Once More
BTS Park Jimin, Jeon Jungkook
.
.
"Kau ini masokhis atau apa sih?" Tanya Jimin putus asa, baginya Jungkook seperti orang mati saat ini.
"Berhenti melakukan itu, Jungkook, demi Tuhan!" Kata Jimin setengah berteriak.
Ia lalu menarik lengan Jungkook agar berhenti, ia sudah berjam-jam berlari telanjang kaki, telapaknya sudah berdarah-darah karena aspal yang panas terkena terik matahari dan kerikil kerikil kecil yang tajam itu.
Sekarang hujan turun, dan Jungkook tetap tidak mau berhenti, bahkan setelah Jimin menarik lengannya.
Jadi Jimin harus berlari mengejar Jungkook, memaksanya lebih keras untuk berhenti.
"Hyung disana saja, berteduh. Nanti hyung sakit." Jungkook meronta; berusaha melepaskan lengannya dari cengkraman Jimin.
"Lalu bagaimana denganmu, huh?" Nada bicaranya meninggi. Lalu suaranya melirih. "Berhenti melakukan ini, Jungkook."
"Satu kali lagi, hyung." Ia memelas menatap Jimin.,lalu cengkraman Jimin melonggar.
Ia tidak bisa apa-apa.
Jimin melihat Jungkook yang masih berlari di kejauhan. Satu kali lagi katanya.
Ia panik melihat Jungkook tersungkur, lalu bergegas lari menghampirinya.
"Jungkook! Sudah ya? Sekarang berhenti." Jimin menarik lengan Jungkook, membawanya ke bahu, memapahnya berjalan ke tempat teduh.
Ia bisa melihat ada luka di dagu Jungkook, dan goresan di pipi dan hidungnya, darahnya memudar oleh air hujan.
Jimin mengeringkan rambut Jungkook dengan handuk, sementara ia masih basah kuyup. Jimin tidak peduli.
Ia menatap luka-luka di wajah Jungkook.
"Keringkan rambutmu."
Lalu ia menghilang ke balik pintu, kembali dengan kotak obat.
Jimin mengangkat wajah Jungkook, lalu menghela napasnya sesaat.
"Bisa bisanya kau tersenyum begitu." Yang diajak bicara malah tersenyum lebih lebar.
Jimin tidak tahan melihatnya begitu.
Jungkook sesekali meringis saat Jimin menyentuh lukanya dengan kapas.
"Berhenti melakukan itu, ok?" Jungkook tersenyum padanya.
Fin
"Hyung," Jimin mengalihkan matanya dari luka Jungkook ke wajahnya.
"Apa aku bisa berlari lagi setelah ini?"
Jimin menghela napas, tidak bisa menolak pertanyaan yang seperti permintaan itu.
Lalu ia mengangguk.
