BLEACH punya nya Tite Kubo,
Dan dia itu adalah salah satu sodara saya yang ketemu setelah saya berusia 14 tahun, mungkin udah sekitar 4 tahunan lah. (digebuk massa gara-gara curcol gaje)
UTANG INI MENGANCAM NYAWA KU
Warning : OOC, gaje, hard typo, masih newbie, butuh perhatian, dan review. ^_^
Rate : T
Pairing : IchiRuki until the end.
Langsung saja, Enjoy it!
Chapter 1 : Intro
Saat seseorang mengatakan bahwa ia tidak punya uang, orang lain pasti akan berpikir banyak hal tentang dirinya.
"Apakah dia miskin?"
"Hei, jangan-jangan dia ingin meminjam uang denganku! Aku menjauh saja ah."
"Dia itu pasti suka berfoya-foya, biarkan sajalah! Cuekin, cuekin."
"Kasian dia, tapi aku juga tidak mampu untuk meminjaminya uang."
"Aku tau dia pasti berbohong."
Dan lain-lain.
Kira-kira begitulah kesan pertama yang muncul dari lubuk hati orang-orang yang mendengar kata-kata itu.
Karakura High School, Kelas 1-B.
"Aku tidak punya uang." Seorang gadis berkata lirih dengan mata Hazelnya yang sayu namun tegas.
Semua yang mendengar langsung terdiam, mereka saling melirik dan kemudian serentak tertawa.
"Hahahahahahahahaha,"
"Ada apa? Kenapa tertawa? Bukankah itu kalimat yang bagus?" Ia berkomentar dengan suara rendah dan terkesan cuek. Disilangkannya kedua tangan didepan dadanya.
"Wooooo~ bagus sekali! Aku sangat 'menyukai' kalimatmu! Kau layak dapat nilai 100 Kuchiki."Teriak seorang cowok yang duduk paling belakang. Ia berdiri sambil mengacungkan kedua jempol tangannya.(yaiyalah! Masa' kaki!).
"Tch.."Dengus gadis yang dipanggil Kuchiki itu, di pandanginya orang separuh baya disampingnya yang dari tadi hanya diam terbengong. "Hei, Pak! Aku sudah selesai! Boleh duduk?" Tanyanya.
"Ah, iya. Silahkan." Dia berujar sambil menyeka keringat di keningnya."Fiuh.." Helanya lagi. "Ini kan hanya pelajaran Bahasa yang biasa? Kenapa semua pada mempermasalahkan kata-kataku?" Batin gadis itu, ia melenggang menuju tempat duduknya.
Seorang Siswa yang duduk dekat jendela sedari tadi melemparkan tatapan malas ke arah orang-orang yang 'menurutnya' sedang melawak di depannya. Rambutnya oranye, tinggi badannya yang pasti lebih tinggi dari saya(buak), namanya adalah Ichigo Kurosaki.
"Guru kok malah bingung dengan kata-kata murid, lalu dimana kepintarannya itu? Masa' kalimat macam itu bisa diterima gitu aja?" batinnya.
"Dreeek," Gadis yang bernama Kuchiki Rukia itu duduk dikursinya yang tepat diseberang bangku Ichigo.
"Ckckckc, tidak punya uang katanya?" Ichigo terus memandangi Rukia dengan tatapan kesal ala ibu-ibu rumah tangga. Sebenarnya apa yang membuatnya kesal?
Rukia yang merasa di perhatikan, langsung menantang mata Ichigo. Kedua tatapan sinis itu bertemu dan membuat bumi gonjang-ganjing dan awan pengen maen air.(gak lah). Ichigo tersentak saat tangan rukia menyentuh lehernya sendiri. Ichigo makin melotot saat Rukia menggeser jarinya seolah iya sedang memotong lehernya. Melihat reaksi Ichigo, Rukia tersenyum tipis. Ichigo tak berani memandanginya lagi bahkan setelah pulang sekolah. Ia takut, wajahnya pucat pasi.
"Ya, Ayah. Sudah pulang sekolah kok! Rempong amat deh iiih..." Ichigo geram, Hape nya di matikan dan langsung dikantongi begitu saja. Yang menelfon adalah ayah Ichigo, Isshin Kurosaki. Dokter di klinik Kurosaki di depan rumah mereka.
Ichigo melangkah gontai keluar dari gerbang sekolah, tetapi kemudian ada seseorang yang memanggilnya. "Kurosaki...!" yang memanggil adalah seorang gadis, tinggi semampai, manja, berambut oranye, dan sexy. "Ada apa inoue?" Ichigo berbalik lesu. "Em! Ini!" Inoue menyerahkan hapenya. Ichigo menyerngitkan dahinya. "Paman!" kata Inoue lagi. Langsung saja Ichigo sweatdropped, diraihnya hape itu dan ditempelkannya ketelinga. "Ya, ada apa?"
"Ichigooooo~ cepat pulaaaaaaaang!" teriak suara dari seberang sana. "Ugh," Ichigo menjauhkan hape dari telinganya. Setelah selang beberapa detik, ia kembali menempelkan hape itu ketelinganya, "Lalu ada apa?" balasnya teriak.
"Kenapa kau berteriak pada ayahmu sendiri?" kata suara diseberang dengan lirih.
"Ya sudah, ada apa..ayah?" ulangnya lagi, kali ini sedikit lebih lembut seperti jelly.(Hei, itu kan kenyal./plak)
"Mereka datang... bagaimana ini? Mereka bilang akan mengambil semuanya! Huwa..."
"Baiklah, aku akan segera sampai. Tahan mereka, ayah!"
"Kakak! Cepatlah~ mereka membawa Si Tukang Pukul! Dia sebentar lagi mengamuk,, gya!" Sahut suara lainnya, sepertinya itu adik Ichigo.
"Trang~"
"Kakaaaaaaaaaaak!"
"Ichigoooo~"
"Tuuut...tutut.." suara kereta api kemudian muncul tiba-tiba, dan pembicaraan itu terputus.
"Halo? Ayah? Yuzu? Karin? Heei! Halo ?" Ichigo segera mengembalikan hape Inoue, tampak kecemasan diwajahnya. Segera ia berlari, namun baru beberapa langkah ia segera berbalik dan..
"Terima kasih, aku duluan nya." Setelah mengucapkan hal itu, Ia pun meninggalkan inoue yang tersipu malu tak jelas.
-To be continued-
Jelek ya? Iya ya? Ya? Apa? Gak kedengeraaaan!
Perkenalkan saya Rei, panggil aja begitu. (gak penting banget.)
Yap yap, terlalu panjang untuk sebuah intro ya? Maaf, saya kan newbie, jadi agak susah membuat intro yang bagus. Hm, bagaimana? Apa ada yang ingin review? Silahkan klik aja ya.
Terima Kasih Sudah Membaca Tulisan Saya Ini. ^_^
