This is an exchange project I made with my friend, her OC is used here.

This FF has been remade for several time caused by some reason so sorry if someone read the error version

DISCLAIMER:

I DON'T OWN INAZUMA ELEVEN OR ANY OF ITS CHARACTER

-PROLOG-

"Tragedi"

"Endou-kun, Kazemaru-kun!" Seorang anak perempuan tampak keletihan mengejar kedua temannya. "Haha…sepertinya Ayumi kalah lagi."Kata salah satu anak laki - laki dengan mata tertutup sebelah karena poni rambutnya kepada anak perempuan yang ternyata bernama Ayumi itu. "Huh Kazemaru lihat saja kalau soal sepak bola aku tidak akan kalah."Kata Ayumi "Oke mari kita main bola di dekat sungai seperti biasa!"Seru anak laki – laki yang menggunakan head band bewarna orange di kepalanya yang bernama Endou. "Ayo kita lomba lari kesana" Seru Kazemaru tidak kalah semangat dan mulai berlari."Ayo!"Endoupun segera mengikuti."Ahh kalian tunggu!"Kejar Ayumi di belakang.

Merekapun bermain bola bersama dengan riang seperti biasa walau dulunya saat pulang sekolah mereka juga sering bermain dengan seorang anak perempuan lain walau kazemaru awalnya biasanya tidak ikut dan anak itu juga berakhir pindah entah kemana. Mereka sering bermain sekaligus berlatih bersama – sama sampai lupa waktu. Endou mengerahkan seluruh kemampuannya untuk berlatih menangkap bola sedangkan Kazemaru lebih cenderung dengan kecepatannya berlari makanya kadang kazemaru lebih sering ngajakin lomba lari dan Ayumi pintar dalam membuat siasat dan mengontrol bola. Semuanya terasa begitu menyenangkan hingga suatu hari setelah pulang sekolah masih menenteng tas mereka, mereka hendak latihan atau bermain seperti biasa hingga 3 anak laki – laki seumuran mereka menghadang mereka.

