Tanpa Judul
Disclaimer:Katekyo Hitman Reborn! © Akira Amano
Rate:K+
Genre:Friendship/Romance
Pair:1827
Warning! Sho-ai, jangan lupa OOC sama Typo-nya. DLDR!
"Kepada Sawada Tsunayoshi diharap segera menuju ruang komite kedisiplinan. Terima kasih,"
Tsuna menghela napas. Lagi-lagi ia diminta untuk datang ke ruang komite kedisiplinan. Hampir setiap hari ia diminta untuk ke sana. Sebenarnya hal ini bukanlah sebuah hukuman. Ia sama sekali tidak digigit oleh sang karnivor, melainkan diperlakukan secara khusus—sebagai bantal pribadi sang ketua komite kedisiplinan.
Tsuna melangkahkan kakinya menuju ruang komite kedisiplinan setelah meminta izin dari guru yang sedang mengajar saat itu. Teman-temannya memandangnya dengan tatapan yang berbeda-beda. Ada yang menatapnya prihatin, ada yang menyeringai, ada yang biasa saja, bahkan beberapa fujoshi sudah memikirkan yang tidak-tidak. Ia sudah tidak peduli lagi dengan tanggapan teman-temannya.
Tok! Tok!
Hibari mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas di mejanya. "Masuk,"
Perlahan pintu ruang komite kedisiplinan terbuka dan menampakkan sesosok pemuda berambut cokelat.
Hibari menyeringai. Mangsa yang sedari tadi ia tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Ia langsung menyuruh Tsuna untuk duduk di sofa seperti biasanya.
Tsuna berjalan segan menuju sofa di tengah ruangan. Ia lalu duduk di sofa itu seperti biasanya. Ia menelan ludah. Entah mengapa ia gugup hari ini.
Hibari melangkah ke arah sofa dan membaringkan tubuhnya di sana. Ia menempatkan kepalanya di kedua paha Tsuna. Setelah mendapatkan posisi yang nyaman, ia tertidur.
Tsuna memandangi wajah Hibari yang tertidur. Wajah tidurnya sangat kontras dengan wajah saat ia bangun. Wajah Hibari sangat tenang dan lembut.
Tiba-tiba ia merasakan jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Ia juga dapat merasakan sebagian besar darahnya mengalir ke kepala, membuat wajahnya bersemu merah. Ia langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia tak mungkin menyukai pemuda di pangkuannya—atau yang lebih tepat, ia tak boleh menyukainya. Mereka sangat berbeda—Hibari adalah orang yang paling ditakuti se-Namimori, dan Tsuna hanyalah seorang Dame-Tsuna yang lemah—dan juga mereka sama-sama laki-laki. Karena itu ia memutuskan untuk memendam perasaannya dalam-dalam.
Detik demi detik berlalu. Tsuna yang bosan menunggu Hibari bangun pun akhirnya ikut tertidur. Tanpa ia sadari, Hibari terbangun saat ia tidur.
Hibari kembali menyeringai. Rencananya berjalan dengan baik. Tinggal satu langkah lagi rencananya akan sukses. Ia lalu mengambil sebuah kotak dari bawah mejanya dan menaruhnya di pangkuan Tsuna. Ia lalu mengecup pipi Tsuna. "Selamat ulang tahun, Tsunayoshi,"
Ia kemudian meninggalkan Tsuna seorang diri di ruangannya.
Tsuna membuka matanya bertepatan dengan saat Hibari menutup pintu ruangannya dari luar. Ia menggosok-gosok matanya dengan punggung tangannya. Setelah itu ia menyadari bahwa terdapat sebuah kotak di pangkuannya.
Ia melihat kotak itu dengan tatapan bingung. Dan akhirnya ia ingat bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ia lalu tersenyum manis sambil memeluk kotak itu. "Terima kasih, Hibari-san,"
Owari
A/N: Otanjoubi omedetto, Tsuna! Semoga panjang umur dan hidup bahagia selamanya bersama Hibari. *ditonfa*
Akhirnya cerita ini selesai dengan tidak indah di tengah-tengah hampir ke ujung(?) ujian. Dan karena saya lagi bingung mau nulis apa lagi, saya minta kritik dan saran. Jangan lupa review, ya!
