Terdapat suara-suara di mimpiku
"Sayu-chan."
Suara-suara seperti memanggil ku
"Sayu."
Suara itu berubah-ubah setiap waktu
"Sayucchi."
"Sayuchin."
Sebenarnya siapa yang memanggilku?
"Sayu-san, bangunlah."
KUROKO NO BASUKE © FUJIMAKI TADATOSHI
CROSSOVER: PERSONA © ATLUS
KUROKO NO PERSONA © SHERRYSAKURA99
.
WARNING: OC, OOC (mungkin), Crossover, jika ada yang kurang mengerti jalan ceritanya atau banyak kesalahan Typo mohon di maklumi.
Genre: Friendship, Adventure, Humor (mungkin, walau humornya agak garing)
Rate:T
Chapter 1: The Beginning
Aku tebangun ketikah suara terakhir itu memanggilku, ternyata aku masih di kereta. Sepertinya aku terlalu capek karena perjalanan dari Amerika ke Tokyo itu lumayan jauh, belum lagi aku harus naik kereta untuk dapat menjangkau distric Beika. Aku pun merapikan posisi dudukku lalu memasang kembali headphoneku yang sempat lepas karena aku tertidur. Biar aku perkenalkan diriku. Namaku Kanzaki Sayu, rambutku bewarna biru dan mataku bewarna merah darah. Aku pindah ke jepang karena permintaan orang tuaku. Ibu menitipkanku ke salah satu saudara kami yang kebetulan tinggal di Beika, aku tidak tau alasannya sih, ya biarlah toh aku tinggal menikmatinya saja.
"Beika, Beika."
Pengumuman tanda kereta sudah sampai berbunyi, aku langsung mengambil tas dan beberapa oleh-oleh dari Amerika lalu turun dari kereta itu. Ketikah aku melewati pintu keluar stasiun ada kupu-kupu bewarna hitam tanpa corak melintas di sebelah ku. Aku langsung menengok ke belakang tapi kupu-kupu itu sudah hilang, sepertinya aku salah lihat. Aku keluar dari stasiun dan melihat apa aku sudah di jemput atau belum.
"Kau sudah datang Sayu-chan, aku sudah menunggumu dari tadi." Ucap sebuah suara.
Aku melihat ke sumber suara itu, di sana telah berdiri seorang pemuda berambut abu-abu dan warna matanya sama seperti warna rambutnya. Ya dia adalah Narukami Yuu, dia sepupuku karena ayahnya adalah adik ibuku, kalau tidak salah dia kemarin juga baru pulang dari sebuah kota kecil bernama Inaba dan tinggal bersama pamanya. Aku rasa dia banyak berubah.
"Nice to meet you, Yuu niichan." Ucapku sambil tersenyum tipis.
"Kau benar-benar tidak berubah Sayu-chan" jawabnya sambil mengacak-acak rambutku.
"Please stop it, oniichan taukan kalau aku tidak suka rambutku di acak-acak." omel ku dengan wajah yang datar.
"Gomene, kalau begitu ayo kita pergi ke rumah, okasan sudah menunggumu." Usulnya dan langsung mendapatkan persetujuan dariku.
Kami masuk ke dalam taxi, dan pergi menuju rumah yang akan aku tinggali. Setelah 15 menit, kami akhirnya sampai di sebuah rumah yang tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Kami masuk dan aku langsung di sambut oleh bibiku atau bisa di bilang ibu dari Yuu.
"Kau sudah datang Sayu-chan, ternyata kau sudah besar ya." Ucap bibi sambil memelukku yang membuatku sesak nafas.
"Bibi sesak." Ucapku di sela-sela pelukan mautnya.
"Ah… gomene, he…he… he bibi terlalu senang karena kau akan datang."
'Ku pikir aku akan mati.' Batinku begitu bibi melepas pelukanya.
"Oh ya bibi ada oleh-oleh dari ibu." Aku menyerahkan tas kertas yang sejak tadi aku bawa pada bibi.
"Wah… arigato, ne Yuu-chan lebih baik kau antar Sayu-chan ke kamarnya."
"Baiklah, ayo Sayu-chan aku antar ke kamarmu." Ajak Yuu dan aku menganggukan kepalaku sebagai jawabannya.
