A/N: Posisi tokoh utama Noor adalah Player Character. Dia milik Author Wattpad: DazzledTeen2001.
Bagian pembukaan Bab ini mengambil referensi dari fanfiksi Criminal Case karya Shuukou Jin yang berjudul Interlude.
.
.
.
CRIMINAL CASE
BAYANG-BAYANG SOMBRA
Oleh: Murasaki Dokugi.
.
.
.
Criminal Case milik Pretty Simple
.
.
.
Bagian 2: Señorita
(Sudut Pandang Noor)
"Daann selesai!" Jack baru saja menamatkan Buku Jurnal milik Armand Dupont. "Tidak kusangka Charlie harus mengorbankan diri demi Teman-temannya. Huh! Sungguh kejam orang yang bernama Justin Lawson itu. Dia pikir siapa dia? Menghancurkan Regu Terbang memang bukan pilihan yang tepat untuknya."
"Aku sependapat denganmu, Archer. Aku juga merasa kasihan dengan Maddie."
"Tapi tunggu dulu. Kalau Charlie terbunuh, lantas siapa yang menyelesaikan Jurnal ini?"
Aku menggaruk dagu. "Kurasa Maddie yang menulis sisa Jurnal itu. Dia kan Istrinya Charlie, jadi sudah pasti dialah yang menamatkannya karena secara pribadi dia melihat semua kejadian itu pasca kematian suaminya."
"Hmm, benar juga katamu."
Jack menguap perlahan sembari meletakkan Jurnal Dupont di meja yang terletak di sampingnya. Diregangkannya otot-ototnya yang kekar lalu berdiri. Aku beranjak menuju dapur kecil di pojok ruang santai untuk membuat Cappuccino. Tak lama kemudian, kami berdua menikmati minuman hangat itu bersama-sama.
"Jadi, Noor. Apa yang akan kau lakukan setelah Biro dibubarkan?"
Aku melongo mendengarnya. "Sepertinya aku akan kembali ke Grimsborough. Jones baru saja menelponku. Dia bilang apa aku sedang sibuk. Lantas kujawab tidak. Dan tahu-tahu aku ditawarkan bekerja disana untuk Tahun depan."
Jack menghembuskan nafas panjang. "Kau beruntung. Aku harap aku bisa sepertimu, dimana-mana punya koneksi yang kuat."
Aku terkejut. "Apa maksudmu?"
"Yah, kau tahu sendiri kalau hanya akulah satu-satunya anggota Biro yang tidak menulis profesi sebelum bekerja disini. Kupikir kau sadar tentang itu."
"Ah, maafkan aku, Archer. Pikiranku tidak sampai kesitu. Lagipula toh masa lalu seseorang tidak selalu menentukan masa depannya, bukan?"
Jack menyeringai. "Kau benar."
Kami pun berbincang-bincang hangat selama beberapa menit. Dalam hati aku merasa lega sekali. Kami, Biro telah berhasil membekuk SOMBRA, Organisasi Kejahatan Internasional yang selama dua tahun berturut-turut kami kejar. Bukan hanya itu. Kami bahkan baru saja mencegah terjadinya Perang dunia ke-3! Ini semua karena kesalahpahaman, dan SOMBRA-lah yang menjadi otak dibalik semua itu. Untung saja kami berhasil menjebloskan Pemimpin mereka yang bernama samaran 'El Rey' ke balik jeruji besi. Dan setelah Elliot berhasil mengungkap daftar agen-agen SOMBRA yang masih berkeliaran, El Rey nyaris tidak bisa berkata-kata. Aku dan Carmen masih ingat wajahnya yang ketakutan setengah mati saat dia tahu bahwa rencananya terbongkar sudah. Kami berdua bahkan nyaris tidak bisa berhenti tertawa setelah melihatnya mati kutu. Hah! Rasakan Itu, SOMBRA!
"Oh, ya. Aku ingin menanyakan sesuatu padamu," ujar Jack tiba-tiba. "Apa kau serius dengan hubunganmu dan Elliot?"
"Uhuk!"
Nyaris saja aku tersedak Cappucinno-ku sendiri. Entah mengapa wajahku langsung bersemu merah begitu mendengar nama Elliot disebut-sebut, terutama oleh Jack sendiri. Aku dan Elliot memang punya hubungan spesial, tapi spesial yang dimaksud disini adalah sahabat. Harus kuakui kalau Elliot itu Introvert-nya luar biasa, dan entah mengapa hanya aku yang bisa meruntuhkan tembok yang membatasi dirinya dengan anggota Biro yang lain selama kami bertugas. Tapi serius! Kami ini hanya teman, Titik! Walaupun kami sering menghabiskan waktu bersama diluar jam kerja, tapi kami tidak pernah melakukan hal yang bukan-bukan. Lagipula anak penggemar warna hitam itu masih dibawah umur! Dia belum patut untuk bercinta, apalagi denganku. Kuberikan tatapan tajam pada Jack, berusaha menyembunyikan rasa maluku.
"Tapi Archer, aku dan Elliot hanya sahabat. Masa kau tidak tahu?"
"Iya, deh. Maaf kalau aku sudah membuatmu tidak nyaman," kata Jack cengengesan. "Masalahnya, aku dan Carmen sudah berspekulasi bahwa ada sesuatu yang terjadi di antara kalian berdua. Seluruh anggota Biro bahkan curiga berat kalau-kalau Elliot memang menyukaimu."
