A HunHan Fanfiction

Sayang, Tolong Lihatlah Aku

By Navinkaarcher

All cast are belong to God, their parents, their agency, their fans and themselves.

Genre: romance, hurt/comfort

Length: chaptered

Warn(s): YAOI, BOYSLOVE, BOYxBOY, typos, OOC, OC, newbie author.

Enjoy!

Chapter 1

Itu adalah malam yang tak akan pernah Luhan lupakan. Tidak akan pernah. Dimana hatinya hancur berkeping karena Sehun, dengan kata yang terucap dari bibir tipisnya kala itu. Mungkin hanya sepenggal kata-kata namun sakitnya masih membekas di hati Luhan sampai saat ini. Ketika kekasih prianya mengatakan bahawa ia ingin berpisah dengan Luhan karena merasa jenuh dengan hubungan yang telah mereka lalui bersama dua tahun. Ternyata memang sampai di sini. Semua telah berakhir.

Untuk beberapa waktu Luhan menjalani harinya bagai mayat hidup. Tubuhnya yang mungil itu makin rapuh karena tak diisi dengan konsumsi yang memadai. Luhan yang biasanya berpenampilan menarik bagai anak yang tinggal di jalanan, pakaiannya kumal dan tak terurus. Itu semua hanya karna Luhan terus meratapi hubungannya dengan Sehun yang kandas beitu saja. Tak dihiraukannya tugas sekolahnya yang menggunung di meja belajarnya. Bahkan Luhan mengabaikan sahabat-sahabatnya.

Itu sampai ketika suatu saat ada seorang pria murid pindahan baru yang datang dari Amerika, Darell Davidson. Darell adalah sahabat Luhan semasa ia kecil saat ia masih tinggal di Amerika dulu.

"Hai, little deer." Sapa Darell pada Luhan seraya memeluk sahabat tercintanya itu. "Hai Darell, aku tak pernah menyangka kau akan kemari." Luhan tersenyum canggung sambil mengusap tengkuknya. Tuhan, Luhan sangat malu dengan penampilannya yang kacau saat ini. "Hm, kau tak suka ya aku pindah kemari?" canda Darell.

"Bukan begitu Darell, aku hanya tak bisa percaya kau sampai pindah kemari, kau kan punya sekolah bagus di sana. Mengapa harus pindah kemari? Luhan bertanya pada Darell. "Aku tak bisa tenang karna kau tak pernah menjawab panggilanku, Deer. Kau tidak mengangkat telpon ku, tak membalas pesan, hahh kau tau, jariku sampai sakit karena terus mengetik pesan untukmu. Dan sialnya tak pernah kau balas. Lalu aku bertanya pada ibumu bagaimana keadaanmu. Lalu kau tahu betapa terkejutnya aku ketika ibumu menceritakan semuanya padaku apa yang tlah terjadi padamu rusaku. Aku turut sedih karena kau putus dengan Sehun. Dan astaga lihat keadaanmu, kau kurus sekali sayang." Darell mengusap tangan Luhan yang kini berada digenggamannya.

"Lagi pula Dad ada tugas di sini selama kira-kira dua tahun ke depan. Itu hal yang bagus, karna aku bisa pindah kemari dan bertemu denganmu little deer." Darell mengungkapkan apa yang ingin Luhan ketahui. Dan jangan heran mengapa mereka bisa seintim itu. Darell adalah seorang gay. Ia pernah meminta Luhan untuk menjadi kekasihnya. Namun hal itu ditolak Luhan karena ia beralasan bahwa ia bukan seorang gay. Darell menerima keputusan Luhan. Ia tak marah. Namun ia tetap memperlakukan Luhan seperti kekasihnya. Luhan sudah pernah memarahinya karna hal itu. Namun Darell mengelak kalau dia melakukan itu karena ia menganggap Luhan adalah adiknya sendiri. "Terima kasih Darell karena kau selalu peduli padaku." Tukas Luhan lalu Luhan memeluk Darell dan dibalas oleh Darell dengan pelukan yang lebih erat. "Selalu little Deer. Aku akan selalu peduli padamu, akan selalu menjagamu dan selalu ada untukmu. Jangan pernah kau ragukan itu. Aku menyanyangimu." Darell berkata. "Aku juga" balas Luhan. 'Aku tak akan pernah menyerah untukmu Luhan. Tak akan pernah hingga kau menjadi milikku seutuhnya.' tekad Darell dalam hatinya.

