu. Kyuhyun yang lebih dulu menghisap permukaan bibir Sungmin kemudian meraupnya dan menerobos bibir mungil itu dengan lidahnya guna menukar –tempat sang bubur- yang awalnya berada dalam mulut Sungmin hingga akhirnya berpindah sepenuhnya ke dalam mulut Kyuhyun. Sungmin membiarkan Kyuhyun menghisap habis bibir dan lidahnya, bisa ia rasakan bibir Kyuhyun –sedikit- hangat efek suhu tubuhnya yang belum kembali normal.
"Mashita!" Kyuhyun berujar senang sembari menjilat sisa bubur yang tertinggal di sudut bibirnya.. "Sluurppp~~ ternyata buburnya jauh lebih enak bila berasal dari bibir manis Sungmin hyung!" Katanya dengan binar-binar kebahagiaan.
Sungmin yang mendengar itu entah kenapa jadi berdebar dan senang, tak urung semburat merah sudah menghiasi kedua sisi pipinya.
"Min hyung, aku mau lagi!"
"Ba—baiklah!"
"Masukan yang banyak bubur itu ke dalam mulutmu agar aku bisa lebih lama merasakan manis bibirmu.."
"Mwo?"
"Aish.. aku ini sakit hyung, dan ini semua karena ulahmu memasukan obat sialan itu ke dalam makananku.." Kyuhyun memotong sesaat ketika ia melihat wajah Sungmin yang seolah ingin protes dengan permintaannya.
"Itu karena kau membohongiku!"
'Ah.. benar juga! Matilah kau Cho Kyuhyun.. kenapa kau mengingatkannya..'
"Semua itu karena aku mencintai dan mengagumi kecantikanmu! Hyung, ayolah.. apa kau tak tahu, kenapa orang sakit susah untuk mencerna makanan. Itu karena mulutnya terasa pahit Min hyung, maka dari itu aku membutuhkan yang manis agar aku bisa menelan makananku, dan rasa manis itu hanya aku dapat dari bibir manis mu itu.."
'Eh ?'
Entah berefek atau tidak, yang jelas ucapan Kyuhyun telah membuat sang Bunny Min bungkam! Eh.. tapi tunggu! Kenapa rona merah dipipinya terlihat jelas sekali.. Aigoooo~~ siapa yang tahan kalau begini.
"Kyu—Kyunnie, benarkah?"
"He'emm.." Kyuhyun mengangguk semangat! Yap.. memang sih.. yang dikatakannya itu terdengar bercanda, tapi itulah Kyuhyun. Dia mengucapkan dengan cara spontanitas yang artinya itu adalah kejujuran dari hatinya.
"Ayo sekarang pindahkan lagi bubur itu kedalam mulutku dengan menggunakan mulutmu sampai bubur itu benar-benar habis!" Seru Kyuhyun. Tanpa Kyuhyun sadari perlahan tenaganya sudah kembali.
Sungmin pun menuruti perintah Kyuhyun dengan senang hati, ada kebanggaan tersendiri bagi namja bergigi kelinci ini saat mendengar penuturan Kyuhyun yang memujinya dengan cara –khas- seperti tadi. Dia mulai kembali memasukan beberapa sendok bubur kedalam mulutnya, persis seperti apa yang Kyuhyun minta –agar bisa lebih lama menikmati bibir manisnya.
Kyuhyun dengan senang hati menerima setiap –suapan manis- yang dilakukan hyungnya sampai sepiring bubur itu benar-benar habis tak bersisa.
"Sekarang minum susunya Kyu!" Suruh Sungmin yang telah selesai –menyuapi- Kyuhyun.
"Gunakan dengan cara yang sama hyung!"
"Andweeeeeeee..!" tolak Sungmin cepat. "Kyu, kau tak lihat bibirku sudah membengkak, kau itu tak hanya memakan bubur tapi juga –memakan- bibirku!" Sungmin mengerucutkan bibirnya yang sudah sangat memerah itu. *Min! kan Cuma beda 'i' dan 'u' sepertinya kagak masalah?#AbaikanLagi!
'Aish..Ck!'
"Arraseo! Tapi kau tak perlu mem-pout'kan bibirmu seperti itu, Min. Atau aku benar-benar akan memakannya!"
"Sudah jangan banyak bicara, sekarang minum dan ini obatnya." Sungmin menyerahkan sebutir tablet penurun demam dan satu kapsul berbentuk bening berupa suplemen penambah tenaga.
'Kenapa Min hyung kembali kejam.. tidak asyik ah!'
"Ya! Kau dengar kataku tidak?" Sungmin melipat kedua tangannya di dada.
"Ck! Arraseo, kemarikan susunya! Tapi.. aku tak mau menelan benda pahit itu, hyung."
"Kau harus menelannya kalau kau mau cepat sembuh! Aku tak mau disalahkan Leeteuk hyung karena lalai menjagamu!"
"Aku sudah sembuh berkatmu hyung, sudah jangan khawatir lagi! Kau tahu? Wajahmu itu tadi terlihat aneh dan lucu.. hehehhe" Kyuhyun terkekeh geli sesaat membayangkan wajah imut hyungnya yang takut dan kebingungan.
"Aish.. jagan menggodaku, Kyu! aku bilang cepat minum obatnya!"
"Annia.. aku sudah sembuh hyung.. lihatlah.." Kyuhyun meraih tangan Sungmin untuk ia letakkan di dahi putihnya yang –kata Sungmin- sedikit berjerawat. Hanya jerawat kecil tak kasat mata(?)
"Jinjja! Badanmu sudah tak tak panas lagi.." Sungmin berujar kaget. Sedikit bangga Kyuhyun sembuh karena dirinya.
"Ne! itu karena perhatianmu.."
Rona merah muda itu kembali menghiasi pipi Chubby Sungmin. "Kalau begitu, minum saja suplemennya.."
"Siap istriku!"
"YA! AKU MALU KYU! JANGAN BEGITU!"
"Bwahahahhahahaha… wajahmu merah sekali hyung.. huahahahha"
"Aishh.. jangan menggodaku, Cho!"
"Arra!" Kyuhyun dengan terpaksa menahan tawanya, rasanya begitu menyenangkan menggoda kelinici semok itu. Entahlah.. sakitnya benar-benar hilang karena Sungmin, sungguh HEBAT pengaruh SUNGMIN untuk KYUHYUN! *sengaja dicapslock -_- #MohonAbaikan!
Sesaat kedua sejoli ini hanya terdiam menikmati suasana yang terasa manis, Kyuhyun terus memandangi wajah Sungmin yang tertunduk malu. Tapi moment itu tak berlangsung lama, karena sang magnae melontarkan pertanyaan yang lumayan(?) terdengar –sensitif- bagi Sungmin.
"Hyung.. mengenai hukuman itu apa masih berlaku?" tanya Kyuhyun pelan, tapi Sungmin bisa menangkap jelas apa yang Kyuhyun katakan karena hanya ada Kyuhyun dan dirinya di kamar bernuansa merah muda itu.
Sungmin menoleh ke arah Kyuhyun, menatap dalam mata obsidian yang tengah menunggu penuh harap apa yang Sungmin katakan mengenai pertanyaan Kyuhyun itu..
Lalu?
.
TBC
Bagaimana? masih mau baca lanjutannya gk? Nih belom flashback off. Berarti next chap masih flashback On.. tunggu aja sampe off, Ok!*apa'an sih nih org, gk jelas deh =="
ya sudah, reviews yang banyak yah kalau mau dilanjut :D
TERIMAKASIH*bow~
