"Because of Roll"
Rated: T
Genre: Adventure and Friendship
Disclaimer:
Naruto © always Masashi Kishimoto
Because of Roll © Greantea Hikaru23
WARNING :
OOC, Typo yang berterbangan, bahasa non baku. Namanya juga masih nubie :3
Slight Sasusaku and Naruhina
.
Summary :
Akibat kecerobohan Boruto, yang membuat kedua rekannya juag terlibat masalah. Bukanlah masalah biasa namun sebuah petualangan Luar biasa yang Boruto rasakan bersama rekan rekannya. Sehingga mereka bertemu dengan orang-orang yang tidak pernah mereka duga.
.
Greentea Kim and Jie Hikaru
Present
.
.
.
Chapter 1
"OOWHHHHH….. SIAL." Dengan tenaga yang ia miliki lelaki berambut pirang itu terus saja berlari , seakan akan tiada hari esok. Tidak lupa disepanjang jalan yang ia lalui , ia sesalu mengucap sumpah serapah dan menabrak siapa pun warga yang menghalangi jalannya. Tidak jarang omelan dan umpatan warga menjadi sarapan paginya, dipagi ini. Siapa lagi kalau bukan UZUMAKI BARUTO sang putra sulung Nanadaime Hokage. Bahkan beberapa minggu yang lalu pun ia nekat mencorat-coret patung wajah ketujuh Hokage , pada saat pertemuan kelima Kage. Sebenarnya Buruto telat bangun pagi , Karena alarmnya yang tidak menyala. Salahkan Boruto yang pada saat malam hari tidak menyetel alarm pagi dengan benar , dan sekarang ia jadi terlambat, pagi tadi sang Ibu sedang pergi mengantar adiknya ke Akademi Ninja . Semoga saja Boruto tidak terlalu terlambat untuk berkumpul bersama rekan setimnya ditempat latihan seperti biasa.
.
.
.
.
"BORUTO…. Kau tahu ini jam berapa? Apa dirumahmu tidak memiliki jam eh…" tatapan sinis yang terpancar dari manik onix milik gadis setimnya, Uchiha Sarada. Baru juga sampai, sudah mendapat ocehan dan amukan Sarada dipagi ini.
"Yeah.. aku tahu , tapi aku kan hanya terlambat sebentar saja ttebasa " ucap Boruto seolah tak peduli dengan kemarahan Sarada yang sudah mencapai ubun-ubun.
"APA KATAMU?!" penekanan disetiap kata yang Sarada ucapkan dan kepalan tangan yang seolah-olah telah siap kapanpun untuk menghadiahi sang sahabat tercinta seboah bogem mentah dipagi ini.
"Sudahlah kalian berdua" beruntung ada Mitsuki yang bisa melerai kedua rekan setimnya ini, sebenarnya Mituki juga kesal dengan keterlambatan Boruto. Siapa coba yang tidak sebal jika harus menunggu teman selama 2 jam lebih. Tetapi Mitsuki bisa memaklumi ini semua karena ini adalah sifat alami Boruto,berbeda dengan Sarada yang telah siap untuk membunuh Boruto dengan sekali pukulan karena terlambat.
"Lalu apa misi kita untuk hari ini? Lagipula disini tidak ada Konohamaru–sensei , jadi itu berarti aku tidak terlalu terlambat" ucap Boruto membela diri atas keterlambatannya.
"Hari ini Konohamaru-sensei sedang tidak ada karena ia sedang mendapatkan misi kelas A " ucap Sarada cuek , Sarada sudah meredam kekesalannya kepada Boruto. Karena yang ia tahu marah marah tidak baik untuk kesehatan, ia rasa alasan itu cukup logis.
"HAHHH..! dari mana kau tahu Sarada-chan? kenapa aku tidak tahu?. Terus kenapa Konohamaru-sensei tidak mengajak kita dalam misi kali ini?" cerocos Boruto, yang membuat putri tunggal keluarga Uchiha itu hanya memutar bola matanya saja medengarkan perkataan Boruto.
"Tadi pagi Konohamaru-sensei menelfon kerumahku"
"Terus misi kita kali ini apa?"
"Hn." Sarada segera menjauh dari Boruto, yang telah membuatnya kesal dipagi ini.
"Belum ada, lebih baik kita pergi kekantor Hokage untuk mendapat Misi" Mitsuki yang sedari tadi diam mendengarkan Boruto dan juga Sarada sekarang angkat bicara. Lagipula memang benar bahwa untuk pagi ini timnya belum mendapatkan Misi apapun, dan pilihan terbaik saat ini adalah pergi kekantor Hokage untuk meminta misi baru.
.
.
.
.
"Nanadaime-sama apakah ada misi untuk kami hari ini? Konohamaru -sensei sedang ada misi hari ini jadi kami sedang memiliki waktu luang sekarang" tanya Sarada pada Naruto yang menjabat sebagai Nanadaime. Menurut Sarada mendapatkan sebuah misi , adalah pilihan terbaik karena ia juga bisa meningkatkan kemampuan ninjanya.
"Aah tentu, kalau begitu bisakah aku minta tolong kalian untuk membersihkan gudang dikantor Hokage sebelah kiri. Gudang itu sangat kotor dan tidak terawat, ttebayo" ucap Naruto sambil mencungkan ibu jari lengan kanannya kesebelah kiri, menunjukkan letak gudang tersebut yang berada di sebelah kiri ruang Hokage.
"Tou-san! Tidak bisakah kau memberi kami misi yang lebih keren dari ini?!" bantah Boruto tidak setuju, setidaknya Boruto menginginkan misi yang setingkat dengan level kelas A atau pun B, tetapi apa daya bahwa ia masih Genin dan sangat tidak mungkin bahwa Hokage akan memberinya misi setingkat tersebut.
"Tidak bisa, lagi pula kalian masih genin, apalagi sekarang Konohamaru sedang tak ada. Jadi ini yang terbaik" jawab Naruto mantap. Dan hal tersebut sebenarnya Naruto berikan kepada mereka hanya untuk membersihkan gudang yang telah lama tidak dibersihkan tersebut.
