Sign Love

.

.

Park Min Rin

.

.

Genre: Romance

.

.

Rate: T

.

Lenght: Chaptered

.

.

Disclaimer: KyuMin milik Tuhan. Kyuhyun milik Sungmin dan Sungmin milik Kyuhyun, mereka saling memilki dan Sungjin murni milik saya *ditabokJongjin* Tapi yang pasti FF abal ini milik saya seutuhnya. :D

.

.

Warning: YAOI, Typo(s), DON'T LIKE DON'T READ! NO BASH! NO PLAGIAT!

.

.

.

enJOY~

CHAPTER 1

a/n: Fanfict ini terinspirasi dari komik karya Sakura Oujien dengan judul 'Love Sign'. Dalam komiknya ini straight, cuma disini saya membuatversi YAOI-nya, buat penggemar Sakura Oujien, saya minta maaf jika ini mengganggu kalian. Temanya sama tapi plot berbeda sehingga di beberapa bagian akan sangat berbeda dengan yang ada di komiknya. Oke, fict saya kali ini mungkin gak bakalan sepanjang FF multichapter saya lainnya. 3 sampai 4 chapter gitulah. Ulala, semoga suka ya #bow

.

~(*o*)~

.

This fict is dedicated..

To the world biggest shipper..

The JOYers..

Seseorang dengan wajah 'sweet sexy' terlihat berjalan dengan riang di koridor. Senyum manisnya terus tersungging sejak sosok bergender laki-laki itu menapakkan kaki di area kampusnya.

"Beruntung ikut Hae saat itu," monolognya sembari mempercepat langkah menuju ruang kelas pertamanya di pagi yang cerah ini.

Beberapa orang terlihat menyempatkan diri melukiskan senyum lebar untuk menyapa sosok dengan tinggi 175 sentimeter itu, tak jarang beberapa namja genit menggodanya dengan panggilan 'hai cantik' atau 'hai manis' dan namja bernama Lee Sungmin yang mendapat sapaan hanya bisa melukiskan senyum kecut bercampur kaku. Hmm, nasib orang penuh pesona.

Lengkungan manis yang sejak tadi menghias wajahnya semakin mengembang saat mata foxy namja itu menangkap bayangan pintu kelasnya. Langkah kakinya pun semakin cepat, tak sabar bertemu dengan sahabat baiknya.

"Annyeong!"

"Huwaaaa!"

Sungmin nyaris terjengkang. Orang bertampang bodoh itu muncul tiba-tiba di hadapannya yang berniat akan memasuki pintu kelas dan menyebalkannya lagi, sosok itu malah melukiskan senyum polos tak peduli dengan kesalahannya.

"Aku terkejut!"

Sosok bergender sama dengan Sungmin itu melukiskan satu senyum bodoh saat mendengar protesan imut dari si sweet sexy.

"Ahahaha, mianhe cha—ahh maksudku mianhe hyung."

Sungmin tersenyum puas saat sosok yang memanggilnya hyung itu urung memanggilnya 'chagi' saat Sungmin melotot heboh ke arah namja bernama Jinki itu.

"Ck!"

"Wae?" tanya Sungmin saat mendengar decakan malas Jinki.

"Sampai kapan kau tak percaya padaku hyung? Aku ini berbeda dengan namja-namja mesum di luar sana yang hanya menyukai tubuhmu," ucap Jinki membuat Sungmin langsung melayangkan lirikan sinis.

"Aku lebih curiga pada orang yang mengaku tidak mesum."

"Ya! Kau menyindirku?" Jinki yang tak terima langsung berkacak pinggang, marah pada Sungmin.

"Memangnya aku menyebut namamu ya? Atau kau menyadari jika kau memang mesum?" tanya Sungmin sambil memundurkan tubuhnya, sedikit mengerikan saat harus melihat Jinki yang sipit itu memelototkan matanya dengan marah.

Melihat Sungmin menjaga jarak yang memang jauh menjadi semakin jauh, Jinki hanya bisa menghela napas pasrah kemudian menundukkan kepalanya.

"Maaf jika aku kasar hyung," sesalnya. Hei, dia menyukai Sungmin jadi bagaimanapun kondisinya, ia harus bersikap baik.

Melihat wajah kusut namja yang lebih muda, Sungmin pun hanya bisa melukiskan senyum manisnya. Jinki merupakan salah satu dari sekian banyak orang-orang yang hanya 'mengaguminya'.

