Cast : DO KYUNGSOO (YEOJA)

KIM JONGIN

BYUN BAEKHYUN (YEOJA)

PARK CHANYEOL

KRYSTAL

YOONA

LEE SEUNGGI as DO SEUNGGI

KASIOO

sad romance. family. hurt. friendship.

Cerita asli karangan sendiri.

WARNING GS and TYPO.

HAPPY READING.


Ingin ku bagi sebuah kisah? Ini adalah kisah masa remaja ku. Sebuah kisah yang sampai detik ini masih aku ingat dengan jelas setiap detail kejadiannya. Rasanya baru kemarin aku menginjakkan kaki ditempat ini dan sekarang aku sudah menjadi seorang wanita dewasa yang siap akan segala hal yang akan Tuhan berikan.

Baiklah akan aku mulai ceritanya. Bersiaplah untuk merasakan kebahagiaan dan kesedihan yang selalu ada disetiap kata yang aku keluarkan.


Seoul, September 2015

Aku menengadahkan kepala ku menatap langit biru yang begitu bersih tanpa sedikitpun awan menutupinya. Hari ini adalah hari senin dan hari ini adalah hari yang sangat aku benci. Hari dimana seseorang yang sangat aku cintai meninggalkan ku tanpa sebuah kata perpisahan, hari dimana aku ditinggalkan disebuah panti asuhan sendirian dengan air mata kekecewaan.

"Kyungsoo bangun! Ini sudah jam tujuh pagi, apa kau tidak berangkat sekolah?" Aku menutup telinga ku dengan bantal.

"Kyungsoo kalau kau tidak bangun juga eomma tidak akan memberi mu uang jajan satu minggu ini!" Ancamnya. Aku mendengus.

"Eomma selalu mengancam ku begitu, apa tidak ada ancaman lain?" teriak ku. Ku dengar kekehan dibalik pintu.

"Kau sudah bangun rupanya. Appa akan berangkat ke Cina selama satu minggu dan sekarang dia menunggu mu di meja makan. Apa kau tidak ingin menemuinya?" Aku bangun dari tidur ku kemudian membuka pintu kamar. Ku lihat wajah eomma tersenyum cerah dan aku hanya mendengus kesal.

"Wae? Kenapa aku ingin menemui appa? Bukankah biasnaya appa pergi begitu saja tanpa pamit?" tanya ku. Eomma mengedikkan bahunya.

"Dia membelikan mu sesuatu. Dan itu adalah hadiah ulang tahun mu 3 hari yang lalu." jawab eomma. Aku tersenyum kemudian berlari ke lantai satu dimana appa sudah menunggu ku dimeja makan.

"Mana hadiah ku?" tanya ku tak sabar. Appa tersenyum.

"Appa pikir kau masih marah." balasnya. Aku mendelik.

"Memang!" appa terkekeh.

"You grow up so fast Soo. Rasanya baru kemarin appa menemui mu di Langit Senja dan sekarang umur mu sudah tujuh belas tahun." katanya.

"Three days ago dad, not now!" balas ku.

"Dan mana hadiah ku."

"Kau tidak sabaran sekali." Appa memberikan sebuah kotak kecil pada ku. Membuat aku mendelik. Isinya bisa aku tebak.

"Per…men" Appa terkekeh saat aku menatap kaget benda yang menjadi kado ku.

"Appa saranghae." teriak ku kemudian memeluk dan mencium pipinya. Eomma melihat ku sambil menggelengkan kepalanya.

"Gunakan dengan baik, appa tidak akan membiayai mobil itu kalau kau memasukkannya ke bengkel karena membentur trotoar." katanya. Aku menganggukan kepala ku.

"Tentu saja. Putri cantik mu ini sudah sangat handal dalam menyetir." appa menganggukan kepalanya percaya.

"Kalau begitu appa pergi dulu ya sayang, sampai bertemu minggu depan."

"Ne appa."

.

.

.

Pagi itu begitu membahagiakan untuk keluarga ku, yah setidaknya itu adalah kebahagiaan terakhir yang tercipta sebelum kejadian menyeramkan itu datang.


THE STORY OF KYUNGSOO


SEKANG HIGH SCHOOL 09.00 SKT

"Aku tidak percaya Do Kyungsoo membawa mobil kesekolah. Astaga gadis nakal itu selalu saja membuat masalah! Aku yakin sebentar lagi dia akan dipanggil Kris songsaemnim."

"Aku mendengarnya Baek!" sahut ku.

"Yak pabboya! Apa kau sudah memiliki SIM? Membawa mobil kesekolah saat umur mu baru menginjak delapan belas tahun seperti menyerahkan diri kesarang buaya, kau tau?" Baekhyun terus mengomel. Aku terkekeh kemudian menunjukan SIM ku padanya.

"Igemoya?" kaget Baekhyun sambil merebut SIM ku. Aku mendelik.

