Len's POV
"LEN...NN!" panggil Rin tiba-tiba. Mengagetkan aku yang sedang asyik bermain PS saja.
"Ha?" balasku cuek sambil terus memainkan Project Diva.
"Lihat nih! Lihat!"
"Ya..."
"Bukan! Lihat ini! Aku dapat..."
"Ya... ya... ya..." jawabku asal.
"Tapi, Len-kun, kamu tidak melihat!" gerutunya.
Akhirnya aku menge-pause game-nya dengan malas-malasan.
Kulihat dia sudah cemberut.
"Kamu dapat apa?" tanyaku.
"Aku dapat surat cinta!" jawabnya riang sambil menunjukkan sebuah amplop dan kertas padaku.
"Oh, ya sud...EEH?" SHOCK.
"Dari anak kelas 3! Namanya Hatsune Mikuo! Keree..nn bangett!" puji Rin.
Asu...? Asune Mikko...? Aku bingung.
"He..? Kamu suka... pada si... 'Asune' ini?"
"Hatsune." koreksi Rin.
"Ha..?" otakku sulit bekerja. Masih shock. Ternyata Rin populer di kalangan senior toh!
"Dia khan Ketua OSIS! Masa kamu nggak tau, Len? Ayolah!"
"Ha..?"
"Menurutmu aku harus gimana?" tanya Rin.
Tiba-tiba saja aku jadi badmood. Aku mematikan PS dan langsung beranjak ke kamar.
"Lho? Len?" tanya Rin bingung ketika aku meninggalkannya.
"Aku baru ingat ada pe-er yang belum selesai." aku mengarang alasan.
"Pe-er apa?" dia membuntutiku ke kamar.
"Pokoknya ada." jawabku ngotot.
Rin memandangku bingung. "Len, soal surat itu..."
"Terima saja. Bilang saja kamu mau jadi pacarnya. Gampang khan."