"Jinki-ya."

Walaupun mendengar panggilan Sungmin, namja bernama Jinki itu enggan mengangkat kepalanya, sepertinya ia masih bergelut dengan penyesalannya karena bersikap kasar terhadap hyung yang sangat dikaguminya.

"Jin-"

"TAPI AKU TAK TERIMA INI!"

Sungmin yang awalnya hendak mendekat ke arah hoobae satu tingkat dibawahnya itu langsung membelalak shock ketika namja penyuka ayam yang ada di hadapannya itu berteriak tiba-tiba.

"Kau menolak berdekatan denganku-"

"Tunggu! Saat ini kita sedang berdiri dekat," potong Sungmin sambil menunjuk jarak mereka yang tidak lebih dari satu meter.

"Ah, maksudku kau menolak perasaanku karena alergimu pada namja mesum tapi pada namja mesum bermarga Cho itu kau seperti tak khawatir apa-apa, bahkan kau suka sekali memeluknya. Bagaimana jika suatu saat dia tak tahan lalu-"

"Stop dubu bodoh! Kyuhyunnie itu straight, wajar jika aku merasa aman saat bersamanya bahkan bersikap apapun padanya, dia tak mungkin tergiur padaku karena dia tak tertarik pada namja."

Jinki langsung mengacak-acak rambutnya, otak pas-pas-annya sudah kehilangan pasokan kata-kata untuk menyerang atau menyangkal ucapan Sungmin yang lagi dan lagi selalu membela Kyuhyun—sahabatnya yang bermarga Cho.

"Baiklah sangtae chagi, ini terlalu pagi untuk anak manis sepertimu berkeliaran di ruang kelas seniormu. Aku tahu kau banyak membawa ayam saat jam pagi seperti ini, habiskan sarapanmu ne?" Jinki langsung melotot tak terima. Sungmin akan memanggilnya dengan embel-embel 'chagi' jika namja manis itu tengah mengejeknya.

"Ah satu lagi! Jika kau belum minum susu, carilah Taeminnie. Aku yakin dia membawa banyak susu pisang. Hyung masuk dulu ne? Annyeong," tukas Sungmin sambil melambaikan tangan kemudian berlalu ke dalam kelasnya.

Jinki sebenarnya ingin melompat bahagia tapi mendengar penuturan Sungmin perihal anak manis dan minum susu pisang di pagi hari mau tak mau membuat emosinya kembali tersulut.

"Ya! Ini akibatnya jika kau dekat dengan Kyuhyun hyung! Sungmin hyung kau selalu menyebalkan!" teriak Jinki kemudian berjalan gusar menjauhi kelas Sungmin.

Kyuhyun yang tengah berjalan menuju kelasnya dan tak sengaja berpapasan dengan Jinki hanya bisa tersenyum geli melihat namja yang akrab disapa Onew itu terdengar mengumpat Sungmin dengan gusar seiring langkahnya.

"Kyuhyun hyung juga menyebalkan! Gara-gara dia!"

Namja bermarga Cho itu tersentak dan menoleh ke belakang, di sana terlihat Onew tengah bersungut-sungut sambil membenturkan kepalan tangannya satu sama lain.

'Ada apa dengan orang itu?' batin Kyuhyun dengan heran.

Dari posisinya saat ini, sepertinya Onew tak menyadari jika Kyuhyun tengah mengamatinya.

"Hei dubu bodoh!"

Seperti adegan slow motion dalam drama-drama romantis, Onew menolehkan kepalanya untuk menatap Kyuhyun, jantungnya berdetak cepat. Yang menjadi perbedaan, jantungnya bukan berdetak karena cinta tapi karena Cho sahabat Sungmin itu tengah menyeringai seram ke arahnya.

"Aa-hai hyung! Pagi yang cerah ya?" sapa Onew sambil menunjuk langit. Namja itu terlihat gugup, walau cara bicaranya lancar tetap saja wajahnya yang mirip ayam itu tampak mengulas senyum kikuk.

"Sepertinya kau ingin mengatakan sesuatu padaku."

Ucapan itu terdengar sangat manis jika Sungmin yang melakukannya. Mungkin saat itu juga Onew akan berteriak girang sambil berkata "Sungmin chagi, maukah kau menjadi kekasihku?". Namun, Onew harus merasakan yang namanya tersambar petir di siang bolong karena bukan Sungmin yang sedang bicara padanya melainkan namja jelek—menurut Onew—yang berprofesi sebagai serigala penjaga Sungmin.

