- Always -

©Shiina

Main cast: Jeon Jungkook x Kim Taehyung

Warning: Absurd, pendek, gak jelas dan typo(s)

.

A/N: If You dont like with all from this fic, just klick close botton. !Saya tidak memaksa kalian untuk membaca!

.

.

Happy Reading!


"Jadi, Jepang selanjutnya?"

Pemuda yang tengah memejamkan matanya menikmati pergerakan tangan sang kekasih yang memijit kakinya lembut itu hanya mengangguk lelah.

"Penerbanganmu pukul berapa?"

Pemuda itu, Kim Taehyung membuka matanya melirik jam digital di samping home teater sebelum menjawab malas. "Pukul lima pagi."

"Wah, kau meninggalkanku sepagi itu?"

"Begitulah Jungkook. Konser dimulai pukul tiga sore. Jadi penerbangan yang diambil harus sepagi mungkin." Taehyung menarik tubuhnya untuk duduk tegak dan menatap Jungkook. "Kau keberatan?"

Jungkook menaikkan sebelah alisnya. "Keberatan pun tak akan merubah apapun. Bukankah begitu?" Ia menarik tangannya yang sudah berhenti memijit kaki Taehyung untuk meraih gelas air putih dari meja di samping sofa.

"Tapi setidaknya jika kau protes itu mengurangi bebanku." Taehyung menerima gelas air yang diulurkan Jungkook dengan senang hati dan segera meneguknya.

Jungkook tertawa. Mengusap surai merah kekasihnya dengan lembut. "Inilah kenapa aku melarangmu ikut audisi menjadi seorang penyanyi empat tahun lalu, aku diduakan."

Taehyung ikut tertawa. Meletakkan gelas berisi air yang tersisa setengah di samping sofa lalu menatap Jungkook geli. "Padahal kau tahu dengan jelas kalau aku tak pernah menduakanmu."

Jungkook mengulas senyum tipis. Mendekatkan wajahnya pada sang kekasih dan mengecup hidungnya lembut. "Benarkah? Benarkah kau tak pernah menduakanku?"

Taehyung tersenyum kecil. Menjilat bibirnya yang kering dengan pandangan menggoda. Ia mengangkat tangannya naik untuk melingkar di leher Jungkook. "Yes sir. Tidak percaya?" Ia menatap Jungkook dalam sebelum bibirnya bergerak untuk mengecup pipi Jungkook lama.

"Oh sial. Jangan menggodaku." Jungkook menggeleng gelisah. Menarik tubuhnya perlahan agar menjauh dari Taehyung. "Aku tidak ingin Seokjin-hyung membunuhku karena membuat magnae-nya tidak bisa berjalan dengan benar di bandara besok pagi."

Taehyung tertawa. Dalam hati memekik senang karena berhasil menggoda Jungkook. Ia lalu beranjak berdiri dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil beberapa kaleng cola dari lemari es dan sepiring penuh marsmallow yang lezat sebelum kembali ke ruang tengah dan duduk di sofa davinci putih yang lembut bersama Jungkook.

"Namjoon-hyung mungkin juga akan memberimu beberapa nasehat." Gumamnya lucu sembari membuka kaleng pepsi.

"Waktu privasi kita benar-benar terbatas karena profesimu, hyung." Jungkook menggumam tak senang. Meraih remot televisi yang berada di atas meja dan menekan tombol power untuk menyalakannya.

Taehyung meneguk pepsi-nya dan merebut remot dari tangan Jungkook untuk mencari channel kesukaannya. "Maafkan aku." Ucapnya setelah meneguk habis satu kaleng pepsi dan bersiap membuka kaleng kedua.

"Aku tidak menyalahkanmu."

"Tapi keluhanmu membuatku merasa bersalah."

Jungkook mengusap lembut paha mulus Taehyung yang terekspos karena pemiliknya menggunakan celana super pendek. "Tidak perlu merasa bersalah karena aku tidak menyalahkanmu." Jeda beberapa detik sebelum Jungkook kembali membuka suara. "Tapi kau mungkin perlu memberikanku penjelasan untuk yang satu ini, hyung,"

"Hm?"

Jungkook menunjuk layar televisi yang tengah menayangkan variety show bertajuk weekly idol dengan guest star BTS yang merupakan boy grup Taehyung. Di layar tampak member BTS sedang menerima tantangan menarikan beberapa koreografi dari girl grup ternama yang beberapa dari mereka mengusung tema sexy dance.

"Sialan. Apa ini?!" Pekiknya tak senang saat melihat Taehyung menari beberapa tarian yang memiliki gerakan intim dengan Park Gura, salah satu MC yang memegangi pinggangnya saat badannya meliuk ke kanan dan ke kiri.