"Kau pikir aku driver ilegal? Yang benar saja Byun Baekhyun! Appa sudah menyiapkan semuanya." Baekhyun menganggukan kepalanya mengerti namun aku tau pasti dia belum bisa menerimnya. Dia selalu mengkhawatirkan aku berlebihan.

"Ngomong-ngomong kenapa kau berada disini? Bukankah kelas sudah dimulai satu jam yang lalu?" tanya ku mengalihkan. Baekhyun terkekeh.

"Aku menunggu Chanyeol dan tidak sengaja melihat mu keluar dari mobil putih itu. Benar-benar membuat ku ingin menerkam mu." jawabnya.

"Kau sudah melalukannya. Lalu mana si tiang listrik itu?"

"Aku disini gadis nakal!" Chanyeol muncul dibelakang ku sambil mengacak rambut ku. Aku menghempaskan tangannya dari kepala ku kemudian melipat tangan ku didepan dada.

"Kau amat sangat mengebalkan." decak ku kesal.

"Aku tau itu." jawabnya. Namun mau tidak mau aku tersenyum. Dua mahluk berjenis kelamin berbeda yang sekarang berdiri dihadapan ku ini adalah sepasang kekasih dan mereka adalah sahabat ku. Sahabat yang menyenangkan dan bisa menerima ku apa adanya.

"Kalian berdua jangan berbuat mesum di sekolah. Annyeong!" kata ku kemudian berjalan pergi meninggalkan keduanya.

"Yak nappeun yeoja mulut mu itu harus aku taburi bumbu cabe." teriak Baekhyun. Aku terkekeh dan tetep melanjutkan langkah ku tanpa menghiraukannya.

.

.

.

Aku memasuki kelas tepat setelah Kyuhyun Songsaenim mengucapkan salam diakhir pelajarannya. Pandangan ku langsung tertuju pada bangku pojok samping jendela dimana seorang namja sedang tertidur tidak mendengarkan penjelasan Kyuhyun songsaenim. Selalu seperti itu dasar namja bodoh.

"Do Kyungsoo apa kau tidak mendengar ku?" aku mengerjap kaget saat Kyuhyun songsaenin sudah berdiri disamping ku sambil mengangkat tongkat mengajarnya.

"Saem hari ini aku…"

"Apa lagi alasan mu gadis nakal? Kau mengerjakan tugas sampai larut malam dan bangun kesiangan karena tugas dari ku terlalu banyak? Atau eomma mu sakit dan kau harus memasak sendiri untuk sarapan? Atau ban mobil mu kempen dan supir mu harus memasukkannya kebengkel dulu, atau….."

"Saem kau boleh menghukum ku hari ini." kata ku akhirnya. Tidak ada alasan bagus yang terlintas diotak ku untuk menghindari hukuman darinya.

"Tapi kau tidak boleh menghukum ku saat nanti aku bermasalah lagi, ne?" kata ku. Kyuhyun songsaenim melipat tangannya didepan dada.

"Geure, kau harus membereskan buku dipepustakaan satu bulan ini." katanya penuh kemenangan. Dia memang selalu mencari celah untuk menghukum ku. Cih!

"Ne…" balas ku malas kemudian duduk dibangku ku.

.

.

.

"Temui aku di atap"

Aku menoleh kebelakang saat mendapat pesan singkat itu. Dan mata ku langsung tertuju pada punggungnya yang sudah berjalan keluar kelas. Selalu seenaknya.

"Wae?" tanya ku saat sampai diatap.

"Aku merindukan mu." katanya. Aku berdecih kesal.

"Kau merindukan ku setelah pergi tanpa kabar seminggu ini?" tanya ku kesal. Dia terkekeh.

"Aku bahkan memberikan kejutan saat ulang tahun mu, jadi aku menghilang sejak tiga hari yang lalu gadis nakal." jawabnya. Dan aku melupakan hal itu.

"Yak Kim Jongin tetap saja kau membuat ku kesal!"

"Mianhae. Jadwal latihan ku padat sekali, handphone ku bahkan disita agar aku fokus latihan."

"Gwenchana? Kau terlihat lelah."Jongin menggenggam tangan ku kemudian tersenyum.

"Kau baru memperhatikan ku setelah aku mengatakannya. Kau benar-benar gadis bodoh Kyungsoo." aku tekekeh.

"Ah mian."

"Aku benar-benar lelah. Dan sekarang aku ingin mengisi energi ku." Jongin meletakkan kepalanya dipundak ku. Aku tersenyum kemudian menepuk-nepuk pundaknya.

"Ini yang kau inginkan jadi kau harus menghadapinya. Kim Jongin fighting!"

"Aigoo. Kyungsoo kau membuat ku semakin semangat."

"Jeongmal? Kalau begitu jangan mengeluh lagi, kau harus hidup dengan baik!"

"Ne…" Aku tersenyum. Sebelumnya Jongin tidak pernah melakukan ini. Aku tidak tau apa yang mengganggu pikirannya. Jongin benar-benar berbeda. Dia yang seperti ini terasa asing bagi ku, namun aku tau dia sangat membutuhkan ku, seperti aku membutuhkannya. Dia yang biasanya menghibur ku dan sekarang aku yang harus melakukannya.