"Mengatakan sesuatu? Mengatakan apa hyung?" tanya Onew dengan gugup membuat Kyuhyun menunjukkan seringaiannnya. Berusaha menutupi kesalahan, eh?

"Kau-"

"Kyuhyun!"

'Ah leganya~'

Saat Kyuhyun menoleh ke arah sosok yang memanggilnya, Onew segera menggunakan kesempatan itu untuk berlari dengan jurus seribu kaki menuju kelasnya pagi ini.

"Aku pikir kau sudah di kelas. Kenapa baru tiba? Aku menunggumu tahu!" Kyuhyun hanya bisa tersenyum melihat wajah marah Sungmin yang justru terlihat imut. Sejenak ia melirikkan ekor matanya ke arah Onew tadi. Dubu bodoh itu sudah tak ada.

"Ayo!" ajak Kyuhyun saat melihat dosen mereka sudah muncul sambil berjalan tergopoh-gopoh.

.

.

.

Bibir lucu berbentuk M itu terus bergerak cepat seiring dengan gerak mata ataupun tangan pemiliknya. Yups! Sejak awal masuk kelas Sungmin sudah mengoceh pelan tentang liburan awal musim panasnya. Kyuhyun yang memang ahli dalam urusan mengatur raut wajah itu terlihat tetap fokus menatap ke depan sedangkan telinga dan pikirannya fokus mendengarkan ocehan Sungmin yang terdengar seperti bisikan.

"Kyuhyunnie kau percaya ramalan?"

Kyuhyun mengernyit samar ketika mendengar pertanyaan Sungmin, kepalanya langsung menoleh menatap tepat ke dalam mata bulat Sungmin yang dikenal dengan sebutan 'magical eyes' itu kemudian tersenyum geli saat mendapati ekspresi serius Sungmin di sana.

"Kenapa bertanya seperti itu?" tanyanya sembari kembali menghadap ke depan dan kembali memasang stoic facenya.

"Aku dan Donghae masuk ke stand peramal saat pergi ke pantai," jawab Sungmin membuat Kyuhyun menaikkan sebelas alisnya.

"Untuk?"

Senyum riang Sungmin terlukis, namja manis itu sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Kyuhyun.

"Katanya aku akan mendapatkan pasanganku di musim ini!"

Kyuhyun membulatkan matanya lalu menoleh dengan tampang antusias ke arah Sungmin.

"Dan lagi dia mengatakan jika ciri-ciri pangeranku-"

"Pangeran?" ulang Kyuhyun sedikit shock.

"Ya pangeran. Katanya kekasihku itu namja," jawab Sungmin enteng. Kyuhyun menggeleng tak percaya, selama ini ia tahu jika Sungmin tak tertarik atau mungkin belum siap memulai hubungan dengan yeoja tapi seriuskah jika akhirnya dia berlabuh dengan memilih seorang namja sebagai kekasihnya? Dia 'kan memiliki ketakutan berlebih pada namja, apalagi namja mesum padahal hampir semua namja yang menyukainya adalah namja mesum.

"Katanya, pangeranku memiliki tanda bunga di-" Sungmin menghentikan kalimatnya, Kyuhyun yang menyadari itu langsung menatap sahabatnya. Matanya kembali memicing bingung saat bola matanya menangkap pemandangan wajah Sungmin yang memerah sempurna.

"Ming, kenapa kau?"

Sungmin menggeleng lalu dengan imutnya bergerak menutup wajah manisnya dengan sepuluh jari cantiknya.

"Kyu, tanda bunga itu ada di-"

"Ya? Di? Di mana?" tanya Kyuhyun penasaran.

"Di bagian perut bawah!"

"MWO?"

Sungmin menegakkan duduknya saat teriakan keras Kyuhyun membuat dosen yang tengah menjelaskan materi itu menoleh sanksi pada dua—ah satu namja pembuat keributan.

"Ada apa Cho-ssi?"

"Ah, maaf seonsaengnim. Saya mendapat pesan yang sedikit mengejutkan," raut wajah Kyuhyun yang terkesan jujur itu membuat sang dosen percaya kemudian kembali melanjutkan materi. Dosen yang pengertian, mahasiswa memang tidak bisa lepas dari ponsel.