"Tou-san baka , ttebasa!" umpat Boruto yang kesal , karena hanya diberi misi kecil seperti ini.
"Baiklah, akan kami laksanakan Nanadaime-sama" jawab Mitsuki mengiyakan perintah Naruto dan juga sambil menyeret-nyeret Boruto keluar ruangan Hokage untuk melaksanakan misi. Oh itu bukan misi, itu hanya perintah. Untuk membersihkan sebuah gudang kotor yang tidak terpakai.
.
.
.
.
Mau tidak mau akhirnya mereka jadi membersihkan gudang tua dan kotor tersebut. Walau dengan umpatan-umpatan kesal Boruto. Gudang tersebut seperti tidak dibersihkan selama bertahun tahun atau pun berabad-abad lamanya , terlihat banyak debu debu tebal dilantai dan juga barang barang diruangan tersebut. Tidak lupa sarang laba laba yang menggantung manis digudang tersebut, sebenarnya gudang tersebut telah mirip kapal pecah. Lihat saja warna lantainya saja tertutup oleh debu dan tidak terlihat warna lantainya. Akhirnya mereka bertiga pun memulai bekerja membersikaan gudang tersebut. Boruto menggunakan teknik andalannya yaitu Kage Bunsin no Jutsu , untuk memanggil cloning cloning yang ia tugaskan agar pekerjaannya cepat terselesaikan. Tidak ketinggalan Mitsuki juga menggunakan jutsunya dalam memanjangkan lengan, agar ia dapat membersihkan langit langit ruangan dari sarang laba laba. Sedang kan Sarada tidak teralu menggunakan jutsu sama sekali karena pekerjaan yang ia kakukan kali ini hanya membersihkan ruangan teresebut, Sarada telah terbiasa untuk membantu ibunya dalam membersihkan rumah, jadi ia merasa tidak perlu menggunakan cakra. Lagipula mengunakan cakranya akan membuat cakranya habis dan ia akan lelah.
"Hei kalian! Lihat ini!" teriak Boruto memanggil rekan-rekannya seraya menunjukkan sebuah gulungan bewarna putih yang diluarnya memiliki huruf kanji kuukan to jikan
"Apalagi Boruto-kun? Aku sudah muak denganmu!" sahut Sarada malas menanggapi Boruto, karena sedari tadi Sarada telah benar benar sebal karena ulah Boruto.
"Ck! Lihat saja,ttebasa! Ini sebuah gulungan, gulungan yang sangat tua." Boruto pun memamerkan gulungan itu kepada rekan satu timnya.
"Dimana kau menemukannya?" tanya Mitsuki, Mitsuki sedikit curiga dengan gulungan itu . Bisa jadi gulungan tersebut adalah gulungan rahasia milik Konoha ataupun gulungan terlarang Konoha.
"Disana, di dalam rak gulungan itu" sahut Boruto sambil menunjuk sebuak rak besar dibelakang mereka, sebah rak kayu yang sepertinya terbuat dari kayu jati yang telah tua. Terdapat berbagai macam gulungan dan juga buku buku kuno disana tidak lupa sarang laba laba yang menjadi pelengkap rak tua tersebut.
"Lebih baik kau taruh pada tempatnya kembali saja, mungkin itu akan berbahaya" kata Sarada yang mulai waspada terhadap gulungan tersebut. Bisa jagi sesuatu yang mereka tidak duga akan muncul.
"Benar, kurasa itu berbahaya Boruto" Mitsuki menyetujui ucapan Sarada yang ia rasa ada benarnya karena mereka sudah tidak terbiasa dengan sebuah gulungan. Jaman sudah berganti, sekarang sudah jarang ada yang menggunakan gulungan. Mereka kini telah terbiasa menggunakan alat ninja untuk menggunakan jutsu maupun mengeluarkan elemen cakra .
"oh ayolah aku penasaran. Lagipula kita tidak pernah menggunakan sebuah gulungan ttebasa"
Boruto sudah tidak sabar akhirnya membuka gulungan itu dan sekarang ada cahaya yang mengelilingi tubuh mereka. Perlahan-lahan tubuh mereka lenyap ditelan cahaya tadi.
.
.
.
.
"Dimana kita?" kata pertama yang terucap dari bibir Uchiha kecil itu. Ia nampak sangat asing dengan tempat yang sekarang mereka pijaki. Gulungan tadi seolah menyerap tubuh mereka dan mengirim mereka kesebuah tempat yang sangat asing bagi mereka.
"Aku tidak tahu, apa yang terjadi, ttebasa?" Boruto juga nampak bingung, dengan apa yang terjadi baru saja.
"Kita terlempar ke suatu tempat. Dan ini karena kau membuka gulungan misterius itu." Sahut Mitsuki sambil menautkan kedua alisnya. Nampak meneliti daerah yang mereka pijaki kini.
" Ini semua karenamu Boruto!" Sarada sudah kesal, matanya mendelik kearah Boruto. Sudah cukup Sarada dibuat kesal oleh ulah putra sulung Nanadaime Hokage , dipagi ini.
"Enak saja, ini semua karena gulungan ini!" sahut Boruto tak terima sambil melempar jauh gulungan itu.
"Ini tidak terjadi jika kau tidak membukanya, baka!" Sarada kini telah tersulut api emosi kerna ulah ceroboh Boruto.
Perdebatan pun terjadi. Mitsuki mencoba melerai, walaupun gagal. Boruto dan Sarada sudah saling melempar deathglare masing-masing. Sementara itu Mitsuki sibuk memikirkan efek dari gulungan aneh yang sekarang sudah dihilangkan oleh sahabat dekatnya itu, siapa lagi kalau bukan Uzumaki Boruto.
"Ck! Sudahlah aku akan mencari jalan keluar sendiri!" kata Sarada kesal, dan segera berlalu meninggalkan kedua rekan setimnya itu.
