Alow semua.. Saya author baru di Fanfic ini.. jadi ceritanya masih ancur lebur. Hehehe

Oke deh.. sekarang saya akan mulai story-nya.. selamat menikmati * plak emangnya makanan?*

Disclaimer:

Don't Leave Me Alone

Chapter 1: berita buruk

'KRIINNGGG' bel akhir pelajaran di SMA Destiny Island

"Hah~" Gumamku sambil menatap ke langit yang biru dari jendela kelasku. Akhir akhir ini aku tidak semangat karena hal-hal yang tidak penting. Aku jadi lebih sering melamun, bahkan semenjak tadi pagi aku tidak konsen . Untung saja aku punya daya ingat yang tinggi, sehingga aku tidak kesusaha bila ada pelajaran yang tidak masuk. Terkadang Kairi dan Rikupun membatuku dalam pelajaran.

"Haah.." aku menghela nafas panjang sekarang.

"Ra..SORA…" teriak seorang perempuan berambut merah sebahu. Dia adalah Kairi.

"Hwaaa.." teriakku yang tidak kalah keras karena kaget.

"Ka..Kairi, mengapa kau berteriak di depan wajahku?"

"Kau ini.. Aku sudah memanggil namamu lebih dari 5 kali, tapi baru sekarang di jawab. Sora jangan melamun terus." Katanya memperingatiku.

"Yeah.. sorry Kai~" Kataku meminta maaf.

"Never mind. Sora, tadi Riku memanggilmu!" kata Kairi memberitahuku

"Oh ya? Sekarang Riku ada dimana?" kataku.

"Dia menunggumu di lantai atas." Kata Kairi.

"Okay, thank's Kairi" Kataku dengan semangat. Kairi tersenyum seraya berkata 'sama-sama'. Aku langsung berkemas untuk segera bertemu dengan Riku. Kairi juga membantuku. Setelah berkemas, aku berjalan keluar kelas dan menuju tempat dimana Riku menungguku..

Sebenarnya hubunganku dengan riku sedikit merenggang. Entah mengapa dia lebih sering menghindariku. Saat jam istirahat tadi, kucari dia di kelasnya, dia tidak ada. Kemarin aku dating ke rumahnya juga dia sedang pergi jalan-jalan. Aku terkejut mengetahui Riku jalan-jalan sendiri tanpa ditamani aku ataupun Kairi. Dia jangang sekali jalan-jalan sendirian.

'Makin lama aku tidak bisa mengerti jalan pikiranmu Riku' pikirku sambil berjalan menuju lantai atas.

'Sudah berapa lama ya kami tidak pulang bersama? Mungkin sekitar seminggu.' Tanyaku kepada diriku sendiri, dan kujawab sendiri.

Aku berhenti berjalan dan menghela nafas panjang menatapi msalahku dengan Riku. Karena jarak dari kelasku ( A/N: Sora di kelas X F bersama Kairi, Riku di kelas X I A) ke lantai ata cukup jauh, maka aku sampai di lantai atas membutuhkan waku kurang lebih 5 menit.

Setelah beberapa menit kuhabiskan untuk berjalan dan berlari, akhirnya aku sampai di lantai atas. Aku melihat seorang anak laki laki berambut silver berdiri menatapi halaman adalah Riku. Aku segera mendekatinya

"Riku.." Teriakku sambil berjalan menuju kesampingnya. Sebenarnya aku tidak perlu berteria karena Riku pasti bisa mendengar suaraku walaupun suaraku pelan.

"Riku…?" Kataku lagi ketika aku sudah dekat dengannya. Tetapi tetap tidak ada respon dari Riku. Aku memegangi pundaknya.

"Waa.. oh Sora, kau sudah datang ya.." katanya sedikit kaget.

"Riku dari tadi kau melamun terus. Ada apa sih? Tingkahmu dari kemarin aneh skali?" tanyaku dengan random karena sikapnya yang aneh membuat banyak pertanyaan di pikiranku.

"Well, ayo kita duduk di sana dulu." Kata Riku sambil berjalan ke bagku yang ada di lantai atas ini.

'Entah perasaanku saja atau memang Riku sengaja mengelak dari pertanyaanku ya?" pikirku. Kemudian aku segera menyusulnya.

Setelah kami duduk di bangku, kami menjadi diam seribu bahasa. Aku diam karena menunggu jawaban dari Riku, sedangkan Riku, aku tidak tahu mengapa dia hanya diam sambil menatap lurus ke langit yang bru.

"Riku, ayo jawab pertanyaanku! Lagi pula tadi kau memanggilkukan? Ada apa?" Tanyaku sekali lagi dengan random karena sudah tidak sabar mendengar jawaban Riku.

"Hm.. aku sudah menunggumu untuk bertanya hal itu.." kata Riku datar.

"Huh? Apa maksudnya Riku?" tanyaku lagi karena tidak mengerti maksud dari kata-kata Riku. Tiba-tiba, mata kami bertemu. Kemudian aku segera memalingkan wajahku karena malu. Riku hanya tertawa kecil. Enah mengapa tertawanya itu seperti tertawa sedih.

"Aku… Sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu yang mungkin.." katanya yang tiba-tiba berhenti. Ekspresinya berubah menjadi sedih.

"Mungkin apa apa Riku?" tanyaku lagi.

"Mungkin akan membuatmu sedih Sora." Katanya dengan sedeih, begitu pula ekspresinya.

'Huh? A…apa itu Riku?" tanyaku dengan penasaran. Tetapi aku merasakan firasat buruk.

Perasaanku menjadi tidak tenang.

"Sebentar lagi.." katanya "Sebentar lagi aku akan pergi Sora," kata Riku dengan nada yang sangat sedih.

"Me.. mengapa Riku? Mengapa kau harus pergi?" Tanyaku dengan sedih juga.

"Ayahku mendapat rekomendasi pekerjaan di Twilight Town Sora. Dan kami sekeluarga akan sgera pindah ke kota itu." kata Riku memberitahu

"Maaf Sora.." katanya dengan pelan sambil meninggalkanku sendiri di lanati atas.


Phie:Fiuh Akhirnya selesai juga nih chapter1nya. Maaf ya ceritanya ancur dan membosankan plus Gaje banget. Maklum saiya masih pemula *plak*

Sora: Riku… jangan pergi

Riku: Maaf Sora

Sora: Mengapa Riku? Mengapa kau harus pergi..* Loh kok Déjà Vu?*

Rku: Gat au nih.. Authornya yang bikin aku pergi

Sora: APA * sambil membawa ultima weapon* PHIE KEMBALIKAN RIKU

Phie: *Ngacir ke suatu tempat*

Sora Sialan

Riku n Sora: Ehem pkoknya Review ya

Sora: flame juga ga papa *sebagai balasan karena telah membuat Ruku pergi*

Phie: Kalo ada yang kurang mohon maaf lahir dan bati ^^ *telat mbak*

WAAWAWAAA *dikejar Sora yang bwa ultima weapon.