"Kyuhyunnie baik-baik saja?" tanya Sungmin takut.

Kyuhyun mengela napas lalu mengulurkan lengannya untuk mengacak pelan rambut hitam Sungmin.

"Lanjutkan nanti saja cerita konyolmu."

Sungmin langsung mendelik tak terima. Ingin rasanya membela diri namun melihat Kyuhyun menempelkan jari telunjuk di depan bibirnya membuat Sungmin mau tak mau memilih diam untuk saat ini. Tapi nanti, dia yakin akan melanjutkan cerita—konyolnya—setelah jam kuliah pertama mereka selesai.

.

~(*o*)~

.

Kyuhyun duduk menyilangkan kaki dengan dua tangan terlipat di depan dada. Namja itu tampak mendengarkan ocehan—konyol—sahabatnya lagi. Kelas sudah kosong dan kini hanya ada mereka berdua.

"Lalu kau ingin melakukan apa setelah ini?" tanya Kyuhyun berusaha tertarik dengan cerita Sungmin padahal sejak tadi ia benar-benar tak habis pikir dengan pemikiran polos sahabatnya itu.

"Ya, aku harus mencarinya."

"Hm, caranya?"

Hening beberapa saat. Sungmin terdiam, matanya sejak tadi menatap awas ke arah Kyuhyun yang juga tengah menatapnya penuh dengan rasa ingin tahu.

"Kyuhyunnie, ayo ikut aku!" ajak Sungmin sambil berdiri dengan mantap lalu menarik lengan Kyuhyun untuk mengikutinya.

"Ke mana?" tanya Kyuhyun setelah mencangklong tasnya dan berdiri menatap setengah malas pada Sungmin. Tak ada jawaban, Sungmin menatap serius wajah Kyuhyun. Matanya menyiratkan keyakinan mendalam tentang suatu hal.

"Ming?"

'Aku harus melakukannya!'

"Sungminnie kau baik-baik saja?" tanya Kyuhyun sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Sungmin.

'Harus!'

SRET!

DEG!

Kyuhyun terpaku sejenak, sebelum akhirnya-

"Tidak ada~"

"Huh?"

-dia menyadari sesuatu dan-

"HUWAAAA!" berteriak heboh sambil menyilangkan dua lengannya untuk mendekap tubuhnya seolah-olah Sungmin akan memperkosanya saat itu juga.

Melihat tindakan Kyuhyun, Sungmin langsung mengerucutkan bibirnya lalu memukul bahu Kyuhyun dengan keras.

"Kyuhyunnie apa-apaan! Aku hanya melihatnya!"

Seolah tak mendengar penuturan Sungmin, Kyuhyun masih saja bertahan di posisi melindungi diri dari serangan sahabat sweet sexy-nya. Wajar saja Kyuhyun terkejut, tadi Sungmin melakukan sebuah gerak cepat tak terduga saat menyingkap kemeja dan sedikit menarik turun celana Kyuhyun untuk melihat perut bagian bawahnya. Tujuannya? Tentu saja mencari tanda bodoh—menurut Kyuhyun—itu.

"Kau yang apa-apaan Ming!" pekik Kyuhyun nyaris menoyor kening mulus sahabatnya.

"Ish! Tentu saja mencari tanda itu!" sahut Sungmin sambil menghentakkan sebelah kakinya. Kyuhyun langsung membulatkan matanya setelah mendengar jawaban Sungmin.

"Ya! Dasar kelinci bodoh! Jika kau berindak seperti itu untuk mencari tanda pangeran konyolmu itu tanpa tersenyum manis pun pria-pria mesum itu rela bertelanjang di depanmu bahkan memperkosamu setelahnya."

Helaan napas berat terdengar. Penuturan Kyuhyun seratus persen benar. Tapi tidak seharusnya Kyuhyun mengatakan seperti itu, memangnya Sungmin punya nyali sebesar apa untuk melakukan hal seperti itu pada namja lain? Ck, lupakah Kyuhyun pada ketakutan berlebih yang dialami Sungmin.

"Lalu bagaimana Kyu?" lirih Sungmin putus asa, ia kembali duduk dengan kepala tertunduk menampakkan ekspresi sedih sesedih-sedihnya. Kalau sudah begitu Kyuhyun akan kalah, ia selalu tak tega jika melihat wajah murung sahabatnya. Namja Cho itu kembali duduk di sebelah Sungmin.