"Ya sudah sana!" sahut Boruto tak mau kalah
"Hei jangan berpisah sepert-" belum selesai berbicara Mitsuki sudah mendapat tatapan membunuh dari Sarada, ia menjadi takut untuk berbicara lagi. Lebih baik ia pergi bersama Boruto saja, Mitsuki takut kecerobohan Boruto membuat dirinya dan juga Sarada akan terkena masalah besar ditempat asing ini. Sebenarnya Mitsuki juga tidak tega membiarkan Sarada , seorang gadis pergi sendirian akan tetapi apa daya. Mitsuki berharap semoga saja Sarada baik- baik saja.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
-Kesal- . itulah yang sedang dirasakan oleh putri tunggal dari keluarga Uchiha, raut kekeksalan terpatri jelas diwajah dinginnyanya. Dengan asal asalan Sarada pun menendangi batuan kecil di pinggir jalan yang ia lalui , menurutnya ini adalah salah dari putra sulung Nanadaime Hokage, siapa lagi kalau bukan sahabat tercintanya UZUMAKI BORUTO. Batuan kecil yang berada didepannya pun ia tendang satu persatu sacara acak, hingga tanpa sadar batuan tersebut mengenai seorang pemuda.
"Ck. Hei kau, apa yang kau lakukan! " teriakan seorang pemuda membuat Sarada menolehkan kepalanya. Pandangan mata Sarada seolah meremehkan pemuda tersebut.
"Hei… kenapa kau melembar batu itu kekepala Sasuke-kun!, apa orang tuamu tidak mengajarkan sopan santun, huh?!" seorang gadis berambut merah jambu sebahu pun mencoba membela pemuda yang diketahui bernama Sasuke.
"Tidak usah membawa bawa orang tuaku, hanya sebuah batu kecil saja kau marah , huh! Dasar payah"
"Apa katamu? Payah… yang payah itu bukan Sasuke-kun melainkan dirimu , gadis bermata empat!"
"Sudahlah , Sakura lebih baik kita pergi saja" pemuda tersebut pun mengajak pergi sang gadis bersurai merah jambu sebahu itu, otak jenius Sarada seolah mencerna kejadian baru saja . Punggung seorang pemuda yang dihiasi dengan lambang Uchiha, dan seorang gadis dengan pakaian bewarna merah dan rambut merah jambu miliknya , Sakura? Sasuke? . otak jenius milik Sarada tiba tiba mencerna semuanya behwa seorang pemuda dan juga seorang gadis yang dilihatnya adalah sosok kedua orang tuanya dimasa kecil. Tanpa menunggu apapun lagi , Sarada segera berlari menuju kedua orang tersebut , dan memeluk mereka dari belakang , sontak saja hal tersebut membuat kedua orang yang dipeluk Sarada dari belakang nampak risih .
"Maaf, sebelumnya . kalau boleh tahu nama kalian berdua siapa? Dan ummm… sepertinya aku tersesat disini" –bingo- itu adalah sebuah alasan yang lumayan logis bagi Sarada , bahwa ia tersesat, lebih tepatnya tersesat di sebuah tempat yang nampak seperti Konoha dimasa lalu.
"Emmm… baiklah tapi sebelum itu lepaskan rangkulan ini, kau tahu ini membuatku tidaklah nyaman" dengan perlahan Sarada melepaskan pelukannya kepada dua sosok didepannya.
"Baiklah, perkenalkan namaku Haruno Sakura . kalau kau tersesat diKonoha , akan tetapi kenapa kau memakai ikat kepala dengan lambang Konoha ?" sebenarnya Sakura sedikit mencurigai gelagat Sarada yang baginya aneh , karena tidak mungkin bahwa warga konoha tidak ingat dengan jalanan dikonoha, atau mungkin gadis berkaca mata itu adalah penyusup. Sakura segera menyampingkan pikiran buruk akan gadis berkaca mata didepannya tersebut.
"Hn. Uchiha sasuke, dan kau?" tatapan tajam dari Sasuke membuat Sarada gugup bukan main, sebenarnya Sarada sangat senang bahwa kedua sosok yang ia temui adalah kedua orang tuanya. Dengan sedikit menaikkan letak kaca matanya yang Nampak mengendur ,Sarada pun menjawab.
"A-aku … Uchiha sarada" rasanya seperti sehabis lolos dari terkaman harimau , tiga kata yang biasanya ia ucapkan dengan sangat lugas kini seolah tiga kata tersebut sangat sulit untuk diucapkan . sebenarnya Sarada takut akan kemungkinan bahwa ia tidak dipercayai , apa boleh buat yang harus ia lakukan adalah jujur , sama seperti sang ibu yang mengajarinya untuk selalu bersikap jujur.
"Uchiha? bukankah hanya Sasuke-kun saja yah? Uchiha yang tersisa diKonoha, kau jangan main main Sarada-chan ?" tatapan mata sakura juga menajam , apa yang harus dilakukan Sarada untuk meyakinkan semua ini?
"A-aku … anak kalian " apakah mereka akan percaya bila aku mengatakan ini, itulah hal yang sedari tadi berada didalam pikiran Sarada, mungkin jika seandainya Sarada menjadi Sasuke maupun Sakura, ia pun juga tidak akan percaya dengan mudahnya kepada sosok asing yang baru ia kenal.
"Hahahaha…. Jangan bercanda Sarada-chan , kau tidak mungkin anak kami , benarkan Sasuke-kun" kalau boleh ,sebenarnya Sakura sangat teramat berharap untuk menajadi pendamping Sasuke kelak, memikirkan hal tersebut saja membuat Sakura merona.
"Aku tidaklah berbohong , Mama"
"Mama? Ow.. ayolah jangan bercanda kami ini masih genin dan mana mungkin kami memiliki anak " tapi jauh didalam lubuk hati Sakura, Sakura sadang berbungah bungah dan bersorak senang didalam hatinya. Karena bila yang dikatakan Sarada benar itu berarti ia dan juga Sasuke akan berdanding dipelaminan kelak. Memeikirkan hal itu saja membuat pipi Sakura merona.
