DIET
Present by Shin Key Can
.
.
.
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Warning : Cuma mau kasih tahu kalau fic ini berisi , AU, OOC, Typos, etc...
Pairing : Naruto Uzumaki, Ino Yamanaka
.
.
.
Namaku Yamanaka Ino. Aku seorang siswi kelas dua sekolah menengah atas. Aku bersekolah di Konoha Music School. Aku bersama sahabatku Shikamaru Nara kebetulan di terima karena bakat musik yang kami miliki. Walaupun kami ini berasal dari keluarga mampu, tapi kami tidak ingin bergantung pada kekayaan orang tua kami. Kami bukan orang seperti itu. Kami tidak ingin menggunakan nama keluarga yang terbilang terkenal di kalangan dunia hiburan hanya untuk memperoleh fasilitas superior.
Aku akan sedikit bercerita tentang Konoha Music School. Konoha Music School adalah salah satu sekolah menengah ke atas yang di khususkan bagi mereka yang ingin mendalami musik lebih dalam. Sekolah ini juga termasuk elite dan biasanya sekolah ini menjadi pilihan banyak musisi muda untuk mendukung karier mereka di dunia musik. Salah satu penyanyi sekaligus musisi muda berbakat yang sedang bersekolah Konoha Music School adalah Hyuga Hinata. Ia cantik dan suaranya sangat indah. Ia sangat lihat memainkan instrumen piano. Meski dia artis terkenal, ia sama seperti murid lainnya. Ia ramah pada siapapun.
Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah setelah dua minggu lalu libur kenaikan kelas. Sekolah masih sepi dan aku berjalan santai dengan headset bertengger di kedua daun telingaku. Rutinitas pagi yang wajib aku sendiri jalani adalah mendengarkan musik klasik. Aku mendengar alunan piaono karya Ludwig van Beethoven, Franz Schubert, Frederic Chopin dan Franz Liszt. Mereka adalah idolaku. Yah, aku mengagumi karya mereka. Shikamaru tahu itu.
.
.
.
PUKK
"Awww.. sakit," keluhku ketika ada seseorang yang menepuk pundakku dari belakang.
"Salah siapa di panggil sejak tadi tidak menjawab bahkan sedikit menoleh," kata seseorang yang ternyata Shikamaru.
"TAPI TIDAK BEGINI CARANYA, SHIKAMARU!" teriakku keras. Shikamaru hanya menutup telinganya.
"Woi.. pagi-pagi sudah berisik," kata seorang lagi dari arah belakang.
Deg
'Suara ini. Aku kenal suara ini,' batinku. Ia adalah Uzumaki Naruto. Ia adalah rivalku sekaligus musuhku juga orang yang mencuri perhatianku akhir-akhir ini. Ia adalah putra tunggal dari komposer terkenal Namikaze Minato dan penulis terkenal Khusina Uzumaki. Kemampuan musiknya jangan di ragukan, karena Naruto sendiri masuk dalam jajaran lima besar di sekolah, termasuk aku dan Shikamaru. Aku sendiri mengagumi kemampuannya juga sifatnya, tapi satu sifatnya yang membuatku kesal adalah dia seenaknya sering mengejekku gendut. Aku tidak suka itu.
"Diam kau Naruto. Kami sedang berdiskusi," kataku tak mau kalah.
"Diskusi itu tidak dengan suara cempreng sepertimu Ino," kata Naruto mengejek. Shikamaru hanya tertawa. Maklum saja, Shikamaru juga teman sejak kecil Naruto meskipun berbeda sekolah hingga saat ini dengan takdir Tuhan ia dapat bersekolah di tempat yang sama.
"KAU!" teriakku emosi.
"Sudahlah, jangan bertengkar disini. Ini masih pagi, Ino," kata Shikamaru melerai.
"Huh, dasar gendut," kata Naruto melangkah pergi di hadapan Shikamaru.
"Dobe, mati kau," kataku berteriak tidak terima, meski begitu kesal kenapa aku masih saja berdebar-debar jika ia di dekatku. Perasaan ini memang aneh.
"Weeekkkk," jawab Naruto menjulurkan lidahnya. Amit-amit ketemu orang seperti dia.
"Ino, sudahlah. Harusnya kau tidak perlu semarah itu dengan si dobe," kata Shikamaru berusaha meredamkan amarahku.
"Shikamaru., dia mengejekku gendut," rengekku pada Shikamaru. Shikamaru memang tampak memperhatikanku dengan tatapan aneh. Ia meneliti dengan pandangan yang tidak di mengerti.
"Sepertinya ucapan Naruto benar. Pipi dan lenganmu sedikit berisi," kata Shikamaru jujur.
"Gawat kalau begitu. Aku harus segera diet," kataku pada Shikamaru. Ia hanya mengerutkan dahi.
.
.
.