Taehyung tertawa. Mengusap lembut lengan Jungkook yang seperti hendak menghancurkan televisi flat milik mereka. "Wow, calm..calm.."

"Damn! Damn! Apa kataku tentang menjaga diri?!" Protes Jungkook dengan wajah tak suka.

Taehyung meringis. Segera meletakkan kaleng pepsi-nya di samping sofa dan menatap Jungkook yang sedang cemburu kelas berat. Taehyung hampir lupa jika kekasihnya ini adalah orang paling posesif di dunia. "Kau tahu, itu tuntutan pekerjaan Kook-ah."

"Kau tahu aku tidak menyukainya Kim Taehyung." Desis Jungkook.

"Maafkan aku. Itu benar-benar diluar kendaliku dan aku tidak bisa menolaknya. MC-nya sendiri yang memintaku, dan tidak sopan jika aku menolaknya."

Jungkook tidak merespon. Membuat Taehyung menatap Jungkook memelas. "Kook-ah?"

Still no respon.

Taehyung mengangkat tangannya untuk mengusap kedua pipi Jungkook lembut. "Maafkan aku. Lain kali aku akan menghindarinya."

"Kau juga mengatakan hal yang sama dua bulan lalu." Sahut Jungkook sebal. "But see?"

"Aku benar-benar akan menjaga diriku lain kali." Taehyung mengecup bibir Jungkook menenangkan. "Dan aku punya dua berita membahagiakanmu untukmu." Ujar Taehyung segera mengalihkan pembicaraan.

"Dan kuharap kali ini benar-benar berita membahagiakan."

Taehyung tersenyum. "Tentu. Yang pertama, aku sudah menolak celebrity bromance. Kau senang?"

Jungkook mengangkat sebelah alisnya. Sudut bibirnya terangkat naik. "Kau tahu itu dengan jelas."

Taehyung tersenyum kecil. "Yang kedua..." sengaja menggantungkan ucapannya untuk menggoda Jungkook.

"Yang kedua?"

"...yang kedua, karena On Stage Yokohama adalah world tour terakhir kami, setelah selesai, aku akan mendapat liburan. Dua minggu. Sebelum kembali sibuk dengan latihan lagu dan koreo baru karena jadwal comeback sudah dekat." Taehyung menyunggingkan senyum kecilnya saat melihat raut wajah Jungkook yang sebelumnya tampak masam berubah menjadi berbinar.

"Dua minggu?" Tanya Jungkook memastikan.

"Dua minggu."

Jungkook tertawa senang. Mengangkat pinggang Taehyung perlahan untuk naik ke atas pangkuannya. "Dan jangan menyesal jika hari liburmu yang berharga berakhir menyedihkan dengan kau yang tidak bisa berjalan dengan benar."

Taehyung mengusap lembut pipi Jungkook dengan pose berpikir. "Menyedihkan? Tidak." Ia mengukir senyum lucunya yang selama ini selalu berhasil membuat ARMY sebutan penggemar BTS meleleh. "Kurasa itu hal yang menyenangkan. Bukankah itu hal yang menyenangkan ne, Jeon Jungkook-sajangnim?"

Jungkook tertawa. "Sialan. Berhenti menggodaku, hyung. Kau tahu kita sudah lama tidak melakukannya 'kan."

Taehyung kembali menjilat bibir bawahnya yang kering. "Benarkah? Sudah lama?" Tanyanya dengan nada kaget yang dibuat-buat.

"Damn Kim Taehyung. Berhenti membuatku honry. Aku tidak akan segan melakukannya sekarang kalau tidak ingat jadwal penerbanganmu besok pagi. Sial."

Taehyung terkekeh senang. Mengecup sayang kedua pipi Jungkook bergantian. Sebelum terakhir mengecup bibir yang tengah bergumam sebal itu berkali-kali.

"Astaga, sabarlah sebentar. Tiga hari lagi. Lalu aku milikmu."

"Kau milikku selamanya." Koreksi Jungkook.

"Iya, ya Tuhan. Aku milikmu selamanya. Kau puas?"

Jungkook menyipitkan kedua matanya. Menarik pinggang ramping Taehyung agar semakin mendekat padanya. "Tidak puas kalau aku belum melakukannya."

Taehyung mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa kau jadi mesum begini?"

"Karena kau selalu berbuat nakal setiap kamera sudah dinyalakan. Itu membuatku marah tapi kau selalu mengulanginya lagi dan lagi."

"Sudah kubilang 'kan, itu tuntutan pekerjaan."

"Ingat scene ciumanmu di drama tiga bulan lalu?" Ujar Jungkook tiba-tiba dengan nada penuh benci.