"Apa buktinya bahwa kau adalah anak kami?" Sasuke yang sedari tadi berdiam pun mulai ikut berbicara, karena jauh didalam lubuk hatinya ia juga penasaran , tentang apa yang diucapkan Sarada adalah sebuah kebenaran atau kebohongan belaka.
"Ba-baiklah" sebenarnya Sarada bingung bukan main , tentang sebuah bukti yang harus ia berikan agar mereka berdua bisa percaya kepada Sarada. Dan entah mengapa Sarada menjadi gugup saat berbicara tidak seperti biasanya, saat ia berbicara dengan nada yang angkuh.
"Bukankah pa-pakaian kita yang kita pakai hampir sama Mama? Dan juga kau bisa melihat sendirikan bahwa bentuk wajahku juga hampir sama dengan Papa?" Sarada berdoa didalam hati agar mereka berdua percaya, namun sepertinya membangun sebuah kepercayaan bukanlah hal yang mudah .
"Harus akau akui bahwa bentuk wajahmu memang hampir sama dengan Sasuke-kun" hampir saja Sarada lega namun " Pakaian seperti itu banyak di toko"
"Tapi tidak ada , yang berlambang klan Uchiha kan?" sedikit lagi mungkin Sarada akan membuat kedua orang tuanya dimasa kecil percaya kepadanya , bahwa Sarada adalah putri kecil mereka.
"Kau dapat dari mana pakaian itu?" pertanyan Sasuke , harus Sarada jawab dengan benar agar Sasuke dapat percaya.
"Tentu saja , aku ini anak dari klan Uchiha , dan aku adalah anak dari pasangan Uchiha Sasuke dan Uchiha Sakura"
Perkataan Sarada diakhir kata membuat Sakura merona . Bahwa mungkinkah, nama marganya akan diubah menjadi Uchiha suatu hari nanti. Inner Sakura pun seolah menjerit senang bahwa ia akan benar benar akan bersanding dengan Sasuke suatu hari nanti.
"Aku tidak percaya" perkataan Sasuke menjadi hantaman keras bagi Sarada, karena sang ayah masih tidak percaya. Apa lagi yang harus Sarada tunjukkan agar kedua orang tuanya dimasa kecil percaya. Tiba tiba sebuah ide cemerlang terlintasa begitu saja diotak jenius milik Sarada, dengan gerakan pelan namun pasti Sarada merogoh kantong kunainya guna mengambil sesuatu yang Sarada pastikan akan mebuat kedua sosok didepannya percaya.
"Ini dia" dengan sedikit membenarkan letak kaca matanya , ia menunjukkan sebuah foto kepada Sasuke dan Sakura. Hampir saja sebuah cairan kental bewarna merah mengalir dari lubang hidung Sasuke bila ia tidak cepat membersihkannya , sebelum siapapun melihatnya. Sedangkan Sakura merona hebat bukan main akan sebuah foto yang Sarada tunjukkan, deru nafas Sakura pun mulai memberat, perlahan namun pasti Sakura jatuh pingsan karena tidak kuat melihat foto tersebut, dengan sigap Sasuke menangkap tubuh Sakura sebelum tubuh tersebut jatuh arah ketanah , dan Sasuke segera menghadiahi Sarada dengan tatapan tajam khas miliknya. Sedangkan Sarada yang ditatap seperti itu oleh Sasuke hanya bisa cengengesan dan memasang pose seolah ia tidak bersalah.
"Ini semua gara gara kau!" penekanan terhadap setiap kata yang Sasuke ucapkan , tidaklah membuat Sarada gentar.
"Habisnya , kalian berdua tidak percaya sih" Sarada pun menggembungkan pipinya dan mengerucutkan bibir mungilnya , sebuah pose yang tampak sangat imut. Perlahan namun pasti Sarada mulai memasukkan foto tersebut kedalam kantong kunainya kembali. Sebenarnya itu adalah foto yang Sarada ambil disaat kedua orang tuanya sedang berciuman panas dikamar mereka yang tidak terkunci dengan rapat , jadi disini siapakah yang bersalah Saradakah atau kedua orang tuanya?. Memang benar, membuat sebuah kepercayaan tidaklah mudah untuk dilakukan .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"ARGGH! Ini sangat tidak asyik, ttebasa! Kita sekarang seperti orang bodoh saja, bahkan kita tak tahu dimana kita berada sekarang?!" umpat Boruto kesal , kerena sedari tadi mereka hanya berjalan tanpa adanya tujuan yang tepat.
"Hmm tempat ini terasa familiar sekali Boruto, tapi entah kita dimana?" jawab Mitsuki enteng, ia seperti pernah kemari tetapi kapan?.
Boruto hanya mendengus kesal, mendengar jawaban Mitsuki yang ia rasa tidak memuaskan. ia sudah sangat kesal karena pagi-pagi begini ia harus mendapat masalah seperti ini, ditambah lagi ia sekarang ia tak tahu dimana mereka terdampar sekarang. Boruto hanya bisa menekuk mukanya kesal sambil menendang-nendang kerikil kecil yang menghalangi jalannya. Namun langkahnya juga ikut berhenti setelah ia mendengar suara dari dalam perutnya.
'kruyyuukkk~'
"Ah kurasa tidak baik melewatkan sarapan pagi, Boruto" tegur Mitsuki dengan nada yang enteng
"Aku lapar, lebih baik tutup mulutmu! Ayo kita makan disana, ttebasa!" katanya sambil menunjuk kedai kecil dipinggir jalan. Tentu saja Boruto sangat lapar sedari tadi pagi tidak ada sesuap nasi pun yang mengganjal perutnya. Lalu ditambah ia dan juga rekan setimnya menerima perintah langsung dari Hokage untuk membersihkan gudang.
"Yah baiklah"
.
.
.
.
"Paman aku mau pesan dua mangkuk ramen yang panas!" pinta Boruto pada paman penjual ramen
"Yosh! Akan segera.." seketika paman penjual ramen itu merasa sedikt heran dengan anak yang memesan ramennya itu. Kerena ia merasa tidak pernah melihat kedua bocah laki laki itu disekitar konoha. Ataukah mungkin mereka pendatang baru, atau jagan jangan… . Sang penjual Ramen segera menyampingka pikiran buruk tentang kedua bocah itu.
