Can't Say
Soonyoung II Seokmin II Soonseok II Rated T II Chaptered II This is gonna be sad II Boys X Boys II Yaoi II OOC II sorry for typo II Mind to Review?
Disclaimer :
Cast punya tuhan YME,orang tua dan agensinya. Ff ini murni dari pikiran author,dilarang mengcopas plot ff ini.
Don't Be Plagiariz'm
A story by : sol-ie
Summary :
Kehidupan soonyoung tadinya sangat tentram dan baik-baik saja sebelum bertemu dengan namja yg bernama seokmin. Namja yg selalu menghantui mimpinya setiap malam sambil menyebut nama 'youngie'. Disaat itu juga,dia menemukan adik mungilnya,jihoon yg dari tujuh tahun lalu menghilang dari hidupnya.
Enjoy!
Happy reading~
*00o00*
Pledis university, Gangnam, Seoul,South Korea.
10 : 00
Brakk
Sebuah suara gebrakan meja yg cukup keras emembuat namja bermata sipit yg adalah pemilik meja itu mendengus sekaligus jengah. Heol, dia baru saja bernafas lega setelah pelajaran kimia dosen kim yg membuat kepalanya nyaris pecah, dan sekarang dia harus dihadapkan oleh dua pengrusuh yg menggangu waktu tenangnya.
"Hyung, kau tidak ke kantin?" Tanya namja berwajah bulat yg berdiri di depan meja namja bermata sipit itu. Sebenarnya sih dia tidak berniat untuk menggebrak meja hyungnya ,namun melihat si pemilik meja seperti sudah tak bernyawa jadilah dia menggebrak meja itu sedikit keras untuk menyadarkan pemiliknya.
Namja bermata sipit itu menggeleng lalu kembali menenggelamkan kepalanya di sela-sela tangannya,kembali memejamkan matanya. Dia terlalu lelah untuk sekedar meladeni kedua orang tidak normal di hadapannya ini. Tadi malam dia begadang guna menyelesaikan tugas fisika dari dosen jang yg membuatnya hampir membakar buku paket tebalnya. Huh,memikirkannya saja membuat namja bermata sipit itu bergidik,apalagi jika harus bertatap muka dengannya,mungkin dia bisa pingsan nantinya.
"Baiklah kalau begitu, aku dan chan akan pergi duluan,bye soonyoung hyung~" Detik setelahnya soonyoung dapat mendengar suara langkah kaki yg menjauh dan semakin lama menghilang dari pendengarannya. Hah,syukurlah mereka sudah pergi kalau tidak bisa-bisa dia akan diseret oleh kedua dongsaengnya itu.
Soonyoung ingin kembali memejamkan matanya dan menyelami mimpi indahnya sebelum bel pelajaran selanjutnya berdering, mungkin karna tuhan tidak ingin membiarkan soonyoung tidur,suara pekikan yg cukup keras berhasil membuatnya tersentak dan duduk di bangkunya dengan terpaksa.
"Anyeong.. Hyungie.." sapa salah seorang namja dengan aksen koreanya yg sedikit aneh,membuat soonyoung mengutuk kenapa anak berdarah china ini yg biasanya pendiam tiba-tiba memekik keras,kepadanya lagi.
Soonyoung menatap anak berdarah china yg berdiri di hadapannya dengan keadannya yg kacau. Kantung mata hitam yg ada diibawah matanya,serta rambut yg kusut dan tak tertata rapi cukup membuat seorang Xu Minghao terkejut bukan main. Apa yg terjadi pada hyungnya yg satu ini? Apakah dia begadang semalaman? Atau dia menghafal gerakan dance untuk lomba yg diadakan bulan depan? Itu tidak mungkin karna hyungnya itu tipe orang yg santai-santai saja jika ada masalah.
"Omo! Hyung apa yg terjadi padamu?" Tanya minghao panik
Soonyoung lagi-lagi memberilan dengusannya. "Aku begadang semalaman untuk mengerjakan tugas dosen jang. Karna itu berhenti menggangguku,oke?!" Setelah itu soonyoung meraih tasnya dan menggendongnya lalu berjalan keluar kelas,meninggalkan minghao yg mematung. Berusaha untuk mencerna apa yg baru saja dikatakan oleh namja bermata sipit itu,dia berbicara seperti melakukan Rap dengan kecepatan 2 detik perkata.