"Semua anggota Biro, kecuali Sanjay," balasku sarkastik. "Apa kau tidak tahu kalau Sanjay memberikan nomor telepon Elliot ke Vanna Alabama? Kurasa bocah itu lebih suka kalau Vanna yang bersama Elliot."
"Dan kau pun cemburu. Iya, kan?"
"Ohh~ jadi kau memang ingin aku menyiramkan Cappucinno ini ke wajahmu, ya? Awas saja, Jack Percival Archer!"
"Aduh, tenang! Tenang! Aku hanya bercanda, Noor. Jangan emosi begitu."
"Hmm, iya deh."
Aku dan Jack lalu mengalihkan topik pembicaraan. Tiga hari lagi Kantor Biro akan segera dibongkar, jadi tidak ada salahnya jika kami masih ingin bersukaria dengan kemenangan kami. Kami tertawa dan menikmati suasana senja. Tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan.
(Sudut pandang Noor berakhir)
Hujan rintik-rintik menyapu aspal jalanan yang berdebu. Diluar Kantor Biro, terlihat seseorang yang tengah bersandar di tembok yang terletak di seberang jalan. Wajahnya yang hanya tampak setengah karena terpapar bayangan gedung terlihat menengadah ke langit. Mulutnya membengkok hingga terlihat manyun.
"Ini mimpi buruk," desahnya. "Kita sudah kalah, BENAR-BENAR KALAH. Apakah ini semua sudah berakhir?"
Tiga jam yang lalu...
Hector Montoya meringkuk di dalam Sel-nya, mendengus. "Dasar Biro tengik!" umpatnya geram. "Bisa-bisanya mereka menghancurkan rencanaku. Dunia ini perlu SOMBRA, tapi mereka malah menghancurkan kita!"
"El Rey, tolonglah. Tenangkan diri Anda dulu."
"Bagaimana aku bisa tenang?! Para polisi dari Biro itu benar-benar membuatku mati kutu! Terutama Inspektur Noor dan Agen Martinez. Aku berani bertaruh mereka menertawaiku setengah mati setelah melihat wajah kekalahanku sore tadi."
"Mereka memang makhluk hina, El Rey. Wajar saja mereka memperlakukan Anda seperti itu."
Hector mendengus. "Lantas apa yang harus kulakukan? Tuan Castillo sudah memberikan kepercayaannya padaku sebagai Pemimpin SOMBRA, tapi aku malah mengecewakannya!"
Orang yang diajaknya bicara menghela nafas panjang. "Tuan Castillo pasti punya alasan kuat untuk menunjuk Anda sebagai El Rey berikutnya," katanya merenung. "Coba Anda ingat-ingat kembali rancangan Anda untuk menguasai dunia hingga detail. Mungkin saja ada jalan keluar yang pas untuk kita."
Hector menggeleng. "Aku butuh waktu untuk memikirkan itu," katanya pelan. "Dan sebaiknya kau pergi dari sini sekarang. Aku jamin orang-orang Biro pasti tidak akan suka dengan keberadaanmu disini."
Lawan bicaranya pun mengangguk. "Aku mengerti, El Rey. "katanya kemudian. "Hidup SOMBRA."
Dia lalu menarik diri dari jeruji dimana Hector berada, bergegas pergi dari lorong ruang tahanan itu.
Kembali ke masa kini...
Dia masih belum beranjak dari bayangan gedung dimana ia berada. Sambil mengeluarkan nada mendengus, matanya liar melihat ke arah sekitar Kantor Biro. Terlihat beberapa pekerja bangunan yang hilir-mudik di sekitar gedung. Dua di antara mereka melewati tempatnya berada, tidak menyadari bahwa pembicaraan mereka sedang didengar orang yang tidak tepat.
"Sayang sekali, ya. Kenapa Biro harus bubar?"
"Dengar-dengar tujuan asal mereka dibentuk adalah untuk mengalahkan SOMBRA. Sekarang SOMBRA sudah kalah, jadi wajar saja kalau Biro dibubarkan."
"Iya juga sih. Tapi aku masih tidak enak menerima berita pembubaran mereka. Padahal mereka itu keren banget."
"Yahh- mau bagaimana lagi? Mudah-mudahan kita bisa mengikuti jejak mereka memberatas kejahatan suatu saat nanti."
"Aku setuju denganmu, kawan."
Sepeninggal kedua tukang bangunan itu, orang yang menguping pembicaraan mereka tampak mematung. Dahinya berkerut, seakan tengah berpikir keras. Tahu-tahu ia tersenyum lebar, nyaris menyeringai.
"Biro sudah dibubarkan, ya? Tak kusangka mereka akan mengambil keputusan yang terburu-buru seperti itu. Dan harus kuakui, tindakan mereka itu memang patut disayangkan."
Dia lalu buru-buru keluar dari balik gedung dimana ia bersandar sebelumnya. Ditekannya alat pendengar di telinganya seraya berbisik.
"Aku punya berita bagus. Biro sudah bubar. Jadi ini saat tepat untuk kita menyusun rencana cadangan. Bagaimana menurut Anda?"
"Laksanakan."
(Bersambung)