"Hei."

"Bagaimana Kyu?" tanya Sungmin lagi. Kali ini bukan hanya wajahnya yang terlihat sedih, suaranya juga terdengar sangat menderita. Walau Kyuhyun sudah tahu ini adalah bagian dari jurus andalan Sungmin, tetap saja ia tak tega.

"Jangan sedih begitu, Ming. Aku janji akan membantumu."

"Sungguh?" mata Sungmin langsung berbinar cerah membuat Kyuhyun mengangguk senang. Hal itu jelas membuat Sungmin langsung memeluk erat tubuh sahabatnya.

Seorang gadis dengan rambut pirang yang sejak tadi berdiri di pintu hanya bisa menggeleng sambil tersenyum kecil. Pemandangan yang sangat lucu.

"Oppa."

Kyuhyun dan Sungmin menoleh ke asal suara.

"Vicky-ya!" seru Sungmin dengan semangat kemudian berlari memeluk yeoja bertubuh sexy itu sambil melompat-lompat senang. Kyuhyun yang melihat itu hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Namja berhidung mancung itu langsung berdiri dari posisinya kemudian berjalan menuju Sungmin dan Vicky—Song Victoria.

"Kupikir kau selesai nanti siang," ucap Kyuhyun menginterupsi acara mari berpelukan antara Sungmin dan Victoria.

Victoria melepaskan pelukannya dari Sungmin lalu mendekatkan wajahnya untuk mencium pipi Kyuhyun.

"Hari ini hanya ada satu mata kuliah oppa," balas Victoria membuat Kyuhyun mengangguk paham.

Sungmin hanya bisa memandang iri adegan lovey dovey di hadapannya. Huh, dia harus segera menemukan sang pengeran agar bisa melakukan hal seperti yang dilakukan Kyuhyun dan Victoria.

CUP!

"Aku tidak ingin oppaku yang manis ini iri," ujar Victoria setelah mencium pipi gembul Sungmin.

"Tidak! Sebentar lagi aku akan menemukan pangeranku, Vicky-ya."

"Eoh? Benarkah?" tanya Victoria sambil membulatkan matanya menunjukkan ekspresi terkejut dan antusias bersamaan.

"Ne, kau harus membantuku, arra?"

Victoria menghela napas pelan.

"Mianhe oppa, sepertinya akhir-akhir ini jadwalku akan sangat padat," ucap Victoria membuat Kyuhyun mengerutkan keningnya.

"Memangnya ada apa?" tanyanya bingung.

"Jurusanku akan mengadakan seminar dan out bond ke luar kota selama dua minggu."

Kyuhyun kembali mengangguk.

"Yah~ kasihan sekali Kyuhyunnie, kau tak bisa bermesraan dengan yeojachingumu dua minggu ini," ucap Sungmin dengan nada prihatin walau faktanya itu adalah sebuah ejekan.

"Aku tahu kau mengejekku, Ming," sahut Kyuhyun membuat Sungmin dan Victoria mengeluarkan kekehan lucu bersama.

"Oppa harus menjaga Kyuhyun oppa untukku. Sebagai imbalannya, aku akan membawakan oleh-oleh yang banyak untuk oppa, eotte?" tawar Victoria membuat mata bulat Sungmin melebar antusias.

"Wuaaahhhh! Vicky memang yang terbaik!" serunya dengan semangat.

"Untukku?" tanya Kyuhyun yang merasa terabaikan.

"Tentu. Oppa akan mendapat yang paling spesial nanti," jawab Victoria membuat Kyuhyun terkekeh pelan lalu mengacak pelan rambut yeoja itu. Pemandangan yang manis eh?

"Hyung! Hyung!"

Kyuhyun dan Sungmin menoleh ke asal suara, sosok tinggi kurus dengan wajah sejenis Sungmin itu terlihat berlari heboh sambil melambaikan tangannya ke arah mereka. Tunggu! Sejenis Sungmin? Yeah, jika tak melihat dada ratanya mungkin orang-orang akan menganggap mereka yeoja manis. Namja itu bernama Lee Taemin, adik Lee Jinki.

"Ne Taeminnie?" jawab Victoria salah alamat. Ya salah alamat, yang harusnya menjawab 'kan Kyuhyun atau Sungmin. Tapi sepertinya yeoja itu sangat menyukai tipikal namja berwajah imut.