Soonyoung menyeret tasnya sambil berjalan lunglai,kakinya sungguh tidak kuat lagi untuk berjalan dan tubuhnya serasa sangat lemas. Yg dia butuhkan sekarang hanyalah ranjang kesayangannya yg siap menyambutnya saat pulang nanti. Tapi sayangnya, dia harus melewati kelas terakhirnya yg sangat memberatkan,kelas dosen jang. Kelas yg paling soonyoung benci karna dosen botak yg tak henti-hentinya memukul meja dengan penggaris kayu di genggamannya.
Dia berhenti di depan sebuah ruangan yg bertuliskan 'UKS'. Namja bermata sipit itu membuka pintu dan masuk ke dalamnya. Setelah masuk dia mendaratkan tubuh lelahnya ke atas kasur UKS yg tidak terlalu empuk,tetapi masih nyaman untuk ditiduri. Dia tidak peduli dengan kelas dosen jang yg dia lewati, toh dia sudah menitipkan tugasnya pada minghao tadi pagi jadi dia tenang-tenang saja.
Soonyoung memejamkan matanya saat rasa kantuk mulai menghampirinya,namun lagi-lagi usahanya untuk tidur gagal. Soonyoung kembali membuka matanya saat mendengar suara seorang namja yg berbicara dengan sedikit membentak. Ugh,soonyoung benar-benar akan memarahi orang itu karna sudah menggagalkan rencana tidurnya yg ketiga kalinya.
"Apa?! Tidak,oemma. Berhenti menjodohkanku oemma,aku lelah. Lelah oemma,aku ingin kuliah dan menikah dengan namja pilihanku. Apa? Aku tidak peduli oemma mengusirku atau tidak,yg jelas aku menolak perjodohan itu."
Soonyoung menautkan alis saat suara tegas namja dibalik tirai yg menutupinya terdengar frustasi. Sebenarnya ada apa sih? Memangnya dia tidak punya tempat lain selain UKS ini untuk berteriak? Memangnya dia tidak tahu ada pasien disini? Soonyoung menggerutu dalam hati,kemudian menarik selimutnya hingga sebatas leher. Dia kembali memejamkan matanya,namun suara dibalik tirai itu semakin menganggunya.
"Aku tidak mau oemma. Perusahaan appa? Tentu saja aku akan tetap meneruskannya. Memangnya aku harus menikah dulu baru diangkat menjadi presdir? ish oemma,aku tidak mau. Yak,yak oemma.. ish dasar wanita menyebalkan"
Soonyoung mengukir senyumnya kala suara aneh seorang namja itu mulai menghilang,akhirnya dia bisa tidur juga.
Srett
Suara tirai dibuka perlahan membuat soonyoung sedikit terganggu.
"Eh,siapa kau?"
Soonyoung membuka matanya lagi,arggh bisa gila dia kalau seperfi ini. Kenapa tuhan? Kenapa dia harus ditimpa nasib seperti ini? Kenapa dia tidak bisa mendapatkan ketenangan barang sedetik saja? Soonyoung membuka selimut yg menutupi tubuhnya lalu berbalik menatap seseorang yg baru saja bertanya padanya.
Deg
Mendadak jantung soonyoung berdetak dengan saat kencang saat melihat wajah namja itu,sebenarnya ada apa dengannya? Apa dia.. jatuh cinta? Ah tidak mungkin,mana mungkin dia jatuh cinta pada seseorang yg berhasil mengganggi tidurnya untuk keempat kalinya.
"Eh,kau kenapa?" Tanya namja itu lagi,heran saat melihat namja dihadapannya mematung saat melihatnya. Memangnya apa yg salah? Apa dia salah mengenakan seragam? Tidak tuh.
Soonyoung menggeleng dan kembali tersadar,ah apa yg baru saja dipirkannya. Soonyoung melirik nametag yg tergantung di dada namja itu. Disana tertulis 'Lee Seokmin' dan dibawahnya juga tertulis 'Fakultas ekonomi' dan soonyoung mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti. Dia kembali mendongak,menatap namja bernama seokmin yg juga menatapnya heran.
"Kau jangan menggangguku lagi. Aku lelah dan mau tidur. Kalau sampai kau bicara lagi,aku akan membunuhmu.." soonyoung mengancam seokmin dengan tatapan marahnya yg bagi seokmin sangat menggemaskan. Bagaimana seokmin tidak gemas? Lihatlah pipi yg memerah karna aarah yg meluap-luap itu,semakin lucu baginya.
Tapi seokmin mengangguk saja,siapa tau pemikirannya bahwa namja imut di depannya ini baik dan ramah itu salah? Mungkin dirinya bisa dibunuh oleh namja itu. "Baiklah.. sebenarnya aku kesini untuk memperingatkan mahasiswa yg datang ke UKS karna Lee ssaem bilang dia akan memeriksa ruangan ini dan mensterilkannya,jadi sebelum terlambat aku ingin memberitahumu.. tapi karna kau seperti ini yasudah.."
