Lampu lalu lintas berubah merah, dan biasanya Sasuke mengeluh ketika tiba di garis putih tepat pada saat lampu berganti. Sasuke bakal mengomel dalam hati, coba tadi nge-gas kenceng dikit, tapi sekarang Sasuke sedang mengendarai sepeda dan mengenakan celana jeans robek-robek. Menggerutu Cuma bakal membuat keadaan semakin panas, dan Sasuke tak mau gerah gara-gara permasalahan yang bukan menjadi salah siapapun.
"Kamu guru, ya?"
Sasuke menoleh mendengar suara itu. Keningnya mengkerut, antara menahan silau matahari dan bertanya-tanya apakah penglihatannya masih normal? Atau jangan-jangan Sasuke sedang berhalusinasi. Di waktu bersamaan, Sasuke melirik celana jeans robek-robeknya dan berpikir terlihat jelas ya kalau aku ini guru? Barangkali, sekalipun berpakaian begini, aura gurunya tetap terpancar.
"Ya. Aku gurumu." Jawabnya asal-asalan.
Gadis itu mendengus, hampir tertawa, seolah-olah sedang mengobrol dengan teman sebayanya.
"Jadi pacar aku, mau gak?" katanya sembari menatap kedua mata Sasuke, dan Sasuke mengumpat dalam hati.
"Apa kamu tahu seberapa tua aku?"
Anak muda jaman now, kampret bener, Sasuke masih mengumpat selagi menunggu jawaban, tapi gadis itu hanya tersenyum. Senyuman yang bakal menyalahkan Sasuke di masa depan, yang bakal menuduh Sasuke sebagai penderita pedofilia, yang bakal memenjarakan hidup dan perasaan Sasuke, senyuman yang tidak diinginkan seorang Uchiha Sasuke.
Klakson kendaraan di belakang bersaut-sautan, yang pada akhirnya mendorong Sasuke mengkayuh sepeda dan berpura-pura tak satupun kalimat tadi pernah terucap.
.
.
14/03/18 & 02.14
All characters' name of Naruto belong to Masashi Kishimoto
"PROFANE"
-PROLOG-
By Kohan44
I don't take any profit for this work.
.
.
"Kemarin, lo clubbing lagi?"
Shikamaru mengambil kursi ke sebelah Sasuke, duduk di atasnya sambil menegak minuman dingin dan mendesah di akhir seolah baru saja menegak segelas sake. Sasuke tahu seberapa Shikamaru merindukan sake. Semenjak diangkat menjadi guru, mereka tidak lagi bisa menikmati minuman itu sebanyak yang mereka mau di waktu kapanpun mereka merasa ingin.
"Fuck. Clubbing." Jawab Sasuke tanpa merasa repot-repot melepas handuk di wajah dan menatap lawan bicara. Tubuhnya setengah terlentang di bangku, dengan kaki selonjoran sehabis olahraga rutinan para guru, program mingguan yang dicanangkan sekolah demi kesejahteraan guru. Program sia-sia yang bikin repot saja. Semua guru musti sudah ada di sekolah jam enam pagi. Gila.
"Heh, cewek yang di sana ngeliatin tuh…"
"Cewek? Bocah maksud lo?"
Shikamaru melirik Sasuke. Kelopak matanya turun begitu teringat seberapa terkenalnya Sasuke di kalangan siswi, sementara Sasuke tak menggubrisnya sama sekali. Kalau terlalu lama jadi terkenal, pasti rasanya tidak spesial lagi. Malahan bisa jadi bosan. Bukan maksud Shikamaru merasa iri, tapi Shikamaru ingin mengingatkan Sasuke soal posisinya sebagai guru. Harus bertindak tegas dan jelas. Menunjukan posisi bahwa mereka hanya sebatas guru dan murid itu sangat penting, dan bukannya bertingkah dingin dan membuat para murid salah kaprah. Sikap yang begitu bisa menimbulkan harapan palsu.
"Cewek. Dada segede gitu ya disebut cewek."
Shikamaru ingin menegaskan, mereka adalah guru SMA, bukan bocah-bocah yang masih diantar-jemput sekolah.
"Oh…"
"Duduk yang bener. Mereka motoin elo."
Sasuke mengerang, mencabut handuk di wajahnya seraya duduk tegap. Lalu Shikamaru berkomentar, "Jadi ganteng emang kutukan, ya?"
"Jadi guru memang kutukan." Sasuke menyahut cepat, memperbaiki kalimat Shikamaru. Ketika kepalanya berputar ke arah para siswi itu, mereka terlonjak berhamburan mencari-cari kesibukan yang dibuat-buat. Bocah, Sasuke menggerutu dalam hati.
"Lo tau Haruno Sakura anak XII MIA 2?" Kata Sasuke.
Kening Shikamaru mengkerut, matanya bergerak ke atas mencoba mengingat. "Yang rambutnya diwarnain merah muda?"
"Iya."
"Yang gendut, kan?" Shikamaru menambahkan cepat-cepat.
Sasuke menampar bahu Shikamaru dengan handuk di tangannya. Shikamaru mendengus setengah tertawa menahan tamparan Sasuke. "Iya, iya, gue tahu! Haruno Sakura yang pernah juara siswa teladan, kan?"
"Iya."
"Kenapa emangnya?"
"Cantik gak?"
Ada jeda sebelum mata Shikamaru bergerak kaku bagai mencari sesuatu. "Lo… tertarik?"
"Cantik gak?" Sasuke mengulangi, kali ini lebih tegas.
"Sorry, gue gak demen anak SMA."
"Dia ngajak gue pacaran." Sasuke menatap Shikamaru, amat menunggu responnya.
"Terus?"
"Fuck!" Sasuke mengumpat seraya beringsut dari duduk, tidak mempercayai reaksi Shikamaru.
"Jaga omongan lo. Lagi di sekolah nih," Shikamaru beranjak mengikuti Sasuke.
"Ada yang motoin gue, lo berisik banget. Giliran ada yang nembak, lo biasa aja?"
"Udah pasti lo nolak dia, kan?"
Langkah Sasuke terhenti untuk menoleh mencari kedua mata Shikamaru. Kedua alis Shikamaru terangkat seolah berkata "apa?" Tapi yang keluar dari mulut Shikamaru adalah "Jangan bilang lo suka sama dia."
"Waktu itu gue gak tahu dia murid gue, jadi… gue ceplas-ceplos aja."
"Mati lo, Sasugay!"
.
.
Halla!
Kohanshishi kembali 3 /eww.../
Judul baru ini belum tahu mau diupdate rutinan kapan. Dipublish untuk menyelingi saja... menyelingi satu hutang Sang Pemakan Hati Memar.