Yuu mengantarkanku sampai di kamarku di lantai dua dan terletak di sebelah kamarnya, segera aku masuk ke dalam kamar dan melihat isi kamarku. Isinya cukup sederhana, satu tempat tidur, satu kamar mandi, meja komputer beserta komputernya, tv ukuran sedang, lemari pakaian, sofa di depan tv, karpet berwarna biru di bawanya, dan juga ac. Aku mulai menata pakaianku dan memasukanya ke dalam lemari, sampai aku menemukan bola basket di antara tumpukan dus yang di kirim ibuku kemarin. Aku mengambil bola itu, sepertinya ini dari kakak, dia memang tau kalau aku juga sangat menyukai basket sama sepertinya. Aku memutar bola basket itu sebentar di jariku lalu meletakkanya di samping tv. Setelah semuanya rapi, aku bergegas mengganti pakaianku lalu pergi menuju ruang makan. Di sana terlihat Yuu dan bibi sedang duduk di meja makan, tapi di mana paman?, sepertinya dia masih sibuk dengan kerjaannya. Aku mendekat kearah meja lalu duduk di sebelah Yuu. Bibi memberiku nasi dan lauknya, dan aku langsung memakannya.
"Sayu-chan, kau besok jadi masuk ke SMA Teiko?." Tanya bibiku di sela-sela makan malam kami.
"Ha'i, ibu sudah mendaftarkanku ke sana." Jawab ku.
"Kalau begitu kau bisa berangkat bersama Yuu-chan, karena besok Yuu-chan juga akan pindah ke sana."
"Tentu saja bibi."
"Kalau begitu cepat habiskan makanan kalian lalu pergi tidur, besok kan hari pertama kalian sekolah."
Setelah selesai makan aku langsung mandi dan merebahkan diriku di kasur, mulai sekarang aku harus terbiasa dengan keadaan di jepang. Walau aku tidak tau sampai kapan aku terbiasa di sini. Karena terlalu larut dalam pikiranku akupun tertidur dengan sendirinya.
^.^
Ketikah aku membuka mataku, hal yang pertama kali aku lihat adalah sebuah perpustakaan yang di dominasi dengan warna biru, bahkan warna langit-langitnya pun berwarna biru. Tu-tunggu sebentar sejak kapan aku di perpustakaan?, bukannya aku tadi berada di kamarku. Aku langsung merapikan posisi dudukku. Ha… sejak kapan ya aku duduk di sini?.
"Welcome to velvet room, ah… sepertinya kita kedatangan tamu dengan takdir yang menarik, khu…khu…khu." Ucap sebuah suara di depan ku.
Aku melihat ke depan, disana ada sesosok kakek tua berhidung panjang dan memiliki telinga seperti seorang elf dan memakai jas berwarna biru, di sebelahnya terdapat seorang laki-laki yang tingginya bisa di bilang setinggi Yuu. Rambutnya berwarna hitam dan matanya berwarna kuning emas. Dia membawa sebuah buku di tangannya, dan juga dia memakai baju berwarna biru sama seperti kakek itu, hanya saja penampilannya seperti seorang butler, sepertinya dia asisten dari kakek tua itu.
"Siapa kalian?, dan ini di mana?." Tanyaku pada mereka berdua.
"Nama saya Igor, senang sekali berkenalan dengan anda." Ucap kakek yang berada di depanku sambil tersenyum atau menyeringai?.
"Saya akan menjadi asisten anda dalam perjalanan ini, nama saya Eric." Ucap laki-laki yang berada di sebelah Igor.
"Tempat ini berada diantara mimpi dan kenyataan, jiwa dan raga, ini adalah tempat di mana yang terikat oleh kontraklah yang bisa masuk." Jelas Igor padaku.
'Pemegang kontrak?, tadi dia juga sempat bilang takdir yang menarik apa maksunya?.' Tanyaku dalam hati.
"Mungkin takdir seperti itu akan menunggu anda dalam waktu dekat." Lanjutnya.
"Saya akan menyerahkan surat kontrak yang harus anda tanda tangani." Ucap Eric.
Tiba-tiba di depanku sudah ada sebuah buku yang melayang. Aku mengambil pulpen yang berada di tengah buku itu lalu mulai menuliskan namaku di sana tanpa ragu-ragu. Setelah selesai buku itu hilang dari hadapanku.
"Baiklah, sampai kita bertemu lagi, saya ucapkan selamat jalan, dan semoga anda berhasil ojou-sama." Ucap Eric sambil tersenyum dan seketikah pandanganku kabur.