THE STORY OF KYUNGSOO


Seminggu berlalu Kim Jongin menghilang lagi. Dia tidak memberi ku kabar mungkin dia memang sedang sibuk dengan kegiatannya. Ah aku lupa memberi tahu bahwa Kim Jongin adalah seorang artis. Dia memulai debutnya dua tahun yang lalu setelah Joguk Ent merekrutnya menjadi bagian dari artis mereka tiga setengah tahun lalu.

Kim Jongin bercita-cita menjadi seorang artis sejak kecil dia selalu berlatih dengan giat dan sekarang dia dapat mencapai apa yang dia impikan. Ah rasanya aku merindukan Jongin.

"Kenapa kau melakukannya pada ku Do Seunggi?" teriakan eomma membuat lamunan ku buyar. Aku keluar dari kamar ku kemudian terdiam di lantai dua menyaksikan eomma yang menangis dan appa yang kebingungan serta dua yeoja yang diam dibelakang punggung appa. Tubuh ku membeku saat mata ku menatap salah satu yeoja itu, aku mengenalnya. Wajah itu tidak pernah aku lupakan.

"Mianhae Yoona-ya mianhae." Appa mengusap pundak eomma namun eomma menyingkirnyannya. Aku mengerutkan kening. Apa yang terjadi?

"Waeyo?" tanya ku begitu lirih saat sampai diujung anak tangga. Appa menatap ku dengan perasaan bersalah.

"Eomma waeyo?" tanya ku lagi sambil menatapnya. Namun tak ada satu pun diruangan ini yang memberi ku jawaban. Aku hanya mendengar isak tangis eomma yang terasa menggema diseluruh ruangan.

"Soo-ya dia saudara mu sekarang, namanya Krystal.." kata Appa. Aku mantap appa tajam. Saudara?

"Apa yang appa lakukan hem?" tanya ku bergetar. Aku menahan tangis ku.

"Mianhae Soo-ya ini semua kesalahan appa. Appa tidak bisa menjelaskan semuanya pada mu sekarang…"

"Ya ini memang kesalahan mu! Kau menghamili pelacur ini dan membawanya ke rumah, lalu kau menipu ku bertahun-tahun Do Seunggi kau seorang bajingan!" eomma berteriak sambil menangis. Aku terpaku ditempat ku. Pelacur?

Aku bangkit berdiri kemudian pergi meninggalkan rumah. Saat ini aku benar-benar ingin pergi sejauh-jauhnya meninggalkan masalah yang baru saja menimpa keluarga ku.

"Kyungsoo!"

.

.

.

Aku benar-benar tidak mengerti kenapa wanita itu muncul dirumah dan eomma menyebutnya sebagai pelacur. Apakah dia benar-benar wanita seperti itu sehingga tega meninggalkan ku dipanti asuhan?

Jika kalian ingin tau.. Wanita yang berdiri dibelakan appa, dia adalah wanita yang melahirkan ku, wanita yang dengan teganya meninggalkan aku sendirian dipanti asuhan. Wanita yang sampai detik ini tak pernah ku lupakan wajahnya.

"Kyungsoo! Kau membuat ku khawatir." Jongin berdiri dihadapan ku dengan nafas terengah-engah. Dia pasti kabur dari latihannya hanya untuk menemui ku.

"Jongin… ottoke?" Tanya ku ambigu, dia pasti tidak akan mengerti.

"Kau kenapa gadis bodoh?" tanyanya memburu. Aku tau dia pasti kebingungan dan khawatir. Tadi aku menelponnya sambil menangis tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Gwenchana. Aku hanya membohongi mu saja." jawab ku asal. Jongin berdecak kesal.

"Katakan pada ku kau kenapa sekarang atau aku akan meninggalkan mu dan tidak akan menyapa mu lagi." ancamnya. Aku terkekeh.

"Apa kau bisa melakukannya?" tanya ku. Jongin benar-benar terlihat kesal.

"Mianhae karena melakukan hal bodoh ini. Kau pasti sedang berlatih dan karena tingkah bodoh ku kau meninggalkan latihan mu. Kim Jongin bersiap-siap mendapatkan hukuman ne." kata ku seceria mungkin sambil menatapnya, senyuman semampunya aku ukir dibibir ku yang sebenarnya sangat sulit aku angkat.

Untuk saat ini Jongin lebih baik tidak mengetahui apa-apa. Sudah cukup masalah yang dia tanggung sendirian dan aku tidak ingin membebani dia dengan masalah ku.

"Aku hanya merindukan mu Jongin itu saja." kata ku. Jongin menarik nafasnya berat.

"Jika kau tidak ingin mengatakannya, aku pergi." Jongin berjalan menjauhi ku. Membuat nafas ku sesak. Aku benar-benar membutuhkannya dan aku juga yang mengacaukan semuanya. Mianhae Kia-ah, aku tidak bisa memberitau mu saat ini.

.

.

.

To be continue.