A/N: Kise x Reader FFN! Sudut pandangnya silahkan diubah jadi sudut pandang pembaca masing-masing ya. maaf kalo rada rada.. ya gitu.

Sebelumnya ini FFN Sayonara. cuma dipublish sama diedit dikit bukan story-nya yang diedit tapi beberapa typo yang ku benerin, mungkin ada yang terlewat but oh well.

Warning: OOC, Typo, gaje, aneh, mungkin agak susah dimengerti :, dsb.


Disclaimer:

Kuroko No Basuke (c) Tadatoshi Fujimaki

I'm back (c) me.


Reader's POV-


-Di ujung sebuah kelas, bisa terlihat ada dua orang yang saling duduk berhadapan, salah satu dari orang itu adalah aku, dan satu lagi adalah model yang famous itu, Kise Ryouta, alias orang yang sudah berpacaran denganku selama 3 tahun.

"Ayolah-ssu! Jangan ngambek!" Rengek Kise sambil memegang lengan kiriku.

"Hmph!" Aku tak mengubriskan perkataan copycat Teiko itu seraya aku mengembungkan pipiku.

"Ayolah, lagipula, aku tidak percaya kamu akan ngambek cuma karena itu, ssu-yo!" Kata Kise sambil mengembungkan pipinya.

-Flashback-

Saat itu kami ada didepan bioskop, habis menyelesaikan film humor yang selalu di idamankan Kise setiap saat, entah kenapa dia mengagumi film itu, tapi rasanya aku tau sih kenapa, karena film itu lucunya luar biasa, aku tidak bisa berhenti ketawa terbahak-bahak pada saat itu, Kise juga tertawa sampai mengeluarkan air mata.

"Ayo, Ryou!" Ajak ku kepada Ki- bukan Ryou seraya aku mengulurkan tangan kananku, seakan-akan menyuruhnya mengapai tanganku dan memegangnya.

"Kyaaa! Bukankah itu model Kise Ryouta? Yang keren itu loh!" Teriak fans Ryou dari jauh.

'Lagi-lagi.' Pikirku pas para fans itu berteriak.

Jujur sih, aku rasa aku tidak melakukan hal yang salah karena berpikir seperti itu, wajar, setiap kami kencan pasti fansnya akan berteriak seperti itu, dan pada akhirnya aku dan Ryou berakhir dengan mengakhiri kencan kami karena Ryou mesti cepat-cepat kabur, agar tidak tertangkap fans. kalau tertangkap kan pasti repot untuknya, maka dari itu, aku mesti membiarkannya.

"Ah, gomen-ssu! sepertinya aku mesti lari lagi, meskipun aku masih ingin melanjutkan kencan kita ini!" Kata Ryou menunjukkan muka gembungnya itu.

"Iya, tidak apa-apa, Ryou. aku ngerti kok." Kataku sambil memaksakan sebuah senyuman palsu, meskipun sebenarnya sekarang aku sudah ingin meremuk muka semua fans yang dimiliki Ryou.

"baiklah, jaa -ssu!" Kata Ryou, lalu ia pergi dengan cepat.

Tapi...

.

Ada fans yang mengerubunginya juga dari depan, nah, dengan itu, Ryou sama sekali tidak bisa bergerak, aku sangat bermaksud ingin membantunya dan ketika aku ingin membantunya, saat itulah..

"KISE-KUUUN!"

Suara teriakan ala fangirl terdengar dari arti sebelah kiriku.

CUP!

Alhasil, ku lihat sesuatu yang membuat ku kesal, fangirl yang berteriak tadi, mencium pipi Kise dan meninggalkan bekas lipstiknya disana.

-END OF FLASHBACK-

"SIAPA YANG TIDAK MARAH BILA KEKASIHNYA SENDIRI DICIUM SEPERTI ITU, BAKASE!?" Kataku menyahut dengan nada marah, Ryou sempat gemetar karena itu, namun rasa takutnya itu segera berubah menjadi senyuman ringan.

"maa, maa, kau cemburu, ssu?" Katanya dengan senyuman menggoda.

"s-siapa bilang!?" Aku langsung mengarahkan kepalaku ke bawah, menutupi muka ku yang merah itu

"ayolah, jangan menjadi tsundere seperti itu~ aku tau kok~" Ryou bilang dengan senyum dan nada yang mengejek.

"d-dibilangin aku ti-"

Kata-kataku berhenti ketika Ryou tiba-tiba menciumku dibibir sambil menaikkan kepalaku, pertama, aku terkejut, tapi setelah agak lama, aku mulai menutup mataku dan menikmati ciuman yang diberikan Ryou itu.