Aku membuka mataku, sepertinya aku kembali lagi ke kamarku. Apa yang tadi cuma mimpi?, ah dari pada memikirkan itu lebih baik aku cepat-cepat mandi, sarapan lalu berangkat ke sekolah. Aku bergegas ke kamar mandi lalu mengganti bajuku dengan seragam SMA Teiko. Seragamnya cukup bagus karena serbah putih dan biru, setelah pakaianku rapi aku lalu merapikan rambutku dan mengikat model pony tail dan di beri pita berwarna biru muda, tak lupa headphone ku kalungkan di leherku. Setelah semua selesai aku pergi ke bawah untuk sarapan tentunya.
"Ohayo Sayu-chan, ayo cepat duduk kita mau sarapan." Ucap bibi yang memberikanku senyuman selamat pagi.
"Ha'i, bibi." Jawabku kemudian duduk di kursi tak jauh dari tempatku berdiri.
Setelah selesai makan, aku dan yuu berangkat ke sekolah SMA Teiko, sekolah yang katanya paling elit di Tokyo, karena SMA ini aku dengar sering mendapat penghargaan baik itu di bidang akademik ataupun non akademik, baik itu local ataupun internasional. Pantas banyak sekali yang ingin masuk ke SMA Teiko ini. Kami masuk ke dalam aula untuk mendengarkan cerama panjang dari kepala sekolah. Selama cerama itu berlangsung, aku sama sekali tidak konsen karena aku masih memikirkan mimpi itu, mimpi itu terasa sangat nyata, bahkan aku masih ingat detail ceritanya. Seharusnya jika itu benar-benar mimpi maka aku akan melupakan sebagian dari mimpi itu. Tapi ini benar-benar terasa nyata. Daripada aku memikirkannya terus lebih baik aku melihat wajah dari taman-temanku. Aku mengedarkan pandanganku dan melihat ada yang aneh dari barisan anak laki-laki tak jauh dari tempatku berdiri, karena ada murid-murid berambut unik seperti pelangi, ada yang merah, merah ke hitam-hitaman, kuning, hijau, biru, biru muda, dan ungu. Benar-benar seperti pelangi yang muncul di siang bolong. Setelah menunggu selama satu jam akhirnya cerama yang kelewatan panjang itu selesai dan kami di perbolehkan untuk pergi ke kelas masih-masing. Aku tadi sempat melihat kearah papan pengumuman pembagian kelas sebelum masuk ke aula, jadi aku tidak perlu melihatnya lagi. Aku masuk ke dalam kelasku yaitu kelas 1-B, di sana ternyata sudah ada beberapa murid yang sedang mencari tempat duduk. Aku memilih untuk duduk di samping jendela, ya dari dulu sampai sekarang aku selalu suka duduk di samping jendela. Bel tanda masuk berbunyi dan murid-muridpun mulai masuk ke dalam ruangan mereka masing-masing, lalu pelajaran di mulai.
Selama pelajaran berlangsung aku terus melihat kearah jendela, di luar sana ada kabut tebal yang menutupi pemandangan di luar.
'Kabut?, kenapa muncul jam segini, lalu kenapa kabut ini tebal sekali?.' Batinku masih melihat kearah jendela.
Daripada aku memikirkan hal itu lebih baik aku melihat sekitarku. Aku mulai melihat teman-teman sekelasku dan aku terkejut karena aku sekelas dengan murid warna-warni itu. Mulai dari yang berwarna merah itu duduk di barisan paling depan no 2 dari kiri. Lalu pemuda berambut hijau yang membawa boneka kodok di mejanya berada di samping kirinya. Ada lagi seorang pemuda berambut kuning dan ungu yang duduk di depanku untuk pemuda berambut kuning dan di sebelah kanan untuk pemuda berambut ungu. Kalau di belakangku ada dua orang berambut biru dan merah gelap. Sedangkan di sebelah ku pemuda berambut biru muda sedang duduk dengan tenang sambil melihat kearah papan tulis yang berada di depan kami. Oh ya ada juga seorang perempuan berambut pink yang memiliki ukuran dada yang lumayan besar, duduk di sebelah pemuda berambut biru itu.
'Ternyata aku sekelas dengan mereka ya.' Batinku.
Beberapa jam kemudian bel istirahat berbunyi, hari ini pelajarannya tidak begitu banyak karena baru pertama masuk sekolah. Aku mengeluarkan bekal yang di buatkan bibiku, tiba-tiba ponsel ku berbunyi tanda ada pesan masuk. Aku membuka pesan itu dan ternyata itu dari Yuu.
From: Yuu niichan
Kita makan siang di atap ya, apa perlu aku menjemputmu di kelas?.