"Bangun Lu, sudah pagi. Kita akan terlambat jika kau terus tidur deer." Darell mengusap pipi Luhan. Berharap anak itu akan segera membuka mata indahnya itu. Melihat tak ada reaksi dari Luhan, Darell menyeringai. Oh, dia punya cara jitu untuk membangunkan Luhan yang sudah ia gunakan dari dulu bila Luhan tidak mau bangun. Darell mendekatkan wajahnya pada wajah indah Luhan. Menatapnya sebentar lalu ia mulai mencium bibir mungil Luhan. Ciuman kecil itu menjadi lumatan hingga Luhan membuka matanya. Darell melepaskan ciumannya karena melihat rusanya udah bangun. Luhan melihat walau samar Darell yang telah rapi dengan seragam sekolah. Jangan lupakan dengan mata sapphire dan senyum menawan itu. Dan jangan lupakan bau parfum mahal yang beraroma maskulin milik Darell juga tercium oleh Luhan. 'Uh, ia tampan sekali pagi ini', piker Luhan. "Ngghh…" luhan mengerang, tersadar, Luhan segera mendorong Darell menjauh, "Apa yang kau lakukan Darell! Kenapa kau menciumku?!" teriak Luhan sambil memukul Darell. "Hei-hei tenanglah rusa liar." Darell malah tertawa melihat reaksi yang sudah ia duga dari Luhan. "Aku terpaksa melakukannya karna kau tak mau bangun. Sudahlah cepat bangun dan bersiap kalu kau tak mau terlambat." Darell masih terkekeh lalu ia keluar dari kamar Luhan meninggalkan Luhan yang malas-malasan bangun sambil menggerutu. "Dasar licik, mencari kesempatan saja. Awas saja kau nanti" serapah Luhan.

Luhan berangkat bersama Darell. Tentu saja. Luhan bahkan tinggal di apartment Darell saat ini. Mereka tinggal berdua, jangan takut karena Darell sangat telaten mengurus Luhan. Hm, terdengar seperti Darell sedang mengurus anak kecil, dan ia sebagai ayahnya. Bukan-bukan,itu karena Darell sangat mengenal Luhan luar dalam. Ia tahu semua tentang Luhan. Jadi jangan ragukan dia tentang hal-hal berurusan dengan Luhan. Darell itu lebih tua satu tahun dari Luhan. Jadi ia seperti kakak yang terbiasa mengurus Luhan, setidaknya begitu pikiran Luhan. Ia merasa sangat nyaman bersama Darell. Walau hati kecilnya masih sangat menginginkan Sehun.

"Jangan terlalu cepat, Darell! Kita bisa mati tau!" dumel Luhan karna ia takut dengan Darell yang mengemudi bak seorang pembalab F1. Pembalab amatir tapi. "Jangan meragukanku akan baik-baik saja. Lagipula kau tidak mau kita terlambat bukan?" darell berkata sedikit keras karna kencangnya motor sport mewah yang dibawanya. "Terlambat katamu? Sekolah bahkan masih mulai setengah jam lagi!" teriak Luhan namun Darell mengabaikannya. Ia justru mempercepat laju motor sportnya hingga membuat Luhan hamper terjungkal kebelakang. Reflex, Luhan segera mengalungkan tangannya memeluk pinggang Darell kencang. "Sialan kau!" umpat Luhan sambil menyembunyikan wajah cantiknya di balik punggung Darell. "Hei, sopanlah sedikit!"teriak Darell sambil terkekeh kecil. Balik Luhan yang mengabaikan Darell. Darell hanya tersenyum dan mengelus sebentar tangan Luhan yang melingkar di pinggangnya. 'Tak akan kubiarkan seorang pun menghancurkanmu lagi, sayang.' Janji Darell.

To be continued

Hello there.

Call me Nav or VinVin. Thanks for reading!

Salam kenal, aku baru di sini sebagai seorang penulis. Tapi kalo jadi reader mah udah lama XD. Oh ya aku HunHan hard shipper, walau belakangan ini malah lagi suka someonexLuhan. (karna lagi kesel ama Thehun hiks maennya ama Cabe mulu hiks :'v) oke sekian, bye. See u on next chapter!

Salam hangat, Nav.