Pemuda berpakaian serba hitam berambut semerah darah itu mendelik saat rencananya gagal lagi. Tak ragu, ia meninju permukaan dinding di ruangan itu, kesal dengan perempuan yang berani menggagalkan semuanya. Ia masih belum juga masuk ke dalam ruangan, menunggu perempuan itu membuka mata
Sementara orang itu justru masih terlelap dalam tidurnya. Tak lama—
Samar-samar cahaya perlahan masuk ke indera pengelihatanya kala Ino membuka mata. Ia terkejut melihat sekelilingnya bukanlah tempat di mana ia seharusnya berada. Gudang gelap dan lembab. Di situlah tempat ia berada saat ini. Ia menoleh ke arah pintu saat mengetahui pintu itu dibuka dari luar, menampilkan sosok seseorang yang kini dibencinya, Gaara Sabaku. Gadis itu ingin sekali beranjak namun tak kuasa karena akhirnya ia tersadar bahwa tubunnya terlilit tali tambang dengan kuat. Ia meronta sekuat tenaga, berusaha melepaskan tali-temali yang mengikatnya seraya sersumpah serapah pada si pemuda yang berseringai di hadapannya.
"Bajingan kau, Gaara! Apa yang kau lakukan pada adikku hingga dia koma begitu?!" Teriak Ino.
Gaara justru mengacungkan moncong senjata apinya tepat pada kepala Ino dibanding menjawab pertanyaannya.
"Sorry, Ino. Kalo saja kau tidak ikut campur masalah ini, aku tidak akan melakukan hal ini padamu." Ujar Gaara bersiap menarik pelatuk pistolnnya.
"Bagaimana aku tidak ikut campur kalau kau mencekoki Shion dengan obat-obatan terlarangmu hah?!" Pekik Ino ganas.
"Kau tidak tahu apa-apa dan tak seharusnya ikut campur urusan antara aku dan Shion."
Ino geram.
"Brengsek kau, Gaara." Desis Ino yang diikuti suara pistol menembakkan peluru panasnya yang kini bersarang di kepala gadis itu.
Gaara tersenyum seraya melantunkan simfoni hitam atas lumpuhnya si gadis yang menghancurkan segala perhitungannya.
"Semua selesai." Gaara lalu beranjak dari sana, enggan membereskan seonggok manusia yang tak lagi bernyawa itu.
.
Disclaimer: Masashi Kishimoto
#16InoFicsChallenge2016 #9
Mimpi
.
Teriakan terdengar ke seluruh penjuru ruangan serba putih itu. Nyatanya yang Ino tadi rasakan adalah mimpi. Ia melirik ke arah Shion yang masih belum jua sadar karena kecelakaan tempo hari. Ia menghela napas lega.
"C-Cuma mimpi ..." Ujar Ino lega.
"Sudah bangun?" Baritone dari arah belakangnya membuat Ino menoleh dan mendapatkan Gaara ada di sana.
Ino terkaget dan bersiap meninju Gaara yang baru saja akan menyodorkan sekeresek buah padanya.
"Kau kenapa, Ino?" Tanya Gaara bingung.
"K-kau mau membunuhku dan Shion karena Shion memergokimu mengedarkan narkoba dan akhirnya kau membuat Shion jadi orang percobaanmu kan?" Cecar Ino yang dibalas dengan kekehan dari kekasihnya—Gaara.
"Kau terlalu banyak membaca novel misteri sih, jadi saja kau kepikiran begitu."
Ino yang mendengarnya langsung sadar dan melirik novel misteri yang sempat ia baca sebelumnya.
"A-ah iya, terbawa mimpi. Maafkan aku, Gaara." Ino merona karena malu.
Sementara Gaara terkekeh sembari menyembunyikan kenyataan bahwa yang sebenarnya dikatakan Ino itu benar adanya.
.
Fin