Aku tersenyum tipis kemudian membalas pesan itu
To: Yuu niichan
Tidak usah biar aku saja yang kekelas niichan.
From: Yuu niichan
Baiklah kalau begitu.
Aku bergegas pergi ke ruangan Yuu yang berada di kelas 2-A, ketikah aku melewati lorong menuju kelas Yuu niichan, tiba-tiba ada kupu-kupu berwarna hitam tanpa corak melintas di sampingku, kupu-kupu itu mirip dengan kupu-kupu yang aku lihat waktu aku turun dari stasiun. Aku langsung menoleh ke belakang tapi kupu-kupu itu langsung hilang, kupu-kupu itu sebenarnya apa?, karena warnanya yang berwarna hitam itu aneh, daripada aku memikirkan hal itu lebih baik aku cepat-cepat pergi ke kelas 2-A. tak lama kemudian aku sampai di kelas yang ku cari-cari, aku langsung membuka pintunya dan di sana terlihat Yuu sedang duduk di samping jendela sambil melihat ke luar jendela. Aku mendekati mejanya untuk menyapanya.
"Oniichan, ayo kita makan siang." Ucapku masih dengan ekspresi datarku.
"Ah… Sayu-chan, baiklah ayo." Jawabnya lalu mulai berdiri dan berjalan ke luar kelas di ikuti oleh ku yang berada di sampingnya.
Kami berjalan menuju atap karena di sanalah tujuan kami, sesampainya di sana aku langsung duduk di bangku yang di sediakan di sana di ikuti oleh Yuu yang duduk di sampingku. Aku membuka kotak makan siangku, isinya tentu saja bento penuh cinta dari bibiku, itu yang di katakan bibi ketikah aku menerima bekal itu.
"Itadakimasu." ucap kami berdua secara bersamaan.
Kami makan dalam diam sampai aku mulai buka suara.
"Ne oniichan, kau sudah memutuskan mau ikut klub apa?." Tanyaku di sela-sela makan siang kami.
"Aku rasa aku akan ikut klub basket, karena aku dengar klub basket SMA ini pernah menjuarai Inter High dan Winter Cup, lagipula aku dulu juga pernah ikut klub basket." Jawabnya sambil memakan bentonya.
"Kalau Sayu-chan sendiri mau ikut klub apa?." Tanyanya padaku.
"Aku tidak tahu, aku masih bingung mau memilih klub apa."
"Bagaimana kalau pulang sekolah ini kau mengantarku ke GYM untuk menyerahkan formulir pendaftaran."
"Boleh juga, aku juga ingin melihat-lihat klubnya."
Kami melanjutkan acara makan siang kami sambil mengobrol panjang hingga jam istirahat pertama berakhir. Kami memutuskan untuk kembali ke kelas masing-masing.
^.^
Akhirnya bel pulang sekolah sudah berbunyi, tapi tiba-tiba ada pengumuman dari pihak sekolah melalui speaker yang di pasang di sudut ruang kelas.
"Pengumuman kepada seluruh siswa dan siswi, harap untuk berhati-hati ketikah pulang sekolah, karena ada sebuah insiden yang terjadi di sekitar sekolah ini, mohon untuk tertib di jalan, terima kasih." Ucap suara dari speaker tersebut.
Insiden apa yang di maksud?, memang sih dari tadi aku mendengar suara sirine mobil polisi, mungkin di sekitar sini ada kejadian pembunuhan kali ya. Sudahlah lebih baik aku pergi ke tempat niichan. Aku berdiri dari tempat duduk ku dan menuju ruang kelas, karena aku tidak fokus aku menabrak seseorang di depanku lalu ada kertas yang jatuh di dekat kakiku. Aku mengambil kertas itu, bukannya ini formulir pendaftaran klub basket ya. Aku melihat siapa yang aku tabrak, dan ternyata dia adalah orang yang duduk di sebelahku dengan surai baby bluenya.
"Gomene karena sudah menabrakmu." Ucapku sambil membungkukkan sedikit badanku.
"Tidak apa-apa, apa kau terluka?."
"Tidak kok, ano apa kertas ini milikmu?." Tanyaku lalu menyerahkan kertas itu padanya
"Ha'i" jawabnya dan mengambil kertas itu.
"Apa kau akan ikut klub basket?."
"Iya begitulah."
"Bagaimana kalau kita berangkat bersama saja."
"Kau juga mau mendaftar ke klub basket?."
