Aku tidak memiliki -man seutuhnya, semua itu milik Katsura Hoshino sensei, copyright of Hoshino Katsura.

Jika aku memiliki -man, itu hanya plot cerita di Fan fiction ini ( Tapi kalau sampai benar-benar menjadi milikku, aku akan langsung menarikan tarian kegembiraan XD )

So, let's begin..

##########################

"Lihatlah... di sebrang garis horison sana, terbentang dunia yang baru..."

Sosok seorang lelaki, dengan rambut panjang berwarna hitam kebiruan bagaikan 'Langit malam' berdiri di puncak sebuah bukit. Di bawahnya, pemandangan yang asri, penuh pepohonan tropis dan sebuah pantai terlihat indah.

Rambut panjang nya yang sebari tadi tertiup angin laut, di ikat ke atas layaknya kuncir kuda dengan beberapa helai di biarkan terurai di sisi-sisi pipinya.

Wajahnya rupawan, gagah dan penuh dengan charisma. Pakaian yang di kenakannya pun hanya sebatas kain sarung yang di ikatkannya di sekitar pinggangnya. Memperlihatkan tubuhnya yang bidangdan atletis. Untaian manik-manik unik yang terlihat seperti kalung menghiasi lehernya, dan di dada kirinya, sebuah tato bergambar tulisan yang aneh terlihat.

"Aku dan Lavi sudah menyiapkan perbekalan kita.. Jadi.. Apakah kau dan Lenalee benar-benar tidak ingin ikut dengan kita ?"

Perlahan, sosok gagah tersebut membalikkan badannya. Di hadapannya sekarang, sesosok lelaki lain berdiri. Rambutnya berwarna putih, putih dan terlihat layaknya salju yang lembut. Ia berdiri memandangi tanah tempatnya berpijak.

Pakaian yang di kenakannya hampir sama dengan lelaki sebelumnya, hanya saja, ia lebih banyak mengenakan kalung dari manik-manik unik yang terlihat mewah, serta sebuah jaket dari bulu binatang menghiasi pundaknya hingga setengah dari dadanya.

Di pipi kirinya, sebuah tato merah tergambar, dan tangan kiri nya berwarna merah, seperti bekas luka terbakar. Ia berparas tampan, tetapi juga cantik. Matanya besar dan berwarna abu-abu ke perakan, layaknya sebuah kaca yang mampu memantulkan bayangan hati seseorang.

"Kanda..."

Yang keluar dari mulut lelaki berambut putih ini hanyalah sebuah nama, nama seseorang, nama milik lelaki berambut panjang tadi.

"Kau benar-benar tidak ingin tahu... Ada apa di balik garis tersebut ? mungkin kita akan menemukan pulau lainnya, desa lainnya.. atau mungkin sebuah kota besar yang tak pernah kita lihat.. Apa kau tidak tertarik, Allen ?"

Kali ini, giliran lelaki bernama Kanda tersebut yang menyebutkan nama anak lelaki berambut putih tadi dan memberikan pertanyaan untuknya.

"Maafkan aku Kanda... Aku... Aku.."

"Kau tak mencintai ku, Allen ?"

"Tidak ! Aku sangat mencintai mu Kanda ! Aku sangat mencintai mu !"

Saat Allen mendengar Kanda meragukan cintanya, Ia langsung menatap mata Kanda dan menjawab keraguan Kanda tersebut dengan suara Lantang penuh dengan kejujuran. Ekspresi Allen terlihat sedih tetapi juga menunjukkan seberapa dalam cintanya pada Kanda.

"Lalu... Kenapa kau tak mau ikut denganku ? ... Kau... Bahkan Lenalee juga menolak ajak-kan Lavi... Lavi yang adalah suaminya sendiri.."

"..."

"Jangan diam saja Allen ! Jawablah pertanyaan ku ini ! Kau punya mulut untuk menjaw-"

Belum sempat Kanda menyelesaikan pertanyaannya, Ia sudah terdiam. Ia diam, tak bisa berkata-kata. Tenggorokkannya serasa tersumbat karena pemandangan di hadapannya. Sosok Allen terlihat bergetar, tetesan air mata jatuh ke tanah tempatnya berdiri. Allen menangis, dan di wajahnya, tergambar ekspresi penuh kesedihan yang tertuju pada Kanda.

"Ma...Maafkan aku.. Kanda.."

"Kenapa kau begitu keras kepala, Allen.."

"Kanda... Kau ingat bukan.. Aku adalah anak kepala desa di sini.. Aku punya kewajiban yang harus ku lakukan... Aku tak bisa sembarangan meninggalkan kewajibanku sebagai kepala desa selanjutnya..."

"Tapi kau punya Neah sebagai penggantimu ! Ia adik laki-laki mu... Dan.. Dan Ia juga punya hak untuk menggantikanmu jika kau tidak mau menjadi kepala desa.."

"Kanda...Kumohon.. Jangan paksa aku.."

"Allen.. Sekali lagi... Sekali lagi, jawab pertanyaanku.. Ini pertanyaan terakhirku. Kau... Mau ikut dengan ku dan Lavi.. Atau.."

"Maaf Kanda... Aku tidak bisa.."

Tanpa menunggu lama lagi, Kanda melangkah meninggalkan Allen yang masih menangis dan terduduk di tanah.

"!-Kanda ! Tunggu ! Kan—"

"JANGAN PERNAH PANGGIL NAMA KU LAGI !"

Teriakkan Kanda yang bercampur kemarahan dan kesedihan, serta kekecewaan membuat Allen terdiam, terdiam membatu.

"Aku... Dan Lavi sudah memutuskan akan meninggalkan desa hari ini juga... Dia sudah menunggu ku di pantai.. Dan Allen.. Lebih baik kita sudahi hubungan cinta kita.. Selamat tinggal"

Tanpa berbalik atau berpaling lagi, Kanda kembali melangkah meninggalkan Allen di atas tebing tersebut. Air mata yang sembari tadi berusaha di bendungnya, mengalir keluar, bergulir di pipinya dan menetes jatuh ke tanah di mana ia berpijak.

Cahaya mata Allen yang sebelumnya bersinar memantulkan cahaya matahari dengan indahnya, kali ini, sinar tersebut memudar..

"Dunia Allen.. Hancur berkeping-keping."

#############################

Sekali lagi, -man bukan milikku, karya tersebut adalah milik Katsura Hoshino-sensei. Yang ku punya hanyalah di mana Allen dan Kanda berpasangan di dalam Plot cerita ini ^^

Akan ada sedikit OOC di dalam karya ku, atau mungkin sangat OOC ^^ harap di maklum i.

Sekarang aku sedang dalam penulisan chapter ke 2 dari cerita ini, wait for it ^^ and, Review please.

Kritik dan saran di terima ^^