"Ada apa paman?" tanya Mitsuki keheranan dan Mitsuki merasa ia sangat familiar dengan paman penjual ramen yang satu ini.
"Hmm.. ano.. ah tidak ramen akan segera datang!" sahut paman itu sedikit gelagapan karena pertanyaan Mitsuki yang membuyarkan lamunan sekilasnya itu.
"PAMAN TEUCHI AKU MAU RAMEN PANAS DENGAN EKSTRA NARUTO!" teriak seorang anak berambut pirang yang tiba-tiba masuk ke kedainya dengan penuh semangat.
"Yosh! Baiklah akan kubuat!" seru paman Teuchi bersemangat
Sementara Boruto dan Mitsuki masih berfikir tentang apa yang terjadi, ini semua karena gulungan yang ia dan Mitsuki temukan pagi tadi . Entahlah karena kecerobohan Boruto, gulungan itu menjadi penyebab masalah ini terjadi. Dan sekarang karena kecerobohan Boruto kembali , Gulungan tersebut telah menghilang.
"Apakah ini adalah sebuah genjutsu?" gumam Boruto sambil memiringkan kepalanya
"Aku rasa tidak, ini terasa begitu nyata. Boruto apakah kau masih membawa gulungan itu?" tanya Mitsuki
"Kurasa tidak, gulungan itu hilang ttebasa!" ujar Boruto sambil menggelengkan kepala.
"Hm.. dasar" Mitsuki hanya mendengus keras karena ucapan sahabatnya yang ceroboh itu.
Suasana kembali hening ketika kedua anak itu masih memikirkan masalah yang terjadi. Misuki berpikir bagaimana pun juga ia harus segera menemukan gulungan tersebut dan kembali kedunianya.
"RAMEN SIAP!"
"WHOAAA! Itadakimasu!" seru anak berambut pirang disebelah Boruto. Yang nampak sangat bersemangat saat akam memakan ramen miliknya.
"Itadakimasu" kata Boruto dan Mitsuki serempak.
"Hmm kurasa ramen ini tidak asing rasanya" ujar Boruto saat ia memakan suapan pertama ramen itu. Sebuah rasa ramen yang biasa ia kunjungi, sebuah rasa yang menjadi sebuah ciri khas kedai ramen yang paling popular diKonoha.
"Apa maksudmu Boruto?" Mitsuki memiringkan kepalanya , Mitsuki tidak terlalu mengerti dengan makhsud ucapan Boruto kali ini.
"Ini mirip seperti ..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Suara berisik dari sebuah adu argument antara Sarada dan juga Sasuke , membangunkan Sakura dari pingsannya. Setelah Sakura terjatuh pingsang tadi , Sasuke segera menidurkan Sakura kesebuah bangku disekitar mereka. Dan Sasuke mulai menyalahkan Sarada , Sarada yang tidak terima pun berusaha membela diri , dan hal tersebut belum berakhir hingga kini. Perlahan -lahan Sakura membuka kelopak matanya , dan mulai menunjukkan iris emerald miliknya, Sasuke dan juga Sarada tidak menyadari bahwa Sakura telah terbangun dari pingsannya tadi.
"Hihihih…." Tawa Sakura pun menghentikan aksi perdebatan sengit antara Sasuke dan juga Sarada. Sasuke dan juga Sarada langsung menolehkan kepalanya menuju sumber suara dan mendapati Sakura yang tengah duduk dengan santainya sebuah bangku, yang sendari tadi ia tiduri disaat pingsan. Sasuke segera menghampiri Sakura dan memastikan bahwa Sakura tidak mengalami cidera, sifat protektif Sasuke secara tidak ia sadari membuat Sakura tersipu. Sarada yang menyaksikannya hanya tersenyum hangat menyaksikan interaksi diantara Sasuke dan juga Sakura. Dengan gerakan cepat , tiba tiba saja Sakura segera bangkit dari kursi dan memeluk Sarada dengan erat , hampir saja Sarada akan terjatuh bila sebuah lengan tidak menangkupnyan dengan erat.
-Sesak- hal yang dirasakan Sarada disaat melihat keutuhan tangan Sasuke, apa yang akan terjadi bila kedua tangan papanya masih lengkap , apakah sang papa akan dengan mudahnya menggendongnya. Ataukah sang papa akan dengan mudahnya dalam membentuk sebuah segel Jutsu. Tiba tiba saja Sakura mengecup pipi Sarada secara spontan.
CUP
"Aku mencintaimu Sarada-chan" kata kata Sakura membuat Sarada tersipu malu, dan tatapan Sasuke yang mulai menajam kearah Sarada, seolah ia tidaklah suka saat Sakura mengatakan hal tersebut kepada Sarada. Sekali lagi Sakura mulai mengeratkan pelukannya kepada Sarada , untuk pelukan kali ini Sasuke juga ikut bergabung , karena Sakura yang memeluknya, Sarada balas memeluk dengan erat juga dan tersenyum hangat kepada Sakura, berbeda dengan Sasuke yang sedikit merona karena pelukan Sakura dan tidak lupa sebuah senyuman miring yang terpatri diwajah dinginnya.
.
.
.
.
"PAMAN AKU MAU LIMA MANGKUK LAGI!"
belum sampai Boruto meneruskan ucapannya mereka dikejutkan oleh teriakan bocah pirang disamping mereka yang meminta mangkuk ramen yang kesekian kalinya, bahkan sudah ada 3 mangkuk kosong disekitar bocah itu. Padahal mereka yakin jika anak itu memesan ramen bersamaan dengan mereka. Dan sekarang sudah ada bertumpuk-tumpuk mangkuk kosong disamping bocah pirang itu, sedangkan Boruto dan Mitsuki saja belum menghabiskan semangkuk ramen yang ada didepan mereka. Nafsu makan bocah itu benar-benar gila, itu yang ada dipikiran Boruto dan juga Mitsuki.