Taemin langsung berdiri di hadapan Sungmin, seolah tak peduli dengan napasnya yang masih memburu, pemuda berwajah cantik itu langsung menyerang Sungmin dengan pertanyaan paniknya.

"Min hyung apa tadi Onew hyung menemuimu?"

Sungmin mengangguk satu kali.

"Apa dia menyatakan cinta lagi padamu?"

Sungmin mengangguk dua kali.

"Apa kau menerimanya?"

Sungmin mengangguk tiga kali.

"APA!" kejut Taemin sambil membulatkan matanya.

"Ming!"

"Eh? Maksudku tidak, aku tidak menerimanya," ralat Sungmin saat Kyuhyun menepuk bahunya menyadarkan Sungmin dari acara mengangguknya. Kyuhyun berani bertaruh jika Taemin mengeluarkan satu pertanyaan lagi, Sungmin akan mengangguk empat kali.

"Huft, untung saja," ujar Taemin sambil mengusap lega dada kurusnya.

"Aku mau bunuh diri kalau Min hyung menerima Onew hyung! Aku 'kan sudah sering mengatakan jika denganku Sungmin hyung boleh memilih ingin jadi seme atau uke," ucap Taemin dengan percaya diri mengabaikan wajah merah Kyuhyun karena menahan tawanya.

Bagaimana bisa bocah dua tahun di bawah mereka yang bertampang uke ini berharap menjadi seme? Dalam mimpimu saja, Taeminnie.

"Taeminnie, kau lebih cocok jadi anankku, baby-ya," ujar Sungmin dengan gemas. Jari cantiknya bergerak dengan gemas seolah ingin menarik pipi Taemin.

"Yah! Apanya! Aku ini multifungsi! Bisa jadi seme atau uke untuk Sungmin hyung!" jawab bocah semester awal itu tak terima.

'Lupakan itu,' batin Sungmin memutar bola matanya.

"Hei Taemin, apa kau punya tanda aneh di perut bagian bawahmu?" tanya Kyuhyun dengan gamblang membuat Victoria dan Taemin berjengit sejenak.

"Ya Kyuhyun hyung! Benar ya kata Onew hyung, kau ini namja mesum!" sembur Taemin membuat Kyuhyun melotot tak terima.

"Aku tak habis pikir kenapa Min hyung mau dekat bahkan bersahabat denganmu. Kau kan mesum sekali, pertanyaanmu semakin membuatku yakin bahwa kau mesum. Dan lagi, apa-apaan kau bertanya tanda yang letaknya rawan seperti itu? Aku tak memiliki tanda aneh seperti itu! Kulitku mulus tahu!" jelas Taemin mengabaikan tanduk tak kasat mata yang mulai muncul di kepala Kyuhyun.

"Heh! Orang-orang itu bodoh ya? Mereka mengatakan jika kau sangat manis. Manis apanya? Kau mengesalkan bocah susu pisang! Aish! Kau sama saja dengan dubu bodoh itu!" balas Kyuhyun tak kalah sangar. Kali ini Taemin yang melotot tak terima.

"Ya! Ya! Ya! Jangan ribut di depanku. Kyuhyun kau ini, dengan Taemin saja seperti itu! Dan kau Taeminnie, maaf kau tak beruntung. Tanda itu sangat penting untukku. Aku pergi, baby-ya," ucap Sungmin kemudian berlalu bersama Kyuhyun dan Victoria tak peduli Taemin yang tengah menghentak-hentakkan kakinya sambil terus merengek memanggil namanya di belakang sana.

Oh ayolah! Rasanya tak mungkin dan tak akan mungkin menerima sosok bernama Taemin itu. Bayangkan saja jika mereka pergi berkencan ke taman, mungkin orang-orang akan berpikir jika mereka hanya dua orang gadis manis yang sedang hangout bersama untuk menikmati hari libur. Sangat, sangat, dan sangat tidak lucu!

Hmm, sepertinya Sungmin memiliki kesulitan parah perihal mendapatkan kekasih.

.

.

.

"Haahhh," helaan napas yang terdengar sengaja dihembuskan dnegan nada berat itu membuat kamar yang sejak tadi senyap sedikit menunjukkan nyawanya.

'Disuatu hari selama musim panas ini, kau akan menemukan pangeranmu. Ada tanda berbentuk bunga dan aku melihatnya pada orang ini, tanda yang akan membantumu menemukannya. Letaknya di perut bagian bawah.'