"Wah wah mari kita lihat apa yang ada disini, 3 orang penyuka sepak bola yang menyedihkan"mulai salah satu dari mereka yang mengenakan kaca mata bulat yang sangat tebal hingga matanya tidak terlihat dengan rambut bewarna hijau muda tanpa poni yang ditata menjulang keatas dengan satu ujung lancip melengkung seperti krim hiasan kue, Kata – katanya membuat Endou memegang bola ditangannya dengan erat sekaligus terdiam begitu pula kazemaru dan Ayumi."Haha Akechi kamu membuat mereka ketakutan."Lanjut anak laki – laki dengan mata yang memandang meremehkan dan menyeramkan dengan rambut bewarna cokat kemerahan seperti matanya."Wah~ Arashi-san matanya juga selo dikit kenapa sih…"Lanjut anak lekaki yang terdengar malas tapi riang dengan mata biru tua dengan kelopak mata yang lumayan panjang dan lentik serta rambut dengan warna yang sama."Hah Mouri pemalas kau merusak suasana hatiku sekarang." Balas Arashi Rokkou a.k.a Rokkou yang berbalik menatap kearah Mouri dengan raut kesal dan senyum yang mengerikan. "Sudahlah ributnya nanti saja kita punya urusan yang lebih penting disini."Henti Akechi sambil mengeluarkan senyum liciknya lalu mereka bertiga kembali menatap Endou dkk. Kazemaru lansung menaruh tangannya di depan Ayumi karna sikap protektifnya lalu memberikan tatapan ke arah Endou, Endou yang mengerti lansung angkat bicara."Apa mau kalian?"Kata Endou dengan tegas. "Kami hanya ingin mengatakan sebaiknya berhenti bermain bola di dekat sungai!"Hardik Akechi sambil menatap remeh Endou. "Kenapa kami harus melakukan semua itu?!"Timpal Kazemaru yang terlihat kesal."Kenapa katamu?"Rokkou membalas kazemaru dengan suara dan tatapan yang menyeramkan "Karena mulai sekarang itu daerah kekuasaan kami!" Senyum Mouri yang tampak manis dan kejam. "Bagaimana kalau kami menolak?" Tanya Endou dengan raut wajah yang terlihat waspada. Akechi tersenyum licik "Kalian tidak bisa menolak."Akechi lalu menjentikkan jarinya, Tiba – tiba Mouri bergerak dengan cepat merebut bola yang dari tadi dipegang Endou lalu melemparnya ke angkasa Rokkou lansung menendang bola itu dengan cara bicycle-kick kearah Endou, Endou yang kaget berhasil menangkap bola itu tapi terjatuh kearah belakang karna kekuatan tendangan Rokkou. Kazemaru lansung refleks menolong sobatnya itu tanpa sadar Akechi lansung menarik dengan paksa salah satu lengan Ayumi yang masih shock akan kejadian di depannya. Ayumi mencoba mengelak tetapi Akechi menggenggamnya terlalu kuat dan dan tangan lainnya sudah dikepalkan, bersiap memukul ke arah Ayumi. Sadar akan kelengahannya, Kazemaru menghadang Akechi tapi, terhenti oleh Mouri yang menghadangnya tapi, dia melihat Akechi sudah siap menyakiti Ayumi yang ketakutan dengan air mata berlinang "Hentikan! apa yang akan kalian lakukan terhadap ayumi?"."Kalau kalian menolak ini yang akan kami lakukan."Senyum Mouri."APA!"Kazemaru yang kesal lansung memukul Mouri diperutnya, Mouripun memegang perutnya kesakitan. Rokkou yang akhirnya juga terlihat kesal menghampiri Kazemaru di depan mukanya mengintimidasinya."Hei kalau mau adu pukul sebaiknya sama aku kubuat kamu tahu rasa!"Ujar Rokkou yang marah temannya di pukul."Ayo siapa takut!"Balas Kazemaru ikut – ikutan. Endou lansung bangkit melerai Kazemaru "Kazemaru hentikan kita tidak boleh bertengkar!"Kazemaru tidak mau berhenti "Tapi Endou merekapun sudah menendang bola kearahmu!"Marah Kazemaru."Hoh begitu toh tapi setidaknya kita tidak main pukul lagian dia kan kiper sudah seharusnya bisa nangkap tendangan yang selembek itu."Ledek Rokkou yang juga marah."Tapi apa itu kalian mau pukul Ayumi jadi kupukul d—"Belum selesai Kazemaru bicara Rokkou sudah memukul Kazemaru di perut sama seperti Mouri. "Apa!"Seru Kazemaru sambil menahan sakit,Mouri lansung menahan Rokkou dari belakang dengan cara mengunci lengannya."Rokkou jangan lakukan ini, ini tidak seperti yang k—"Mouri melerai Rokkou yang terhenti ketika Rokkou berhasil lepas dari genggaman Mouri, Rokkou menolehkan sedikit kepalanya ke kiri agar dapat menatap Mouri dibelakang."Terserah tapi aku tidak bisa diam kalau kamu disakiti" Geram Rokkou. Rokkou dan Kazemarupun bertengkar dengan Mouri dan Endou berusaha menghentikan mereka tapi tidak membuahkan hasil. Ayumi dan Akechi hanya dapat membeku tidak bergerak, Akechi pun melepaskan tangan Ayumi dan berusaha menghentikan Rokkou."Hei Rokkou hentikan itu sudah cukup!""HAH!?Kenapa memangnya!"Tiba – tiba tanpa sengaja pukulan Kazemaru mengenai Akechi dan membuat kacamatanya lepas. Mata Rokkou menjadi berapi – api "APA YANG KAU LAKUKAN HAH!" seketika pertarungan menjadi tidak terhentikan. Ayumi yang ketakutan ingin berusaha menghentikan juga tapi kakinya terasa membeku. Ayumipun mulai keringat dingin tiba – tiba dia merasakan sesuatu yang menyentuh kakinya ternyata bola yang awalnya dipegang Endou menggelinding kearahnya. Seketika kepala Ayumi terasa berat dan semuanya menghitam…

.

.

"Ja…Jang..ngan"

.

.

.

"…h..hentikan.."

.

.

.

"A-ayumi.."

.

.

.

"SADARLAH AYUMI!"

.

.

"teman – teman ?'

To Be Continued

Rokkou, Mouri,dan Akechi adalah Karakter yang dapat di scout di game mereka juga terlihat sekilas di ep. 121 Inazuma Eleven. Seingat saya ya :v

Kenapa prolognya dramatis dank lice banget adegannya itu ada alasannya dan kalian akan tahu di chapter" berikutnya.

Semoga kalian akan terus membaca kedepannya