"Astaga, kenapa kau mengungkitnya lagi? Kau sudah berjanji tidak akan mengungkitnya lagi. Dan kupikir hal itu sudah clear?"

"Aku sudah akan menghajar produser sialan yang dengan sial-nya menambahkan adegan yang seharusnya tidak ada dalam script jika tidak ingat hal itu akan menyulitkanmu."

Taehyung tertawa. "Itu bukan salah PD-nim, Kook-ah."

"Aku tidak mau tahu. Kau harus menunjukkan padaku seluruh script apapun yang ditawarkan padamu sebelum kau menerima tawaran kontrak. Kau mengerti itu, Kim Taehyung?"

Taehyung menggerakan jari telunjuknya menyusuri kening Jungkook sebelum berakhir di atas dagu pemuda itu lalu mengangkatnya perlahan. "Tapi kau terlambat. Aku sudah menanda-tangani satu kontrak drama dengan beberapa adegan ciuman." Gumamnya dengan kedua alis bertaut.

Kedua bola mata hitam Jungkook membulat kaget. "Apa?"

Taehyung tersenyum polos. "Maafkan aku."

"Sial. Batalkan sekarang!" Ujar Jungkook marah.

Taehyung tertawa. "Aku harus membayar denda dalam jumlah besar jika membatalkannya sepihak."

"Demi Tuhan, berikan aku nomor rekeningnya, kutransfer sekarang. Aku tidak akan pernah sudi membagi bibirmu untuk orang lain lagi. Tidak untuk yang kedua kalinya Kim Taehyung."

"Oh ya Tuhan." Desis Taehyung lalu tertawa terbahak-bahak. Tidak menyangka jika menggoda Jungkook akan se-menyenangkan ini. Kilatan cemburu yang memantul di kedua bola mata hitam Jungkook seperti hiburan khusus bagi Taehyung.

"Apa ada yang perlu ditertawakan?" Tanya Jungkook kesal.

"Aku hanya bercanda." Kekeh Taehyung menahan tawa. "Habis kau imut sekali kalau cemburu."

"Aku tidak imut." Jungkook menyipitkan matanya garang. "Dan aku benar-benar serius tentang mengurungmu selama dua minggu penuh, Kim Taehyung."

"Sisakan beberapa hari. Aku ingin mengunjungi ibuku di Daegu."

Jungkook mengangkat sebelah alisnya. "Aku akan mengantarmu. Lagi pula sudah lama aku tidak mengunjungi Seo Jung eommoni."

Taehyung tertawa. "Eommoni?"

"Hm, ada masalah dengan itu?"

Taehyung menggeleng dengan tawanya yang tidak bisa berhenti. "Aku menyukainya." Ia meremas lembut tengkuk Jungkook dengan gerakan tangan menggoda dengan sebelah tangannya yang lain menelusup masuk dari kerah kaos polo yang tengah dikenakan Jungkook sekarang. Membawa tangannya menyusuri punggung Jungkook dengan lembut dan menggoda lalu tersenyum puas saat dilihatnya Jungkook yang menggerang kecil.

"Tanganmu, hyung. Jebal." Bisik Jungkook setengah mendesah berusaha menahan letupan nafsunya.

"Oke-oke." Taehyung melepas remasannya dengan tertawa puas menguji kesabaran Jungkook dan menarik kedua tangannya untuk beralih mengusap lengan Jungkook yang berotot. "Lagipula, kau tidak sibuk? Aku ingin menginap mungkin dua atau tiga hari disana."

Jungkook menggeleng. "Aku bisa menyerahkan urusan kantor pada Jimin-hyung." Jawabnya enteng.

"Kupikir Jimin akan menghabiskan waktunya dengan Yoongi-hyung?"

"Jimin-hyung tidak akan keberatan kalau hanya dua atau tiga hari."

"Kau mengganggu privasi orang lain Jungkook. Kau tahu Yoongi-hyung juga punya jadwal yang sama padatnya denganku."

Jungkook tertawa. "Apa ini? Kau tidak suka aku ikut?"

Taehyung mengerucutkan bibirnya. "Bukan begitu. Aku tahu kau hanya akan mengurungku di kamar meskipun itu di Daegu 'kan?"

"Ya Tuhan, sekarang siapa yang mesum, hm?" Jungkook terkekeh. Menyeka poni merah Taehyung yang panjang dengan lembut. "Tidak sayang, aku hanya akan memastikan Tuan Putri sampai di istananya dengan selamat. Mungkin kau senang?"

Taehyung tersenyum. "Senang sekali."

"Jadi, hadiahku?"

Taehyung menarik tengkuk Jungkook. Mengecup bibirnya lembut penuh sayang dan menolak saat Jungkook akan memangut bibirnya.

"Ada apa?" Tanya Jungkook heran karena tumben sekali Taehyung menolaknya.