Soonyoung terbelalak kaget. Apa? Lee ssaem? Lee hyejung,guru yg terkenal dengan mulutnya yg tajam jika menglritik orang. Bisa mati dia jika berada disini lebih lama lagi. Soonyoung buru-buru bangkit dan meraih tasnya lalu menggendongnya.
Soonyoung menyadari dia tidak berbuat sopan pada namja itu dan oleh sebab itu soonyoung sekarang berlari,mengejar si namja yg memiliki tempo jalan yg luar biasa.
Soonyoung menepuk bahu seokmin,membuat yg ditepuk lantas berbalik dan menoleh padanya. Anehnya,seokmin tidak terkejut justru dia malah menampakkan senyum cerahnya saat soonyoung datang.
Soonyoung menggaruk tengkuknya,canggung dengan pertemuan kedua mereka. "Maaf ya soal tadi,aku tidak bertingkah laku baik padamu. Aku kwon soonyoung dari fakultas seni"
Seokmin menggeleng masih dengan senyum yg terukir di wajah tampannya,membuay soonyoung berdebar-debar dibuatnya.
"Tidak apa-apa,aku mengerti kok. Aku ada kelas,kalau begitu selamat tinggal youngie.."
Deg
Youngie? Tunggu,sepertinya soonyoung familiar dengan kata itu. Youngie. Di ingat siapa yg memangginya seperti itu,memanggilnua seperti itu hanya teman kecilnya, DK. lalu kenapa seokmin memanggilnya dengan sebutan youngie?
"Ah,mungkin kebetulan saja.." gumam soonyoung sambil berjalan meunuju kantin sekolah,perutnya sudah meronta-ronta untuk diisi sejak setengah jam yg lalum salahkan soonyoung yg terlalu memikirkan waktu tidurnya ketimbanh waktu makannya.
*00o00*
Bus Stop, gangnam, seoul, south korea
17 : 20
Soonyoung menatap hujan di depannya dengan tatapan kesal. "Sial, kenapa harus hujan?" Begitulah umpatan yg keluar dari mulut mungilnya. Sudah setengah jam dia berteduh disini,sudah setengah jam pula waktu kerja paruh waktunya terbuang hanya untuk berteduh di halte bis.
Soonyoung merogoh ponselnya,ingin menghubungi teman-temannya yg mungkin bisa memberikan tumpangan padanya di tengah hujan seperti ini. Dia menekan tombol 'Call' pada nomor mingyu lalu mendekatkan benda pipih itu ke telinganya.
"Oh,ayolah.. angkat ming~" soonyoung harap-harap cemas sambil menatap sekelilingnya. Sepi sekali,tidak ada orang selain dia di sepanjang jalan ini.
'Nomor yg anda tuju sedang tidak aktif,mohon c-'
Tut.
Soonyoung menekan tombol merah dan kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Soonyoung benar-benar akan membunuh namja tiang itu besok.
Ckitt
Jantung soonyoung nyaris saja copot saat melihat sebuah mobil berhsnti tepat di depannya. Tepat didepannya,menabrak pembatas halte yg ada di pinggir jalan.
Kaca mobil berwarna biru itu terbuka,menampilkan si pengemudi yg tersenyum ramah pada soonyoung. Soonyoung terkejut bukan main saat melihat siapa pengemudi yg sembarangan memarkirkan mobilnya.
"Seokmin-ssi? Apa yg kau lakukan disini?" Tanya soonyoung heran.
Seokmin menunjukkan cengirannya lalu mengisyaratkan soonyoung untuk masuk ke dalam mobilnya.
"Aku? Tidak usah, aku bisa pulang sendiri" tolak soonyoung.
Seokmin menggeleng sambil menampilkan raut muka yg tidak suka. "Sudah,ayo masuk. Hujannya akan semakim deras jika kau menunggu disana.."
Soonyoung akhirnya mengangguk,lalu masuk ke dalam mobil seokmin. Dia duduk di sebelah si pengemudi yg tampak santai sambil mengemudikan mobilnya.
"Apa yg kau lakukan tadi? Kau menabrak pembatas jalan dan mengejutkanku" protes soonyoung sambil mengerucutkan bibirnya.
Seokmin gemas sendiri melihatnya,ugh.. tahan lee seokmin. Seokmin berusaha untuk menahan dirinya untuk tidak mengecup bibirr pink orang di sebelahnya ini.