~Dua Hari Kemudian
Jam masih menunjukkan pukul 06.45 menit. Di kelas belum banyak yang datang. Hanya beberapa siswa yang baru saja masuk ke kelas. Kelas XI-1 sepertinya juga seperti kelas-kelas lain. Siswa yang datang mungkin bisa di hitung. Shikamaru datang lebih awal seperti biasa. Ia melihat teman sebangkunya yang ternyata lebih dulu datang. Ia kemudian duduk di samping teman sebangkunya itu.
"Naruto, sepertinya kata-katamu kemarin berdampak pada Ino," kata Shikamaru pada Naruto seraya meletakkan tas dan saxophone yang selalu di bawanya.
"Memangnya kenapa lagi dia?" tanya Naruto cuek. Naruto masih sibuk mengamati buku partitur di atas mejanya.
"Dia beberapa hari ini menolak untuk di ajak makan siang," kata Shikamaru.
"Benarkah seperti itu?" tanya Naruto heran.
"Kapan aku pernah bercanda padamu," kata Shikamaru kesal.
"Apa dia sedang diet?" tanya Naruto penasaran.
"Sepertinya sih begitu," ucap Shikamaru.
'Dasar gadis aneh, padahal aku kemarin hanya bercanda,' batin Naruto.
.
.
Bel istirahat telah berbunyi. Semua siswa keluar kelas untuk mengisis perut mereka. Hal ini justru berbeda denganku. Aku memilih di kelas untuk sekedar membaca ataupun mendengarkan alunan musik klasik di i-pod yang selalu aku bawa kemanapun.
"Ino, kau tidak lapar?" tanya Shikamaru menghampiriku.
"Tidak. Aku sedang diet, Shika. Ini semua salah Naruto yang mengatakan aku gendut," kataku menahan emosi. Aku kembali teringat pada Naruto yang mengatakan gendut, du hari lalu. Aku menengok ke penjuru ruang kelasku berharap nama yang tadi kusebut tidak mendengar ucapannku.
"Berhentilah bediet," kata Shikamaru. Shikamaru memang tahu jika aku di ejek gendut, maka aku segera buru-buru.
"Berat badanku naik, Shika. Aku akan menurunkannya sampai berat badan ideal," kataku membela diri.
"Diet belum tentu cocok untuk semua orang," ucap Shikamaru menasehatiku.
"Tapi jika aku tidak diet, nanti badanku akan seperti bola," protesku pada sahabatku ini.
"Terserah kau saja," ucap Shikamaru pasrah.
.
.
"Hei, Shika. Tumben tidak makan siang bersama si pirang itu," kata Naruto sambil menguyah onigiri buatan ibunya.
"Katanya lagi diet," jawab Shikamaru sekenanya.
"Aku heran dengan semua gadis di sini. Mereka akan panik dan cepat-cepat diet atau apalah itu demi mendapatkan tubuh ideal," kata Naruto jujur.
"Aku juga sependapat denganmu. Apalagi Ino sebegitunya saat kau ejek di gendut," kata Shikamaru menggoda.
"Kheh, padahal jika dipikir tubuhnya juga tidak gendut, masihlah bisa di pandang. Malah ia terlihat imut dengan badan yang sedikit berisi," ucap Naruto terkekeh.
"Kau masih menyukainya? Kenapa tidak mengatakannya?" kata Shikamaru bijak.
"Asal kau mau membantuku, aku akan mengatakannya," ucap Naruto tersenyum licik.
"Khehh. Ini akan repot. Kau sudah ada rencana?" tanya Shikamaru terkekeh.
"Sudah, tapi aku butuh bantuanmu," ucap Naruto yakin.
"Siap roger," kata Shikamaru menyanggupi. Kemudian Naruto membisikan apa saja rencananya bersama Shikamaru. Awalnya Shikamaru sempat tidak setuju dengan ide Naruto, namun beberapa saat setelah Naruto menjelaskan, ia tertawa terbahak-bahak karena ide Naruto. Mereka ber-high five ria tanda bahwa mereka akan menjalankan planning yang mereka sepakati.
.
.
.
~ Kediaman Yamanaka
"Satu, dua, satu, dua,"
"Ino-chan, sebaiknya kau berhenti dan segera mandi," kata sang ayah ketika mendapati putrinya sedang melakukan treadmild.
"Sebentar lagi, Otou-san," kata Ino tersenyum.
"Ino-chan ini sudah jam berapa? Ayo segera mandi dan bersiap makan malam dulu," teriak sang ayah, Yamanaka Inoichi.
"Otou-san, aku tidak lapar. Aku sedang diet," kataku. Sebenarnya aku lapar, tapi aku sedang diet. Jadi aku tidak ingin dietku gagal.
"Kalau lapar kau tinggal maid untuk membuatkanmu makan," kata Inoichi pada putrinya. Aku hanya mengendus kesal. Kaum lelaki tidak mengerti jika para gadis itu sungguh tidak percaya diri jika berat badannya meningkat. Dari pada aku merasakan lapar, lebih baik aku tidur.