"mm..."

Setelah agak lama, akhirnya Ryou melepaskan ciumannya dari bibirku itu.

"jangan khawatir, -ssu! ingat kalau aku itu milikmu apapun yang terjadi!" Ryou mengatakannya seraya ia mengedipkan matanya.

Setelah ia menciumu dan mengatakan itu, mukaku memerah seperti tomat yang baru di rebus.

"B-baiklah.. aku mengerti.." jawabku, terbata-bata

"Yokkata-ssu! ayo kita pulang!" Kata Ryou sambil mengambil tas berwarna hitamnya itu, aku juga mengambil tasku yang berwarna biru muda itu dan meraih tangannya yang besar itu.

Kami pun bergandengan tangan dan mulai berjalan ke luar kelas, menuruni tangga sekolah itu bersama-sama dan berjalan dengan pelan di trotoar. 'aku harap kita akan selalu bersama seperti ini, Ryou.' pikirku sambil tersenyum sambil berjalan bersamanya.

"ah, lampu merah, kita mesti stop-ssu." Kata Ryou. maksudnya dengan lampu merah itu adalah lampu trotoar yang menandakan kapan boleh menyebrang.

"Ah, iya. ayo kita tunggu." jawabku simple.

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya lampu untuk trotoar itu berubah hijau, dan diatasnya ditulis '30', berarti kami haya 30 detik untuk menyebrang, pada saat itu, kami mulai berjalan dengan santainya, sampai..

Kulihat sebuah truk berwarna merah, sebuah truk untuk membawa barang melaju cepat ke arah kami.

"Ryou-kun! AWAS!" Kataku seraya aku mendorong Ryou ke trotoar sebelah dengan cepat.

'BRAK!'


KISE'S POV-


'BRAK!'

Mataku terbelalak, melihat truk itu menabrak seseorang dengan kencang, seseorang yang amat kucintai.

"H-ha.."

bola mataku terbuka makin lebar ketika kulihat darah mulai mengalir dari tubuhnya itu, membentuk kolam yang terbuat dari darah, darah yang segar.

Spontan.

Bola mataku mengelurkan cairan bening yang disebut orang sebagai air mata itu, dan cairan bening itu mengalir dengan cukup deras, seakan-akan cairan itu tidak mau berhenti, aku juga membeku di tempat.

'd-dia, melindungiku? mempertaruhkan nyawanya?'

Itulah pikiran yang masuk ke otakku saat ini, seolah-olah aku masih tidak percaya dengan apa yang dia lakukan.

'kenapa dia melindungiku? kenapa?'

Tanyaku kepada diriku sendiri berulang-ulang.

"CEPAT, Telepon Ambulans!"

Teriak seorang wanita, tapi tidak ada yang merespondnya karena sepi, dan, melainkan menelpon ambulans, aku segera ke tempatnya. merobek sebagian dari bajuku dan mencoba menghentikan pendarahannya.

"Tolong, telepon ambulans. aku benar-benar minta tolong padamu." Kataku pada wanita tadi, berbalik meminta tolong.

Ia langsung meraih teleponnya dan menelpon ambulans, sedangkan aku hanya terdiam melihat wajah wanita yang kucintai ini terbalur dengan darah segarnya itu.

'maafkan aku... tetaplah hidup.'

Ucapku dalam hati, segera agak lama, ambulans datang dan membawanya ke rumah sakit. aku hanya terdiam saja. tidak mengikuti ambulans tersebut melainkan pergi ke arah rumahku dengan wajah tertunduk, tak mengatakan apa pun, dan ekspresi menyakitkan, akibat itu, tiada satupun fans yang mengubrisku, aku bersyukur akan itu, ini bukan waktu yang tepat apabila kalian para fans meminta tanda tangan.

"okaeri, Ryou-nii!" Kata adikku sambil tersenyum ceria.

Aku hanya diam, tak mengubrisnya dan langsung pergi ke kamar, menutup tirainya dan terduduk di lantai

"maafkan aku..."

Ucapku, dan setetes air mata mengalir dari mataku.

"Aku tidak bisa melakukan apa-apa untukmu.."

End of 1st Chapter...


Chapter 1 END! Akhirnya! btw, ini masih berchapter ya- selanjutnya masih Kise's POV, jujur ini sebenernya males publish lagi gara-gara diremove ._. tapi karena masih niat ngelanjutin jadinya di re-publish- mau re-publish lagi karena coretkeponakancoret maksudnya senpai saya kasih saya semangat buat publish lagi, dia supporter saya sih ._.)/ oke udahan deh curhatnya, jaa!