Seokmin terkekeh,sesekali mencuri pandang le arah soonyoung yg masih menunut jawaban akan pertanyaannya. "Aku melihatmu duduk sendirian di halte tadi,jadi aku bernisiatif untuk mengantarmu pulang.. dan soal menabrak pembatas tadi,maaf. Aku baru mendapatkan simku seminggu yg lalu.."
Soonyoung mengangguk mengerti,dia buru-buru menoleh ke trotoar saat melihat siluet seseorang yg dikenalnya tengah berdiri di tengah hujan tanpa payung ataupun sesuatu yg melindunginya dari derasnya hujan.
"Hentikan mobilnya,seokmin-ssi."
Seokmin ingin melayangkan protesnya pada soonyoung karna meminta berhenti di tengah jalan raya namun dia kalah cepat,soonyoung sudah berlari keluar duluan dari mobilnya. Tanpa payung,jas hujan maupun mantel tebal. Seokmin menghembuskan nafasnya,lalu meraih payung yg tergeletak di jog belakang dan keluar menuju mobilnya,menghampiri soonyoung yg kini berjongkok di depan seorang namja mungil berambut coklat.
"Soonyoung,apa yg kau lakukan? Kenapa keluar tanpa memakai payung?" Seokmin mulai memarahi soonyoung namun diabaikan oleh namja bermata sipit itu.
Soonyoung berdiri menghadap seokmin yg berdiri di hadapannya ,sambil merangkul namja mungil di sebelahnya,soonyoung menatap penuh harap pada seokmin.
"Seokmin,tolong antarkan aku dan jihoon pulang.." Pinta soonyoung. Seokmin melirik namja mungil yg dirangkul oleh soonyoung, sudah lama sekali dia tidak melihat namja mungil ini. Hampir tujuh tahun silam.
'Kau masih tidak berubah,hoonnie..' batin seokmin.
Soonyoung duduk di jog belakang bersama dengan namja mungil yg diketahui oleh seokmin bernama jihoon,sedangkan seokmin duduk di jog depan,di kursi pengemudi. Sesekali seokmin melirik jog belakang. Menampilkan soonyoung yg sedang berusaha menenangkan namja mungil yg sedang terisak itu.
"Berhenti di depan sana seokmin-ssi,aku akan berjalan kaki kesana.." soonyoung berucap sambil bersiap memapah tubuh mungil jihoon untuk keluar,namun seokmin tidak merhentikan mobilnya.
"Hentikan mobilnya seok-"
"Tidak,aku akan mengantarmu sampai ke dalam apartementmu. Tidak ada penolakan,rumahmu ada di apartement di depan 'kan? Jadi jangan membantah diam saja" seokmin memutus perkataan soonyoung dengan tegas,dingin dan tanpa penolakan,membuat soonyoung yakin bahwa namja yg sedang dalam mode serius.
Mereka akhirnya sampai di parkiran gedung apartement yg soonyoung tinggali. Seokmin keluar dari dalam mobilnya duluan,ikut membantu memapah jihoon sampai ke dalan apartement soonyoung.
*00o00*
Soonyoung's apartement, gyeonggi-do, seoul, seouth korea
17 : 45
"Pelan-pelan seokmin-ssi.."
Soonyoung berujar pada seokmin yg terkesan buru-buru saat memapah jihoon. Seokmin mengangguk lalu kembali memapah jihoon menuju apartment soonyoung. Soonyoung menekan password dan menyuruh seokmin yg memapah jihoon untuk masuk duluan dan dudik di sofa,sementara dia akan mengantarkan jihoon untuk beristirahat di kamarnya.
Soonyoung memapah jihoon lalu membantumya untuk duduk di atas ranjang soonyoung. Namja sipit itu hendak pergi,namun pergelangan tangannya ditahan oleh lengan mungil jihoon.
"Hyung,kau tak perlu melakukan ini." Ucap jihoon sambil meremas ujung sweater coklatnya. Menahan air mata yg siap jatuh dari kelopak matanya.
Soonyoung menggeleng,dia berjongkok di depan jihoon sambil mengelus surai coklat adiknya. "Tidak jihoon. Ini sudah tugasku sebagai hyung untuk menjaga dongsaengnya.." soonyoung kemudian berdiri dan melangkah,namun saat tangannya ingin memutar kenop pintu dan menbukanya jihoon terlebih dahulu angkat bicara,menghentikan gerakan tangan soonyoung.
"Aku memang adik yg bodoh. Maafkan aku hyung,seharusnya aku tidak pergi malam itu.."
.
.
.
.