.
.
.
~Waktu yang sama, di tempat yang berbeda
"Kau sedang membuat apa Naruto?" kata Khusina memperhatikan Naruto yang berada di dapur. Kebetulan sang ibu sedang menuju dapur untuk minum setelah seharian pergi bersama ayah Naruto.
"Choco lava, bu. Cobalah," kata Naruto seraya memberikan sebuah choco lava pada ibunya.
"Ini enak. Apa ini choco lava yang kau buat dengan bahan-bahan khusus diet?" tanya Khusina.
"Tentu saja. Ini bahan yang biasa aku gunakan. Bahan-bahannya aman untuk orang yang sedang diet," kata Naruto tersenyum.
"Tumben kau buat banyak. Memangnya akan kau bawa buat bekal besok?" tanya Kushina heran.
"Ini untuk ngerjain seseorang bu. Seseorang yang sudah lama mencuri perhatianku," kata Naruto malu-malu.
"Jadi ini untuk calon mantuku? Wah, senangnya," ucap Kushina senang.
"Umm..dia sedang diet. Aku ingin menghancurkan dietnya," kata Naruto jujur.
"Eh?"
"Aku lebih senang dia terlihat apa adanya bu. Walaupun ia gendut, aku tetap menyukainya. Aku ingin menyadarkan dia bahwa diet belum tentu cocok untuknya," kata Naruto bersemangat.
"Ya,sudah nak. Semoga berhasil ya," kata Khusina memberi semangat.
'Girl, bersiaplah untuk kejutan besok,' batin Naruto tersenyum licik.
.
.
.
~ Pukul 06.50, Konoha Music School
Ino POV
Seperti biasa aku sedikit santai jika masuk ke kelas. Sekolah sudah mulai ramai, sepuluh menit lagi bel masuk segera berbunyi. Aku segera melangkahkan kakiku ke kelas. Aku kemudian menaruh tasku dan pandanganku sedikit heran ketika mendapati choco lava di atas mejaku. Aku tadinya ingin makan, tapi aku menahannya karena tadi aku sudah sarapan. Kulihat choco lava itu tebungkus mika plastik yang dihiasi dengan pita yang bertengger di atas mika. Aku juga melihat amplop yang berada di dekat choco lava itu di letakkan. Aku membuka amplop itu.
'Dear Yamanaka Ino. Makanlah choco lava ini nanti siang saat jam makan siang. Kau perlu asupan gizi agar tubuhmu tetap fit selama menjalani diet. Tenang, choco lava ini sengaja aku buatkan dengan bahan-bahan khusus diet, jadi tidak akan membuatmu gemuk. Oya, mungkin kau berpikir aku ini Psyco, tapi percayalah, aku adalah fansmu dan bukan Pysco, Ino.
From: Seseorang yang mengagumimu
Aku kembali menutup surat itu dan memasukkannya ke dalam amplop. Aku heran, kenapa orang ini bisa tahu kalau aku sedang diet. Apa jangan-jangan Shikamaru mengerjaiku? Ah, tidak mungkin dia. Dia bahkan malas untuk hal apapun termasuk membuat choco lava. Dari pada ini terbuang sia-sia lebih baik aku simpan dan memakannya nanti.
End of Ino POV
.
.
.
"Sepertinya Ino melirikku. Apa dia curiga denganku, ya?" kata Shimaru berbisik.
"Mungkin benar Shika. Dia cukup pintar menilai orang, jadi jangan khawatir jika dia mencurigaimu," kata Naruto meyakinkan.
"Kau yakin cara ini akan berhasil membuatnya berhenti diet?" tanya Shikamaru sangsi.
"Tenang saja, sisanya aku yang urus. Oke," jawab Naruto enteng.
.
.
To be countinued
.
.
.
Special Scene
Dua orang pemuda sedang asyik menikmati makan siang mereka di atap. Pemuda satunya sibuk dengan minuman jus nya, sedangkan pemuda berambut nanas, sibuk tiduran.
"Shika, Ino kira-kira menganggapku aneh tidak jika dia tahu perasaanku sebenarnya?" kata Naruto di sela-sela meminum jus kalengnya.
"Entahlah. Mungkin ia akan menganggapmu konyol. Selain itu dia juga pasti akan menertawakanmu kalau ia tahu kau hoby memasak," kata Shikamaru cuek.
"Hei, pria bisa masak itu sexy dan keren di mata wanita, tauu," kata Naruto menggembungkan pipinya.
"Ya sudah, buktikan kata-katamu jika Ino akan terpesona oleh masakanmu. Deal?" tantang Shikamaru.
"Oke, deal," kata Naruto menjabat tangan tanda setuju.
.
.
A/N: Terinispirasi dari sebuah FTV, lupa judulnya. Oke, see u next chapter