"Ck seperti tidak pernah makan saja ttebasa" cibir Boruto sinis ditambah tatapan mengejek kepada bocah bermbut pirang disebelahnya itu.
"Apa maksudmu? Kau mencibirku ya?" ucap anak berembut pirang yang memiliki tanda lahir tiga garis layaknya sebuah kumis dipipi tannya.
"Menurutmu siapa lagi? Dasar bodoh!"
"Kau yang bodoh! Beraninya kau ttebayo!"
"Justru kau yang bodoh ttebasa!"
"Kau benar-benar membuatku marah ttebayo!" mereka berdua pun mulai tersulut api kemarahan dan kekesalan yang timbul.
BRUK! BRAK! BRUKK! BRAKK! PRANGGG!
CTAKK!
"AAWW ITTAI!"
"APA YANG KALIAN PADA MANGKUK-MANGKUKKU HA?!"
Jeweran paman Teuchi sukses mendarat di kedua telinga bocah yang sama-sama berkepala pirang itu, dan pada akhirnya mereka harus membayar uang ganti rugi pada paman Teuchi. Sedangkan Mitsuki, dia merasa aneh dengan bocah yang bertengkar dengan Boruto. Kata tambahan "ttebayo" itu membuatnya merasa ada sesuatu yang terasa familiar. Sepertinya Mitsuki sangat sering mendengarka seseorang yang nemambah surfik –ttebayo- pada setiap ucapannya.
"Kau ayo kita lanjutkan yang tadi ttebayo!"
"Ah sudahlah kita harus pergi" cegah Mitsuki sambil menarik lengan Boruto pergi, karena ia sudah melihat Boruto dan Bocah pirang itu mengambil ancang-ancang dan siap untuk saling menyerang. Ia tidak mau menambah masalah. Karena masalah gulungan tadi saja sudah membuatnya bingung.
.
.
.
.
Boruto dan Mitsuki masih terus memikirkan kejadian aneh pagi ini sambil berjalan untuk mencari Sarada yang tadi berlari meninggalkan mereka. Boruto sejak tadi sudah tidak bisa berhenti mengumpat kesal karena insiden dikedai ramen tadi. Sedangkan Mitsuki, ia menghentikan langkahnya tiba-tiba dan juga dengan mata membulat seolah ada sesuatu yang mengejutkannya.
"ada denganmu?"
Boruto ikut menghentikan langkahnya ketika melihat kawan se-timnya itu. Dia merasa heran dengan Mitsuki yang tiba-tiba memasang wajah terkejut.
"Boruto.. kurasa kita berada di.. masa lalu"
"Apa maksudmu?"
"Lihat itu, ini adalah Konaha dimasa lalu" jawab Mitsuki sambil menunjuk tebing yang terdapat ukiran wajah Hokage.
"Ini berarti.. kita ada dimasa pemerintahan Yondaime Hokage!" Boruto tak kalah terkejutnya
"Tidak kurasa kita berada di masa pemerintahan Sandaime Hokage, bukannya kakekmu telah meninggal setelah penyerangan kyuubi. Lagi pula-"
"Hya! RASENGAN!" teriak seorang bocah berambut pirang berlari dari belakang mereka dengan sebuah bola cakra yang disebut.. tunggu! Rasengan?! Bukankah itu jurus yang biasanya digunakan oleh sang Nanadaime Hokage. Masih dalam lamunannya Boruto tidak sempat menghindar dari serangan tiba-tiba itu.
"BORUTO! AWAS!" teriak Mitsuki, Mitsuki terlambat untuk menyelamatkan Boruto dan kini sedang terluka akibat jutsu Rasengan.
"ARGHH!"
"Hahaha.. rasakan itu ttebayo!" ujar anak berambut pirang yang mereka temui tadi dikedai ramen, seraya tersenyum puas melihat hasil jutsunya yang tepat pada sasarannya tersebut.
Tunggu! Ttebayo?! Itu kan.. mereka mulai menyadari sesuatu.
"Hei siapa namamu? Kenapa menyerangku secara tiba-tiba, huh?!" Boruto kini kesal bukan main akibat ulah dari bocah berambut pirang itu.
"Aku Uzumaki Naruto! Aku akan menjadi seorang Hokage!" ucap bocah tersebut bangga.
"U-uz..zumaki .. N-na..ru.t-to?" desis Mitsuki pelan dengan mulut menganga , jadi pemikirannya tadi hampir benar, bahwa bocah berambut pirang yang mereka temui itu adalah sang Nanadaime Hokkage saat ia masih genin.
"Uzumaki Naruto? Tou-san?" Boruto membelalakkan matanya, tidak mungkin bahwa bocah pirang yang bagi Boruto bodoh itu adalah Tou-sannya.
"Hey? Apa maksudmu ttebayo?" Naruto tentu saja bingung dengan ucapan kedua bocah yang ia pikir nampak seumuran dengannya hanya saja anampak asing dimatanya, meskipun kedua bocah tersebut juga memakai ikat kepala berlambang Konoha.
"Ternyata tou-san tetap terlihat bodoh huh. Sama sekali tidak berbeda, ttebasa!" cibir Boruto yang sekarang sudah mendapatkan tatapan penuh tanda tanya dari Naruto.
"Ahh sudahlah, aku akan mencari Sarada- chan dan juga gulungan itu. Kalian lanjutkan saja bicaranya" kata Mitsuki yang sudah berjalan menjauhi Boruto dan Naruto. Mitsuki rasa aman-aman saja meninggalkan Boruto dan juga sang Nanadaime hokage yang masih menjadi genin. Dan kini Mitsuki harus segera pergi meninggalkan Boruto dan juga Naruto, mencari gulungan tersebut. Dan juga mencari gadis Uchiha rekan setimnya itu.
.
.