Seokmin menoleh ke samping kirinya saat mendengar derap kaki yg semakin mendekat padanya. Itu soonyoung,dengan wajah lelahnya dan pakaian yg basah terkena air hujan saatmenolong jihoon tadi. Seokmin iba melihatnya,dia hendak berdiri namun kembali duduk saat soonyoung memberi isyarat agar tetap duduk di tempatnya.
Setelah menunggu beberapa menit,seokmin dapat melihat soonyoung sudah memakai piyama tidur polos berwarna biru dengan wajah yg terlihat lebih segar dari sebelumnya dan secangkir kopi yg ada di genggamannya. Soonyoung duduk berhadapan di sofa ruang tamunya. Dia menaruh gelas kopi yg dibawanya ke atas meja lalu duduk dengan tenang.
"Gomawo atas tumpangannya. Maaf jika aku merepotkanmu seokmin-ssi.." nada bicara soonyoung terdengar sedikit canggung,malah terlihat semakin imut di mata seokin.
Seokmin terkekeh pelan lalu menggeleng "anni, tidak merepotkan. Dan satu lg,jangan memanggilku dengan embel-embel ssi karna aku tidak menyukainya,arra?"
Soonyoung mengangguk lalu tersenyum. Mendadak jantung soonyoung berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya dan dia juga merasakan bahwa pipinya memanas saat melihat penampilan seokmin yg terlihat semakin seksi. Rambutnya yg sedikit basah karna terkena hujan tadi,kemeja putih transparan yg membentuk tubuhnya,itu cukup membuat seorang kwon soonyoung gugup setengah mati.
Seokmin berdehem kecil,meminta perhatian namja sipit yg masih mebunduk di depannya "Ngomong-ngomong youngie,jihoon itu siapamu?"
Ekspresi wajah soonyoung mendadak berubah 90°. Rasa bersalah itu kembali muncul ke permukaan dirinya saat nama jihoon terlintas di kepalanya. Jihoon,adik mungilnya yg dulu selalu ceria dan bertingkah imut. Karna dirinyalah jihoon menderita selama ini. Karna dia meninggalkan jihoon di tengah malam yg gelap dan dingin.
Soonyoung mulai terisak,membuat seokmin semakin ttidak tega melihatnya. Seokmin berinisiatif untuk menenangkan namja bermata sipit itu,dia berpindah tempat duduk menjadi duduk di sebelah soonyoung lalu menarik namja bermata sipit itu ke dalam pelukan hangatnya. Dia hanya ingin membantu soonyoung untuk sedikit melupakan masalahnya. Seomin sendiri sebenarnya tahu pokok permasalahan soonyoung dan jihoon karna dia pernah menjadi seseorang yg berharga bagi mereka. Seokmin tersenyum kecil saat kepingan memori itu mulai menghampirinya.
Seokmin mengusap penuh kelembutan punggung soonyoung yg berada di dalam dekapannya. Sambil sesekali mengecup puncak kepala namja bermata sipit yg sudah mulai tenang itu.
"Tak apa jika kau tidak mau cerita. Aku bisa menunggu sampai kau siap. Tetapi menurutku, masalah itu lebih baik dibicarakan bersama agar bebanmu menjadi lebih ringan."
Soonyoung mengusap air matanya menggunakan punggung tangannya lalu melepas pelukannya pada tubuh seokmin. Dia mendongak,menatap seokmin dengan jejak-jejak air mata yg masih tertinggal di pipi chubbynya.
"Tidak,seokmin. Aku akan menceritakannya.." ucap soonyoung bulat.
Seokmin mengangguk lalu meminum kopi yg dibawakan oleh soonyoung tadi. Dia berusaha mendengarkan dengan seksama penjelasan soonyoung memgenai permasalahannya dengan jihoon tujuh tahun lalu. Permasalahan yg memisahkannya dengan kedua orang yg sangat disayangi dan dicintainya dulu.
TBC
Anyeong.. readers semua.. akhirnya ni ff kelar juga. Maaf kalo alurnya berantakan dan tidak sesuai dengan ekspektasi kalian,karna ini ff pertama author yg author tulis. Nahloh,seokmin itu siapanya soonyoung dan kenapa jihoon yg minta maaf padahal soonyoung yg ninggalin jihoon duluan dulu.
Tunggu jawabannya di ch 2 ya. Makasih buat yg udh review ff abal-abal ini. Author usahain buat update 2 hari sekali,mumpung bulan puasa ini author lg gk ada kerjaan. Sekali lagi makasih buat yg udh review..
Sekian dari yukecaratsstarlight..
Anyeong..
*muah