"Bukan aku, tapi sepupuku yang akan mendaftar ke sana."
"Oww… baiklah kalau begitu aku mau."
"Ayo kita ke sana, sepertinya Yuu niichan juga sudah menunggu di luar."
Aku pergi keluar kelas di ikuti oleh pemuda tadi, sesampainya di sana Yuu sudah menunggu ku di depan kelas ku.
"Kau lama sekali Sayu-chan?." Tanya Yuu padaku.
"Ada sedikit insiden tadi, oh ya aku membawa teman yang juga akan mendaftar ke klub basket."
"Teman?, siapa?, bukannya tadi kau datang sendirian?."
"Ano." Ucap pemuda bersurai baby blue di sebelahku.
Yuu langsung melihat ke sumber suara tersebut dan dia kaget karena kemunculan pemuda itu. Apa Yuu tidak merasakannya ya?.
"Se-sejak kapan kau ada di sana?." Tanya Yuu pada pemuda tadi.
"Apa yang oniichan bicarakan?, dia sudah bersamaku sejak tadi." Jawabku yang heran dengan reaksi Yuu.
"Ah… gomene, aku tidak merasakan hawa keberadaanmu."
"Tidak apa-apa, aku sudah terbiasa." jawabnya.
"Lebih baik kita langsung ke ruang klub saja." Usulku yang langsung di stujui oleh mereka berdua.
Kami bergegas pergi ke tempat klub, di perjalanan aku selalu mendengar gosip dari anak perempuan, bahkan anak laki-laki juga ikut menggosip. Kira-kira isinya seperti ini.
"Hey, apa kau sudah melihat situs yang muncul tadi malam, situs itu bilang bahwa jodohku adalah Sika Kawami." Ucap murid perempuan A.
"Eh benarkah, aku tidak melihatnya karena aku terlalu capek, lalu apa yang di bilang situs itu?." Tanya murid perempuan B.
"Ya di situ cuma tertulis bahwa aku harus datang ke pohon di samping sekolah, di sana aku bisa bertemu dengan Sika-kun." Jawab murid perempuan A.
"Eh apa kau tidak tau kalau Sika Kawami baru saja meninggal?." Ucap perempuan C.
"Eh… masak?, darimana kau tau itu?." Tanya murid perempuan A.
"Aku baru saja di beritahu penjaga sekolah, katanya ada orang yang meninggal di pohon dekat sekolah kita, lalu cara meninggalnya juga mengerikan, beliau bilang kalau dia meninggal dengan cara di tusuk menggunakan kayu tepat di jantungnya. Tapi anehnya dia sama sekali tidak mengeluarkan darah, dan mayatnya itu sudah di identifikasi sebagai Sika Kawami." Jawab murid perempuan C.
"Eh benarkah?." Ucap perempuan B.
'Jadi memang benar ada pembunuhan di sekitar sini, ternyata firasatku benar.' Batinku.
"Ano aku belum tau siapa namamu." Tanya pemuda yang berada di sebelahku.
"Ah… kau benar, perkenalkan namaku Kanzaki Sayu, yoroshiku." Jawab ku sambil menundukan sedikit wajahku.
"Kalau aku Narukami Yuu, yoroshiku." Ucap Yuu.
"Sayu-san, dan Yuu senpai, namaku Kuroko Tetsuya, yoroshiku." Ucapnya sambil menundukan sedikit wajahnya.
"Salam kenal Kuroko-kun." Ucapku sambil tersenyum tipis.
Kami akhirnya sampai di depan gym, Yuu masuk pertama kali di ikuti aku dan Kuroko yang mengekor di belakang. Kami langsung menuju kearah menejer di tim basket ini, sepertinya Yuu sudah mengenal menejernya mungkin mereka satu kelas.
"Kau sudah memutuskannya Narukami-kun." Ucap perempuan itu dengan senyum di wajahnya.
"Iya begitulah, ini formulir pendaftarannya dan aku juga membawa calon lainnya." Jawab Yuu sambil menyerahkan formulir itu.
"Calon siapa?, apa perempuan yang berada di belakangmu?." Tanya perempuan itu.
"Bukan Riko, tapi pemuda yang berada di belakangnya." Jawab Yuu.
"Tidak ada siapa-siapa di sana." Jawab perempuan yang bernama Riko tadi, sepertinya dia tidak menyadari Kuroko yang berada di belakangku.