Nampak seorang Pria berjalan dengan santainya, disepanjang jalanan Konoha. Hingga pandangan matanya bertemu dengan sebuah gulungan bewarna putih yang nampak sangat usang tersebut. Sebenarnya pria itu sedikit bingung dengan gulungan tesebut, tetapi pada akhirnya pria itu memasukkan gulungan tersebut kedalam kantung shurikennya . Dan berlalu begitu saja meninggalkan tempat tadi, dan mulai melangkahkan kakinya menuju suatu tempat yang ingin ia tuju sedari tadi.
.
.
"Apa maksudmu kalau aku adalah tou-san mu? Lalu siapa namamu?" Naruto sedikit bingung dengan tingkah bocah berambut pirang didapannya , yang sekilas memang memiliki kemiripan wajah dengannya. Mungkinkah bocah berambut pirang tersebut adalah anaknya dimasa depan , anaknya dengan gadis yang ia sukai, yaitu rekan setimnya di tim 7.
"Namaku Uzumaki Boruto, tou-san. Kau adalah tou-san ku, ttebasa" Boruto mulai memperkenalkan diri kepada sosok ayahnya disaat masih genin itu.
"Tapi aku masih kecil, aku bahkan masih belum menikah ttebayo." 'dan bila aku menikah aku ingin menikah dengan Sakura-chan, ttebayo' pikir Naruto didalam hatinya yang telah berbunga bunga, memikirkan bahwa anak didepannya ini adalah buah cintanya dengan Sakura dimasa depan.
"Aku adalah anakkmu dimasa depan, ttebasa" Ujar Boruto yang berusaha meyakinkan Naruto, Boruto rasa ayahnya adalah bocah yang bodoh jadi bisa saja sangat mudah untuk membuat ayahnya sercaya.
"Mana mungkin! Aku tidak mau mempunyai anak yang berisik sepertimu ttebayo!" 'yang kumau anak yang yang menggemaskan dan cantik seperti Sakura -chan' tambah Naruto dalam hati. Naruto telah memikirkan bagaimana kelak acara pernikahannya dengan Sakura, gadis yang ia cintai.
"HAH? APA KATAMU TOU-SAN?! BUKANKAH KAU LEBIH BERISIK DARIKU!" Boruto tidak terima , bila ia dibilang sebagai bocah yang berisk padahal ayahnya saja lebih berisik daripada dirinya.
"Tidak kau tidak mirip denganku, aku jauh lebih hebat darimu ttebayo" kata Naruto seraya menyombongkan dirinya.
Pertengkaran pun kembali terjadi antara ayah dan anak yang sama-sama berisiknya itu. Boruto yang tidak terima bila ia dibilang lebih berisik daripada Naruto. Naruto pun juga demikian , sama sama tidak bisa menerimanya.
'CKLEK' suara ranting patah yang mungkin karena diinjak oleh seseorang dibalik tembok dibelakang mereka berdua.
"Siapa itu?!" teriak Boruto dan Naruto bersamaan, dan segera menolehkan kepala pirang mereka kearah sumber suara terjadi.
"N-na..ruto.. kun" terlihat kepala seorang anak perempuan berambut indigo menyembul dari balik tembok dengan wajah menunduk.
"N-naru..tto-kun aa..da d-dua?" mata gadis berambut indigo itu membulat dan mulai berkunang-kunang melihat dua Naruto didepannya itu.
'Bruk~' anak perempuan itu jatuh pingsan dengan wajah yang memerah padam.
"HINATA!" seru Naruto yang dengan sigap berlari menuju gadis indigo itu
"Hhi..nata? okaa-san?" kata Boruto seakan tak percaya jika dia bertemu kedua orang tuanya sekarang,secepat ini.
.
.
.
.
"Hinata-chan kau baik-baik saja?" tanya Naruto khawatir akan keadaan Hinata .
"Na..ruto-kun" jawab Hinata lirih setelah sadar dari pingsannya tersebut. Namun tak lama, ketika Boruto datang ia kembali terkejut. Siapakah orang yang mirip dengan Naruto itu, katanya dalam hati. Akhirnya setelah menerima penjelasan panjang lebar dari Boruto dan Naruto ia jadi mengerti. Suasana kembali hening, dan akhirnya Boruto memutuskan untuk menunjukkan tentang siapa Hinata itu.
"Hhuumm ano.." kata Boruto memecah keheningan
"Kke-napa Boruto-san?" ujar Hinata lirih.
"Jangan panggil aku seperti itu. Kau adalah ibuku okaa-san" jelas Boruto lirih ia takut jika ibunya itu akan kembali terkejut. Karena menurut cerita yang dikatakan oleh bibi Sakura, bahwa sang ibu akan selalu pingsan disaat ia bertemu Naruto pada saat mereka masih genin. Dan sepertinya rumor yang dikatakan oleh bibi Sakura tersebut bukanlah sebuah kabar angin belaka.
"Aa..pa mmaksudmu? Aku adalah ibumu? Berarti aku akan me..menikah de..deng..an N-naru..to-kun?" suara Hinata lirih, matanya sudah berkunang-kunang sekarang dan jangan lupakan wajahnya yang merah. Merah seperti tomat. Dan ia hendak pingsan lagi, namun Naruto segera menyadarkannya. Hinata sangat senang bahwa akhirnya ia kan bersanding dengan Naruto suatu hari nanti, dan memiliki anak setampan Boruto.
"Apa buktinya kalau kau adalah anakku dan Hinata -chan ttebayo?" tanya Naruto serius walau sebenarnya ia juga terkejut dengan yang dikatakan Boruto tadi. Tidak mungkin ia kan menikahi Hinata suatu hari nanti , dan bagaimana bisa. Bukankah gadis yang Naruto sukai adalah Sakura, bahkan Naruto telah membuat rencana untuk dapat mengalahkan pesaing-pesaingnya yang juga menyukai Sakuranya.
"Lihatlah Tou-san, aku punya mata biru safir sepertimu, rambut pirang sepertimu, kumis kucing sepertimu dan juga wajah bulat seperti Hinata okaa-san" jelas Boruto dengan semangat sambil menunjuk-nujuk wajahnya sendiri.
"M-memang b-benar, t-tapi kalau wajah bulat i-itu belum meyakinkan Boruto-kun" tanya Hinata
"Baiklah kalau begitu,, kalian tidak percaya pada anak kalian sendiri huh?!"