Sungmin tersentak kemudian memeluk erat gulingnya, rasanya geli membayangkan letak tanda itu, tapi mau bagaimana lagi? Tanda itu adalah satu-satunya pentunjuk untuk menemukan pangerannya.

'Kita lanjutkan nanti cerita konyolmu.'

Gigitan gemas langsung Sungmin berikan pada gulingnya. Namja manis itu teringat ucapan sahabatnya.

"Aish! Dasar Cho jelek! Apanya yang konyol? Aku percaya ramalan dan aku akan menemukan pangeranku itu kemudian membawa kehadapannya. Awas saja!" gerutu Sungmin sambil mencibir-cibir tak jelas.

"Hei Min, apa yang sedang kau lakukan?" wajah tampan yang tengah memicing penuh tanya itu membuat Sungmin melukiskan senyum salah tingkah.

"Ah~ tidak hyung, ada apa?"

"He? Kau kenapa bicara sendiri tadi? Jangan bilang kau kerasukan sadako?" tuduh hyungnya membuat Sungmin langsung melengos tak suka.

"Jauh sekali. Apa sadako tak lagi suka merasuki orang Jepang hingga harus bermain jauh ke Seoul?" sahutnya kesal.

Sang kakak masih menunjukkan tampang tak percaya.

"Sungguh?"

"Hyung ayolah, jangan berlebihan. Kalau aku kerasukan, hyung sendiri yang repot. Aku sedang berlatih untuk presentasi besok," jelas Sungmin meyakinkan sang kakak. Tubuhnya yang semula berbaring malas-malasan berubah duduk di atas kasur dengan tampang serius. Mau tak mau sang kakak mengangguk percaya kemudian berlalu menuju lemari Sungmin.

"Hyung pernah melihatmu memakai kaca mata renang, boleh hyung pinjam?"

Sungmin mengangguk lalu turun dari kasur, berjalan menuju lemarinya.

"Untuk apa hyung-ah?" tanya Sungmin sambil menarik laci lemarinya.

"Besok ada acara dengan klub renang."

"Di mana?"

"Di kampus tentu saja. Memang di mana lagi? Kenapa kau bertanya?"

Sejenak Sungmin mengernyit menyadari sesuatu. Setahu Sungmin klub renang di kampusnya hanya dibagi menjadi dua kelompok, anggota namja dan anggota yeoja, hyungnya adalah anggota namja. Hmm, kesempatan yang bagus.

"Hyung-ah, aku boleh ikut tidak?"

"Tidak!"

"Ish Changmin hyung! Pelit sekali!"

"Hei, siapa yang akan menjagamu jika aku berenang nanti? Bukannya kau takut dengan namja tak dikenal apalagi namja mesum? Anggota klub renang namja semuanya adalah namja mesum," jelas kakaknya membuat Sungmin membualatkan matanya.

"Kecuali aku," ralat Changmin setelah merampas kaca mata renang di tangan Sungmin.

"Pelit sekali," sungut Sungmin sambil berjalan di belakang Changmin untuk menutup pintu kamarnya.

"Cepat tidur!" peringat Changmin sambil mengacak rambut Sungmin saat adiknya hampir menutup pintu.

"Cih!"

BLAM!

Changmin menatap kaget pintu di hadapannya kemudian menggeleng maklum, adiknya memang mudah merajuk, sedikit tidak di dengarkan pasti akan begini.

"Huh! Menara Eiffel itu pelit sekali padahal bisa saja kan pangeranku salah satu dari mereka."

Setelah kembali berbaring dan menarik selimutnya Sungmin masih tampak berpikir.

"Semua anggotanya mesum? Setahuku Kyuhyunnie juga anggota klub renang, tapi dia tidak mesum. Huh! Selain menyebalkan, si Menara Eiffel itu juga sok tahu ternyata," ucap Sungmin kemudian mulai memejamkan matanya, sebelum alam mimpi membawanya, Sungmin berharap jadwal kuliahnya kosong saat jadwal klub renang hyungnya dimulai.

TBC

Hellow epribadeh :D

Ini new fic otepe tercinta selanjutnya. Chapter satunya begini nih! Suka gak? Suka! Alhamdulillah~
Kakakkakakkk.

Silahkan tinggalkan jejak! #ciumsatu-satu

Mian for typos!

NEXT!

RCL please~

Gomawo udah baca \(*o*)/