Taehyung turun perlahan dari pangkuan Jungkook. "No french kiss. Kau sering lupa diri kalau sudah menciumku."

"Salahmu kenapa punya bibir yang begitu menggoda."

"Itu jelas bukan salahku. Bagaimana tentang salahmu karena Jeon Jungkook yang tidak bisa mengontrol diri? Terdengar lebih baik?"

Jungkook tertawa, memutuskan beehenti berdebat dan meraih remot untuk mengganganti channel televisi. "Kau menginap 'kan hyung? Atau harus kembali ke dorm?"

"Tentu saja aku menginap." Ia meraih beberapa marsmallow dan melahapnya dalam satu suapan. "Kau pikir kenapa aku disini?"

"Berarti aku bisa memelukmu sampai pagi?"

Taehyung menoleh pada Jungkook dan tersenyum manis. "Boleh kalau hanya pelukan. Tapi tidak ada yang namanya main-main, karena aku lelah sekali. Aku ingin pelukanmu dan kita tidur dengan nyaman. Call?"

"Call." Jungkook membuka mulutnya meminta suapan dari Taehyung.

"Dan ngomong-ngomong,"

Jungkook menerima suapan marsmallow dari Taehyung sebelum bergumam. "Hm?"

"Kapan kau akan membicarakan hal itu padaku?"

Jungkook mengerutkan keningnya. "Apa? Membicarakan apa?"

"Tentang liburan kita di pulau Jeju akhir tahun nanti. Kau sedang mendiskusikannya bersama manager-hyung 'kan?"

"Sial. Siapa yang memberitahumu?" Tanya Jungkook tanpa sadar memekik kesal. Rencananya memberi kejutan liburan ke pulau Jeju sebagai hadiah ulang tahun kekasihnya sepertinya sudah gagal karena itu bukan kejutan lagi namanya jika Taehyung sudah tahu 'kan?

"Yoongi-hyung. Ia bilang tahu dari Jimin. Kenapa kau tidak memberitahuku?"

Jungkook mengumpat dalam hati. Kenapa ia begitu bodoh menceritakan rencana yang sudah ia susun matang-matang sejak jauh-jauh hari pada sahabatnya yang mulutnya sebelas-duabelas seperti ember bocor itu? Jungkook berpikir mungkin membelikan plester untuk Park Jimin adalah ide yang bagus untuk menutup mulut hyung-nya yang cerewet itu.

"Lupakan." Jawab Jungkook sebal.

Taehyung mengernyitkan keningnya bingung. "Kenapa? Aku menyukai ide itu."

"Tapi aku tidak suka." Sahut Jungkook cepat tidak ingin membicarakan hal itu lagi, ia harus segera memikirkan kejutan lain sebagai pengganti secepatnya karena ini sudah mulai masuk awal desember, ulang tahun Taehyung sebentar lagi. Ia melirik jam digital yang sekarang menunjukkan pukul dua pagi. "Kau tidak ingin tidur, hyung?"

Taehyung meneguk pepsi-nya yang sudah tidak dingin lagi sembari ikut menatap jam sebelum kemudian memekik kaget nyaris menyemburkan pepsi-nya keluar. "Sial. Waktu tidur berhargaku!"

Jungkook tertawa. Meraih remot televisi untuk mematikannya sebelum menarik pinggang Taehyung mendekat dan menuntunnya menuju kamar.

"Kau membuatku kehilangan waktu tidur berhargaku Jungkook!"

"Kenapa jadi salahku?"

"Karena kau tidak berhenti mengajakku mengobrol padahal kau tahu penerbanganku pukul lima pagi!"

"Apa itu salahku? Siapa yang coba-coba menggodaku di sofa tadi, huh?"

"Itu karena kau tidak bisa berhenti bersikap cemburu."

"Kupikir itu bukan salahku karena kau selalu menguji kesabaranku dan hei, tidak usah panik begitu hyung, kau bisa tidur di dalam pesawat."

"Korea-Jepang hanya dua jam dan itu—"

Lalu obrolan mereka terendam saat Jungkook menutup pintu kamarnya.

.

.

Fin

.


Author Note:

APA INI?

Iya tau ini aneh banget yaaa.. /apalagi judulnya LOL/

Judulnya ini ngawur banget. Saya selalu stuck kalo nentuin judul;-;

I'm appreciate review so much.

Maaf kalo ada bahasa yang salah, typo dll. Terima kasih sudah membaca~~


P.S: Mungkin ini update terakhir saya sampai abis lebaran. Buat yang nunggu 'Be Mine' (kalo ada :D) saya usahain selesaiin sebelum hiatus panjang karena skrng udh kls 12 T.T Terima kasih~~