"Bbukan begitu, aku hanya kurang yakin saja Boruto-kun" kata Hinata lembut, searaya mengelus pundak Boruto seolah ia akan membuat Boruto yakin bahwa Hinata percaya Boruto adalah anaknya dengan Naruto.
Boruto mendengus kesal dan tak lupa dengan memanyunkan bibirnya, lalu tangannya meraih tas kecil dipinggangnya dan mengeluarkan sesuatu. Sebuah foto keluarga yang diambil saat ayahnya diangkat menjadi Hokage. Disana ada Boruto,Himawari, Hinata dan Naruto yang memakai jubah Hokage.
"Ini lihat jika kalian tidak percaya" kata Boruto sambil menyodorkan selembar foto keluarga itu kepada kedua sosok dihadapannya.
"WAAHHH! Ternyata kau benar ttebayo, kita akan menikah dimasa depan, Hinata dan aku? Aku seorang Hokage?!" kata Naruto terkejut sekaligus bahagia mengetahui dirinnya adalah seorang Hokage dimasa depan. Meskipun sebagian didalam dirinya juag kecewa bahwa bukan Sakuralah yang bersanding dengannya suatu hari nanti disaat ia menjabat menjadi Hokage. Tetapi melihat bentuk tubuh Hinata didalam foto tersebut boleh juga, dan sangat seksi bagi Naruto.
"Hokage ke-tujuh tepatnya" tambah Boruto kepada ucapan Naruto barusaja, dan semoga foto keluaga tersebut bisa membuat kedua orang tuanya percaya.
"Lalu siapa gadis kecil ini?" Naruto menunjuk sosok gadis kecil yang berdiri disamping Boruto. Sedangkan Boruto hanya memutar matanya melihat tingkah ayahnya, kalau seandainya Boruto berada diposisi ayahnya pun ia kan mudah menebak bahwa itu adalah anaknya. Apakah memang otak Naruto seperti ini?
"Tentu saja itu anakmu baka, dan namanya Himawari" –sabar- kata yang terus terucap didalam hati Boruto menanggapi kebodohan makhluk pirang didepannya tersebut.
"Jadi ini anak keduaku dengan Hinata ya? Ohh… manisnya"
Tanpa mereka sadari salah satu gadis diantara mereka mulai berkunang kungan kembali, dan kembali merona hebat. Dan tidak lama ia pingsan Karena tidak tahan melihat foto keluarganya dengan Naruto, sosok pemuda yang ia kagumi sedari dulu itu.
'Bruukk~'
.
.
.
.
.
Sedari tadi Mitsuki hanya berkeliling keliling tidak jelas arah tujuannya hanya untuk mencari sebuh gulungan yang telah Boruto hilangkan tadi, Konoha bukanlah desa yang kecil . jadi tentu saja Mitsuki sangat lelah . ditambah ia telah mencari dengan teliti gulungan itu yang harusnya tidaklah jauh dari tempat mereka tiba tadi, tapi nyatanya hanya nol besarlah yang Mitsuki terima. Andai saja MItsuki memiliki byakugan selayaknya adik teman setimnya itu, 17ick dipastikan Mitsuki akan dengan mudahnya dalam mencari gulunag tersebut. Akhirnya Mitsuki memutuskan untuk dudhk disebuah bangku ang tidak jauh dari tempatnya berada . hingga tiba tiba suara sesorang , mengejutkan Mitsuki dari lamunannya.
"Yo..! sedang apa kau disini"
Saat Mitsuki menolehkan kepalanya, matanya hanya 17ick terbelalak melihat siapa geranga yang telah mengaetkannya. Dan Mitsuki tidak menyangak akan bertemu dengannya secepat ini. Bahkan didalam bayangan Mitsuki saja ia berpikir tidak akan bertemu dengn sosok didepannya tersebut.
"Kau-"
.
.
.
.
.
TO BE COUTINUE
.
A/N:
.
.
Hikaru
Yooo…! Minna-san . :D
Ohayou Gozaimasu Minna-san *Ojigi*
Kembali lagi bersama Jie hohoho #Dor :D , ini adalah cerita pertamaku diakun kolab Greentea Hikaru *lirikGreeny*
Nah… pada bagian Kolab ini Jie khusus membuat Scane SasuSakuSara , dan untuk NaruHinaBoru itu yang buat si Greeny *colekGreeny* . :9 dan untuk adegan yang lainnya itu hasil pemikiran campuran antara aku dengan Greeny ;)
Untuk yang Scane SasuSakuSara, aku sedikit terinspirasi dari Fanart tapi selebihnya itu hasil imjinasi ku sendiri kok heheheheh :D #plak XD
Jelakkah, maaf yah.. kalu sedikit mengecewakan atau pun masih jelek . harap dimaklumi Jie masih Nubie untuk soal membuat Cerita heheheh XD. Dan maaf kalau feelnya gak kerasa. :3
Semoga kalian suka ya, sama cerita kita yang ini. Review kalian membangkitkan semangatku :3 .
Ok segini aja dulu, bacotan dari Jie. XD
* Salam Imut :3 *
*Jie Hikaru*
(Sasori's Wife :*)
Lempar m18ic ke Greeny ;) :*
GREENTEA
Huahh akhirnya update juga ff pertama hasil duet sama si Jie *wink*. Akhirnya setelah sama-sama lembur nyelesain nih fic, kita bisa update juga. Huaa bahagia banget bisa collab sama si Jie *kedip-kedipmesra*.
Maaf kalo banyak typo berterbangan kayak serangganya Shino *dibantai*. Harus bisa dimaklumi loh! *maksa* *asahgolok* :D karena kita baru pemula jadi readers harus wajib review! *todongin golok* #PLAAKK. Kita mau nerima kritik kok, tapi yang membangun ya? ~ *tebar kissbye*
Udahlah segini aja, tunggu next chapter ya! Muach!
*Salam manis*
*Greentea Kim*
(Simpanan Sasori :'D)