Aku langsung menarik tangannya agar dia berdiri di sebelahku, dia sempat kaget karena tiba-tiba aku menarik tangannya, tapi dia langsung paham apa yang aku inginkan.
"Ini dia orangnya senpai." Kataku sambil menunjuk kearah Kuroko.
"Eeehhhhh… sejak kapan kau di situ?." Ucap Riko yang kaget dengan kemunculan Kuroko.
"Dia sudah di sini dari tadi senpai." Jawabku singkat.
"Aku bahkan sampai tidak sadar, tapi apa kau bisa bermain basket?." Tanya Riko pada Kuroko.
"Ha'i ini formulirnya sudah aku isi." Jawab Kuroko sambil menyerahkan formulir itu pada Riko.
Riko menerimannya dan membacanya, dia kaget dengan apa yang dia baca.
"Kau lulusan SMP Teiko?." Tanya Riko pada Kuroko.
"Iya begitulah."
"Menarik, sangat menarik." Jawab Riko sambil tersenyum manis.
"Memang ada apa Riko?." Tanya Yuu.
"Sebenarnya dari tadi aku menerima formulir pendaftaran dari murid-murid yang tidak ku duga, kau tau tentang Kiseki No Sedai?."
"Ah… kelompok basket yang isinya orang berbakat itu kan?." jawab Yuu.
"Begitulah, dan kau tau kalau Kiseki No Sedai itu mendaftar ke klub basket kita."
"He…?, mereka mendaftar ke klub basket kita, apa kau serius Riko?." tanya Yuu yang kaget dengan ucapan Riko.
"Tentu saja aku serius Narukami-kun, dan sepertinya ini akan menjadi semakin menarik."
Setelah selesai dengan masalah formulir, aku, Kuroko, Yuu, dan Riko memutuskan untuk pulang bersama, di perjalanan kami masih melihat mobil polisi yang berada di sebelah gedung sekolah.
"Baru kali ini aku melihat hal semacam ini." Komentar Riko ketikah melihat kearah mobil polisi tersebut.
"Aku dengar yang menemukannya adalah siswi kelas 3 ya?." Tanya Yuu.
"Ya begitulah, rasanya menakutkan jika pembunuh itu masih berkeliaran di sekitar sini." Ucap Riko menunjukan ekspresi ketakutan.
"Oh ya daripada membahas itu, apa kalian pernah mendengar situs yang hanya muncul pada waktu tengah malam saat bulan purnama dan saat bulan baru?." Tanya Riko.
"Aku memang pernah mendengar situs itu dari salah satu temanku, katanya jika terdapat nama yang tertulis di situs itu maka dia akan menjadi jodohmu, dan jika kau ingin menemuinya kau harus pergi ke tempat yang di sebutkan di situs itu." Jawab Kuroko.
"Tapi kenapa kau masih percaya akan hal yang tidak masuk akal itu Riko." Ucap Yuu.
"Hee… aku kan cuma mau memberi tahu saja." ucap Riko sambil pudung.
"Apa nama situs itu senpai?." Tanyaku mencoba membuat Riko semangat.
"Ah akhirnya ada yang tertarik juga, nama situsnya, kalau tidak salah 'Black Butterfly'." Jawab Riko senpai sambil memasang pose berpikir.
"Black butterfly?" Ucapku.
"Ya begitulah, oh ya ada satu lagi rumor, kau tau tentang lapangan street basketball yang berada di belakang kuil Haido?." Ucap Riko senpai.
"Aku dengar kalau kau melempar bola basket ke dalam ring yang berada di lapangan itu tepat jam 12 malam waktu bulan purnama dan masuk, maka keinginanmu akan terkabul." jawab Yuu.
"He...?, bahkan ada yang seperti itu juga?." Tanyaku.
"Ya tapi itu masih tidak bisa di buktikan, karena banyak yang sudah mencobanya tapi tidak terjadi apa-apa." Jawab Kuroko.
Kami sampai di persimpangan jalan dan kami berpisah di sana karena arah rumah kami yang berlawanan. Sesampainya di rumah aku langsung mandi, makan, dan tidur karena badan ku sangat capek sekali.
To Be Continue or Delete
#Curhatan Author#
Ini sebenarnya adalah Re-writer dari cerita saya yang berjudul sama dengan sedikit perubahan sana-sini. Dan ini cerita crossover dengan Persona, tapi tidak saya tempatkan di kelompok crossover, hehehe…
Semoga cerita ini tidak mengecewakan dan REVIEW PLEASE…!
Next Capter 2: You're Myself, Iam Yourself
